Anda di halaman 1dari 27

CLINIC REPORT SESSION

HEMATOMA AURIKULA

dr. Umi Rahayu, Sp.THT-KL

NAMA : BENNY KURNIAWAN


NIM : G1A219011
BAB I
PENDAHULUAN

 Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani
 Aurikel atau daun telinga dapat dengan mudah rusak. Hal ini karena daurn telinga terdiri dari
tulang rawan yang ditutupi kulit, dengan hanya memiliki bantalan tipis dari jaringan ikat
 Telinga luar berfungsi mengumpulkan dan menghantarkan gelombang bunyi ke struktur-
struktur telinga tengah.
 Ada berbagai kelainan yang bisa terjadi pada telinga bagian luar, yaitu :
kelainan bawaan, penyumbatan, infeksi, cedera dan tumor. Hematoma daun telinga adalah
Terdapatnya kumpulan darah diantara perikondrium dan tulang rawan akibat trauma atau
cedera
BAB II
LAPORAN KASUS
 
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Tn. F
 Umur : 38 tahun
 Jenis kelamin : Laki-Laki
 Alamat : RT 07 Buluran
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Pegawai Swasta
 Pendidikan : S1
BAB II
LAPORAN KASUS

 ANAMNESIS (Autoanamnesis, Hari/Tgl : Selasa, 30 Januari 2020)

 Keluhan Utama

Pasien datang ke poli THT RSUD Raden Mattaher Jambi dengan keluhan benjolan di daun telinga
sejak 1 minggu yang lalu
BAB II
LAPORAN KASUS

 Riwayat Perjalanan Penyakit

Pasien mengeluh telinga sebelah kanan terdapat benjolan sebesar biji jagung yang berisi cairan dan

terasa gatal , tidak terasa nyeri , pasien 3 hari yang lalu sudah pernah datang kepoli untuk berobat dan telah

dilakukan tindakan aspirasi oleh dokter spesialis THT, namun benjolan timbul kembali dan berisi cairan

bening ,tidak ada penurunan pendengaran ,. Riwayat mengorek telinga dengan cotton buds (-) berenang (-).

Keluhan lain seperti demam, kepala terasa berputar, mual muntah, telinga terasa berdenging, terasa gatal,

atau keluar cairan dari telinga disangkal. Riwayat trauma dan telinga tertampar sebelumnya disangkal.
BAB II
LAPORAN KASUS

Riwayat trauma dan telinga tertampar sebelumnya disangkal. Keluhan pada hidung seperti
sering terasa tersumbat, sering keluar ingus, sering bersin-bersin, sering terasa nyeri pada
sekitar wajah atau kepala, perdarahan dari hidung, atau tidak bisa mencium disangkal, serta
keluhan pada tenggorok seperti nyeri tenggorok, nyeri menelan, sulit menelan, terasa banyak
dahak atau terasa ada yang mengganjal di tenggorok, suara serak, atau sering batuk disangkal.
BAB II
LAPORAN KASUS

RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT PENYAKIT


RIWAYAT PEBGOBATAN DAHULU KELUARGA

3 hari yang lalu pasien beorbat Riwayat asma,alergi, Riwayat anggota keluarga yang
ke poli THT RSUD Raden memiliki keluhan yang sama
sinusitis, tuberkulosis,
Mattaher Kota Jambi . dengan pasien disangkal.
diabetes mellitus, hipertensi
 
Riwayat anggota keluarga alergi,
dan riwayat operasi
asma, sinusitis, diabetes mellitus,
disangkal dan hipertensi disangkal.
BAB II
LAPORAN KASUS

TELINGA HIDUNG TENGGOROK LARING

Gatal : -/- Rinore : -/- Sukar Menelan : - Suaraparau : -


Dikorek :-/- Buntu : -/- Sakit Menelan : - Afonia : -
Nyeri :-/- Bersin Trismus :- Sesaknapas : -
Bengkak :-/- * Dingin/Lembab : - Ptyalismus : - Rasa sakit : -
Otore :-/- * Debu Rumah :- Rasa Ngganjal : - Rasa ngganjal : -
Tuli :-/- Berbau : -/- Rasa Berlendir : -  
Tinitus :-/- Mimisan : -/- Rasa Kering : -  
Vertigo :-/- Nyeri Hidung : -/-    
Mual :- Suara sengau : -    
Muntah : -      
BAB II
LAPORAN KASUS

2.3 PEMERIKSAAN FISIK


 Kesadaran : compos mentis
 Pernapasan : 22 x/i
 Suhu : 36,4 °C
 Nadi: 88 x/i
 TD : 120/80 mmHg
 Anemia : -/-
 Sianosis : -/-
 Stridor inspirasi : -/-
 Retraksi suprasternal :-
 Retraksi interkostal : -/-
 Retraksi epigastrial : -/-
BAB II
LAPORAN KASUS
DaunTelinga Kanan Kiri

TELINGA Anotia/mikrotia/makrotia - -
Keloid - -
Perikondritis - -
Kista - -
Fistel - -
Ott hematoma + -
Liang Telinga Kanan Kiri
Atresia - -
Serumen prop Minimal minimal
Epidermis prop - -
Korpus alineum - -
Jaringan granulasi - -
Exositosis - -
Osteoma - -
Furunkel - -
BAB II
LAPORAN KASUS
Membrana Timpani Kanan Kiri
Hiperemis - -
Retraksi - -
Bulging - -
Atropi - -
Perforasi - -
Bula - -
Sekret - -
ReflekCahaya Arah jam 5 Arah jam 7
Retro-aurikular Kanan Kiri
Fistel - -
Kista - -
Abses - -
Pre-aurikular Kanan Kiri
Fistel - -
Kista - -
Abses - -
BAB II
LAPORAN KASUS

HIDUNG
Rinoskopi Anterior Kanan Kiri
Vestibulumnasi Sekret (-), Hiperemis (-), bisul(-), krusta(-) Sekret (-), Hiperemis (-), bisul(-), krusta(-)
Sekret (-),
Kavu mnasi Sekret (-), hiperemis (-), Edema mukosa (-)
hiperemis (-), Edema mukosa (-)
Selaput lender Dbn Dbn
Septum nasi Deviasi (-) Deviasi (-)
Lantai + dasar hidung Dbn Dbn
Konka inferior Hipertrofi (-), hiperemis(-), edema mukosa (-) Hipertrofi (-), hiperemis (-) , edema mukosa (-)
Meatus nasi inferior Hiperemis (-), edema mukosa (-), secret (-), polip (-) Hiperemis (-), edema mukosa (-), secret (-), polip (-)
Konka media Hipertrofi (-), hiperemis(-), edema mukosa (-) Hipertrofi (-), hiperemis(-), edema mukosa (-)
Meatus nasi media Hiperemis (-), edema mukosa (-), secret (-), polip (-) Hiperemis (-), edema mukosa (-), secret (-), polip (-)
Polip - -
Korpus alineum - -
Massa tumor - -
BAB II
LAPORAN KASUS

Rinoskopi Posterior Kanan Kiri


Kavumnasi
Selaput lender
Koana
Septum nasi
Dalam batas normal Dalam batas normal
Konka superior
Adenoid
Massa tumor
Fossa rossenmuller
Transiluminasi Sinus Kanan Kiri
Sinus Maksilaris Terang Terang
Sinus Frontalis Terang Terang
BAB II
LAPORAN KASUS

MULUT

FARING
  Hasil

  Hasil
Selaput lender mulut Dbn Bentuk normal, terletakditengah,
Uvula permukaan rata, edema(-), hiperemis
Sianosis (-) raghade (-), sudutbibir (-)
Bibir
(N), gerakan bibir(N) Palatum mole hiperemis (-), benjolan (-)
Palatum durum Hiperemis (-), benjolan (-)
Atropi papil (-), tumor (-), Plika anterior Hiperemis (-)
Lidah
parese(-) Dekstra : tonsil T1
Tonsil
Sinistra : tonsil T1
Gigi Dbn
Plika posterior Hiperemis (-)
Kelenjarludah Dbn Mukosa orofaring Hiperemis (-), granula (-)
BAB II
LAPORAN KASUS

Laringoskopi indirect Kelenjar Getah Bening Leher

  Kanan Kiri
Pangkallidah
Regio I Dbn Dbn
Epiglottis Regio II Dbn Dbn
Regio III Dbn Dbn
Sinus piriformis
Regio IV Dbn Dbn
Regio V Dbn Dbn
Aritenoid Dalam batas Normal
Regio VI Dbn Dbn
Sulcus arytenoid area Parotis Dbn Dbn
Area postauricula Dbn Dbn
Corda vocalis Area occipital Dbn Dbn

Massa Area supraclavicula Dbn Dbn


BAB II
LAPORAN KASUS

Pemeriksaan Nervus
Cranialis PEMERIKSAAN AUDIOLOGI

Kanan Kiri
Nervus cranialis
TesPendengaran Kanan Kiri
Dbn Dbn
Nervus III, IV, VI
Tes rinne + +

Dbn Dbn
Nervus VII Tes weber Tidak ada Laterasisasi

Dbn Dbn
Nervus IX Tes schwabach Normal Normal

Dbn Dbn
Regio XII
BAB II
LAPORAN KASUS

 
DIAGNOSIS
1. Hematoma Aurikula Dextra
DIAGNOSIS BANDING
1.Pseudokista

TERAPI
2. Aspirasi hematoma kemudian dilakukan pemasangan gip pada konka.
3. Ciprofloksasin 3 x 500mg/ hari
4. Methylprednisolon 3x 4mg/ hari
BAB II
LAPORAN KASUS

Komunikasi Informasi dan Edukasi


 Menjelaskan tentang penyakit yang dialami pasien
 Memberitahu untuk tidak menggaruk telinga yang gatal
 Memberitahu jika benjolan timbul kembali segera dating ke poli THT.
Prognosis :
 Quo ad vitam : Bonam
 Quo ad fungsionam : Bonam
 Quo ad sanationam : Bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi Telinga Luar

 Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang


telinga sampai membrane timpani. 1,2

 Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan


kulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan
rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar,
sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya
terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2 ½ - 3 cm.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

FISIOLOGI PENDENGARAN

Gelombang udara yang di alirkan melalui udara  getaran membrane timpani di teruskan ke
telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran  diteruksan ke stapes yang menggerakkan
tingkap lonong sehingga perilimfa pada skala vestibuli bergerak Getaran diteruskan melalui
membran Reissner yang mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara
membran basilaris dan membran tektoria menyebabkan defleksi stereosilia sel-sel rambut
sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel 
menyebabkan depolarisasi sel rambut sehingga melepaskan neotransmitter ke dalam sinapsis yang
akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius  dilanjutkan ke nukleus auditorius
sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

Hematoma Daun Telinga


Definisi
Terdapatnya kumpulan darah diantara perikondrium dan
tulang rawan.1,4,6
Etiologi
Hematoma daun telinga biasanya disebabkan oleh trauma
misalnya akibat pukulan tumpul atau akibat suatu kecelakaan.
Seringkali ditemukan pada petinju atau pegulat..1,5,6
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

 Gambaran Klinis

Seluruh kerangka tulang rawan diberi makan oleh membran penutup tipis yang disebut perikondirum.

Segala cairan dari pembengkakan atau darah dari cidera yang terkumpul diantara perikondrium dan tulang

rawan dapat terjadi perubahan bentuk telinga luar dan tampak massa berwarna ungu kemerahan. Darah yang

menumpuk ini dapat membahayakan terpisahnya tulang rawan dari pasokan nutrisi. Jika bagian dari tulang

rawan kekurangan nutrisi dan mati, maka telinga tidak dapat dipulihkan kembali kebentuk semula. Bahkan

tulang rawan menggumpal dan berubah bentuk menjadi seperti bunga kol.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

a. Penatalaksanaan
Kumpulan darah ini harus dikeluarkan. Dahulu dilakukan aspirasi sederhana pada hematoma, namun
sekarang dokter lebih menganjurkan terapi yang lebih ekstensif dengan insisi dan drainase kumpulan darah
secara steril, diikuti dengan pemasangan balut tekan / semen gip pada konka. Terapi paling baik dilakukan
segera setelah cedera, sebelum terjadi hematoma yang luas.
Dengan pengobatan, kulit dan perikondrium akan kembali keposisi normal sehingga darah bias kembali
mencapai kartilago. Jika terjadi robekan pada telinga maka dilakukan penjahitan dan pembidaian pada
kartilago. Pukulan yang kuat pada rahang bias menyebabkan patah tulang disekitar saluran telinga dan
merubah bentuk saluran telinga dan sering kali terjadi penyempitan. Perbaikan bentuk bisa dilakukan melalui
pembedahan.
BAB IV
ANALISA MASALAH

Berdasarkan anamnesis yang telah dilakukan pada Tn. F, 38 tahun Pasien mengeluh telinga sebelah kanan
terdapat benjolan sebesar biji jagung yang berisi cairan dan terasa gatal , tidak terasa nyeri , pasien 3 hari yang lalu
sudah pernah datang kepoli untuk berobat dan telah dilakukan tindakan aspirasi oleh dokter spesialis THT, namun
benjolan timbul kembali dan berisi cairan bening ,tidak ada penurunan pendengaran ,. Riwayat mengorek telinga
dengan cotton buds (-) berenang (-). Keluhan lain seperti demam, kepala terasa berputar, mual muntah, telinga
terasa berdenging, terasa gatal, atau keluar cairan dari telinga disangkal. Riwayat trauma dan telinga tertampar
sebelumnya disangkal. Hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa terdapat benjolan pada daun telinga.
BAB IV
ANALISA MASALAH

Pada pemeriksaan fisik didapatkan benjolan berukuran ± 3 cm, berwarna keunguan. Hal ini sesuai
dengan teori yang ada bahwa daun telinga mengalami perubahan bentuk menjadi bengkak dan massa
berwarna ungu kemerahan.
Penatalaksanaan dengan aspirasi jarum dan dilakukan balut tekan dengan menggunakan semen gip
selama 5 hari. Kemudian diberikan antibiotika spektrum luas sebagai pencegahan infeksi bakteri karena
telah dilakukan aspirasi dengan menggunakan jarum, Antibiotik yang diberikan yaitu Ciprofloxacin 3 x
500mg/ hari, . Kortikosteroid Methylprednisolon 3 x 4 mg/hari.
Prognosis bonam, prognosis sangat tergantung pada tindakan pengobatan yang dilakukan dan
mencegah komplikasi. Edukasi pasien bahwa dengan terapi yang optimalpun, kekambuhan masih dapat
terjadi. Hidari pemicu atau faktor yang dapat memperburuk kondisi.
BAB V
KESIMPULAN

 Telah dilaporkan pasien Tn. F, 38 tahun dengan diagnosa ott hematoma aurikula dextra yang
diterapi dengan aspirasi jarum dan balut tekan dengan semen gip, antibiotik dan kortikosteroid.
 Hematoma daun telinga adalah terdapatnya kumpulan darah diantara perikondrium dan tulang
rawan.
 Faktor etiologi dan predisposisi biasanya disebabkan oleh trauma misalnya akibat pukulan
tumpul atau akibat suatu kecelakaan.
 Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis yaitu pembengkakan pada daun telinga, riwayat
trauma. Pada pemeriksaan fisik didapatkan aurikula mengalami perubahan bentuk menjadi
bengkak dan terdapat massa yang berwarna ungu kemerahan.
 Edukasi pasien bahwa dengan terapi yang optimalpun, kekambuhan masih dapat terjadi. Hidari
pemicu atau factor yang dapat memperburuk kondisi.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai