Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS PENERAPAN MATERI

BIOMOLEKUL DAN POLIMER

Oleh:
SILVI NAFIDAH
NIM. 4301021019

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN ANGKATAN 2
TAHUN 2021
ANALISIS LINGKUNGAN
BELAJAR PESERTA DIDIK

Kemampuan kognitif beragam

Tingkat ketidaktuntasan belajar 10%

Motivasi belajar heterogen

Literasi rendah

Ekonomi menengah kebawah

Minim pendampingan orang tua

Pembelajaran Online
ANALISIS MATERI SULIT

1. POLIMER ALAMI DAN SINTESIS


Menjelaskan pembentukan dari monomer menjadi
polimer
“peserta didik biasanya kebingungan untuk menjelaskan
pembentukan polimer dari monomer-monomernya”

Berdasarkan Asalnya Berdasarkan Asalnya


(Polimer Sintetik) (Polimer Alami)
 Polimer sintetis merupakan  Polimer alami adalah polimer
polimer yang dihasilkan dari yang telah tersedia di alam
reaksi polimerisasi yang dibuat dan berpera penting dalam
di pabrik kehidupan
 Contohnya adalah tas plastik,  Contohnya adalah karet
pembungkus makanan, alam, amilum, protein, dsb.
styrofoam, teflon, dan lain-lain.  Karet alam terdiri atas unit
isoprene yang berulang-
ulang, dengan semua ikatan
rangkapnya mempunyai
konfigurasi Z
ANALISIS MATERI SULIT

POLIMERISASI ADISI
 Penambahan satu monomer ke
monomer lain untuk membentuk
polimer rantai panjang
 Proses ini tidak menghasilkan produk
sampingan
 Ada tiga jenis mekanisme
polimerisasi adisi, yaitu; mekanisme
radikal bebas, mekanisme ionik,
mekanisme koordinasi.
 Polimer yang dihasilkan oleh proses
polimerisasi adisi disebut polimer
adisi. Contoh-contoh polimer adisi
termasuk polivinil klorida atau PVC,
poli(propilena), poli(tetrafluoroetena)
atau TEFLON, dll. Reaksi berulang hingga
dihasilkan suatu
polimer
ANALISIS MATERI SULIT

POLIMERISASI ADISI

Reaksi berulang hingga


dihasilkan suatu
polimer
ANALISIS MATERI SULIT

POLIMERISASI KONDENSASI
 Polimerisasi kondensasi hanya
dilangsungkan oleh monomer yang
mempunyai gugus fungsional
 Molekul kecil yang dilepaskan
biasanya adalah air. Selain itu,
metanol juga sering dihasilkan
sebagai efek samping polimerisasi
kondensasi
 Contoh polimer yang dihasilkan dari
proses kondensasi adalah Bakelite,
nilon dan poliester.
ANALISIS MATERI SULIT

2. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT NON-ELEKTROLIT


Membandingkan sifat koligatif larutan elektrolit dan non-elektrolit
“peserta didik terkadang kesulitan untuk mengidentifikasi mana
larutan elektrolit-larutan non-elektrolit yang merupakan materi
kelas X-seringnya peserta didik lupa”

Pada konsentrasi yang Sifat koligatif larutan ditentukan oleh jumlah partikel
sama, sifat koligatif (ion, molekul) dalam larutan
larutan elektrolit lebih
besar dibandingkan sifat  Secara mikroskopis, zat terlarut dalam larutan elektrolit
koligatif larutan non jumlahnya lebih besar dibanding zat mula-mula yang
elektrolit dilarutkan, karena dalam larutan terurai menjadi ion-ion.
 Secara mikroskopis, zat terlarut dalam larutan non
elektrolit jumlah tidak berubah sebelum dan setelah
dilarutkan, karena dalam larutan tidak terurai menjadi
ion-ion.
 Perbandingan antara kenaikan titik didih larutan
elektrolit dengan larutan non elektrolit oleh Van’t Hoft
disebut i (berasal dari ionitation).
ANALISIS MATERI SULIT
2. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT NON-ELEKTROLIT
Membandingkan sifat koligatif larutan elektrolit dan non-
elektrolit
SOLUSI:
“peserta didik terkadang kesulitan untuk mengidentifikasi
mana larutan elektrolit-larutan non-elektrolit yang  Mengingatkan kembali
merupakan materi kelas X-seringnya peserta didik lupa”
Pada konsentrasi
materi larutan elektrolit
Sifat koligatif larutan ditentukan
yang sama, sifat oleh jumlah partikel (ion, molekul) dan non elektrolit.
koligatif larutan
elektrolit lebih
dalam larutan
 Memberikan gambar
besar
dibandingkan
 Secara mikroskopis, zat terlarut molekul yang
dalam larutan elektrolit jumlahnya
sifat koligatif lebih besar dibanding zat mula-mula mengalami ionisasi dan
larutan non yang dilarutkan, karena dalam
elektrolit larutan terurai menjadi ion-ion. tidak mengalami
 Secara mikroskopis, zat terlarut ionisasi.
dalam larutan non elektrolit jumlah
tidak berubah sebelum dan setelah  Belajar menghitung jumlah
dilarutkan, karena dalam larutan
tidak terurai menjadi ion-ion. zat yang terlarut antara
 Perbandingan antara kenaikan titik
didih larutan elektrolit dengan
larutan elektrolit dan non
larutan non elektrolit oleh Van’t elektrolit pada konsentrasi
Hoft disebut i (berasal dari
ionitation). yang sama
ANALISIS MATERI SULIT

• Menghitung jumlah zat yang


SOLUSI:terlarut antara larutan
• Kesulitan elektrolit dan non elektrolit
memahami materi APERSEPSI pada konsentrasi yang sama.
bisa terjadi akibat • Diberikan gambar molekul
pemahaman siswa
terhadap konsep dasar • Larutan yang mengalami ionisasi dan
masih rendah. tidak.
elektrolit • Sebaiknya dibuat LKPD
Solusi dan non- discovery learning. Supaya
elektrolit peserta didik dapat
menemukan konsep sendiri.
Penemuan konsep oleh
peserta didik memungkinkan
pemahaman yang lebih baik.
Penguatan
ANALISIS MATERI MISKONSEPSI

1. Menganalisis diagram p-t untuk menafsirkan


penurunan tekanan uap, penurunan titik
beku dan kenaikan titik didih larutan.
ANALISIS MATERI MISKONSEPSI

Diagram P-T  Garis didih


Titik BC disebut garis didih. Garis didih merupakan transisi fasa
cair-gas. Setiap titik pada garis itu menyatakan suhu dan
tekanan di mana air akan mendidih.
 Garis beku
Titik BD disebut garis beku. Garis beku merupakan transisi fasa
cair ke padat. Setiap titik pada garis itu menyatakan suhu dan
tekanan di mana air dapat membeku (es mencair).
 Garis sublimasi
Titik AB disebut garis sublimasi. Garis sublimasi merupakan
transisi fasa padat-gas. Setiap titik pada garis sublimasi
menyatakan suhu dan tekanan di mana zat padat atau uapnya
dapat menyublim.
 Titik triple
Perpotongan antara garis didih, garis beku, dan garis sublimasi
disebut titik tripel. Koordinat titik tripel air adalah (0,0098°C;
4,58 mmHg). Pada titik tripelnya, ketiga bentuk fasa zat (padat,
cair, dan gas), berada dalam kesetimbangan.
Melakukan SOLUSI
Praktikum secara
Memberikan
MemberikanVideo
Video
Pembelajaran
Pembelajaran
umum

Virtual
Virtuallab
lab
(online)
(online)
Media
MediaInteraktif
Interaktifflash(jika
flash(jikatidak
tidak
dimungkinkan
dimungkinkanpraktikum)
praktikum)
Soal-soal
Soal-soal
12
kontekstual
kontekstual
SOLUSI MATERI SULIT

Video interaktif
https://vlab.belajar.kemdikbud.go.id/Konte
n/VirtualLab/29
SOLUSI

Link Video:
https://www.sciencesfp.co
m/unit-3---mixtures-and-
pures-substances-
colligative-properties.html

Ilustrasi visual dan


molekuler agar peserta
didik bisa lebih faham
“Yang perlu dingat, bahwa dalam pembelajaran praktikum,
baik yang dilakukan dirumah, dengan menggunakan virtual
lab, maupun dengan multimedia interaktif, peserta didik perlu
didampingi dengan LKPD. Sehingga konsep yang
akan diperoleh peserta didik sesuai dengan yang kita
harapkan”
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai