Anda di halaman 1dari 65

REFLEKSI KASUS

“KEJANG DEMAM KOMPLEKS


DENGAN STATUS GIZI BAIK”

Ayu Sufiana Mardliyya


(30101607622)

Pembimbing:
dr. Azizah Retno K,Sp.A.
IDENTITAS PENDERITA

• Nama : An. N
• Umur : 3 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Alamat : Timbulsloko RT 3/ RW 1 Sayung, Demak
IDENTITAS ORANG TUA PASIEN

• Nama Ayah : Tn. A


• Umur : 40 tahun
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Alamat :Timbulsloko RT 3/ RW 1 Sayung, Demak
• Nama Ibu : Ny. M
• Umur : 38 tahun
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Alamat : Timbulsloko RT 3/ RW 1 Sayung, Demak
ANAMNESIS

Alloanamnesis dengan ibu pasien dilakukan pada hari Kamis, 7 April 2021 pukul 10.30 WIB di bangsal anak
Baitunnisa 1 RSISA serta didukung dengan catatan medis.
Keluhan Utama : Kejang
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• 2 hari SMRS pasien mengalami demam mendadak, tanpa disertai batuk dan pilek. Ibu
pasien mengatakan bahwa pasien telah diberi obat yang dibeli di apotek namun demam tidak
mengalami penurunan. Keluhan disertai muntah 1x berisi cairan, adanya ruam merah di kulit
disangkal, adanya cairan yang keluar dari telinga disangkal, menggigil disangkal, BAB dan
BAK normal
• 5 jam SMRS demam pasien terukur hingga 39oC dan disertai kejang 1x dengan durasi
lebih dari 30 menit, kejang diawali dengan lemas, kemudian mata melirik kekiri dan kanan,
kemudian seluruh badan menjadi kaku dan menekuk berulang. Selama kejang pasien tidak
sadar. Namun setelah kejang pasien sadar dan menangis, kemudian terlihat lemas.
•1 jam SMRS pasien kembali mengalami kejang 1x dengan durasi lebih dari 30 menit.
Kejang sama seperti sebelumnya. Pasien langsung dibawa ke IGD RSI Sultan Agung
untuk mendapatkan perawatan.

• Pasien tidak mengalami kejang saat di IGD rumah sakit dan setelah dirawat di
bangsal.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Pasien memiliki riwayat kejang demam saat usia 1 tahun.


• Riwayat Alergi : disangkal
• Riwayat Diare : disangkal
• Riwayat Batuk lama : disangkal
• Riwayat Epilepsi : disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Paman pasien juga pernah mengalami hal yang sama, namun saat ini sudah tidak pernah
kambuh.
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI

Ayah bekerja sebagai pedagang dan Ibu sebagai ibu rumah tangga. Pasien tinggal
bersama dengan ayah, ibu, dan neneknya. Biaya pengobatan menggunakan BPJS PBI
Kelas 2.

Kesan sosial ekonomi : cukup


RIWAYAT KELAHIRAN

Persalinan Usia dalam


BB & PB
kandungan
Lahir
• Lahir • 39 minggu • 2900gr
Normal • 48 cm
RIWAYAT PEMELIHARAAN PRENATAL

Ibu rutin memeriksakan kandungan ke dokter kandungan selama kehamilan, tidak ada
pesan khusus. Riwayat perdarahan dan trauma saat hamil disangkal. Riwayat minum
obat selain resep dokter saat hamil disangkal.

Kesan : Riwayat pemeliharaan prenatal baik


RIWAYAT PERKEMBANGAN
DAN PERTUMBUHAN
PERTUMBUHAN
• Berat badan lahir 2900 gram, panjang
badan lahir 48 cm. Berat badan sekarang
11 kg, tinggi badan sekarang 90 cm.
Pemeriksaan Status Gizi :

Anak perempuan, umur 3 tahun


• Berat Badan : 13 kg
• Panjang Badan : 96 cm

• WAZ : 13 – 14,6 = -1 SD (normal)


1,6
• HAZ : 96 – 94,9 = 0,3 SD (normal)
3,6
WHZ : 13 – 14,7 = -1,3 SD (normal)
1,3
Kesan : Gizi Baik
PERKEMBANGAN
• Tersenyum : 2 bulan
• Miring dan tengkurap : 3 bulan
• Duduk : 5 bulan
• Merangkak : 7 bulan
• Berdiri : 9 bulan

• Kesan : Pertumbuhan dan Perkembangan sesuai dengan usia


RIWAYAT IMUNISASI
• BCG : 1x (umur 1 bulan)
• DPT : 3x (umur 2, 3, 4 bulan)
• Polio : 4x (umur 0, 2, 3, 4 bulan)
• Hepatitis B : 4x (umur 0, 2, 3,4 bulan)
• MR : 1x (umur 9 bulan)

Kesan : Imunisasi dasar sesuai usia


PEMERIKSAAN FISIK
Sabtu, 7 April 2021 pukul 10.30
Anak perempuan usia 3 tahun, berat badan 13 kg, tinggi badan 96 cm.

• Kesadaan Umum : composmentis

• Tanda-tanda Vital
• Nadi :100 x/ menit, reguler, isi dan tegangan cukup
• Tekanan darah : 95/60 mmHg
• Laju nafas : 24/ menit
• Suhu : 38 °C
• SpO2 : 99%
Status Internus

a. Kepala : Mesosefal
b. Kulit : Tidak sianosis, turgor kembali cepat <2 detik, ikterus (-), petekie (-)
c. Mata : Pupil bulat, isokor, Ø 2mm/ 2mm, refleks cahaya (+/+), konjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-)
d. Hidung : bentuk normal, sekret (-/-), nafas cuping hidung (-)
e. Telinga : bentuk normal, serumen (-/-), discharge (-/-), nyeri (-/-)
f. Mulut : stomatitis (-), bibir kering (-), sianosis (-), pendarahan gusi (-)
g. Tenggorok : tonsil T1-T1, arcus faring simetris, uvula di tengah, hiperemis (-), post nasal drip (-).
h. Leher : simetris, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Kesan : Dalam batas normal
Thorax
Paru

• Inspeksi : Hemithoraks dextra et sinistra simetris dalam keadaan statis dan dinamis, retraksi suprasternal,
intercostal, epigastrical (-)
• Palpasi : stem fremitus dextra et sinistra simetris
• Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
• Auskultasi : suara dasar : bronkovesikuler suara tambahan : ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Kesan : Dalam batas normal


Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V 2 cm medial linea mid claviculasinistra, tidak melebar,tidak kuat
angkat
• Perkusi : Tidak dilakukan
• Auskultasi : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-), bising (-)

Kesan : Dalam batas normal


Abdomen
• Inspeksi :datar, hiperemis (-), jejas (-)
• Auskultasi :bising usus (+)
• Perkusi :timpani (+)
• Palpasi :defense muscular (-), nyeri tekan (-), hepar dan lien dalam batas normal

Kesan : Dalam batas normal


EKSTREMITAS
  Superior Inferior
Akral Dingin -/-   -/-
Akral Sianosis  -/-  -/-
Capillary Refill Time <2" <2"
Bengkak -/- -/-
Pitting edema -/- -/-

Pemeriksaan Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior


Gerakan Bebas Bebas
Kekuatan 5 5
Refleks fisiologis (+) N / (+) N (+) N / (+) N
Refleks patologis (-) / (-) (-) / (-)
Tonus Normotonus/ Normotonus Normotonus/ Normotonus
Klonus   (-) / (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ASSESMENT

1 Kejang Demam Kompleks

2 Febris akut

3 Status Gizi Baik


INITIAL PLAN DIAGNOSIS

Assesment : Kejang Demam Kompleks

DD :
- Kejang Demam Simpleks
IP. Dx :
S:-

O : - cek darah rutin dan pemeriksaan tanda rangsang meningeal


INITIAL PLAN DIAGNOSIS

IP.Tx :
IGD
- Inf. RL Loading 100 cc  10 tpm
- Oksigen menggunakan NRM
- Inj. Ranitidine 1 A
- Inj. PCT 150 mg
- Stesolid supp 10 mg/ kg
Bangsal
Kebutuhan cairan : Anak perempuan usia 3 tahun, berat badan 13 kg, tinggi badan 96 cm
• 13 kg = 13 kg x 100 ml/hari = 1300 ml/hari
• selisih panas = 38oC - 37,5oC = 0,5oC
= (13 x 100cc) x (0,5 x 12,5%) = 81,25cc/hari
• Total = 1300 + 81,25 = 1381,25 cc/hari

• Hitung infus (makro) = ((Kebutuhan cairan per hari) x 15 (tetes/menit )) / (24 (jam)x 60(detik))
= (1381,25 x 15)/(24 x 60)
= 14,38 tpm 14 tpm dalam
→ 24 jam
• Infus Furtrolite 14 tpm dalam 24 jam
• Stesolid supp 10 mg k/p
• Injeksi Paracetamol 150 mg k/p
• Asam Valproat 2 x 1 cth
• Injeksi Ranitidine 1 A
• Injeksi Ondancetron 1 mg
IP. Mx :
• TTV (HR, RR, Suhu, Tekanan darah), tanda dehidrasi, monitoring kejang berulang

IP. Ex :
• Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya prognosis baik
• Memberitahukan cara penanganan kejang
• Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali
• Berikan anak lebih banyak minum
• Berikan anak lingkungan yang nyaman
INITIAL PLAN DIAGNOSIS

Assesment Febris Akut


DD :
- Virus : Infeksi virus dengue
- Bakteri : Demam typhoid, infeksi saluran kemih
IP Dx
S:-
O: Darah rutin (haemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit), apusan darah tepi, NS1 rapid test
IP Tx:
• Injeksi Glybotic 2 x 350 mg
• Injeksi Fartisone 2 x 40 mg
IP Mx:
• Keadaan umum dan Vital sign
IP Ex:
• Istirahat yang cukup
• Menjaga pola makan yang cukup gizi dan higienis
• Menjaga asupan cairan yang cukup
INITIAL PLAN DIAGNOSIS

Assesment : Gizi Baik


DD:
- Gizi Kurang
- Gizi Lebih

IP Dx:
S: Kualitas dan kuantitas makanan
O: -
IP Tx :

Kebutuhan kalori anak perempuan BB: 13 kg; Usia : 3 tahun

(61 x BB) - 51 = (61 x 13) - 51 = 793 kkal

Terdiri dari :

- Karbohidrat : 60% x 793 = 475,8 kkal

- Lemak : 35% x 793 = 277,55 kkal

- Protein : 5% x 793 = 39,65 kkal


IP Mx :
• Keadaan umum pasien
• Data antropometri (berat badan, tinggi badan)
• Asupan Makanan
IP Ex :
• Makan teratur
• Asupan makanan yang bergizi seimbang
• Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Follow Up
Waktu Hari ke-1 perawatan Hari ke-2 perawatan
Tanggal 7 April 2021 8 April 2021
     
Keluhan Demam (+), kejang 2x saat di rumah, dan muntah 1x Demam (+) dan nafsu makan turun
berisi cairan
Keadaan Umum Tampak lemah, composmentis, tampak gizi baik Tampak lemah, composmentis, tampak gizi
cukup baik
TTV :    
Nadi 100 x/menit isi cukup 100 x/menit isi cukup
RR 24x/menit 24x/menit
Suhu 38 0C 37,9 0C

Assesment KDK KDK


Terapi - Infus Futrolit 10 tpm - Infus Furtrolit 10 tpm
- Stesolid supp 10 mg k/p - Inj. Glybotik 2x350mg
- Injeksi Paracetamol 150 mg k/p - Inj. Fartison 2x40 mg
- PO Asam Valproat 2 x 1 cth - Inj. Paracetamol 150 mg k/p
- Injeksi Ranitidine 1 A - PO Asam Valproat 2x1 cth
- Injeksi Ondancetron 1 mg
- Inj. Glybotik 2x350mg
- Inj. Fartison 2x40 mg
Waktu Hari ke-3 perawatan Hari ke-4 perawatan
Tanggal 9 April 2021 10 April 2021
     
Keluhan Demam (+) dan nafsu makan turun Nafsu makan turun
Keadaan Umum Composmentis, tampak gizi baik Composmentis, tampak gizi baik
TTV :    
Nadi 100x/mnt isi cukup 100x/mnt isi cukup
RR 24x/mnt 20x/mnt
Suhu 37,5 0C 36,8 0C

Assesment KDK KDK


Terapi - Infus Furtrolit 10 tpm - Infus Furtrolit 10 tpm
- Inj. Glybotik 2x350mg - Inj. Glybotik 2x350mg
- Inj. Fartison 2x40 mg - Inj. Fartison 2x40 mg
- Inj. Paracetamol 150 mg k/p - Inj. Paracetamol 150 mg k/p
Waktu Hari ke-5 perawatan
Tanggal 11 April 2021
   
Keluhan Sering tidur
Keadaan Umum Composmentis, tampak gizi baik
TTV :  
Nadi 100x/mnt isi cukup
RR 26x/mnt
Suhu 36,6 0C
Assesment KDK
Terapi - Infus Furtrolit 10 tpm
- Inj. Glybotik 2x350mg
- Inj. Fartison 2x40 mg
- Inj. Paracetamol 150 mg k/p
-TINJAUAN PUSTAKA-
DEFINISI

• Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6
bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas
38⁰C, dengan metode pengukuran suhu tubuh apa pun) yang tidak
disebabkan oleh proses interakranial
• Bukan disebabkan infeksi pada SSP, gangguan elektrolit, atau metabolik lain.
• Penyebab tersering adalah ISPA, infeksi bakteri/virus/parasit, dan OMA

Source : Unit kerja koordinasi neurologi IDAI, 2016


KRITERIA KEJANG

•Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali tidak termasuk dalam
kejang demam.
•Kejang disertai demam pada bayi berumur < 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam.
•Bila anak berumur <6 bulan atau >5 tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain
misalnya infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam.

(Karande, 2007)(Nelson 2000)


EPIDEMIOLOGI

• 2-4% anak berumur 6 bulan – 5 tahun.


• ♂ : ♀  1,2–1,6 : 1
• >90% pada anak usia < 5 tahun.
• Insiden tertinggi terjadi pada usia 18 bulan.
PATOFISIOLOGI
Metabolisme Glukosa
KEJANG
Diubah sebagai energi

Mempertahankan sel

Na – K
ATP-ase
(mempertahankan beda Muatan listrik terlepas
v potensial)

Potensial membran Perbedaan potensial

1. Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler


DEMAM
(suhu tubuh ↑ 10 C)

Metabolisme basal me Kebutuhan O2


↑ (10-15%) meningkat (±20%)

Hipoksia Jar. otak

Penimbunan asam glutamat


ekstrasel, ↓inhibisi GABA KEJANG

Me ↑ permeabilitas
membran sel thd ion Na+ Lepas muatan listrik
.( Fuadi, 2010)
(Nelson,2000)
(Matondang, 2013) Perubahan
Perubahan potensial
konsentrasi Na+
membran
Predisposisi genetik
First de gree relative
intrasel & ekstrasel
imaturitas otak

asam glutamat merupakan


reseptor GABA sebagai
reseptor eksitator padat dan
inhibitor kurang aktif
aktif

sehingga pada otak yang belum


matang eksitasi lebih dominan
dibanding inhibisi

Perubahan potensial
.( Fuadi, 2010) membran
(Nelson,2000)
(Johnston, M.V. 2007)
Lepas muatan listrik KEJANG
Pada otak yang belum matur
regulasi ion Na+, K+, dan Ca2+
belum sempurna

sehingga mengakibatkan gangguan repolarisasi


pasca depolarisasi dan meningkatkan eksitabilitas
neuron. Eksitator lebih dominan dibanding
inhibitor, sehingga tidak ada keseimbangan antara
eksitator dan inhibitor

developmental
window
Epilepsia 1993; 34:592-8.
ILAE, Commission on Epidemiology and Prognosis.
seizure)
• Kejang lama > 15 menit
(Complex febrile
• Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau
kejang umum didahului kejang parsial
kompleks
• Berulang atau > 1 kali dalam 24 jam
Kejang demam
• Berlangsung singkat, <15 menit, dan umumnya
akan berhenti sendiri.
seizure)
• Kejang umum tonik dan atau klonik, tanpa (Simple febrile
gerakan fokal. simpleks
• Tidak berulang dalam waktu 24 jam.
KLASIFIKASI
Kejang demam
• KDS merupakan 80% di antara seluruh kejang
demam.
Diagnosis

• Anamnesis untuk kejang :


– Frekuensi dan lamanya kejang ?
– Kapan kejang pertama kali terjadi ?
– Apakah kejang itu baru pertama kali atau sudah pernah sebelumnya ?
– Bila sudah pernah, berapa kali dan waktu anak berumur brp?
– Apakah kejang bersifat tonik, klonik, umum, atau fokal ?
– Berapa lama serangan ?
– Apakah terjadi interval antara dua serangan?
– Gejala lain yang menyertai termasuk demam, muntah, lumpuh, penurunan
kesadaran, kemunduran kepandaian, penyebab demam di luar SSP (Gx
ISPA, ISK, OMA , dll).

Unit kerja koordinasi neurologi IDAI, 2016


PEMERIKSAAN FISIK

• KU dan tingkat kesadaran apakah terdapat penurunan kesadaran?


• TTV ?
• Status neurologis (meningeal sign, pmx N. kranialis) ?
• Apakah ada tanda-tanda peningkatan TIK (ubun-ubun besar menonjol, papil edema) ?
• Apakah ada tanda-tanda infeksi di luar SSP (ISPA, ISK, OMA, dan sebagainya)?

Unit kerja koordinasi neurologi IDAI, 2016


PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Indikasi pemeriksaan lain
– Tidak rutin dikerjakan
– In : mencari penyebab demam
• DL, UL
• Elektrolit, GD
– In : Muntah, diare, dehidrasi, asupan cairan kurang
• Pungsi lumbal
– Px cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. Nilai normal nilai leukosit pada css
adalah 0-5/mm3 . Jika nilai ditemukan jumlah sel lebih dari 100-1000 leukosit/mm 3. Jumlah sel lebih dari normal, tapi kurang dari 100, dapat
ditemukan pada meningitis viral. 
– Risiko meningitis bakterialis  0,6%-6,7%.

(Fuadi, 2010)
• EEG
– Pemeriksaan EEG tidak diperlukan untuk kejang demam KECUALI apabila
bangkitan bersifat fokal.

• Pencitraan
– Foto X-ray kepala dan CT-scan atau MRI jarang sekali dikerjakan, tidak rutin dan
hanya atas indikasi seperti:
1. Kelainan neurologik fokal yang menetap (hemiparesis)
2. Paresis nervus VI
3. Papiledema

Unit kerja koordinasi neurologi IDAI, 2016


DIFFERENTIAL
DIAGNOSIS

Meningitis Ensefalitis

Unit kerja koordinasi neurologi IDAI, 2016


PROGNOSIS
• Kemungkinan mengalami kecacatan atau kelainan neurologis
– Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang
sebelumnya normal.
– Sebagian kecil kasus, dan kelainan ini terjadi pada kasus kejang lama atau kejang
berulang baik umum atau fokal.

• Kemungkinan berulangnya kejang demam


1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Temperatur yang rendah saat kejang
4. Cepatnya kejang setelah demam

Unit kerja koordinasi neurologi IDAI, 2016


Faktor risiko terjadinya epilepsi

1. Kelainan neurologis yang jelas sebelum kejang demam pertama.


2. Kejang demam kompleks
3. Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung

Masing-masing faktor risiko meningkatkan kemungkinan kejadian epilepsi sampai 4%-6%, kombinasi dari
faktoR risiko tersebut meningkatkan kemungkinan epilepsi menjadi 10%-49%

Unit kerja koordinasi neurologi IDAI, 2016


Pemberian Obat Saat Demam
• Parasetamol 10 –15 mg/kg/kali diberikan 4 x/hr dan tidak lebih dari 5 kali.
• Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali ,3-4 x/hr
• Diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam pada saat demam menurunkan risiko berulangnya kejang pada 30%-60% kasus
• Diazepam rektal dosis 0,5 mg/kg setiap 8 jam pada suhu > 38,5 0 C

Kesepakatan Saraf Anak, 2005


Indikasi pemberian obat rumatan

1. Kejang lama > 15 menit


2. Adanya kelainan neurologis sebelum atau sesudah kejang,
ex : hemiparesis, paresis Todd, cerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus.
3. Kejang fokal
4. Pengobatan rumat dipertimbangkan bila:
– Kejang berulang 2x atau lebih dalam 24 jam.
– Kejang demam terjadi pada bayi <12 bulan.
– kejang demam ≥4 kali per tahun

Unit kerja koordinasi neurologi IDAI, 2016


Antikonvulsan untuk Tx Rumatan

• Asam valproat 15-40 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis (DOC)


• Fenobarbital 3-4 mg/kg per hari dalam 1-2 dosis.

Unit kerja koordinasi neurologi IDAI, 2016


Penanganan
Kejang Demam
Jika kejang
terus berlanjut
Sebagian
selama 10
besar kejang
Jangan menit  anak
berlangsung
memegangi harus segera
singkat dan
anak untuk dibawa ke
tidak
Jangan melawan fasilitas
memerlukan
meletakkan kejang kesehatan
penanganan
benda terdekat
khusus.
apapun
dalam mulut
Anak si anak
dibaringka
n di tempat
yang datar
 posisi
menyampi
ng
Beberapa hal yang harus dikerjakan jika kejang

1. Tetap tenang dan tidak panik


2. Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher
3. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung.
Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut.
4. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang.
5. Tetap bersama pasien selama kejang
6. Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti.
7. Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai