Anda di halaman 1dari 11

PERTEMUAN IV

SEMESTER II
DESAIN GRAFIS PERCETAKAN
16. Menerapkan prosedur pengambilan gambar dengan teknik bluring
1. Menjelaskan prosedur pengambilan gambar dengan teknik bluring
2. Menerapkan prosedur pengambilan gambar dengan teknik bluring
17. Mengambil gambar dengan teknik bluring
1. Menjelaskan gambar dengan teknik bluring
2. Mengambil gambar dengan teknik bluring

A. Materi

Salah satu cara paling efektif memberi kesan bergerak pada sebuah foto adalah
dengan membiarkan subjek menjadi blur. Untuk memotret subjek yang bergerak menjadi
blur diperlukan kecepatan rana rendah. Kecepatan rana yang diperlukan tergantung pada
beberapa faktor. Kecepatan subjek yang bergerak menjadi pertimbangan utama. Sebuah
mobil yang melaju kencang mungkin akan menjadi blur pada eksposure dengan kecepatan
rana 1/500 detik. Sementara itu, pejalan kaki akan menjadi blur pada kecepatan rana 1/30
detik saja.

Faktor penting lainnya adalah sudut pandang dari arah mana dilakukannya
pemotretan dan jarak dari subjek pemotretan. Subjek yang bergerak melintas dari samping
akan menjadi blur lebih cepat dibandingkan dengan subjek yang bergerak menjauh atau
mendekati pemotret secara frontal. Subjek yang bergerak di dekat Anda akan lebih blur jika
dibandingkan subjek yang bergerak jauh dari Anda.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR

Tips Trik Fotografi Foto Blur atau Bokeh

Memang dalam fotografi foto yang tajam merupakan hal yang diinginkan. Namun
foto yang blur yang diluar titik fokus juga dapat menciptakan foto dengan dimensi yang
terkesan menarik.

Definisi bokeh sendiri adalah salah satu bahasa Jepang yang memiliki arti ‘menjadi
kabur’. Jadi foto bokeh bisa diartikan foto yang menonjolkan titik objek yang fokusnya
sangat tajam yang dijadikan sebagai titik utama. Sementara objek selain titik utama akan
blur atau kabur (selective focusing).

Bokeh berasal dari lensa bukan dari kamera. Oleh karena itu, hal terpenting yang
harus dilakukan saat ingin mendapatkan bokeh adalah setting aperture lensa kita pada
bukaan yang sebesar mungkin.

Lalu bagaimana caranya bisa menghasilkan foto bokeh atau foto dengan latar
belakang yang kabur/blur ? berikut ini akan dijelaskan tips fotografi bokeh:

 Pilih mode manual atau Aperture Priority


 Pilih setting aperture sebesar mungkin dengan ditandai angka F sekecil
mungkin.
 Atur jarak Anda ketika memotret, yakni jarak didepan dan dibelakang bidang
obyek.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR

 Jauhkan jarak antara obyek dan background-nya.


 Usahakan menggunakan lensa dengan kemampuan aperture besar.
 Gunakan focal length lensa yang terpanjang, misal lensa 55-200, gunakan
200mm/ Jika ada, gunakan lensa prime atau fixed lens, lensa yang tidak bisa di-
zoom untuk mendapatkan pola bokeh yang menawan.

Bagaimana mendapatkan foto bokeh menggunakan kamera pocket atau kamera saku? Nah
dengan kamera saku kita pun bisa menghasilkan foto bokeh akan tetapi hasilnya tidak sebagus
menggunakan kamera DSLR dengan lensa bukaan besar. Berikut cara membuat bokeh dengan
kamera pocket anda. Tips Membuat Foto Bokeh dengan Kamera Pocket yaitu:

 Gunakan pilihan aperture priority, jika tidak ada gunakan mode Portrait atau
Macro.
 Jangan dihidupkan lampu flash, Kalau cahaya memang tidak mencukupi
pakailah tripod.
 Tentukan subjek foto yang memiliki kontras warna yang cukup antara objek
utama dan background.
 Atur jarak subjek dan background, jangan terlalu dekat, Jika jarak background
kurang jauh, maka semua akan terlihat tajam difoto sehingga anda tidak
menghasilkan bokeh.
 Carilah background yang memiliki tektur mencolok.
 Saat memotret, dekatkan kamera dengan objek utama yang akan di foto.
 Kalau kamera saku Anda memiliki fitur optical zoom (bukan digital zoom),
gunakan zoom maksimal.

Istilah Bukaan, Diafragma, Aperture, akan dibahas arti aperture secara lebih detail.
Bukaan atau Diafragma atau Aperture adalah istilah fotografi yang mendefinisikan seberapa
besar lensa terbuka (bukaan lensa) saat kita mengambil foto. Fungsi dari aperture sendiri
adalah mengontrol seberapa banyak cahaya yang masuk ke sensor kamera lewat bukaan
pada lensa tersebut. Ketika tombol shutter dipencet, saat itulah lubang di depan sensor
kamera akan terbuka. Dan setingan aperture lah yang menentukan seberapa besar lubang itu
terbuka. Semakin besar terbuka, maka makin banyak cahaya masuk yang akan dibaca oleh
sensor kamera.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR

Aperture atau bukaan dinyatakan dalam satuan F-stop. Seperti diungkap diatas,
fungsi utama aperture adalah sebagai pengendali seberapa besar lubang didepan sensor
terbuka. Semakin besar nilai F-nya , makin kecil diameter / diafragmanya terbuka dan begitu
juga sebaliknya, makin kecil angka F-nya makin besar diafragma terbuka.

Perhatikan ilustari bukaan lensa di bawah ini:

Pada gambar di atas terlihat, F4, F8 dan F16 memiliki perbedaan bukaan
lubang/diafragma sebuah lensa. F4 lebih besar terbuka dari pada F8. Dan F8 lebih besar
terbuka diafragmanya ketimbang F16.

Berikut nilai aperture yang umum pada sebuah lensa : f/1.4, f/1.8, f/2, f/2.2, f/2.8,
f/4.0, f/5.6, f/8, f/11, f/16, f/22, f32 … Pengaturan aperture dari f/1.4 ke f/1.8 akan membuat
cahaya berkurang setengah dari sebelumnya karena memang diameternya mengecil menjadi
setengah seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Secara arti ISO atau ASA (dalam fotografi film) adalah kemampuan atau tingkat
sensitifitas sensor pada kamera terhadap cahaya. Sebagai dasar fungsi ISO pada fotografi,
semakin besar nilai pada setingan ISO kamera, maka semakin sensitif dan besar cahaya yang
didapatkan. Fitur ISO pada kamera akan menjadi bagian dari segitiga exposure selain
Shutter Speed dan Aperture.

Misal ISO=kerikil kemudian dimasukkan ke gelas yang akan diisi air. Dengan
bantuan kerikil tersebut, untuk mengisi air kedalam gelas hingga pas di bibir gelas, maka
tidak memerlukan air yang banyak. Begitu juga dengan ISO pada fotografi, semakin tinggi
ISO semakin sedikit cahay yang dibutuhkan untuk mencapai exposure yang tepat.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR

Selain AUTO, satuan nilai ISO pada kamera ditandai dengan nilai yang dimulai dari
angka 50/100, 200, 400, 800, 1600 dan seterusnya sesuai spesifikasi kamera. Pada kamera
DSLR profesional, ISO Nikon D600 misalnya mampu mencapai ISO hingga nilai 25000.

Selain bisa menambah sensitifitas cahaya yang didapatkan, ISO juga bisa
menimbulkan noise pada hasil fotonya. Namun untuk kamera digital di era perkembangan
teknologi saat ini, ISO tinggi sudah bukan menjadi kendala. D3 dengan ISO 25600 masih
mendapatkan foto dengan noise yang rendah.

Ada yang belum tahu istilah fotografi NOISE ? Noise adalah bintik-bintik kecil yang
ada pada foto. Selain Noise, dengan menggunakan nilai ISO yang tinggi juga dapat
menyebabkan berkurangnya kualitas foto yang dihasilkan. Misalkan warna kurang keluar,
foto jadi kurang detail/tajem dll.

Kapan Menggunakan ISO

Iso tinggi biasanya digunakan saat kondisi kurang cahaya, misalnya saat motret
malam hari atau indoor. Kapan saat yang tepat memperhatikan atau menggunakan ISO pada
kamera ? saat kombinasi 2 bagian segitiga exposure shutter speed dan Aperture belum
mendapatkan exposure atau cahaya yang tepat.

Pada saat kondisi seperti itulah Anda bisa menaikkan nilai ISO sampai mendapatkan
cahaya yang cukup dan memperoleh shutter speed yang ideal. Misalkan pada suatu
kesempatan Anda ingin memotret momen yang bergerak di dalam ruangan yang minim
cahaya. Idelanya untuk menangkap momen yang cepat adalah menggunakan kecepatan rana
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR

yang tinggi, soal besarnya aperture terserah, adanya berapa.

Dalam contoh kasus di atas, saya harus menggunakan kecepatan 1/250 agar kamera
mampu merekam momen yang bergerak di ruangan indoor tersebut. Namun lensa hanya
memiliki aperture terlebar F3.5. Tanpa menambah nilai ISO, saya hanya mendapatkan hasil
foto yang underexposured (UE) gelaaap. Nah, dengan mengunci shutter speed 1/250 dan
aperture F3.5 saya harus menambah nilai ISO sampai mendapatkan exposure yang tepat.

Pada umumnya, dalam fotografi banyak yang menganjurkan untuk menggunakan


ISO sekecil mungkin. Untuk menghindari Noise dan mendapatkan foto yang tajam. Apalagi
jika hasil foto akan Anda print dengan ukuran besar, Iso kecil sudah menjadi keharusan.
Akan tetapi dalam beberapa kasus, Noise kadang diperlukan untuk menambah kesan foto
yang lebih dramastis, misalnya foto BW.

Akan mengulas tentang Segitiga Exposure Shutter Speed, Aperture dan Iso. Istilah
fotografi Exposure bisa diartikan sebagai kemampuan kamera mengumpulkan cahaya yang
masuk. Ada tiga hal yang penting untuk mengatur exposure di kamera yaitu Shutter speed,
Aperture dan Iso. Hubungan ketiganya biasa disebut dengan segitiga exposure.

Kamera pada dasarnya adalah sebuah alat yang berguna untuk menangkap cahaya
melalui sensor kamera. Cahaya yang masuk akhirnya diterjemahkan oleh sensor menjadi
sebuah gambar. Sederhana saja, jika cahaya sedikit, gambar akan gelap atau disebut dengan
(underexposed/UE). Dan jika cahaya yang ketangkap sensor kamera banyak, gambar akan
menjadi terlalu terang (overexposed/OE).

Mari kita mencoba untuk berandai-andai, jika exposure


diibaratkan sebagai sebuah gelas, dan cahaya adalah air yang
akan dituangkan ke gelas. Maka exposure yang tepat adalah saat
gelas terisi air hingga tepat di bibir gelas. Jika isi air tidak
mencapai bibir gelas, maka gambar underexposed/UE, dan saat
air tumpah karena kepenuhan maka gambar overexposed/OE.
Sederhana kan ? motret itu menyenangkan.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR

Cara Mengatur Exposure

Kamera era saat ini sudah memiliki kemampuan melihat gambar dan menghitung
exposure yang canggih. Bahkan tentang kombinasi shutter speed, aperture dan ISO saat
menangkap suatu cahaya. Kamera digital DSLR ataupun kamera saku saat ini sudah
memiliki fitur pilihan mode exposure, ingin otomatis atau manual.

Dalam kamera digital ada mode exposure manual (Manual) dan otomatis
(Automatic, Program, Aperture Priority dan Shutter Speed Priority). Silahkan baca manual
kamera masing-masing kamera untuk mempelajari mode-mode lebih lanjut.

Untuk menggunakan manual exposure, Anda harus memahami terlebih dahulu


tentang shutter speed, aperture dan Iso. Jika ketiganya sudah dipahami, kami yakin untuk
menuangkan air di dalam gelas tanpa harus tumpah ataupun kurang adalah hal mudah. Baca
apa itu aperture baca terlebih dulu artikel Memahami Definisi Aperture Secara Detail dan
juga artikel Memahami Istilah Kecepatan Rana atau Shutter Speed dalam Fotografi.

Exposure Compensation (EV +/-)

Apa arti Exposure compensation ? Exposure compensation adalah sebuah fitur


kamera untuk mengubah hasil perhitungan exposure baik dari manual ataupun auto
exposure. Biasanya disimbulkan dengan EV +/-.

Kapan menggunakan exposure compensation ? saat kita menggunakan auto/manual


exposure namun hasil foto lebih gelap/terang dari yang diinginkan sebelumnya. Misal
fotonya ingin lebih terang lagi dari hasil pengukuran exposure sebelumnya. Maka naikkan
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR

exposure compensation sebesar +1 EV. Dan begitu sebaliknya jika foto ingin lebih gelap,
turunkan menjadi -1 EV atau lebih.

Rumus exposure: Shutter speed + aperture + ISO = Exposure

Contoh dengan angka (angka pada rumus ini hanyalah contoh, jadi jangan dihafalkan):

 1/200 + f/1.8 + ISO 100 = 0 (hasil auto exposure)


 1/200 + f/1.8 + ISO 200 = 1 (setelah +1 EV exposure compensation) foto akan lebih
terang
 1/200 + f/1.8 + ISO 100 = -1 (setelah -1 EV exposure compensation) foto akan lebih
gelap

Perlu diingat, exposure compensation adalah bukan bagian dari faktor penentu
exposure. Exposure compensation hanya mengubah hasil perhitungan autoexposure saja.
Jika kita menerapkan exposure compensation positif, maka hasil perhitungan autoexposure
kamera akan lebih terang daripada sebelumnya. Jika kita menerapkan exposure
compensation negatif, maka hasil perhitungan autoexposure akan lebih gelap daripada
sebelumnya. Atau lebih sering disebut WB adalah kemampuan kamera membaca/mengukur
temperatur warna berdasarkan cahaya yang ada. Fungsi dari white balance sendiri adalah
mengantur komposisi warna berdasarkan cahaya yang ada, agar mendapatkan foto yang
akurat/tepat warna fotonya sesuai dengan warna aslinya (natural color) dengan kata lain
supaya yang putih terlihat putih, merah terlihat merah dan hijau terlihat hijau dst.

Pada umumnya, sebagian dari kita pengguna kamera digital tidak pernah
memperhitungkan setting white balance, kita hanya senang bahkan selalu menggunakan
setting auto white balance (AWB) serta menggunakan teknik segita exposure. Padahal WB
Auto akan menganggap bagian tercerah adalah warna putih, walau mungkin sebenarnya
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR

bukan. AWB cuman akurat kalau ada banyak warna putih di depan kemera kita. Namun jika
Anda menggunakan kamera Infra Red white balance adalah hal penting untuk menghasilkan
foto yang tepat sesuai warna yang diinginkan meskipun menggunakan format RAW.

Meskipun kamera digital terbaru saat ini sudah semakin canggih dan mampu
menghasilkan foto yang bagus. Namun kamera dengan teknologi saat ini masih memiliki
kelemahan, kamera tidak selalu mampu menyesuaikan kondisi warna obyek yang
sebenarnya. Dengan kata lain, apa yang terlihat di kamera, belum tentu sama dengan kondisi
aslinya. Nah dengan menggunakan fitur white balance inilah kamera mampu mengurangi
kelemahannya untuk mengatur komposisi warna dengan tepat.

Sekedar tips untuk mengurangi kesalahan warna pada fotografi, pilihlah format
RAW saat memotret. Karena dengan setingan format RAW Anda masih bisa melakukan
perbaikan warna di olah digital dengan mudah menggunakan software pengolah file RAW
sesuai kamera digitalnya. Saat menggunakan setingan RAW, metode white balance mungkin
masih bisa diabaikan. Namun jika tetap memilih white balance yang tepat, Anda akan
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR

mengurangi waktu untuk proses digital di komputer.

Ada banyak pilihan preset white balance pada kamera digital, berikut ini beberapa
preset WB dan fungsinya yang umumnya tersedia di kamera digital. Berbicara memilih
white balance adalah bukan soal salah atau benar, namun kita mau seperti apa warna
fotonya. Karena terkadang meskipun saat tidak tepat memilih WB justru menghasilnya foto
dengan warna yang unik dan menarik :). Penentuan White Balance adalah elemen sangat
penting dlm fotografi digital krn di situ kita menentukan warna foto kita.

Jenis dan Fungsi Preset White Balance :

 Auto - Kamera akan mencari pengaturan white balance yang paling sesuai dengan
kondisi lapangan. Tapi dalam kondisi tertentu seringkali kurang tepat sehingga hasilnya
standard, kurang maksimal.
 Tungsten/Incandescent - disimbolkan dengan ikon bohlam. WB itu cocok digunakan
saat anda memotret di ruangan dengan sumber cahaya bohlam. Karena Tungsten
menormalkan obyek yang berada di ruangan seperti ini. Tetapi ketika menggunakan di
luar ruangan atau kondisi normal, hasil fotonya akan menimbulkan efek kebiru-biruan.
 Fluorescent - disimbolkan dengan ikon lampu neon, gunakan saat memotret di ruangan
dengan pencahayaan lampu neon. Jika memasuki ruangan seperti ini, maka gunakanlah
mode white balance Fluorescent. Mode ini bisa menetralkan temperatur obyek dengan
cara meredam pijaran warna putih yang berlebihan.
 Daylight/Direct Sunlight - biasanya dengan simbol matahari, sesuai simbulnya
gunakan saat berada di bawah sinar matahari. Karena sistem menormalkan cahaya yang
berlebih sehingga hasinya relatif lebih maksimal dibanding mode Auto White Balance.
 Cloudy - disimbolkan dengan awan, gunakan saat memotret di cuaca mendung. Bagus
juga dipakai saat matahari terbit di pagi hari atau senja hari. Modus ini digunakan untuk
menambah dan memperkuat warna kuning kecokelatan.
 Flash - simbolnya kilat, jika Anda menggunakan flash hasil warna pada gambar akan
kebiru-biruan karena cahaya flash sifatnya lembut maka gunakanlah flash wb untuk
menaikkan warna.
 Shade - biasanya simbolnya rumah atau pohon, gunakan saat memotret dalam rumah
(siang hari) atau anda berada di daerah bayangan, bukan bayangan dari sinar matahari
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai