Anda di halaman 1dari 23

HEPATITIS

TAUFIK NUR ARIFAN


ARIENO ROGO
Apa itu
Hepatitis ???

Hepatitis adalah peradangan pada hati


karena toxin, seperti kimia atau obat
ataupun agen penyebab infeksi.
Hepatitis yang berlangsung kurang dari
6 bulan disebut “hepatitis akut”,
hepatitis yang berlangsung lebih dari 6
bulan disebut “hepatitis kronis”.
Apa penyebab hepatitis ???
Hepatitis biasanya terjadi karena virus,
terutama salah satu dari kelima virus
hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E.
Penyebab hepatitis non-virus yang utama
adalah alkohol dan obat-obatan.
TANDA DAN GEJALA PENYAKIT
HEPATITIS ?
Demam ringan
Badan lemah dan lesu
Nyeri pada otot
Tidak nafsu makan/nafsu makan turun drastis
Air seni berwarna gelap dan tinja berwarna pucat
Kulit badan dan bola mata terlihat kekuning
kuningan
APA SAJA JENIS HEPATITIS ?

JENIS VIRUS HEPATITIS

Virus hepatitis A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui vecal
oral. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat
kebersihan.
Gejala Hepatitis A
Pada minggu pertama, individu yang dijangkiti akan
mengalami sakit seperti kuning, keletihan, demam, hilang
selera makan, muntah-muntah, pusing dan kencing yang
berwarna hitam pekat. Demam yang terjadi adalah demam
yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya
yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll.
Penanganan dan Pengobatan Hepatitis A

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A


seperti minggu pertama munculnya yang disebut
penyakit kuning, letih dan sebagainya diatas,
diharapkan untuk tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan
terdekat untuk mendapatkan pengobatan dari
gejala yang timbul seperti paracetamol dan
vitamin.
Virus hepatitis B
Penularannya tidak semudah virus
hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan
melalui darah atau produk darah.
Penularan biasanya terjadi di antara para
pemakai obat yang menggunakan jarum
suntik bersama-sama.
Gejala Hepatitis B
Secara khusus tanda dan gejala terserangnya
hepatitis B yang akut adalah demam, sakit perut
dan kuning (terutama pada area mata yang
putih/sklera). Namun bagi
penderita hepatitis B.
 
Virus hepatitis C

Gejala Hepatitis C
Penderita Hepatitis C sering kali orang yang
menderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala,
walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun
lamanya. Namun beberapa gejala yang samar
diantaranya adalah ; Lelah, Hilang selera makan,
Sakit perut, Urin menjadi gelap dan Kulit atau mata
menjadi kuning yang disebut "jaundice" (jarang
terjadi).
Cara penularan
PENULARAN INFEKSI HBV DAPAT DIBAGI MENJADI 3 CARA YAITU

1. cara penularan melalui kulit


Virus tidak dapat menembus kulit yang utuh  infeksi VHB melalui hanya
dapat terjadi melalui 2 cara yaitu:
tembus kulit oleh tusukan jarum atau alat lain yang tercemar oleh bahan
yang infektif (apparent perkutaneous inoculations (cara penularan
parental)
kontak antara bahan yang infektif pada kulit dengan kelainan atau lesi
(inapparent percutaneous inculations)(Francis,1981).
2. cara penularan melalui mukosa
Selaput lendir yang menurut penelitian dapat menjadi port d’entre infeksi
VHB adalah selaput lendir: mulut, mata, hidung, saluran makanan bagian
bawah dan alat kelamin (Frances, dkk,1981).
3. cara penularan melaui perinatal (penularan vertikal)
Kelompok Risiko Tinggi Tertular

 Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi


 Balita yang dalam keseharian berada di penitipan anak atau di
perumahan dengan anak lain di daerah endemik
 Kontak seksual / kontak rumah tangga dari orang yang terinfeksi
 Pekerja kesehatan
 Pasien dan karyawan di tempat hemodialisis
 Pengguna narkoba suntik yang berbagi jarum tidak steril
 Penderita yang berbagi peralatan medis atau gigi yang tidak steril
 Orang memberikan atau menerima akupunktur dan / atau tato
dengan peralatan medis yang tidak steril
 Orang yang tinggal di daerah atau bepergian ke daerah endemik
hepatitis B
 Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki
Cara penularan

 Salah satu cara penularan melalui mukosa yang sangat


penting  hubungan kelamin. 42% suami atau istri
mendapat penularan. Terbukti pula bahwa hubungan
kelamin dengan banyak pasangan mningkatkan
kemungkinan penularan infeksi HBV.
 wanita tuna susila pada umumnya menunjukkan
prevalensi serologik infeksi HBV yang relatif tinggi
dibandingkan dengan populasi pada umumnya
 penularan melalui hubungan seksual ini, bisa juga
terjadi pada hubungan kelamin homoseksual.
 Walaupun hubungan kelamin tidak selalu disertai
kontak dengan darah tetapi pada hubungan tersebut
kemungkinan untuk terjadinya pertukaran cairan
antara pasangan seksual sangat besar
Manifestasi klinik

Hepatitis akut :
perjalanan penyakit dibagi menjadi 4 tahap yaitu:
1. masa inkubasi berkisar antara 28 – 225 dengan rata – rata 75 hari.
tergantung pada dosis inokulum yang infektif makin besar dosis makin
pendek masa inkubasi HB.
2. fase pra ikterik : Keluhan paling dini adalah malaise disertai anorexia dan
dysgensia (perubahan pada rasa) mual sampai muntah serta rasa tidak enak
pada perut kanan atas. Febris jarang didapatkan dan walaupun ada tinggi.
Pada fase ini dapat terjadi febris, gejala kulit dan anthralgin.
3. Fase ikterik : berkisar antara 1 sampai 3 minggu, tetapi juga dapat terjadi
hanya beberapa hari atau selama 6 – 7 bulan.
4. fase penyembuhan

Gejala fisik pada hepatitis akut


1. hepatomegali, biasanya tidak terlalu besar
2. nyeri tekan daerah hati tanpa tanda – tanda
3. hepatomegali (lebih banyak)
4. Splenomegali ringan: 10 – 25% kasus
5. Pembesaran kelenjar bening ringan
Manifestasi klinik

Hepatitis B kronis
1. keradangan dan nekrosis pada hati yang menetap (persistent) akibat
infeksi virus hepatitis B dan gangguan faal hati tetapi terjadi selama
lebih dari 6 bulan
2. pada umumnya penderita menunjukkan keluhan yang ringan dan tidak
khas. Pemeriksaan fisik juga tidak khas.
3. Faktor – faktor predisposisi yang mempengaruhi seorang yang
menderita infeksi virus hepatitis B mengalami infeksi VHB akut atau
kronik, yaitu:
 umur
 jenis kelamin
 faktor imunologik
4. neonatus : 90 – 100% akan menjadi infeksi kronik, bila infeksi VHB
terjadi saat dilahirkan.
5. Bila infeksi VHB terjadi pada anak – anak kecil kemungkinan infeksi
menjadi kronik : 20 – 30%.
6. Infeksi VHB pada orang dewasa akan menjadi kronik pada 5 – 10%.
Pencegahan infeksi HBV

1. pemeriksaan HBs Ag sebelum transfusi darah dan tidak


menggunakan menggunakan darah yang HBs Ag positif.
2. imunisasi (pasif, aktif ,dan gabungan imunisasi pasif dan
aktif
3. imunisasi pasif dengan hepatitis B imune globulin (HBIg).
 Untuk pencegahan infeksi pada lingkungan
endemik
 Untuk pencegahan hepatitis pasca transfusi
 Untuk pencegahan infeksi VHB akibat hemodialins
 Untuk pencegahan infeksi VHB akibat hubungan
kelamin
 Untuk pencegahan infeksi VHB melalui tusukan
jarum
 Untuk pencegahan infeksi VHB parinatal
PENATALAKSANAAN MEDIS

Pengobatan pada hepatitis B ditekankan pada pada tindakan pencegahan di


antaranya :
pemberian vaksi hepatitis B dan immunoglobulin segera setelah bayi lahir
dengan ibu dengan HBsAg positip.

Tidak menjadi pendonor darah selama masih dinyatakan positip hepatitis B.

Istirahat total pada periode akut selama 1 -2 bulan.

Diet tepat untuk pasien hepatits B : tinggi kalori rendah lemak dan protein, tidak
mengandung gas, rendah garam dan pembatasan cairan.
 Obat – obatan terpilih
Anti virus sering di gunakan kombinasi dari inteferon alfa dan lamivudin.
 Interferon
Dosis : dewasa 5 micro unit/hari atau 10 micro unit/hari
Aturan pakai : 3 kali seminggu selama 4 – 6 bulan
Merk dagang : roferon, pegasys, peg-intron, biferon dsb
 Lamivudin
Pemberianya di kombinasikan dengan anti virus lain.
Dosis : per oral 300mg/hari ( 1 tablet 150mg, 2x sehari atau 1 tablet 300mg)
Efek samping mual dan sakit kepala
 Pengobatan simtomatis misalnya:
Anti emetik : ondansentron 4mg inj 3x sehari
Analgetik : tramadol kaplet 3x1 jika nyeri
Anti piretik : Parasetamol tablet 500mg 3x sehari jika demam diatas 38ºC
 Kortikosteroid
Diberikan bila terdapat reaksi imun yang berlebihan, misalnya hidrocortison 100mg IV per
6jam, hanya pada kasus yang berat. Dosis awal 40mg/hari dan dikurangi secara bertahap
sampai berhenti sesudah 6 minggu.
Asuhan keperawatan
PENGKAJIAN

1. ANAMNESA IDENTITAS KLIEN


2. RIWAYAT KESEHATANKELUHAN UTAMA
MSK RS.
3. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
4. RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU.
5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
pemeriksaan fisik
 Keadaan umum : Tingkat kesadaran CM, kunjungtiva anemis, bibir kering, pasien tampak
lemah dan kesakitan, ikterus, suhu 38,5°C
 Sistem respirasi : dalam batas normal.
 Sistem kardiovaskuler : dalam batas normal.
 Sistem musculoskeletal : kekuatan otot 4/4/4/4 tampak lemah dan mudah lelah
 Sistem integument : kulit tampak kuning, kering, CRT 2 detik, tugor kulit elastic.
 Abdomen :
 Inspeksi : Pembesaran pada daerah perut sebelah kanan atas.
 Auskultasi : bising usus (+)
 Palpasi : pada hepar teraba keras, membesar (batas normal 4 – 8cm pada garis
midsternal dan 6 – 12cm pada garis midklavikula), nyeri saat ditekan pada
abdomen sebelah kanan atas, skala nyeri 6 - 8
 Perkusi : hypertimpani.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d pembesaran


hepar dan menekan kuadran kanan atas.
2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual
muntah dan anoreksia.
3. Intoleransi aktivitas b.d penurunan kekuatan otot
dan mudah lelah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai