Anda di halaman 1dari 39

Selamat Datang

dalam
Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan ABK (PDGK4407)

Pertemuan ke 1
Pokok Bahasan: Orientasi PJJ, tutorial
dan belajar mandiri
Oleh
Wahyu Nur Hidayati, M.Pd.

Program S1 PGSD
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Terbuka (UT)
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
dan Terbuka (Mandiri)
Jarak Jauh:
Pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka
melainkan menggunakan media.
Terbuka:
Tidak ada pembatasan usia, tahun ijazah, masa
belajar, waktu registrasi, frekuensi mengikuti
ujian, dan sebagainya.
Belajar Mandiri:
Belajar atas prakarsa atau inisiatif sendiri
sendiri, baik secara sendiri maupun berkelompok
Cara Mempelajari BMP (Buku Materi Pokok) atau
“Modul”:

• Membaca modul perkegiatan belajar, sampai dapat


dipahami
• Menggaris bawahi, membuat catatan tentang materi
yang penting atau konsep yang esensial, atau
merangkum isi modul
• Mencatat masalah dan kesulitan yang dialami pada saat
mempelajari modul, baik itu berupa istilah, konsep,
formula, gambar atau grafik
• Mengerjakan latihan dan tes formatif tanpa melihat
kunci
Layanan Bantuan Belajar
Tutorial adalah layanan bantuan dan bimbingan belajar
yang dikembangkan oleh UT, yang bertujuan untuk
memicu dan memacu proses belajar mandiri mahasiswa.
Kegiatan tutorial di UT dapat dilakukan dengan
berbagai modus, di antaranya Tatap muka Web (Tuweb)
Tutorial Tatap Muka dalam prakteknya, kegiatan
tutorial sebagai berikut:
a. Terdapat 8 kali pertemuan setiap mata kuliah yang
ditutorialkan
b. Satu kali pertemuan tutorial adalah 120 menit
Lanjutan...............
Kehadiran dan keaktifan mahasiswa dalam tutorial
memiliki kontribusi terhadap nilai tutorial
Mata Kuliah Pengantar Pendidikan ABK terdiri
dari 9 modul. Tugas Tutorial (TT) yang harus
dikerjakan mahasiswa ada 3, yaitu pada pertemuan
ketiga, kelima, dan ketujuh.
Materi yang dibahas

• Masalah yang ditemukan mahasiswa dalam


mempelajari modul.
• Kompetensi atau konsep esensial dari mata
kuliah yang sedang dipelajari mahasiswa.
• Persoalan yang terkait dengan unjuk kerja
mahasiswa di dalam LMS/di luar kelas
tutorial.
• Masalah yang berkaitan dengan profesi
keguruan yang ditemukan ketika
menjalankan tugas sehari-hari.
Evaluasi

• Nilai Tugas TTM berkontribusi sebesar 50%


terhadap nilai UAS dengan ketentuan skor UAS
minimal 30 (dari skor maksimal 100).
• Jika kurang dari 30, seberapa pun besar nilai rata-
rata tugas, maka tetap tidak akan berkontribusi
terhadap nilai akhir UAS.
• Kunci utama adalah semangat belajar mandiri
secara baik dan penuh motivasi untuk mempelajari
BMP
PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)
• Kode Mata Kuliah : PDGK4407
• SKS : 3 SKS
• Jadwal : Sabtu
• Waktu : 2 JAM
• Buku Sumber : Pengantar Pend ABK
• Penulis : IGAK Wardani, dkk
Modul I
HAKIKAT PENDIDIKAN KHUSUS

TUJUAN : SETELAH KEGIATAN TUTORIAL MAHASISWA DAPAT :

1. Menjelaskan pengertian berbagai istilah yang terkait dengan


pendidikan khusus dari berbagai sumber.
2. Mengidentifikasi berbagai jenis anak dengan kebutuhan khusus
3. Menjelaskan penyebab munculnya kebutuhan khusus
4. Menjelaskan dampak munculnya kebutuhan khusus bagi anak,
keluarga dan masyarakat
5. Mengdidentifikasi kebutuhan anak dengan kondisi khusus
6. Menjelaskan hak dan kewajiban anak berkebutuhan khusus
KB 1.
DEFINISI & JENIS KEBUTUHAN KHUSUS

A. DEFINISI BERBAGAI Anak Berkebutuhan Khusus


ISTILAH : merupakan anak yang
mempunyai kelainan atau
1. ALB (Anak Luar Biasa) penyimpangan dari anak normal,
2. ABK (PP No. 17/2010 baik bersifat fisik, tingkah laku
Pasal 29 ) maupun kemampuan.
3. Special need children Contoh:
4. Special need students Tunanetra, tunarungu, tunagrahita,
tunadaksa, dan tunalaras
5. Child with special needs
• Sebelum terbitnya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional (UU No.20/2003 tentang Sisdiknas), istilah yang
digunakan untuk anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa, dan pendidikan bagi
anak-anak ini disebut sebagai pendidikan luar biasa (PLB), yaitu pendidikan bagi anak
yang memiliki keluarbiasaan.
• Sejak berlakunya UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas maka digunakan istilah
pendidikan khusus, yang menurut Pasal 32, ayat 1 “merupakan pendidikan bagi peserta
didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena
kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan
bakat istimewa”. Dengan demikian, istilah anak luar biasa dan keluarbiasaan tidak
dipakai lagi, tetapi diganti dengan istilah peserta didik berkelainan (PP No. 17/2010,
Pasal 29).
• Kebutuhan khusus dapat dimaknai sebagai kebutuhan khas setiap anak terkait dengan
kondisi fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau kecerdasan atau bakat istimewa yang
dimilikinya. Tanpa dipenuhinya kebutuhan khusus tersebut, potensi yang dimiliki tidak
akan berkembang optimal.
B. Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus

1. Kelompok kelainan bidang intelektual 4. Kelompok Penyimpangan perilaku: tunalaras,


(superior, tuna grahita) autis
2. Kelompok Penyimpangan karena 5. Kelompok Penyimpangan ganda: tunaganda
hambatan indra
3. Kelompok Kesulitan belajar dan
gangguan komunikasi
JENIS KELAINAN
1. TUNANETRA
Yaitu anak yang mengalami gangguan Akibat hilang/berkurangnya fungsi
penglihatan indra penglihatannya maka
• Tuna netra adalah istilah umum yang tunanetra berusaha
digunakan untuk kondisi seseorang yang memaksimalkan fungsi indra-
mengalami gangguan atau hambatan indra yang lainnya seperti
dalam indra penglihatannya. perabaan, penciuman,
• Berdasarkan tingkat gangguannya pendengaran, dan lain sebagainya
Tunanetra dibagi dua yaitu buta total sehingga tidak sedikit
(total blind) dan yang masih mempunyai
penyandang tunanetra yang
sisa penglihatan (Low Vision). Alat bantu
memiliki kemampuan luar biasa
untuk mobilitasnya bagi tuna netra
dengan menggunakan tongkat khusus, misalnya di bidang musik atau
yaitu berwarna putih dengan ada garis ilmu pengetahuan.
merah horizontal.
2. TUNA RUNGU

2. TUNARUNGU

• Yaitu anak yang mengalami gangguan 2) Gerakan matanya cepat agak beringas.
pendengaran. Orang dikatakan tunarungu Hal ini menunjukkan bahwa ia ingin
apabila ia tidak mampu mendengar atau
menangkap keadaan yang ada di
kurang mampu mendengar suara yang
sekelilingnya.
pada umumnya ada pada ciri fisik orang
tunarungu.
• Istilah lainnya tuli/hearing 3) Gerakan kaki dan tangannya sangat
impaired/hearing disorder cepat atau kidal.
Hal tersebut tampak dalam
CIRI-CIRI TUNARUNGU mengadakan komunikasi dengan gerak
isyarat.
1) Cara berjalannya kaku dan anak
membungkuk.
Hal ini disebabkan terutama terhadap 4) Pernafasannya pendek dan agak
alat pendengaran. terganggu.
3. GANGGUAN KOMUNIKASI (communication
disorder)

GANGGUAN KOMUNIKASI ADA 2 MACAM :


a. Karena gangguan organ bicara (disebut tunawicara/speech disorder
dan language disorder), penyebabnya gangguan pendengaran sejak
kecil atau kerusakan organ bicara (misal lidah terlalu pendek).
Contoh lain adalah anak yang gagap.
b. Gangguan Bahasa: tidak menguasai tata bunyi, tata kalimat, makna.
Gangguan bahasa ada 3 jenis :
- karena perkembangan lambat
- karena kesulitan belajar/learning disabilities
- karena gangguan saraf (stroke/gegar otak).
4. TUNAGRAHITA (CACAT MENTAL)

Adalah kemampuan mental di bawah normal.


• Tolok ukur berdasarkan tes IQ   tuna grahita adalah keadaaan
keterbelakangan mental, keadaan ini dikenal juga retardasi mental (mental
retardation).
• Salah satu cirinya meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata
(sub-average), yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes; yang muncul
sebelum usia 16 tahun; yang menunjukkan hambatan dalam perilaku
adaptif
5. TUNADAKSA

Tuna daksa adalah cacat fisik • Tuna daksa adalah seseorang


 Anak yg kakinya abnormal yang tidak memiliki kelengkapan
karena polio organ-organ anggota tubuh seperti
layaknya orang normal.
 Ayan (epilepsy)
• Ciri-ciri yang terlihat jelas adalah
 Cerebral palsy
seseorang yang tidak memiliki
 Kelainan tulang belakang kelengkapan organ tubuh,
 Gangguan pada tulang dan otot misalnya tangan, kaki, dll.
Memiliki tingkat tekanan psikis
yang sangat tinggi.
6. TUNA LARAS/Behavior disorder

Tuna laras adalah adalah individu yang mengalami hambatan dalam


mengendalikan emosi dan kontrol sosial. (emotionally disturbance)
Individu tunalaras biasanya menunjukan perilaku menyimpang yang
tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di sekitarnya.
Tunalaras disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal .
Secara garis besar anak tunalaras dapat diklasifikasikan menjadi:
a. anak yang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosial .
 The Semi-socialize child, anak yang termasuk dalam kelompok ini dapat
mengadakan hubungan sosial tetapi terbatas pada lingkungan
lanjutan

Children arrested at a primitive level of socialization, anak pada kelompok ini


dalam perkembangan sosialnya, berhenti pada level atau tingkatan yang rendah. Hal
ini disebabkan karena tidak adanya perhatian dari orang tua yang mengakibatkan
perilaku anak di kelompok ini cenderung dikuasai oleh dorongan nafsu saja.

Children with minimum socialization capacity, anak kelompok ini tidak mempunyai
kemampuan sama sekali untuk belajar sikap-sikap sosial. Ini disebabkan oleh
pembawaan/kelainan atau anak tidak pernah mengenal hubungan kasih sayang
sehingga anak pada golongan ini banyak bersikap apatis dan egois.
b. Anak yang mengalami gangguan emosi
terdiri dari:
Ø  neurotic behavior, anak pada kelompok ini masih bisa bergaul dengan
orang lain akan tetapi mereka mempunyai masalah pribadi yang tidak
mampu diselesaikannya. Mereka sering dan mudah dihinggapi
perasaan sakit hati, perasaan cemas, marah, agresif dan perasaan bersalah.
melakukan tindakan mencuri dan bermusuhan. Anak seperti ini dapat
dibantu dengan terapi seorang konselor. Keadaan neurotik ini disebabkan
oleh sikap keluarga yang menolak atau sebaliknya, terlalu memanjakan anak
serta pengaruh pendidikan yaitu karena kesalahan pengajaran atau juga
adanya kesulitan belajar yang berat.
Ø  children with psychotic processes, anak pada kelompok ini mengalami
gangguan yang paling berat sehingga memerlukan penanganan yang lebih
khusus. Mereka sudah menyimpang dari kehidupan yang nyata, sudah tidak
memiliki kesadaran diri serta tidak memiliki identitas diri. Adanya
ketidaksadaran ini disebabkan oleh gangguan pada sistem syaraf sebagai
akibat dari keracunan, misalnya minuman keras dan obat-obatan
• Gangguan lain yang muncul pada anak-anak ini berupa gangguan perilaku,
seperti suka menyakiti diri sendiri (misalnya mencabik-cabik pakaian atau
memukul-mukul kepala), suka menyerang teman (agresif) atau bentuk
penyimpangan perilaku yang lain.
• Termasuk juga dalam kelompok ini adalah anak-anak penderita autistik, yaitu
anak-anak yang menunjukkan perilaku menyimpang yang membahayakan,
baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Misalnya, memukul-mukul
secara berkelanjutan, melempar/membanting benda-benda di sekitarnya, dan
jari tangan yang diputar-putar.
• Di samping autistik atau autism, dalam kelompok ini juga termasuk attention
deficit disorder (ADD) dan attention deficit hyperactive disorder (ADHD).
Penyandang ADD adalah mereka yang mendapat kesulitan dalam
memusatkan perhatian (tidak mampu memusatkan perhatian) sehingga
perhatiannya selalu beralih; sementara ADHD ditandai oleh ketidakmampuan
memusatkan perhatian yang disertai dengan hiperaktif, tidak mau diam.
Anak-anak seperti ini, khususnya ADHD perlu diwaspadai karena dapat
membahayakan diri sendiri dan orang lain.
7. Anak Berkesulitan Belajar

• Siswa kesulitan belajar adalah kondisi dimana kompetensi atau prestasi


yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan.
• Siswa kesulitan belajar adalah hambatan atau gangguan belajar pada anak
dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara
taraf intelegensi dan kemampuan akademik yang seharusnya dicapai.
• Disebabkan oleh gangguan di dalam sistem saraf pusat otak ( gangguan
neorubioligis ) yang dapat menimbulkan gangguan perkembangan seperti
gangguan perkembangan bicara, membaca, menulis, pemahaman, dan
berhitung. Anak-anak disekolah pada umumnya memiliki karakteristik
individu yang berbeda, baik dari segi fisik, mental, intelektual, ataupun
social-emosional.
 8. TUNAGANDA

Tunaganda adalah anak yang memiliki kombinasi


kelainan (baik dua jenis kelainan atau lebih) yang
menyebabkan adanya masalah pendidikan yang
serius, sehingga dia tidak hanya dapat di atas dengan
suatu program pendidikan khusus untuk satu
kelainan saja, melainkan harus didekati dengan
variasi program pendidikan sesuai kelainan yang
dimiliki.
SLB untuk tunaganda adalah SLB-G
lanjutan
Anak tunaganda biasanya menunjukkan fenomena-fenomena perlaku
diantaranya :
a.  Kurang komunikasi atau sama sekali tidak dapat berkomunikasi.
b.  Perkembangan motorik dan fisiknya terlambat.
c.  Seringkali menunjukkan perilaku yang aneh dan tidak bertujuan.
d.  Kurang dalam keterampilan menolong diri sendiri.
e.  Jarang berperilaku dan berinteraksi yang sifatnya konstruktif.
f.   Kecenderungan lupa akan keterampilan keterampilan yang sudah
dikuasai.
g.  Memiliki masalah dalam mengeneralisasikan keterampilan
keterampilan dari suatu situasi ke situasi lainnya.
9. Anak Hiperaktif

Hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal yang


disebabkan disfungsi neurologia dengan gejala utama tidak
mampu memusatkan perhatian.
Gangguan ini disebabkan kerusakan kecil pada system saraf
pusat dan otak sehingga rentang konsentrasi penderita menjadi
sangat pendek dan sulit dikendalikan. Penyebab lainnya
dikarenakan temperamen bawaan, pengaruh lingkungan,
malfungsi otak, serta epilepsi. Atau bisa juga karena gangguan
di kepala seperti geger otak, trauma kepala karena persalinan
sulit atau pernah terbentur, infeksi, keracunan, gizi buruk, dan
alergi makanan.
lanjutan
Ciri-ciri Anak Hiperaktif
1.   Tidak fokus
• Anak dengan gangguan hiperaktif tidak bisa konsentrasi lebih dari lima
menit. Tidak memiliki focus yang jelas dan melakukan sesuatu tanpa
tujuan. Cenderung tidak mampu melakukan sosialisasi dengan baik.
2.   Sulit untuk dikendalikan
• Anak hiperaktif memang selalu bergerak, nakal. Keinginannya harus segera
dipenuhi. Tidak bisa diam dalam waktu lama dan mudah teralihkan.
3.   Impulsif
• Melakukan sesuatu secara tiba-tiba tanpa dipikir lebih dahulu. Selalu ingin
meraih dan memegang apapun yang ada di depannya. Gangguan perilaku
ini biasanya terjadi pada anak usia prasekolah dasar, atau sebelum mereka
berusia 7 tahun.
lanjutan
4. Menentang
• Umumnya memiliki sikap penentang/pembangkang/tidak mau dinasehati. Penolakannya
ditunjukkan dengan sikap cuek.
5.   Destruktif
• Destruksif atau merusak. Merusak mainan yang dimainkannya dan cenderung
menghancurkan sangat besar.
6.   Tidak kenal lelah
• Sering tidak menunjukkan sikap lelah, hal inilah yang sering kali membuat orang tua
kewalahan dan tidak sanggup meladeni perilakunya.
7.   Tidak sabar dan usil
• Ketika bermain tidak mau menunggu giliran,tetapi langsung merebut. Sering pula mengusili
teman-temannya tanpa alas an yang jelas.
8.    Intelektualitas rendah
• Seringkali anak dengan gangguan hiperaktif memiliki intelektualitas di bawah rata-rata anak
normal. Dikarenakan secara psikologis mentalnya sudah terganggu sehingga ia tidak bisa
menunjukkan kemampuan kreatifnya.
10. Siswa Cerdas

Siswa Cerdas Istimewa  Siswa Berbakat Istimewa


• Anak cerdas istimewa adalah anak yang
memiliki kelebihan khusus, mempunyai skor Berbakat istimewa adalah seorang anak yang
IQ 140 atau lebih, kemampuan yang unggul memiliki keahlian atau ketrampilan lebih
dalam segi intelektual, akademik, psikomotor sejak dilahirkan dibandingkan anak yang
dan psikososial terlatih lainnya.

Ciri-ciri yang terlihat adalah: Ciri-ciri yang nampak anak berbakat -


Memiliki rasa ingin tau yang kuat dalam hal istimewa :
apapun, terutama dalam minat belajar
Selalu unggul dalam kegiatan psikomotor
akademik.
( ketrampilan gerak) dibandingkan anak yang
Selalu mempertahankan orisinilitas, luwes lain meski latihan yang dilakukan tidak rutin.
dalam berfikir, pengamatan yang tajam dan Memiliki daya tangkap belajar yang cepat
daya imajinasi yang kuat.
dalam bidang tertentu dan merupakan bidang
Selalu ingin mencoba hal-hal baru yang baru yang akan digeluti dan diminati.
diketahuinya.
KB 2
Penyebab & Dampak Munculnya Kebutuhan Khusus

A. PENYEBAB KELAINAN
1. Penyebab Prenatal
(Ibu hamil terserang virus, salah
obat)
2. Penyebab Perinatal
(terjadi benturan, vacum saat lahir,
infeksi)
3. Penyebab Postnatal
(jatuh, kena penyakit)
B. DAMPAK KELAINAN DAN KEBUTUHAN KHUSUS

1. Dampak kelainan bagi anak b. Dampak bagi anak yg kekurangan


a. Anak yang berbakat maupun Tunarungu: hambatan komunikasi
genius Anak tunanetra: hambatan mobilitas
anak merasa bangga Tunagrahita: menghambat
perkembangan anak
anak sombong jika tdk ditangani
secara baik mendapat bimbingan
merendahkan temannya
2. Dampak bagi keluarga

1. Bagi yg punya anak berbakat 2. Bagi keluarga yg punya anak


- keluarga sangat bangga ABK
- senang sekali - Ada yg menerima
- terkadang org tua memeras tenaga - Ada yg berupaya mencari solusi
anaknya mengikuti berbagai - Ada yang tidak peduli
kegiatan
3. Dampak bagi masyarakat

Sikap masyarakat akan bervariasi: Intinya bahwa kita harus


a. Bersimpati memberikan kesadaran kepada
masyarakat untuk ikut peduli
b. Membantu dengan fasilitas
kepada anak berkebutuhan khusus
c. Ikut memberikan jalan keluar
KB 3
Kebutuhan serta hak dan kewajiban ABK
A. Kebutuhan ABK
1. Kebutuhan fisik: hendaklah disediakan kebutuhan sesuai
dengan kelainannya
2. Kebutuhan sosisl ekonomi: perlu bantuan para pekerja
sosial, psikolog , ahli bimbingan
3. Kebutuhan pendidikan: perlu bantuan untuk para
penyandang kelainan (huruf braile, alat bantu
pendengaran, dsb)
B. Hak Penyandang Kelainan

Dalam Pasal 31 UUD 1945 disebutkan bahwa semua


warga negara berhak mendapat pendidikan. Hal ini
dijabarkan lebih lanjut dalam Bab IV Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Dari Bab IV tersebut, ada empat ayat yang
dapat dijadikan acuan dalam menentukan hak para
penyandang kelainan. Pasal 6, ayat (1), (2), (4), dan (5)
yang dikutip dari Bab IV UU No. 20/Tahun 2003.
• Ayat (1)
•Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu.

• Ayat (2)
•Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional,
mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh
pendidikan khusus.
• 
• Ayat (4)
•Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.

• Ayat (5)
• Setiap warga Negara berhak mendapat kesempatan
meningkatkan pendidikan sepanjang hayat.
C. Kewajiban Penyandang Kelainan

Undang-Undang No. 20/2003 tentang Sisdiknas, Bab IV, Pasal 6,


menetapkan bahwa:
1. Setiap warga negara yg berusia 7-15 th berkewajiban mengikuti
pendidikan dasar
2. Setiap warga negara bertanggungjawab terhadap keberlangsungan
penyelenggaraan Pendidikan
TUGAS

• Buatlah kelas menjadi 4 kelompok!


• Masing-masing kelompok bertugas membuat ringkasan modul 2 dengan
pembagian sbb:
• Kelompok 1: Makna dan Jenis Pelayanan Bagi ABK
• Kelompok 2: Sejarah Perkembangan Layanan Pendidikan Khusus
• Kelompok 3: Pelayanan Pendidikan Segragasi, Integrasi, dan Inklusi
• Kelompok 4: Jenis-jenis Pelayanan Pendidikan Khusus
• Pada pertemuan berikutnya, masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil diskusinya.
• Selamat Belajar!
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai