Modul 1
Modul 1
dalam
Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan ABK (PDGK4407)
Pertemuan ke 1
Pokok Bahasan: Orientasi PJJ, tutorial
dan belajar mandiri
Oleh
Wahyu Nur Hidayati, M.Pd.
Program S1 PGSD
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Terbuka (UT)
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
dan Terbuka (Mandiri)
Jarak Jauh:
Pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka
melainkan menggunakan media.
Terbuka:
Tidak ada pembatasan usia, tahun ijazah, masa
belajar, waktu registrasi, frekuensi mengikuti
ujian, dan sebagainya.
Belajar Mandiri:
Belajar atas prakarsa atau inisiatif sendiri
sendiri, baik secara sendiri maupun berkelompok
Cara Mempelajari BMP (Buku Materi Pokok) atau
“Modul”:
2. TUNARUNGU
• Yaitu anak yang mengalami gangguan 2) Gerakan matanya cepat agak beringas.
pendengaran. Orang dikatakan tunarungu Hal ini menunjukkan bahwa ia ingin
apabila ia tidak mampu mendengar atau
menangkap keadaan yang ada di
kurang mampu mendengar suara yang
sekelilingnya.
pada umumnya ada pada ciri fisik orang
tunarungu.
• Istilah lainnya tuli/hearing 3) Gerakan kaki dan tangannya sangat
impaired/hearing disorder cepat atau kidal.
Hal tersebut tampak dalam
CIRI-CIRI TUNARUNGU mengadakan komunikasi dengan gerak
isyarat.
1) Cara berjalannya kaku dan anak
membungkuk.
Hal ini disebabkan terutama terhadap 4) Pernafasannya pendek dan agak
alat pendengaran. terganggu.
3. GANGGUAN KOMUNIKASI (communication
disorder)
Children with minimum socialization capacity, anak kelompok ini tidak mempunyai
kemampuan sama sekali untuk belajar sikap-sikap sosial. Ini disebabkan oleh
pembawaan/kelainan atau anak tidak pernah mengenal hubungan kasih sayang
sehingga anak pada golongan ini banyak bersikap apatis dan egois.
b. Anak yang mengalami gangguan emosi
terdiri dari:
Ø neurotic behavior, anak pada kelompok ini masih bisa bergaul dengan
orang lain akan tetapi mereka mempunyai masalah pribadi yang tidak
mampu diselesaikannya. Mereka sering dan mudah dihinggapi
perasaan sakit hati, perasaan cemas, marah, agresif dan perasaan bersalah.
melakukan tindakan mencuri dan bermusuhan. Anak seperti ini dapat
dibantu dengan terapi seorang konselor. Keadaan neurotik ini disebabkan
oleh sikap keluarga yang menolak atau sebaliknya, terlalu memanjakan anak
serta pengaruh pendidikan yaitu karena kesalahan pengajaran atau juga
adanya kesulitan belajar yang berat.
Ø children with psychotic processes, anak pada kelompok ini mengalami
gangguan yang paling berat sehingga memerlukan penanganan yang lebih
khusus. Mereka sudah menyimpang dari kehidupan yang nyata, sudah tidak
memiliki kesadaran diri serta tidak memiliki identitas diri. Adanya
ketidaksadaran ini disebabkan oleh gangguan pada sistem syaraf sebagai
akibat dari keracunan, misalnya minuman keras dan obat-obatan
• Gangguan lain yang muncul pada anak-anak ini berupa gangguan perilaku,
seperti suka menyakiti diri sendiri (misalnya mencabik-cabik pakaian atau
memukul-mukul kepala), suka menyerang teman (agresif) atau bentuk
penyimpangan perilaku yang lain.
• Termasuk juga dalam kelompok ini adalah anak-anak penderita autistik, yaitu
anak-anak yang menunjukkan perilaku menyimpang yang membahayakan,
baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Misalnya, memukul-mukul
secara berkelanjutan, melempar/membanting benda-benda di sekitarnya, dan
jari tangan yang diputar-putar.
• Di samping autistik atau autism, dalam kelompok ini juga termasuk attention
deficit disorder (ADD) dan attention deficit hyperactive disorder (ADHD).
Penyandang ADD adalah mereka yang mendapat kesulitan dalam
memusatkan perhatian (tidak mampu memusatkan perhatian) sehingga
perhatiannya selalu beralih; sementara ADHD ditandai oleh ketidakmampuan
memusatkan perhatian yang disertai dengan hiperaktif, tidak mau diam.
Anak-anak seperti ini, khususnya ADHD perlu diwaspadai karena dapat
membahayakan diri sendiri dan orang lain.
7. Anak Berkesulitan Belajar
A. PENYEBAB KELAINAN
1. Penyebab Prenatal
(Ibu hamil terserang virus, salah
obat)
2. Penyebab Perinatal
(terjadi benturan, vacum saat lahir,
infeksi)
3. Penyebab Postnatal
(jatuh, kena penyakit)
B. DAMPAK KELAINAN DAN KEBUTUHAN KHUSUS
• Ayat (2)
•Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional,
mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh
pendidikan khusus.
•
• Ayat (4)
•Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.
• Ayat (5)
• Setiap warga Negara berhak mendapat kesempatan
meningkatkan pendidikan sepanjang hayat.
C. Kewajiban Penyandang Kelainan