Anda di halaman 1dari 33

VISUM ET REPERTUM

Dosen Pengampu :
dr. M. Ainurrofiq, Sp.KF,MH
DEFINISI VISUM ET REPERTUM
 Berasal dari kata “visual” yang berarti melihat dan
“repertum” yaitu melaporkan.
 Jadi, visum et repertum adalah :
“suatu keterangan tertulis dari dokter dalam kapasitasnya
sebagai saksi ahli atas permintaan penegak hukum yang
berwenang tentang apa yang dilihat dan ditemukan
dalam pemeriksaan manusia ataupun bagian tubuh
manusia, baik dalam keadaan hidup maupun meninggal,
sesuai dengan sumpah jabatannya.”
PETUNJUK UMUM:
1. Bahasa yang mudah dimengerti oleh penegak hukum.
2.Isinya harus relevan dengan maksud dan tujuan
dimintakannya keterangan tersebut, yaitu untuk
membuat terang perkara pidana.
3.Memenuhi persyaratan formal, yaitu dibuat dengan
sumpah atau janji yang diucapkan di depan penegak
hukum atau dengan mengingat sumpah atau janji
ketika menerima jabatan.
DASAR HUKUM
VISUM ET REPERTUM

 Lembaran Negara tahun 1973 No. 350 pasal 1


dan pasal 2
 Statsblad 350 tahun 1937 pasal 1 dan 2
 KUHAP Pasal 133
 KUHAP pasal 6 (1)
 Peraturan Pemerintah no 27 tahun 1983
 pasal 179 KUHAP.
PERANAN VISUM DALAM PROSES PERADILAN

 Visum et repertum adalah salah satu alat bukti yang


sah sebagaimana tertulis dalam pasal 184 KUHAP.
 Visum et repertum turut berperan dalam proses
pembuktian suatu perkara pidana terhadap
kesehatan dan jiwa manusia  dapat dianggap
sebagai pengganti barang bukti.
 Visum et repertum juga memuat keterangan atau
pendapat dokter mengenai hasil pemeriksaan medik
tersebut yang tertuang di dalam bagian kesimpulan.
 Dengan membaca visum et repertum, dapat
diketahui dengan jelas apa yang telah terjadi pada
seseorang, dan para praktisi hukum dapat
menerapkan norma-norma hukum pada perkara
pidana yang menyangkut tubuh dan jiwa
manusia.
 Bagi penyidik (Polisi/Polisi Militer): berguna untuk
mengungkapkan perkara.

 Bagi Penuntut Umum (Jaksa): berguna untuk menentukan


pasal yang akan didakwakan.

 Bagi Hakim: sebagai alat bukti formal untuk menjatuhkan


pidana atau membebaskan seseorang dari tuntutan hukum.
 “Untuk itu perlu dibuat suatu Standar Prosedur
Operasional (SPO) pada suatu Rumah Sakit
tentang tata laksana pengadaan visum et
repertum.”
PERBEDAAN VISUM DENGAN REKAM MEDIS

Catatan medis terikat  visum et repertum di buat


dengan sumpah dokter berdasarkan undang-
menurut peraturan undang yaitu pasal 120,
pemerintah No.10 tahun 179,133 ayat 1 KUHP ,
1996 tentang rahasia maka dokter tidak dapat di
kedokteran dengan tuntut karena membuka
sanksi hukum dalam rahasia pekerjaan
pasal 322 kitab undang- sebagaimana di atur dalam
undang hukum pidana pasal 322 KUHP meskipun
(KUHP). dokter membuat nya tanpa
seizin pasien.
PERMOHONAN
VISUM
Permintaan
diajukan kepada
Harus
dokter ahli atau
diserahkan Bukan sesuatu
Tertulis oleh ahli kedoteran
sendiri oleh peristiwa yang
penyidik kehakiman
petugas telah lampau
untuk korban
kepolisian
yang meninggal
dunia.
JENIS DAN BENTUK VISUM

Visum et Repertum:
1. Visum et Repertum korban hidup
(1) Visum et Repertum perlukaan atau
kecederaan
(2) Visum et Repertum kejahatan seksual
(3) Visum et Repertum keracunan
2. Visum et Repertum jenazah
3. Visum et Repertum psikiatrik (kejiwaan)
CARA PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM

Setiap visum et repertum harus dibuat memenuhi


ketentuan-ketentuan umum sebagai berikut :
 a. Diketik di atas kertas berkepala surat instansi

pemeriksa.
 b. Bernomor dan bertanggal.

 c. Mencantumkan kata "Pro justitia" di bagian atas

(kiri atau  tengah)


 d. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar
 e. Tidak menggunakan singkatan - terutama pada
waktu mendeskripsikan temuan pemeriksaan
 f. Tidak menggunakan istilah asing.
 g. Ditandatangani dan diberi nama jelas.
 h. Berstempel instansi pemeriksa tersebut
 i. Diperlakukan sebagai surat yang harus dirahasiakan

 j. Hanya diberikan kepada penyidik peminta visum et


repertum (instansi).

 k. Salinannya diarsipkan dengan mengikuti ketentuan


arsip pada umumnya, dan disimpan sebaiknya hingga 30
tahun. 
FORMAT VISUM ET REPERTUM

Pro Justitia
Pendahuluan
Pemberitaan
Kesimpulan
Penutup
Identitas
Identitas Penyidik
Penyidik
Identitas
Dokter
Identitas korban

Tempat & waktu dilakukan


pemeriksaan
Identitas korban

Jenis Kekerasan

Jenis Luka
Identitas
Jenazah

Waktu
Kesimpulan Terjadinya
Kematian
Bagian
Pemberitaan

Pemeriksaan Pemeriksaan
Tubuh Bagian Tubuh
Dalam Bagian Luar
Identitas Umum
Jenazah
Fakta yang
berkaitan
dengan
identitas
jenazah
Identitas
Khusus Jenazah
IDENTITAS UMUM JENAZAH

Jenis Warna
Ciri Rambut
Kelamin Pelangi Mata

Umur Warna Kulit Keadaan Gizi

Panjang
Berat Badan
Badan
IDENTITAS KHUSUS JENAZAH

Benda di Samping
Tato Jenazah Ciri Lain

Jaringan Parut Perhiasan

Cacat Fisik Pakaian


FAKTA YANG BERKAITAN DENGAN WAKTU
TERJADINYA KEMATIAN

LEBAM MAYAT KAKU MAYAT PEMBUSUKAN


PERMUKAAN
KULIT TUBUH

BAGIAN
PEMERIKSAAN TUBUH
LUAR TERTENTU

TULANG-
TULANG
PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN DALAM
K E PA LA L E H E R B A G I A N D A LA M
Kulit Kepala Kulit Leher Bagian Dalam
Tengkorak Tenggorokan
Selaput Keras Otak Kerongkongan
Selaput Lunak Otak Tulang pangkal lidah
Otak besar Tulang rawan gondok
Otak kecil Tulang rawan cincin
Batang otak
RONGGA PERU
R O N G GA DADA T
Kulit bagian dalam RONG GA Jaringan dibawah kulit
Tulang dada, Ototnya PA N G G U L Tirai usus
Rongga dada Lambung
Kandung kemih Usus
Kandung Jantung
Hati
Jantung kanan & kiri Prostat
Kandung Empedu
Paru kanan & kiri Limpa
Ginjal kanan–ginjal kiri
Jenazah

Fisik Perlukaan

Korban hidup Kejahatan Seksual


Visum et Repertum

Keracunan

Psikiatrik
VISUM HIDUP
 PRO JUSTITIA
 PENDAHULUAN
 HASIL PEMERIKSAAN:
A. FAKTA DARI PEMERIKSAAN PERTAMA KALI
-Keadaan Umum
-Kelainan-kelainan Fisik
B. FAKTA YANG DIALAMI SELAMA PERAWATAN
-Fakta berupa akibat
-Fakta berupa tindakan medik
C. FAKTA DARI PEMERIKSAAN TERAKHIR
-Fakta yang berkaitan dengan kondisi jasmaniahnya
-Fakta yang berkaitan dengan pekerjaannya.
 KESIMPULAN
 PENUTUP
VISUM KEJAHATAN SEKSUAL
 Di atur dalam pasal 285  Pro Justitia
KUHP  Pendahuluan
 Memenuhi unsur  Fakta tentang pakaian
perkosaan  Fakta tentang kedewasaan
 Doketer memeriksa  Fakta tentang kejiwaan
korban dan pelaku  Keadaan umum
 Memcari tanda
 Kelainan fisik
persetubuhan  Kelainan organ seksual
 Fakta selama perawatan
 Fakta pemeriksaan penunjang
VISUM PSIKIATRIK
 Di atur dalam pasal  Pro justitia
44(1)KUHP  Pendahulan
 Dokter memriksa  Fakta yang berkaitan
tersangka bukan korban dengan identitas
 Menguraikan sisi  Fakta berupa kelainan
kejiwaan organik
 Fakta tentang kondisi
jiwanya
 Fakta dari pemeriksaan
penunjang
KESIMPULAN
 Visum et repertum merupakan perangkat penegak
hukum yaitu penyidik guna memperjelas suatu
perkara pidana yang telah terjadi, khususnya yang
menyangkut tubuh, kesehatan dan nyawa manusia.
 Laporan pemberitaan dari Visum et Repertum itu
harus yang sesungguh-sungguhnya dan seobjektif-
objektifnya tentang apa yang dilihat dan
ditemukan pada waktu pemeriksaan.
SARAN
 Dengan memperbaiki koordinasi antara penyidik
dan dokter  SPVR datang tepat waktu,
sehingga visum dapat dilakukan dengan cepat.
 Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam
membuat visum dengan cara membuat SPO
(standar prosedur operasional).
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai