Anda di halaman 1dari 61

LAMPIRAN KEPUTUSAN

MUSYAWARAH
NASIONAL GERAKAN
PRAMUKA 2018
NOMOR: 07/MUNAS/2018
ANGGARAN DASAR DAN
ANGGARAN RUMAH
TANGGA GERAKAN
PRAMUKA
BAB I
NAMA, STATUS, TEMPAT,
DAN HARI PRAMUKA

Pasal 1

(1) Organisasi ini bernama Gerakan Pramuka.


(2) Gerakan Pramuka merupakan organisasi pendidikan nonformal sebagaimana UU RI
Nomor
12 Tahun 2010 tetang Gerakan Pramuka dan berstatus badan hukum.
(3) Gerakan Pramuka berkedudukan di Ibukota Negara Republik
Indonesia. (4) Hari Pramuka tanggal 14 Agustus

BAB II
ASAS,
TUJU
AN, 2
Pasal
TUGA
Asas
S
Gerakan Pramuka berasaskan Pancasila. POKO
K,
DAN 3
Pasal
FUNG
Tujuan
SI
Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka:
a. Memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat
hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat
jasmani, dan rohani;
b. Menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara
Kesatuan
Republik Indonesia serta menjadi masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat
membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab
atas
pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam
lingkungan. Pasal 4
Tugas
Pokok
Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan kepramukaan
bagi
kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa yang berkarakter agar menjadi generasi yang
lebih baik, bertanggungjawab, mampu membina dan mengisi kemerdekaan serta membangun
dunia yang lebih baik
Pasal 5
Fungsi

Gerakan Pramuka berfungsi sebagai penyelenggara pendidikan nonformal di luar sekolah


dan
di luar keluarga sebagai wadah pembinaan serta pengembangan kaum muda dilandasi
Sistem
Among, Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.
BAB III
SIFAT

Pasal 6
Sifat

(1) Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat


sukarela,
mandiri, tidak membedakan suku, ras, golongan, dan agama.
(2) Gerakan Pramuka bukan organisasi sosial-politik, bukan bagian dari salah-satu
organisasi sosial-politik dan tidak menjalankan kegiatan politik praktis.
(3) Gerakan Pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya untuk memeluk agama
dan
kepercayaan masing-masing serta beribadat menurut agama dan kepercayaannya.
BAB IV
PENDI
DIKAN
KEPRA
Bagian Kesatu
MUKA
Pendidikan,
Nilai,AN
Prinsip
Dasar
Kepramukaan,
Pasal 7
Metode
Pendidi
Kepramukaan,
kan
Pendidikan kepramukaan adalah proses Kepram dan
pembentukan kepribadian, hidup, dan
kecakapan Kode Kehormatan serta Moto Pramuka
ukaan
akhlak mulia melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
Pasal 8
Nilai

Nilai Kepramukaan mencakup:


(1) Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
(2) Esa;
(3) Kecintaan pada alam dan sesama
(4) manusia; Kecintaan pada tanah air dan
(5) bangsa; Kedisiplinan, keberanian, dan
(6) kesetiaan;
(7) Tolong menolong;
(8) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya;
(9) Jernih dalam berpikir, berkata dan
(10) berbuat;
Patuh dan suka
Hemat, cermat dan bersahaja;
bermusyawarah.
Rajin, terampil, dan gembira; dan

1
Pasal 9
Prinsip
Dasar
Prinsip Dasar Kepramukaan meliputi: Kepram
(1) Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha ukaan
Esa;
(2) Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam
(3) seisinya; Peduli terhadap diri pribadinya; dan
(4) Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

Pasal 10
Metode
Kepramu
(1) Metode Kepramukaan adalah metode belajar kaan interaktif dan progresif yang
dilaksanakan
melalui:
a. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
b. Belajar sambil melakukan;
c. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan
d. berkompetisi; Kegiatan yang menarik dan menantang;
e. Kegiatan di alam terbuka;
f. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan
g. dukungan; Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
h. Satuan terpisah antara putra dan putri
(2) Dalam menjalankan Metode Kepramukaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan
Sistem Among dan Kiasan Dasar
Pasal 11
Sistem
Among
(1) Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
(2) Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta
didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik
(3) antarmanusia.
Sistem Among sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan
a. Di depan
dengan menjadi prinsip
menerapkan teladan;
kepemimpinan:
b. Di tengah membangun kemauan; dan
c. Di belakang mendorong dan memberikan motivasi
kemandirian.
Pasal 12
Kiasan
Dasar
Penyelenggaraan pendidikan kepramukaan dikemas dengan menggunakan Kiasan Dasar
yang
bersumber dari sejarah perjuangan dan budaya bangsa.
Pasal 13
Kode
Kehorma
(1) Kode Kehormatan Pramuka merupakan tan janji dan komitmen diri serta ketentuan
moral Pramuka
pramuka dalam pendidikan kepramukaan.
(2) Kode Kehormatan Pramuka terdiri dari Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
(3) Kode Kehormatan Pramuka merupakan kode etik anggota Gerakan Pramuka baik
dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat.
2
(4) Kode Kehormatan Pramuka sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilaksanakan baik
dalam
(5) kehidupan pribadi maupun bermasyarakat secara sukarela dan ditaati demi kehormatan
diri.
Satya Pramuka sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berbunyi: “Demi kehormatanku,
aku
(6) berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, menolong
sesama
a. Kodehidup, dan ikutPramuka
Kehormatan serta membangun masyarakat,
Siaga terdiri dari Dwisatyaserta
danmenepati Dasadarma.”
Dwidarma Pramuka;
Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan
b. Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri dari Trisatya Pramuka Penggalang dengan golongan
usiadandan perkembangan jiwa dan jasmaninya yaitu:
c. Dasadarma; dan
Kode Kehormatan Pramuka Penegak, Pramuka Pandega, anggota dewasa terdiri
(7) Satya dariPramuka sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berbunyi: “Demi kehormatanku,
akuTrisatya Pramuka Penegak, Pramuka Pandega, dan anggota dewasa serta
berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang
Dasadarma.
Maha
(8) Esa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, menolong
sesama
hidup,
a. KodedanKehormatan
ikut serta membangun masyarakat,
Pramuka Siaga serta
terdiri dari menepati
Dwisatya danDasadarma.”
Dwidarma Pramuka;
Kode
b. Kode
Kehormatan
KehormatanPramuka
Pramuka
bagiPenggalang
anggota Gerakan
terdiri dari
Pramuka
Trisatya
disesuaikan
Pramukadengan
Penggalang
golongan
dan usia dan perkembangan jiwa dan jasmaninya yaitu:
c. Dasadarma; dan
Kode Kehormatan Pramuka Penegak, Pramuka Pandega, anggota dewasa terdiri
dari
Trisatya Pramuka Penegak, Pramuka Pandega,
Pasal 14 dan anggota dewasa serta
Dasadarma. Moto

Moto Gerakan Pramuka adalah Satyaku Kudarmakan Darmaku


Kubaktikan
Bagian Kedua
Jalur dan
Jenjang
Pasal 15
Jalur

Pendidikan kepramukaan dalam sistem pendidikan nasional termasuk dalam jalur


pendidikan
nonformal yang diperkaya dengan pendidikan nilai-nilai Gerakan Pramuka dalam
pembentukan kepribadian yang berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin,
menjunjung tinggi nilai-
nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapanPasal
hidup 16
Jenjang

Jenjang pendidikan kepramukaan terdiri atas


golongan:
(1) Siaga;
(2) Penggalang;
(3) Penegak; dan
(4) Pandega.

3
Bagian Ketiga
Peserta Didik,
Tenaga
Pendidik,
Pasal 17dan
Kurikulum
Peserta
Didik
(1) Peserta didik adalah warga negara Indonesia yang berusia 7 sampai dengan 25 tahun
yang
(2) mengikuti pendidikan
kepramukaan. Peserta didik terdiri
a. Pramuka Siaga;
dari:Pramuka Penggalang;
b.
c. Pramuka Penegak; dan
d. Pramuka Pandega.
(3) Untuk anak-anak yang belum berusia 7 tahun dapat ditampung dalam kelompok
prasiaga.
Pasal 18
Tenaga
Pendidik
(1) Tenaga pendidik dalam pendidikan kepramukaan terdiri
dari:
a. Pembina pramuka;
b. Pelatih pembina pramuka;
c. Pamong satuan karya pramuka;
d. dan
(2) Instruktur.
Tenaga pendidik harus memenuhi persyaratan standar tenaga pendidik dalam
Gerakan
Pramuka.
Pasal 19
Kurikulum

Kurikulum pendidikan kepramukaan terdiri atas kurikulum untuk peserta didik dan
kurikulum
untuk anggota dewasa
a. Kurikulum untuk peserta didik terdiri atas Syarat Kecakapan Umum, Syarat
Kecakapan
Khusus, dan Syarat Pramuka Garuda sesuai dengan jenjang pendidikan dan satuan
karya
b. Kurikulum untuk anggota dewasa Bagian
terdiri
Keempat
atas kursus, pelatihan, dan
peningkatan keterampilan Satuan
Pendidikan
Kepramukaan
Pasal 20
Satuan
Pendidik
Satuan pendidikan kepramukaan terdiri an
dari:
a. Gugus depan: dan
b. Pusat pendidikan dan pelatihan
Pasal 21
Gugus
Depan
(1) Gugus depan adalah satuan pendidikan dan satuan organisasi yang dikoordinasikan
oleh
kwartir ranting dan kwartir cabang
4
(2) Gugus depan meliputi gugus depan berbasis satuan pendidikan dan gugus depan
berbasis
(3) komunitas.
Gugus depan berbasis satuan pendidikan meliputi gugus depan yang berpangkalan
(4) di pendidikan formal.
Gugus depan berbasis komunitas meliputi gugus depan komunitas kewilayahan,
agama,
profesi, organisasi kemasyarakatan, danPasal
komunitas
22 lain.
Pusat
Pendidik
(1) Pusat pendidikan dan pelatihan kepramukaan
an dan adalah satuan pendidikan untuk
mendidik, Pelatihan
(2) melatih, dan memberikan sertifikasi kompetensi
Kepramubagi tenaga pendidik kepramukaan.
(3) Pusat pendidikan dan pelatihan kepramukaan
kaan merupakan bagian integral dari
kwartir.
Pusat pendidikan dan pelatihan kepramukaan berada di tingkat cabang,
daerah, dan Bagian Kelima
Nasional. Evaluasi,
Akreditasi, dan
Sertifikasi
Pasal 23
Evaluasi

(1) Evaluasi dilakukan dalam rangka pencapaian mutu pendidikan kepramukaan


sebagai
bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepramukaan kepada pihak
(2) yang berkepentingan.
Evaluasi untuk peserta didik sebagai mengetahui keberhasilan dalam rangka
(3) kegiatan pendidikan kepramukaan.
Evaluasi untuk pembina (gudep) sebagai pengukuran keberhasilan program
(4) pendidikan kepramukaan.
Evaluasi untuk kwartir sebagai pemetaan mutu pendidikan kepramukaan dalam
rangka pembinaan dan bantuan peningkatan mutu pendidikan kepramukaan
Pasal 24
Akreditasi

(1) Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan kegiatan dan satuan pendidikan
kepramukaan pada setiap jenjang pendidikan kepramukaan.
(2) Akreditasi dilakukan atas dasar kriteria yang bersifat terbuka dan dilakukan oleh
lembaga akreditasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 25
Sertifikasi

(1) Sertifikasi dilakukan terhadap peserta didik dan tenaga pendidik sebagai
pengakuan
(2) kompetensi yang dimilikinya.
Sertifikasi bagi peserta didik berbentuk tanda kecakapan dan bagi tenaga
(3) pendidik berbentuk sertifikat kompetensi.
Tanda kecakapan diberikan sebagai pengakuan terhadap kompetensi peserta didik
melalui
penilaian terhadap perilaku dalam pengamalan nilai serta uji kecakapan umum dan
uji kecakapan khusus sesuai dengan jenjang pendidikan kepramukaan oleh pembina.
5
(4) Sertifikat kompetensi diberikan sebagai pengakuan terhadap kompetensi tenaga
pendidik
melalui penilaian yang dilaksanakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kepramukaan tingkat Nasional.

BAB V
ORGA
NISASI
Bagian Kesatu
Keanggotaan

Pasal 26
Keanggo
taan
(1) Anggota Gerakan Pramuka adalah perseorangan warga negara Indonesia yang
secara
sukarela dan aktif mendaftarkan diri sebagai anggota Gerakan Pramuka, telah
memenuhi persyaratan tertentu serta telah dilantik sebagai anggota.
(2) Anggota Gerakan Pramuka terdiri dari:
a. Anggota biasa; dan
b. Anggota kehormatan.
Pasal 27
Pramuka
Utama
Kepala Negara Republik Indonesia adalah Pramuka
Utama
Bagian Kedua
Kelembagaan

Pasal 28
Kelemba
gaan
Kelembagaan dalam Gerakan Pramuka terdiri
atas:
a. Satuan Organisasi;
b. Majelis Pembimbing;
c. Organisasi Pendukung; dan
d. Lembaga Pemeriksa
Keuangan
Pasal 29
Satuan
Organisa
Satuan organisasi Gerakan Pramuka terdiri si
atas:
a. Gugus depan; dan
b. Kwartir.
Pasal 30
Gugus
Depan
(1) Gugus depan adalah satuan pendidikan dan organisasi terdepan penyelenggara
satuan
pendidikan kepramukaan dan wadah berhimpun peserta
didik.

6
(2) Gugus depan lengkap terdiri atas:
a. Perindukan siaga;
b. Pasukan penggalang;
c. Ambalan penegak;
d. dan
Racana pandega.
Pasal 31
Kwartir

(1) Kwartir adalah satuan organisasi pengelola Gerakan Pramuka yang dipimpin secara
kolektif
(2) pada setiap tingkatan wilayah
Kwartir
a. terdiri
Kwartir atas: yang mengoordinasikan gugus depan dan pangkalan
ranting, karya
satuan
b. pramuka di satu wilayah kecamatan/distrik; karya
Kwartir cabang, yang mengoordinasikan kwartir ranting dan pangkalan
c. satuan pramuka di satu wilayah kabupaten/kota; karya
Kwartir daerah, yang mengoordinasikan kwartir cabang dan pimpinan
satuan Nasional, yang mengoordinasikan kwartir daerah di wilayah Republik
d. Kwartir
pramuka di satu wilayah provinsi; dan
Indonesia
dan pimpinan satuan karya pramuka tingkat nasional serta gugus depan
perwakilan
Republik Indonesia di luar negeri. Pasal 32
Kepengu
rusan
(1) Kepengurusan kwartir ranting dipilih olehKwartir
pengurus gugus depan diwilayahnya
secara
(2) demokratis melalui musyawarah kwartir.
Kepengurusan kwartir cabang, daerah, dan nasional dipilih oleh pengurus kwartir
(3) di wilayahnya secara demokratis melalui musyawarah kwartir.
Kepengurusan kwartir tidak terikat dengan jabatan publik secara ex-officio.
Pasal 33
Badan
Kelengka
(1) Di setiap kwartir dibentuk badan kelengkapan
pan kwartir.
(2) Badan kelengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, terdiri
dari:
a. Dewan Kehormatan;
b. Satuan Pengawas Internal;
c. dan
Dewan Kerja.
Pasal 34
Dewan
Kehorma
(1) Dewan kehormatan Gerakan Pramuka adalah tan badan yang dibentuk oleh kwartir dan
gugus
(2) depan serta bertanggung jawab kepada ketua kwartir atau ketua gugus
depan.
Dewan kehormatan Gerakan Pramuka berfungsi memberi pertimbangan
kepada ketua kwartir atau ketua gugus depan dalam pemberian anugerah,
penghargaan, sanksi, dan rehabilitasi.

7
Pasal 35
Satuan
Pengawa
(1) Satuan pengawas internal adalah badan s Internal
yang dibentuk oleh kwartir dan bertanggung
jawab
(2) kepada ketua kwartir
Satuan pengawas internal berfungsi melakukan pengawasan manajemen kwartir
dan memberikan masukan untuk penyusunan pelaporan berdasarkan hasil pengawasan
Pasal 36
Dewan
Kerja
(1) Dewan kerja adalah badan yang dibentuk oleh kwartir dan bertanggungjawab
kepada
(2) kwartir.
(3) Dewan kerja terdiri dari perwakilan pramuka penegak dan pramuka pandega di wilayahnya.
Dewan kerja berfungsi sebagai wadah kaderisasi kepemimpinan dan bertugas
membantu
pimpinan kwartir dalam mengelola kegiatan
Pasalpramuka
37 penegak dan pramuka pandega.
Majelis
Pembim
(1) bing majelis pembimbing.
Pada setiap gugus depan dan kwartir dibentuk
(2) Majelis pembimbing bertugas memberikan bimbingan moral organisatoris serta
dan memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan kepramukaan
(3) Majelis pembimbing gugus depan berasal dari unsur:
a. Pimpinan satuan pendidikan atau komunitas
b. Tokoh masyarakat
c. Tokoh pramuka
d. Orang tua peserta didik
e. Pembina pramuka
(4) Majelis pembimbing kwartir berasal dari
unsur:
a. Pemerintah atau pemerintah daerah
b. Tokoh masyarakat, dan
c. Tokoh pramuka kwartir
(5) Majelis pembimbing dapat membentuk Dewan
Penasehat
Pasal 38
Organisa
si
(1) Penduku
Kwartir cabang, daerah, dan Nasional dapat membentuk organisasi
(2) pendukung. ng
Organisasi
a. pendukung
Satuan Karya terdiri dari:
Pramuka;
b. Gugus Darma Pramuka;
c. Satuan Komunitas Pramuka;
d. Pusat Penelitian dan
e. Pengembangan;
f. Pusat Informasi; dan
(3) Badan
Kwartir Usaha.
dapat membentuk satuan tugas yang disesuaikan dengan keperluan masing-
masing

8
Pasal 39
Satuan
Karya
(1) Satuan karya pramuka disingkat saka Pramuka
yang berfungsi sebagai organisasi
pendukung
(2) pendidikan kepramukaan bagi pramuka penegak dan pandega
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut pada ayat (1) satuan karya
(3) pramuka mendirikan pangkalan di kwartir ranting
(4) Satuan karya pramuka di tingkat ranting dipimpin oleh pamong saka
Satuan karya pramuka di tingkat kwartir dipimpin secara kolektif oleh suatu pengurus
(5) yang disebut pimpinan saka
Pimpinan saka bagian integral dari kwartir
Pasal 40
Gugus
Darma
Pramuka bagi anggota dewasa Gerakan
(1) Gugus darma pramuka adalah wadah pengabdian
Pramuka
(2) untuk memajukan Gerakan Pramuka dan berbakti pada bangsa dan negara
Gugus darma pramuka berfungsi memberikan bantuan, dan memfasilitasi
pelaksanaan pendidikan kepramukaan melalui kwartir yang bersangkutan
Pasal 41
Satuan
Komunit
(1) Satuan komunitas pramuka disingkat sako, as adalah satuan organisasi
penyelenggara Pramuka
(2) pendidikan kepramukaan yang berbasis komunitas antara lain: profesi, aspirasi, dan
agama
(3) Sako merupakan himpunan dari gugus depan berbasis komunitas yang
mempunyai kekhususan dalam: profesi, aspirasi, dan agama.
(4) Sako melalui kwartir mengoordinasikan, memfasilitasi, dan mendukung
pelaksanaan pendidikan kepramukaan bagi gugus depan yang berbasis komunitas
Pimpinan sako adalah bagian integral dari kwartir.
Pasal 42
Pusat
Penelitia
(1) Pusat penelitian dan pengembangan Gerakann dan Pramuka merupakan bagian integral
dari Pengem
(2) kwartir bangan
Pusat penelitian dan pengembangan Gerakan Pramuka berfungsi sebagai wadah
(3) penelitian dan pengembang-an Gerakan Pramuka
Pusat penelitian dan pengembangan Gerakan Pramuka bertanggung-jawab kepada
ketua
kwartir Pasal 43
Pusat
Informasi
(1) Pusat informasi Gerakan Pramuka merupakan bagian integral dari kwartir
(2) Pusat informasi Gerakan Pramuka berfungsi sebagai wadah pelayanan informasi baik
di dalam maupun di luar lingkungan Gerakan Pramuka
(3) Pusat informasi Gerakan Pramuka bertanggungjawab kepada ketua kwartir

9
Pasal 44
Badan
Usaha
(1) Badan usaha Gerakan Pramuka merupakan bagian integral dari kwartir
(2) Badan usaha Gerakan Pramuka berfungsi sebagai wadah pengembangan usaha
dalam rangka mendukung pendanaan Gerakan Pramuka
(3) Badan usaha Gerakan Pramuka bertanggungjawab kepada ketua kwartir

Pasal 45
Lembag
a
(1) Lembaga pemeriksa keuangan Gerakan Pemeriks
Pramuka adalah lembaga independen
yang a
Keuanga
(2) dibentuk oleh musyawarah Gerakan Pramuka
n
(3) Lembaga pemeriksa keuangan berfungsi mengawasi dan memeriksa keuangan kwartir
Lembaga pemeriksa keuangan Gerakan Pramuka bertanggungjawab kepada
musyawarah Gerakan Pramuka.

BAB VI
MUSYA
WARA
H 46
Pasal
Musyaw
arah
(1) Musyawarah Gerakan Pramuka adalah forum tertinggi dalam Geraka Pramuka, di
tingkat
(2) kwartir/gugus depan.
(3) Musyawarah Gerakan Pramuka di tingkat nasional diselenggarakan 5 (lima) tahun
(4) sekali. Musyawarah Gerakan Pramuka di tingkat daerah diselenggarakan 5 (lima) tahun
(5) sekali. Musyawarah Gerakan Pramuka di tingkat cabang diselenggarakan 5 (lima) tahun
(6) sekali.
Musyawarah Gerakan Pramuka di tingkat ranting diselenggarakan 3 (tiga) tahun
sekali Musyawarah Gerakan Pramuka di tingkat gugus depan diselenggarakan 2
(dua) tahun sekali Pasal 47
Hal-hal
Luar
(1) Dalam menghadapi hal-hal yang luar biasa,
Biasa
kwartir Gerakan Pramuka dapat
menyelenggarakan musyawarah luar biasa. dan
(2) Mendesa
Dalam menghadapi hal-hal yang mendesak, kwartir Gerakan Pramuka dapat
meminta persetujuan secara tertulis kepadak kwartir di bawahnya setelah
berkonsultasi dengan majelis pembimbing.

10
BAB VII
ATRIBUT

Pasal 48
Atribut

(1) Gerakan Pramuka memiliki atribut


berupa:
a. Lambang;
b. Bendera;
c. Panji;
d. Himne;
e. Mars; dan
f. Pakaian seragam.
(2) Atribut Gerakan Pramuka dilindungi oleh HAKI (Hak Atas Kekayaan
Intelektual)
Pasal 49
Lambang

Lambang Gerakan Pramuka adalah tunas kelapa yang diciptakan oleh Soenardjo
Admodipuro.
Pasal 50
Bendera

Bendera Gerakan Pramuka berbentuk empat persegi panjang, berukuran tiga banding
dua,
warna dasar putih dengan lambang Gerakan Pramuka di tengah berwarna merah, di atas dan
di
bawah lambang Gerakan Pramuka terdapat garis merah sepanjang “panjang bendera” dan
di sisi tiang terdapat garis merah sepanjangPasal
“lebar51
bendera”.
Panji

Panji Gerakan Pramuka adalah Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia
yang
dianugerahkan oleh Presiden Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor
448
Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961. Pasal 52
Himne
dan
Mars.Darma Pramuka yang diciptakan oleh
(1) Himne Gerakan Pramuka adalah lagu Satya
Husein
Mutahar.
(2) Mars Gerakan Pramuka adalah lagu Jayalah Pramuka yang diciptakan oleh Munatsir Amin.
Pasal 53
Pakaian
Seragam
Anggota Gerakan Pramuka menggunakan pakaian seragam beserta tanda-
tandanya.

11
BAB VIII
HAK
DAN
KEWAJI
Pasal 54
BAN
Hak
Peserta
Setiap peserta didik berhak: Didik
a. Mengikuti pendidikan kepramukaan;
b. Menggunakan atribut pramuka;
c. Mendapatkan sertifikat dan/atau tanda kecakapan kepramukaan;
d. dan
Mendapatkan perlindungan selama mengikuti kegiatan
kepramukaan. Pasal 55
Kewajiba
n
Setiap peserta didik berkewajiban: Peserta
a. Melaksanakan kode kehormatan pramuka; Didik
b. Menjunjung tinggi harkat dan martabat pramuka; dan
c. Mematuhi semua persyaratan dan ketentuan pendidikan
kepramukaan.
Pasal 56
Hak
Orangtua
Peserta
(1) Orangtua peserta didik berhak memperoleh informasi tentang perkembangan anaknya
Didik dukungan sumber daya dalam
(2) Orangtua peserta didik berhak memberikan
kegiatan pendidikan kepramukaan
(3) Orangtua peserta didik berhak mengawasi penyelenggaraan pendidikan kepramukaan

Pasal 57
Kewajiba
n
Orangtua peserta didik berkewajiban untuk:Orangtua
a. Membimbing, mendukung, dan membantu Peserta
anak dalam mengikuti pendidikan
kepramukaan; Didik
dan
b. Membimbing, mendukung, dan membantu satuan pendidikan kepramukaan sesuai
dengan kemampuan.
Pasal 58
Hak
Masyara
Masyarakat berhak untuk berperan serta dan kat memberikan dukungan sumber daya
dalam
kegiatan pendidikan kepramukaan.

12
BAB IX
KEUAN
GAN
DAN59
Pasal
KEKAY
Keuangan
AAN
Keuangan Gerakan Pramuka diperoleh dari:
a. Iuran anggota;
b. Bantuan majelis pembimbing;
c. Sumbangan masyarakat yang tidak mengikat;
d. Bantuan Pemerintah/pemerintah daerah melalui APBN/APBD setiap tahunnya;
e. Sumber lain yang tidak bertentangan, baik dengan peraturan perundang-undangan
maupun dengan Kode Kehormatan Pramuka; dan
f. Usaha dana, badan usaha yang dimiliki Gerakan Pramuka.

Pasal 60
Kekayaan

(1) Kekayaan Gerakan Pramuka terdiri atas barang bergerak dan tidak bergerak serta
hak
(2) kekayaan intelektual/hak paten.
Pengelolaan kekayaan/aset yang tidak bergerak yang dikerjasamakan dengan pihak
ketiga harus diputuskan melalui rapat pleno pengurus kwartir dan mendapat
(3) persetujuan dari
majelis pembimbing.
Pengalihan kekayaan/aset Gerakan Pramuka yang berupa barang tidak bergerak,
harus diputuskan melalui rapat pleno pengurus kwartir dengan persetujuan ketua
majelis
BABkerja.
pembimbing dan diinformasikan dalam rapat X
PEMB
UBAR
AN 61
Pasal
Pembub
aran
(1) a. Gerakan Pramuka hanya dapat dibubarkan oleh Musyawarah Nasional
Gerakan
b. Pramuka yang khusus diadakan untuk itu
Musyawarah nasional tersebut harus diusulkan oleh sekurang-kurangnya dua
c. pertiga jumlah kwartir daerah.
Musyawarah nasional untuk membicarakan usul pembubaran Gerakan
Pramuka
d. dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurangkurangnya dua pertiga
jumlah kwartir daerah.
(2) JikaUsul pembubaran
Gerakan PramukaGerakan Pramuka
dibubarkan, diterima
maka cara oleh musyawarah
penyelesaian nasionalmilik
kekayaan jika
disetujui dengan suara bulat.
Gerakan
Pramuka ditetapkan oleh musyawarah nasional yang memutuskan pembubaran itu.

13
BAB XI
ANGG
ARAN
RUMA
Pasal 62
H
Anggara
nTANGG
Rumah
A
Tangga
(1) Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ini dijabarkan lebih lanjut dalam Anggaran
Rumah
Tangga Gerakan Pramuka.
(2) Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ditetapkan oleh Musyawarah Nasional
Gerakan Pramuka.

BAB XII
PENUT
UP
Pasal 63
Penutup

Anggaran Dasar ini ditetapkan pada tanggal 28 September 2018 oleh Musyawarah
Nasional
Gerakan Pramuka yang diselenggarakan di Kendari, Sulawesi Tenggara.

14
BAB I
NAM
A,
STAT1
Pasal
US,
Nama
TEMP
AT,yang ditetapkan dengan Keputusan
(1) Organisasi ini bernama Gerakan Pramuka
Presiden DAN
HARItanggal 20 Mei 1961 sebagai kelanjutan
Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961
PRAM
dan pembaruan Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia, dan didirikan untuk
waktu UKA
yang tidak
muda yangditentukan.
suka berkarya.
(2) Kepanjangan Gerakan Pramuka adalah Gerakan Praja Muda Karana, yaitu gerakan
rakyat Pasal 2
Status

Gerakan Pramuka diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun


2010
tentang Gerakan Pramuka dan berstatus badan hukum.
Pasal 3
Tempat

(1) Gerakan Pramuka berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.


(2) Gerakan Pramuka menyelenggarakan kegiatan di seluruh wilayah Negara
Kesatuan
Republik Indonesia dan Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
Pasal 4
Hari
Pramuk
Hari Pramuka ditetapkan tanggal 14 Agustus, a karena pada tanggal 14 Agustus
1961
pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan Panji Gerakan Pendidikan
Kepanduan
Nasional Indonesia kepada Gerakan Pramuka
BAB II
ASAS,
TUJU
AN, 5
Pasal
TUGA
Asas
S
POKOPramuka untuk mencapai tujuan
(1) Pancasila adalah satu-satunya asas Gerakan
(2) Pancasila diwujudkan dalam sikap dan perilaku
K, setiap anggota Gerakan
Pramuka. DAN
FUNG6
Pasal
SI
Tujuan

Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar


menjadi:
a. Manusia yang memiliki:

15
1) Kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak
mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, dan menjunjung tinggi nilai-nilai
2) luhur bangsa;
Kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun
3) Negara
4) Kesatuan Republik Indonesia; Jasmani
b. yangnegara
Warga sehat dan kuat; dan
Republik Kepedulian
Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada
terhadap lingkungan hidup.
Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan
berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara.
Pasal 7
Tugas
Pokok
(1) Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan
kepramukaan
bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa yang berkarakter agar menjadi
generasi yang lebih baik, bertanggungjawab, mampu membina, dan mengisi kemerdekaan
(2) nasional serta membangun dunia yang lebih baik.
Penyelenggaraan pendidikan kepramukaan tersebut dilaksanakan dengan bimbingan
(3) anggota dewasa
Dalam dan
guru, pelaksanaan tugas pokok
unsur masyarakat perlu
agar dilakukan
terdapat kerja sama
keselarasan danyang baik dengan dalam
orang
tua,
kesinambungan
pendidikan.
Pasal 8
Fungsi

(1) Gerakan Pramuka berfungsi sebagai organisasi nonformal di luar sistem


pendidikan keluarga dalam
pendidikan sekolah (formal) dan di luar sistem (informal)
(2) pendidikan pelaksanaannya saling melengkapi dan dan pengembangan kaum
memperkaya..
muda dengan dilandasi Sistem Among, Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.
(3) Gerakan Pramuka
Pelaksanaan dari berfungsi pula sebagai
fungsi tersebut wadah pembinaan
disesuaikan dengan keadaan,
kepentingan,dan perkembangan masyarakat, bangsa dan negara.

BAB III
SIFAT

Pasal 9
Sifat

(1) Gerakan Pramuka bersifat terbuka, artinya dapat didirikan di seluruh wilayah Indonesia
dan
diikuti oleh seluruh warga negara Indonesia tanpa membedakan suku, ras, golongan,
(2) dan agama.
Gerakan Pramuka bersifat universal, artinya tidak terlepas dari idealisme nasional,
prinsip
(3) dasar, dan metode kepramukaan sedunia serta membina persahabatan, persaudaraan,
dan perdamaian dunia
Gerakan Pramuka bersifat mandiri, artinya penyelenggaraan organisasi dilakukan
secara 16
otonom dan bertanggung jawab.
(4) Gerakan Pramuka bersifat sukarela, artinya kesediaan anggota Gerakan Pramuka
untuk
(5) secara suka dan rela menaati ketentuan dan peraturan dilingkungan Gerakan Pramuka.
Gerakan Pramuka bersifat patuh dan taat terhadap semua peraturan perundang-
(6) undangan
Negara
a. Kesatuan
Gerakan Republik
Pramuka bukanIndonesia
organisasi sosial-politik dan bukan bagian dari salah
satu Pramuka bersifat nonpolitik, artinya:
Gerakan
b. organisasi sosial-politik;
c. Gerakan Pramuka tidak dibenarkan ikut serta dalam kegiatan politik praktis; dan
Secara pribadi anggota Gerakan Pramuka dapat menjadi anggota organisasi
kekuatan sosial-politik dengan ketentuan;
1) Tidak dibenarkan membawa paham dan aktivitas organisasi kekuatan sosial-
politik
dalam bentuk apapun ke dalam Gerakan Pramuka;
(7) Gerakan Pramuka
2) Tidak bersifat memakai
dibenarkan religius, atribut pramuka pada kegiatan organisasi
artinya:
a. Gerakan
kekuatanPramuka wajib membina dan meningkatkan keimanan dan
sosial-politik
ketakwaan
b. anggotanya;
Gerakan Pramuka mampu mengembangkan kerukunan hidup antar umat
c. beragama;
dan
anggota
(8) Gerakan Gerakan
Pramuka Pramuka
bersifat wajib memeluk
persaudaraan, agama
artinya setiapdan beribadah
anggota sesuai
Gerakan agama
Pramuka
wajib
dan keyakinannya masing-masing
mengembangkan semangat persaudaraan antar sesama pramuka dan sesama
umat manusia.

BAB IV
SISTE
M
PENDI
Bagian Kesatu
DIKAN
Pendidikan
KEPRA
Kepramukaan
MUKA
Pasal 10
AN
Pendidik
an
(1) Pendidikan kepramukaan dilaksanakanKepramu berdasarkan pada nilai kepramukaan dan
prinsip kaan
(2) dasar kepramukaan dalam upaya membentuk karakter kebangsaan dan kecakapan hidup.
Pendidikan kepramukaan merupakan pendidikan nonformal dalam sistem
pendidikan
sekolah yang dilakukan di alam terbuka dalam bentuk kegiatan yang menarik,
menantang,
(3) menyenangkan, sehat, teratur, dan terarah, dengan menerapkan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, agar terbentuk kepribadian dan watak yang
berakhlak mulia, mandiri, peduli, cinta tanah air, serta memiliki kecakapan hidup.
(4) Pendidikan kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi
kaum
muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi aspek spiritual,
(5) emosional, sosial, intelektual, dan fisik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat. Pendidikan kepramukaan merupakan proses pembinaan dan pengembangan
potensi kaum muda agar menjadi warganegara yang berkualitas serta mampu
memberikan sumbangan positif bagi kesejahteraan dan kedamaian masyarakat baik
nasional maupun internasional. Pendidikan kepramukaan secara luas diartikan 17
sebagai proses pembinaan yang berkesinambungan bagi kaum muda, baik
sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Pasal 11
Prinsip
Dasar
(1) Nilai dan Prinsip Dasar Kepramukaan Kepramu sebagai norma hidup setiap anggota
Gerakan kaan
Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan kepada setiap peserta didik melalui
proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadi dengan bantuan tenaga pendidik, sehingga
pengamalannya dapat dilakukan dengan inisiatif sendiri, penuh kesadaran, kemandirian,
kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun sebagai
(2) anggota masyarakat.
(3) Setiap anggota Gerakan Pramuka wajib menerima nilai dan Prinsip Dasar
Kepramukaan.
a. Pengamalan
Menaati perintah Tuhan nilai Yang
dan Prinsip
MahaDasarEsaKepramukaan
dan menjauhi dilaksanakan dalam serta
laranganNya
bentuk:
beribadah
b. sesuai dengan ajaran agama yang
dianutnya;
Memiliki kewajiban untuk menjaga,
c. memelihara persaudaraan dan perdamaian
di masyarakat, memperkokoh persatuan,
d. serta mempertahankan Pancasila, Undang-
Undang Dasar Tahun 1945, Negara
e. Kesatuan Republik Indonesia, dan
kebhinekaan;
Melestarikan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat menunjang dan
memberikan kenyamanan dan kesejahteraan hidup masyarakat;
Mengakui bahwa manusia tidak Pasal hidup
12 sendiri, melainkan hidup bersama
berdasarkan Metode
prinsip peri-kemanusiaan yang Kepramu adil dan
beradab;
(1) Metode Kepramukaan merupakan cara belajar kaan interaktif progresif
melalui:
Memahami potensi
a. Pengamalan diri pribadi untuk
Kode Kehormatan dikembangkan dengan cerdas guna kepentingan
Pramuka;
masa depannya
b. Belajar dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; dan
sambil melakukan;
c. mengamalkan Satya dan
Kegiatan berkelompok, Darma Pramuka
bekerjasama, dan dalam kehidupan sehari-hari.
d. berkompetisi; Kegiatan yang menarik dan menantang;
e. Kegiatan di alam terbuka;
f. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan
g. dukungan; Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
h. Satuan terpisah antara putra dan putri.
(2) Metode Kepramukaan merupakan prosedur dan cara untuk mengimplementasikan nilai
dan
(3) Prinsip Dasar Kepramukaan.
Setiap unsur dalam Metode Kepramukaan memiliki fungsi pendidikan spesifik, yang
secara bersama-sama dan keseluruhan saling memperkuat dan menunjang
tercapainya tujuan
pendidikan kepramukaan. Pasal 13
Pengam
alan
Kode Kehormatan Pramuka diamalkan dalamKode bentuk:
a. Beribadah menurut keyakinan agama dan Kehorma
kepercayaan masing-
masing; tan
b. Menjalankan hidup sehat secara rohaniPramukadan jasmani;
18
c. Memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara;
d. Melestarikan lingkungan beserta alam seisinya;
e. Membangun kebersamaan, kepedulian, baik dalam lingkungan keluarga maupun
dalam kehidupan bermasyarakat;
f. Membina persaudaraan dengan pramuka sedunia;
g. Mendengarkan, menghargai dan menerima pendapat atau gagasan orang
lain, mengendalikan diri, bersikap terbuka, mematuhi kesepakatan dan
memperhatikan
kepentingan bersama, mengutamakan kesatuan dan persatuan serta bertutur kata
h. dan bertingkah laku sopan santun, ramah dan sabar;
Memberikan pertolongan dan berpartisipasi dalam kegiatan bakti maupun kegiatan
sosial, membina kesukarelaan dan kesetiakawanan, membina ketabahan dan
i. kesabaran dalam
mengatasi rintangan dan tantangan tanpa mengenal sikap putus asa;
Menerima tugas dengan ikhlas, sebagai upaya persiapan pribadi menghadapi masa
j. depan, berupaya melatih keterampilan dan pengetahuan sesuai kemampuan, riang
gembira dalam
k. menjalankan tugas dan menghadapi kesulitan maupun tantangan;
l. Membiasakan diri hidup hemat, cermat, dan bersahaja agar mampu mengatasi
m. tantangan yang dihadapi;
n. Mengendalikan diri dalam menghadapi tantangan dan kenyataan dengan berani dan
setia; Menaati norma dan aturan;
Menepati janji, bertanggung jawab atas tindakan dan perbuatan; dan
Memiliki daya pikir dan daya nalar yang
Pasal
baik14pada saat merencanakan kegiatan
maupun pada saat pelaksanaan kegiatan, Belajar
serta berhati-hati dalam bertindak, bersikap dan
berbicara. Sambil
Belajar sambil melakukan dilaksanakan dengan:
Melakuk
a. Mengutamakan sebanyak-banyaknya kegiatan an praktik pada setiap kegiatan
kepramukaan
dalam bentuk pendidikan keterampilan dan berbagi pengalaman yang bermanfaat
b. bagi peserta didik;
Mengarahkan peserta didik untuk selalu berbuat hal-hal nyata dan memotivasi agar
timbul
keingintahuan akan hal-hal baru, serta memacunya agar berpartisipasi aktif dalam
segala kegiatan. Pasal 15
Kegiatan
Berkelo
(1) Peserta didik dikelompokkan dalam satuanmpok,
gerak yang dipimpin oleh peserta didik sendiri.
Bekerjas belajar memimpin dan dipimpin,
(2) Kegiatan berkelompok memberikan kesempatan
ama, dan
mengatur dan diatur, berorganisasi, memikul tanggungjawab, serta bekerja dan
bekerjasama dalam Berkomp
(3) kerukunan. etisi
Kegiatan berkelompok memberi kesempatan untuk saling berkompetisi dalam
suasana persaudaraan guna menumbuhkan keinginan untuk menjadi lebih baik.
Pasal 16
Kegiatan
yang
(1) Kegiatan menarik dan menantang merupakan
Menarik kegiatan yang kreatif, inovatif, rekreatif,
dan dan
mengandung pendidikan, yang mampu Menantamengubah sikap dan perilaku, menambah
pengetahuan dan pengalaman, serta meningkatkan
ng kecakapan hidup setiap anggota
Gerakan Pramuka.
19
(2) Diselenggarakan dengan memperhatikan tiga pilar pendidikan kepramukaan yakni
modern,
(3) manfaat, dan taat asas.
Diselenggarakan dalam rangka menarik minat kaum muda agar bersedia dan mau
bergabung dalam Gerakan Pramuka, serta bagi anggota Gerakan Pramuka agar
(4) tetap
terpikat, mengikuti serta mengembangkan kegiatan
(5) kepramukaan.
Diselenggarakan secara terpadu dan bertahap sejalan dengan perkembangan kemampuan
(6) dan keterampilan peserta didik secara individu maupun berkelompok.
Diselenggarakan sesuai dengan usia dan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik,
(7) sehingga mudah diterima oleh yang bersangkutan.
Ditujukan kepada peserta didik yang dikelompokkan menurut jenis kelamin, usia dan
kemampuan dengan maksud untuk memudahkan penyesuaian kegiatan.
Diutamakan pada kegiatan yang dapat mengembangkan bakat dan minat yang mencakup
ranah spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik peserta didik, serta bermanfaat bagi
Pasal 17
perkembangan kepribadian. Kegiatan
di Alam
(1) Kegiatan di alam terbuka merupakan Terbukakegiatan rekreatif edukatif dengan
mengutamakan
(2) kesehatan, keselamatan, dan keamanan.
Memberikan pengalaman saling ketergantungan antara unsur-unsur alam dan
kebutuhan untuk melestarikannya, serta mengembangkan suatu sikap bertanggungjawab
(3) akan masa
depan keseimbangan alam.
(4) Menanamkan pemahaman dan kesadaran kepada peserta didik bahwa menjaga
lingkungan adalah hal utama yang harus ditaati dan dikenali dalam setiap kegiatan.
Mengembangkan kemampuan mengatasi tantangan, menyadari tidak ada sesuatu
yang berlebihan di dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan
dalam Pasal 18
kesederhanaan, dan mengembang kan Kehadirarasa memiliki alam.
n Orang
Kehadiran orang dewasa dalam setiap kegiatan Dewasa
kepramukaan dapat berperan
sebagai:
a. perencana, organisator, pengendali, pengawas, dan penilai;
b. konsultan dan motivator untuk peserta didik dalam melaksanakan kegiatan;
c. pembina, pamong, pelatih, instruktur, pendamping, dan pelindung peserta didik pada
waktu melaksanakan kegiatan; dan
d. penanggungjawab pelaksanaan kegiatan peserta didik.

Pasal 19
Tanda
Kecakap
(1) Penghargaan berupa tanda kecakapan bertujuan
an mendorong dan merangsang peserta
didik
agar secara bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan nilai-nilai
(2) kepramukaan serta memiliki berbagai kompetensi keterampilan.
Tanda kecakapan merupakan pengakuan yang diberikan kepada peserta didik yang
telah menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kepramukaan serta telah memiliki
(3) berbagai
kompetensi keterampilan.
Setiap peserta didik wajib berupaya memiliki keterampilan yang berguna bagi kehidupan
diri dan baktinya kepada masyarakat.
20
Pasal 20
Satuan
Terpisah
(1) Satuan terpisah pramuka putra dan pramuka putri diterapkan di gugus depan, satuan
karya
(2) pramuka, dan kegiatan bersama.
Satuan pramuka putri dibina oleh pembina putri, satuan pramuka putra dibina oleh
(3) pembina putra, kecuali perindukan siaga putra dapat dibina oleh pembina putri.
Kegiatan yang diselenggarakan dalam bentuk perkemahan, harus dijamin dan dijaga
agar tempat perkemahan putri dan tempat perkemahan putra terpisah, perkemahan
putri
dipimpin oleh pembina putri dan perkemahan Pasal 21putra dipimpin oleh pembina putra.
Sistem
Among
(1) Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta
didik
(2) agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among sebagai landasan pendidikan kepramukaan dilaksanakan dalam
bentuk
(3) hubungan antara pendidik dengan peserta didik dengan cara saling asah, saling asih,
dan saling asuh.
Sistem
a. Amongsung
Ing ngarso memberikan kesempatan
tulodo maksudnya kepadamenjadi
di depan pesertateladan;
didik untuk mengembangkan
diri
b. Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
dengan
c. bimbingan
Tutwuri orang
handayani dewasa melalui
maksudnya prinsip
di belakang kepemimpinan
memberi dorongan sebagai berikut:
ke arah kemandirian
yang lebih baik
(4) Sistem Among dilaksanakan dalam bentuk hubungan pendidik dengan peserta
didik
merupakan hubungan khas, yaitu setiap anggota dewasa wajib memperhatikan
perkembangan anggota muda secara pribadi agar pembinaan yang dilakukan sesuai
(5) dengan tujuan Gerakan Pramuka
Dalam melaksanakan tugasnya anggota dewasa wajib bersikap dan berperilaku
berdasarkan:
a. Kasih-sayang, kejujuran, keadilan, kepatutan, kesederhanaan, kesanggupan
berkorban, dan rasa kesetiakawanan sosial;
b. Disiplin disertai inisiatif dan bertanggungjawab kepada Tuhan Yang Maha Esa,
(6) negara dan bangsa, sesama manusia, diri sendiri, alam, dan lingkungan hidup.
Anggota dewasa berupaya secara bertahap memberikan kesempatan kepada anggota
muda untuk mengembangkan kepemimpinan, memberikan semangat dan dorongan ke
arah
kemandirian yang baik. Pasal 22
Kiasan
Dasar
(1) Kiasan dasar adalah simbol-simbol yang dalam penyelenggaraan pendidikan
digunakan
(2) kepramukaan. unsur terpadu dalam pendidikan
Penggunaan kiasan dasar, sebagai salah satu imajinasi, sesuai dengan usia dan
kepramukaan, dimaksudkan
perkembangan, yang mendorong untukkreatifitas, dan keikutsertaan peserta didik dalam
mengembangkan
setiap
kegiatan pendidikan kepramukaan.

21
(3) Kegiatan pendidikan kepramukaan harus dikemas dalam kiasan dasar yang
disesuaikan
(4) dengan minat, kebutuhan, situasi, dan kondisi peserta didik.
Kiasan dasar disusun dan dirancang untuk mencapai tujuan dan sasaran
pendidikan kepramukaan untuk setiap golongan yang pelaksanaannya tidak memberatkan
peserta didik
bahkan dapat memperkaya pengalaman. Pasal 23
Kode
Kehorma
(1) Kode Kehormatan Pramuka terdiri atas janji tandan komitmen diri yang disebut Satya
Pramuka Pramuka
(2) serta ketentuan moral yang disebut Darma
Pramuka.
a. Diucapkan Satyasecara
Pramuka:
sukarela oleh seorang calon anggota atau calon pengurus
Gerakan
b. Pramuka pada saat pelantikan menjadi anggota atau pengurus;
c. Dipergunakan sebagai pengikat diri pribadi demi kehormatannya untuk diamalkan; dan
Dipakai sebagai dasar pengembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan
fisik,Pramuka
(3) Darma baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
merupakan:
a. Nilai dasar untuk membina dan mengembangkan akhlak mulia;
b. Sistem nilai yang harus dihayati, dimiliki, dan diamalkan dalam kehidupan
anggota gerakan pramuka di masyarakat;
c. Landasan gerak bagi gerakan pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan
kepramukaan
yang diwujudkan dalam kegiatan untuk mendorong peserta didik manunggal
dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, serta memiliki rasa
d. kebersamaan
(4) KodedanKehormatan Pramuka
gotong royong; dan adalah budaya organisasi yang melandasi sikap dan
perilaku
Kode etik bagi organisasi dan anggota gerakan pramuka.
(5) setiap anggota Gerakan Pramuka.
Kode Kehormatan Pramuka ditetapkan dan diterapkan sesuai dengan golongan usia
a. Kode
dan Kehormatan
perkembangan bagi dan
rohani Pramuka Siaga,
jasmani terdiri
anggota dari: Pramuka, yaitu:
Gerakan
1) Janji dan komitmen diri yang disebut Dwisatya, selengkapnya
berbunyi: Dwisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
- Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara
Kesatuan
- Republik Indonesia dan menurut aturan
keluarga.
2) Ketentuan Setiap
moral yanghari berbuat
disebut kebaikan.selengkapnya
Dwidarma,
berbunyi:
-Dwidarma Pramuka
Siaga berbakti pada ayah dan ibundanya.
- Siaga berani dan tidak putus asa.
b. Kode kehormatan bagi Pramuka Penggalang, terdiri dari:
1) Janji dan komitmen diri yang disebut Trisatya, selengkapnya
berbunyi: Trisatya
”Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh
menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, mengamalkan Pancasila, menolong sesama hidup, mempersiapkan diri
membangun masyarakat, serta menepati Dasadarma Pramuka”.

22
2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma, selengkapnya
berbunyi:
Dasadarma
1. Pramuka
Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama
3. manusia. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan
7. gembira.
8. Hemat, cermat, dan bersahaja.
9. Disiplin, berani, dan setia.
10. Bertanggungjawab
Suci dalam pikiran, dan
perkataan,
dapat dan perbuatan.
c. Kode kehormatan
dipercaya. bagi Pramuka Penegak, Pramuka Pandega, dan anggota
dewasa, terdiri dari:
1) Janji dan komitmen diri yang disebut Trisatya, selengkapnya berbunyi:
Trisatya
”Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara
Indonesia, mengamalkan Pancasila, menolong sesama hidup, ikut serta
Kesatuan Republik
membangun masyarakat, serta menepati Dasadarma Pramuka”.
2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma, selengkapnya
berbunyi: Dasadarma Pramuka
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama
3. manusia. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan
8. bersahaja. Disiplin, berani,
9. dan setia.
10. Bertanggungjawab
Suci dalam pikiran, dan dapat dipercaya.
perkataan, dan
perbuatan.
Pasal 24
Moto

(1) Moto Gerakan Pramuka bersifat tetap dan tunggal sebagai bagian terpadu dalam
proses
pendidikan.
(2) Satyaku Kudarmakan Darmaku Kubaktikan artinya setiap janji dan komitmen diri yang
telah diucapkan dan atau dihayati menjadi ketetapan yang harus ditepati dan dilaksanakan
dalam
sikap dan perilaku sehari-hari. Bagian Kedua
Jalur dan
Jenjang
Pasal 25
Jalur

(1) Pendidikan kepramukaan dalam sistem pendidikan nasional termasuk dalam


jalur
pendidikan nonformal, berarti pendidikan yang dilaksanakan di luar sistem
pendidikan sekolah (formal) dan di luar sistem pendidikan keluarga (informal).
23
(2) Pendidikan nonformal yang dilaksanakan dalam pendidikan kepramukaan
diperkaya
dengan pendidikan nilai-nilai kepramukaan dalam pembentukan kepribadian yang
berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur
bangsa, dan
memiliki kecakapan hidup. Pasal 26
Jenjang

(1) Jenjang pendidikan kepramukaan:


a. Siaga yang terdiri atas siaga mula, bantu, dan tata.
b. Penggalang yang terdiri atas penggalang ramu, rakit, dan
c. terap
d. Penegak yang terdiri atas penegak bantara dan
(2) Jenjang pendidikan
laksana. Pandega. kepramukaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah
(3) pengelompokkan satuan pendidikan kepramukaan berdasarkan usia peserta didik.
Jenjang pendidikan siaga menekankan pada terbentuknya kepribadiandan keterampilan
(4) di lingkungan keluarga melalui kegiatan bermain sambil belajar.
Jenjang pendidikan penggalang menekankan pada terbentuknya kepribadian
dan keterampilan dalam rangka mempersiapkan diri untuk terjun dalam kegiatan
(5) masyarakat
melalui kegiatan belajar sambil melakukan.
Jenjang pendidikan penegak menekankan pada terbentuknya kepribadian dan
(6) keterampilan agar dapat ikut serta membangun masyarakat melalui kegiatan belajar,
melakukan, bekerja
kelompok, berkompetisi, dan bakti kepada masyarakat.
Jenjang pendidikan pandega menekankan pada terbentuknya kepribadian dan
keterampilan agar dapat ikut serta membangun masyarakat.
Bagian Ketiga
Peserta Didik,
Tenaga
Pasal 27
Pendidik, dan
Peserta
Kurikulum
Didik
(1) Peserta didik adalah warga negara Indonesia yang berusia 7 sampai dengan 25 tahun
yang
(2) mengikuti pendidikan kepramukaan.
Warga negara Indonesia berusia di bawah 25 tahun yang sudah menikah tidak berhak
(3) ikut serta sebagai peserta didik dalam pendidikan kepramukaan.
Peserta
a. Pramukadidik siaga,
terdiri atas:
berusia 7 sampai dengan 10 tahun;
b. Pramuka penggalang, berusia 11 sampai dengan 15 tahun;
c. Pramuka penegak, berusia 16 sampai dengan 20 tahun;
d. dan Pramuka pandega, berusia 21 sampai dengan 25
tahun.
Pasal 28
Tenaga
Pendidik
(1) Tenaga pendidik dalam pendidikan kepramukaan terdiri atas:
a. Pembina pramuka adalah anggota dewasa Gerakan Pramuka yang bertugas
membina peserta didik di gugus depan, sekurang-kurangnya lulusan Kursus Mahir
Dasar (KMD)
b. Pelatih pembina pramuka adalah anggota dewasa Gerakan Pramuka yang
bertugas
melatih pembina pramuka, sekurang-kurangnya lulusan Kursus Pelatih Dasar (KPD) 24
c. Pamong satuan karya pramuka adalah anggota dewasa Gerakan Pramuka
yang
bertugas membina peserta didik pada satuan karya pramuka, sekurang-
kurangnya lulusan KMD dan kursus pamong saka
d. Instruktur adalah seseorang yang memiliki keahlian tertentu yang bertugas
(2) membantu gugus depan dan atau satuan karya pramuka.
Pramuka penegak dan pandega dapat diangkat sebagai pembina muda dan instruktur
muda
a. Pembina muda atau instruktur muda pramuka siaga sekurang-kurangnya berusia
di gugus
17 depannya, dengan ketentuan:
b. tahun;
Pembina muda atau instruktur muda pramuka penggalang sekurang-kurangnya
c. berusia
21 tahun; dan
Pembina
(3) Tenaga muda
pendidik ataumemenuhi
harus instruktur muda pramuka
persyaratan penegak
standar sekurang-kurangnya
tenaga berusia
pendidik yang disusun
oleh23 tahun.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kepramukaan tingkat Nasional dan ditetapkan oleh
Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka. Pasal 29
Kurikulum

(1) Kurikulum pendidikan kepramukaan disusun dan ditetapkan oleh Kwartir Nasional
Gerakan
(2) Pramuka dan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kurikulum pendidikan kepramukaan untuk peserta didik disusun sesuai jenjang yang
(3) ada dalam pendidikan kepramukaan.
Kurikulum
a. pendidikan
Kurikulum kepramukaan
umum yang pesertasyarat
disebut sebagai didik terdiri atas: umum (SKU);
kecakapan
b. dan
c. Kurikulum khusus yang disebut sebagai syarat kecakapan khusus
(4) SKU(SKK). Kurikulum
merupakan garuda yang
kurikulum disebut sebagai
pendidikan syarat pramuka
untuk mencapai tingkatgaruda
tertentu dalam
setiap
(SPG).
(5) jenjang.
SKK merupakan kurikulum pendidikan untuk memperoleh keterampilan tertentu
(6) yang berguna bagi pribadi maupun dalam pengabdian masyarakat.
SPG merupakan kurikulum pendidikan untuk mencapai tingkat Pramuka Garuda
(7) dalam
setiap
a. jenjang.pendidikan pembina pramuka, yaitu kurikulum kursus pembina tingkat
kurikulum
Kurikulum
dasar pendidikan kepramukaan untuk tenaga pendidik terdiri atas:
b. dan kurikulum kursus pembina tingkat lanjutan;
kurikulum pendidikan pelatih pembina pramuka, yaitu kurikulum kursus pelatih pembin
c. a tingkat dasar dan kurikulum kursus pelatih pembina tingkat lanjutan;
d. kurikulum pendidikan pamong satuan karya pramuka;
dan kurikulum
(8) Kurikulum pendidikan
pendidikan instruktur bagi
kepramukaan satuan karyadewasa yang akan menjadi
orang
anggota
pramuka.
dewasa disebut kurikulum kursus orientasi kepramukaan.

25
Bagian Keempat
Satuan
Pendidikan
Kepramukaan
Pasal 30
Satuan
Pendidik
Satuan pendidikan kepramukaan terdiri an
dari:
a. gugus depan; dan Kepramu
b. pusat pendidikan dan kaan
pelatihan
Pasal 31
Gugus
Depan
(1) Gugus depan merupakan satuan pendidikan dalam Gerakan Pramuka bagi anggota muda.
(2) Gugus depan meliputi gugus depan berbasis satuan pendidikan dan gugusdepan
berbasis komunitas.
(3) Gugus depan berbasis satuan pendidikan adalah gugus depan yang berpangkalan
di
(4) pendidikan formal baik umum maupun yang berkebutuhan khusus.
Gugus depan berbasis komunitas adalah gugus depan komunitas kewilayahan,
(5) aspirasi, agama, profesi, organisasi kemasyarakatan, dan komunitas lain.
Gugus depan sebagai satuan pendidikan merupakan mitra dari pendidikan formal
(6) tempat
berpangkal.
(7) Gugus depan komunitas kewilayahan adalah gugus depan yang didirikan oleh
sekelompok orang yang berada dalam suatu wilayah tertentu.
(8) Gugus depan komunitas seaspirasi adalah gugus depan yang didirikan oleh
sekelompok
(9) orang yang memiliki aspirasi yang sama.
Gugus depan komunitas profesi adalah gugus depan yang didirikan oleh sekelompok
orang yang berlatar belakang profesi tertentu.
Gugus depan komunitas organisasi kemasyarakatan
Pasal 32 adalah gugus depan yang
didirikan Pusat
oleh organisasi kemasyarakatan tertentu Pendidik
(1) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kepramukaan
an dan adalah satuan pendidikan dan
pelatihan Pelatihan
(2) kepramukaan guna mengembangkan sumber daya manusia Gerakan
Kepramu
Pramuka. kaan
(3) Pendidikan dan pelatihan kepramukaan meliputi pendidikan nilai-nilai
(4) kepramukaan dan pelatihan keterampilan.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kepramukaan merupakan bagian integral dari
kwartir.
(5) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kepramukaan dilaksanakan di tingkat kwartir
cabang,
a. kwartir daerah,
Pusat Pendidikan dan Kwartir
dan Pelatihan Nasional
Kepramukaan tingkatsesuai dengan
Nasional, wewenang dan
disingkat
tanggungjawab
b. Pusdiklatnas;masing-masing.
Pusat
c. PusatPendidikan
Pendidikandan
dan Pelatihan Kepramukaan,tingkat
Pelatihan Kepramukaan terdiriDaerah, disingkat Pusdiklatda;
atas:
PusatPusat
(6) Kepala Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan Kepramukaan
dan Pelatihan tingkat Cabang,
Kepramukaan disingkat
diusulkan oleh Kepala
Pusat
Pusdiklatcab.
Pendidikan dan Pelatihan Kepramukaan jajaran di bawahnya dan ditentukan oleh
(7) ketua kwartir.
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kepramukaan bertanggungjawab kepada
ketua
kwartir. 26
(8) Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kepramukaan ex-officio andalan kwartir.
(9) Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kepramukaan adalah PelatihPembina Mahir,
lulus
KPL atau yang setara.
Bagian Kelima
Evaluasi,
Akreditasi, dan
Sertifikasi
Pasal 33
Evaluasi

(1) Evaluasi mutu pendidikan kepramukaan dilakukan terhadap kompetensi tenaga


pendidik,
peserta didik, dan standar kurikulum pada setiap jenjang pendidikan serta terhadap
(2) standar satuan pendidikan kepramukaan.
Kompetensi tenaga pendidik adalah kemampuan minimal yang wajib dicapai melalui
(3) jenjang
pendidikan dan pelatihan bagi tenaga
(4) pendidik.
Kompetensi peserta didik adalah nilai-nilai
dan kecakapan minimal yang harus dicapai
(5) melalui syarat kecakapan umum dan syarat
kecakapan khusus.
(6) Evaluasi standar kurikulum pendidikan kepramukaan adalah penilaian relevansi
(7) kurikulum terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya serta
penerapannya
dalam proses pendidikan
(8) kepramukaan.
Evaluasi standar satuan pendidikan kepramukaan dalam bentuk akreditasi adalah
penilaian kelayakan terhadap persyaratan minimal suatu satuan pendidikan.
Evaluasi terhadap peserta didik Pasal dilakukan
34 oleh
pembina. Akreditasi
Evaluasi terhadap tenaga pendidik dilakukan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kepramukaan
(1) Akreditasi Tingkat
terhadap Nasional,
satuan yang dan
organisasi secara terbatas
satuan dapat kepramukaan
pendidikan didelegasikan dilakukan
kepada pusat
pendidikan dan pelatihan kwartir di bawahnya.
untuk
(2) Evaluasi terhadapsumber
menilai kelayakan kurikulum
dayapendidikan kepramukaan
manusia, sarana dilakukan
dan prasarana, oleh Pusat
program, serta Pendidikan
dan
manajemen. Akreditasi dilakukan dengan menggunakan kriteria dan tata cara akreditasi
Pelatihan
yang bersifat Kepramukaan Tingkat
Nasional.serta dilaksanakan oleh lembaga akreditasi mandiri (independen) sesuai
(3) terbuka
dengan peraturan perundang-undangan.
Kriteria dan tata cara akreditasi serta pembentukan lembaga akreditasi mandiri
ditetapkan oleh Kwartir Nasional. Pasal 35
Sertifikasi

(1) Sertifikasi peserta didik dan tenaga pendidik pada setiap jenjang dilakukan
dengan
(2) menggunakan standar kompetensi yang
ditetapkan.
(3) Sertifikasi peserta didik dilakukan di satuan pendidikan gugus depan dan satuan karya
pramuka serta diberikan sertifikat dalam bentuk tanda kecakapan.
Tanda kecakapan diberikan sebagai pengakuan terhadap kompetensi peserta didik
melalui
uji kompetensi yang mencakup penilaian terhadap perilaku dalam pengamalan nilai
kepramukaan serta uji kecakapan umum dan uji kecakapan khusus sesuai dengan jenjang27
pendidikan kepramukaan oleh pembina.
(4) Sertifikasi tenaga pendidik diberikan sebagai pengakuan terhadap kompetensi
tenaga
pendidik yang penilaiannya dilakukan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kepramukaan tingkat Nasional, yang secara terbatas dapat didelegasikan kepada pusat
(5) pendidikan dan
pelatihan kwartir di bawahnya.
Tata cara sertifikasi terhadap peserta didik dan tenaga pendidik akan ditetapkan
Kwartir
Nasional. BAB V
ORGA
NISASI
Bagian Kesatu
Keanggotaan

Pasal 36
Keanggo
taan
(1) Anggota Gerakan Pramuka adalah warga negara Republik Indonesia yang terdiri dari:
a. Anggota biasa:
1) Anggota muda adalah anggota gerakan pramuka yang berusia 7 sampai dengan
25 tahun disebut peserta didik.
2) Anggota dewasa adalah anggota gerakan pramuka yang berusia di atas 26 tahun
yang terdiri dari tenaga pendidik, andalan, pimpinan satuan karya pramuka,
pimpinan satuan komunitas pramuka, anggota gugus darma pramuka,
majelis
pembimbing, dan staf kwartir,
b. Anggota kehormatan adalah anggota yang diangkat karena jasanya kepada
(2) gerakan pramuka.
Warga negara asing dapat bergabung dalam suatu gugus depan sebagai anggota tamu
Pasal 37
Anggota
Biasa
Anggota biasa Gerakan Pramuka terdiri dari anggota muda dan anggota
dewasa.
Pasal 38
Anggota
Muda
(1) Anggota muda terdiri atas pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak,
dan
(2) pramuka pandega.
Pramuka siaga berusia 7 tahun sampai dengan 10 tahun, pramuka penggalang berusia 11
tahun sampai dengan 15 tahun, pramuka penegak berusia 16 tahun sampai dengan 20
(3) tahun, dan pramuka pandega berusia 21 tahun sampai dengan 25 tahun.
Untuk pengenalan nilai-nilai kepramukaan bagi anak yang belum berusia 7 tahun,
(4) dapat
(5) ditempuh prasiaga.
(6) Anggota muda yang sudah menikah dikelompokkan ke dalam golongan anggota
dewasa
(7) Anggota muda penyandang cacat disebut pramuka berkebutuhan
khusus
Anggota muda dapat dilantik apabila telah menyelesaikan syarat kecakapan umum tingkat
pertama dalam golongannya.
Pelantikan anggota muda dilakukan oleh pembina pramuka di gugus depan masing-masing
28
dengan mengucapkan dwisatya bagi pramuka siaga atau trisatya bagi pramuka
penggalang, pramuka penegak, dan pramuka pandega
Pasal 39
Anggota
Dewasa
(1) Anggota dewasa adalah anggota biasa yang berusia di atas 26 tahun
(2) Anggota dewasa terdiri dari:
a. Fungsionaris organisasi; dan
b. Bukan fungsionaris organisasi.
(3) Anggota muda yang memiliki kualifikasi dapat diangkat menjadi fungsionaris
(4) organisasi
a. Pembina pramuka;
Fungsionaris organisasi terdiri dari:
b. Pelatih pembina pramuka;
c. Pembina profesional;
d. Pamong saka;
e. Instruktur saka;
f. Pimpinan saka;
g. Pimpinan sako;
h. Andalan dan asisten andalan;
i. dan
(5) Anggota dewasa
Anggota yang
majelis bukan fungsionaris organisasi dapat bergabung dalam gugus
pembimbing
darma
pramuka.
Pasal 40
Anggota
Kehorma
(1) Anggota kehormatan adalah perorangan tanyang berjasa luar biasa terhadap
Gerakan
(2) Pramuka.
Anggota kehormatan diangkat dan dilantik oleh kwartir cabang/ kwartir
daerah/Kwartir
Nasional. Pasal 41
Hak dan
Kewajiba
(1) Setiap anggota Gerakan Pramuka, berhak: n
a. Mengikuti pendidikan kepramukaan;
b. Mendapatkan sertifikat dan/atau tanda kecakapan
c. kepramukaan; Mendapatkan tanda penghargaan;
d. Mendapat kartu tanda anggota;
e. Mengenakan atribut gerakan pramuka;
f. Memilih dan dipilih dalam jabatan
g. organisasi;
(2) Setiap
Melakukan
anggotapembelaan
Gerakan Pramuka,
dan memperoleh perlindungan.
berkewajiban:
a. Melaksanakan Kode Kehormatan Pramuka dan menaati segala ketentuan yang
berlaku
b. di lingkungan Gerakan Pramuka;
c. Menjunjung tinggi harkat dan martabat Gerakan
Pramuka; Membayar iuran anggota Gerakan Pramuka.

29
Pasal 42
Berakhir
nya
(1) Keanggotaan Gerakan Pramuka berakhir Keanggo
karena:
a. Meninggal dunia. taan
b. Permintaan
c. sendiri.
(2) Anggota
Diberhentikan.
Gerakan Pramuka dapat diberhentikan berdasarkan penilaian dewan
kehormatan
jika:
a. Melanggar Kode Kehormatan Pramuka.
(3) b. Merugikan nama baik Gerakan
Pramuka.
Pemberhentian seorang anggota Gerakan Pramuka dilakukan oleh gugus depan
atau kwartirnya setelah mendapat penilaian
Pasaldari
43 dewan kehormatan yang bersangkutan.
Pembela
an
(1) Anggota karena dinilai melanggar Kode
Anggota Gerakan Pramuka yang diberhentikan
Kehormatan
Pramuka atau merugikan nama baik Gerakan Pramuka, berhak membela dirinya
(2) dalam sidang dewan kehormatan di kwartir yang bersangkutan.
Apabila anggota Gerakan Pramuka yang bersangkutan tidak menerima keputusan
dewan
kehormatan di kwartir yang bersangkutan dapat mengajukan banding ke dewan
kehormatan kwartir satu tingkat di atasnya secara
Pasal 44 berjenjang.
Rehabilit
asi
(1) Anggota
Anggota Gerakan Pramuka yang diberhentikan dapat mengajukan permohonan
menjadi
(2) anggota Gerakan Pramuka kembali setelah memperbaiki kesalahannya.
Penerimaan kembali anggota Gerakan Pramuka dilakukan dengan persetujuan
dewan kehormatan kwartir yang bersangkutan.
Pasal 45
Perlindu
ngan
(1) Anggota kegiatan berhak mendapat
Anggota Gerakan Pramuka dalam melaksanakan
perlindungan
(2) asuransi dan bantuan hukum.
(3) Premi asuransi ditanggung oleh masing-masing anggota.
Bantuan hukum diupayakan oleh kwartir yang
bersangkutan.
Bagian Kedua
Gugus Depan

Pasal 46
Satuan
Organisa
(1) Gugus depan sebagai satuan organisasisimerupakan
Gugus bagian dari kwartir ranting.
(2) Gugus depan merupakan satuan organisasi
Depan terdepan penyelenggara
pendidikan kepramukaan dan wadah berhimpun anggota muda.

30
(3) Dalam gugus depan anggota muda berhimpun dalam satuan gerak
berupa:
a. Perindukan siaga;
b. Pasukan penggalang;
c. Ambalan penegak;
d. dan
(4) Apabila dalam
Racana satu gugus depan terdapat keempat satuan gerak tersebut dinamakan
pandega.
gugus
(5) depan lengkap.
Perindukan siaga adalah satuan gerak untuk golongan pramuka siaga yang
(6) menghimpun barung dan dipimpin oleh pembina perindukan.
Pasukan penggalang adalah satuan gerak untuk golongan pramuka penggalang
(7) yang menghimpun regu dan dipimpin oleh pembina pasukan.
Ambalan penegak adalah satuan gerak untuk golongan pramuka penegak,
(8) yang menghimpun sangga dan dipimpin oleh pradana dengan pendamping pembina
ambalan. Racana pandega adalah satuan gerak untuk golongan pramuka
pandega, yang menghimpun reka dan dipimpin oleh ketua dewan racana pandega
dengan pendamping
pembina racana. Pasal 47
Basis
Gugus
(1) Gugus depan terdiri dari gugus depanDepan berbasis satuan pendidikan dan gugus
depan
(2) berbasis satuan komunitas.
a. Gugus depan berbasis satuan pendidikan meliputi gugus depan dilingkungan
pendidikan formal;
b. Gugus depan berbasis komunitas meliputi gugus depan komunitas
(3) kewilayahan,
aspirasi, agama, profesi, organisasi kemasyarakatan, dan komunitas lainnya.
(4) Gugus depan dikelola secara kolektif oleh pengurus gugus depan yang terdiri dari
ketua gugusdepan, pembina satuan dan pembantu pembina satuan.
(5) Ketua gugus depan dipilih dari pembina pramuka yang ada dalam gugus depan
(6) yang
bersangkutan pada musyawarah gugus depan.
(7) Anggota muda putra dan anggota muda putri dihimpun secara terpisah.
Anggota Gerakan Pramuka berkebutuhan khusus dapat dihimpun dalam gugus
depan berkebutuhan khusus atau diintegrasikan kedalam gugus depan biasa.
(8) Gugus depan yang berbasis di satuan pendidikan dan yang berbasis di komunitas
secara administratif berinduk pada kwartir ranting dan/atau kwartir cabang sesuai dengan
(9) keadaan
setempat.
Gugus depan yang berbasis di komunitas dan yang berbasis di satuan pendidikan
yang seaspirasi dikoordinasikan oleh satuan
Pasalkomunitas
48 pramuka.
Gugus depan yang berpangkalan di perwakilan
Keanggo Republik Indonesia dikoordinasikan
oleh taan
Kwartir Nasional.
Keanggotaan Gugusarti:
gugus depan bersifat terbuka dalam
(1) Keanggotaan gugus depan berbasis satuan Depan pendidikan dapat berasal dari luar
satuan pendidikan dimaksud.
(2) Keanggotaan gugus depan berbasis komunitas dapat berasal dari luar komunitas
dimaksud.

31
Bagian Ketiga
Kwartir

Pasal 49
Satuan
Organisa
(1) Kwartir adalah satuan organisasi pengelolasi Kwartir
Gerakan Pramuka yang dipimpin secara
kolektif
dan kolegial oleh pengurus kwartir yang terdiri dari para andalan, dengan susunan
sebagai berikut:
a. Seorang ketua;
b. Ketua Harian (sesuai kebutuhan)
c. Beberapa orang wakil ketua;
d. Seorang Sekretaris Jenderal
untuk Kwartir Nasional atau
e. seorang sekretaris untuk
f. jajaran kwartir yang lain;
g. Seorang wakil sekretaris (bila
(2) diperlukan);
Kwartir Seorangandalan
menetapkan bendahara; dan yang dikelompokkan dalam bidangbidang
urusan
yangBeberapa orang anggota.
(3) bertugas memperlancar dan mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan
kwartir.
Kwartir mendayagunakan staf yang terdiri dari karyawan sebagai pelaksana
(4) teknis dan administrasi yang dipimpin oleh sekretaris pelaksana untuk Kwartir
Nasional dan kepala sekretariat untuk jajaran lainnya.
(5) Sekretaris pelaksana bertanggungjawab kepada Sekretaris Jenderal Kwarnas dan
kepala
(6) kantor bertanggungjawab kepada sekretaris kwartir
jajarannya.
(7) Di setiap kwartir dibentuk pimpinan satuan karya pramuka (pinsaka) yang ketuanya
(8) secara ex-officio sebagai andalan kwartir.
Di setiap kwartir dibentuk pimpinan satuan komunitas pramuka (pinsako) yang
ketuanya Pasal 50
secara ex-officio sebagai andalanKetua
kwartir. Harian
a. Pengurus kwartir terdiri dari unsur
Formatur hasil musyawarah dapat menunjukpengurus lama
ketua
Kwartir dansesuai
harian pengurus
dengan kondisi daerah.
b. baru. melaksanakan tugasnya ketua harian kwartir bertanggungjawab kepada
Dalam
Pengurus
ketua kwartir yang merupakan andalan pernah aktif dalam Gerakan
kwartir.
Pramuka.
Pasal 51
Perganti
an
(1) Pergantian pengurus kwartir antar waktuPenguru
dapat dilakukan,
karena:
a. Berhalangan tetap; s
b. Mengundurkan diri;
c. Dijatuhi hukuman pidana yang telah berkekuatan hukum tetap;
d. dan
(2) Mekanisme
Melanggarpergantian pengurus antar
Kode Kehormatan waktu:
Pramuka.
a. Penggantian ketua kwartir antar waktu dilaksanakan melalui musyawarah luar biasa;
b. Pergantian ketua kwartir antar waktu disahkan dengan keputusan presidium
musyawarah luar biasa dan ditetapkan oleh ketua majelis pembimbing dan dikukuhkan
oleh kwartir setingkat di atasnya

32
c. Penggantian pengurus kwartir antar waktu yang lain dilaksanakan melalui
rapat
pimpinan kwartir yang bersangkutan; dan
d. Penggantian pengurus kwartir antar waktu disahkan dengan surat keputusan
ketua kwartir yang bersangkutan
Pasal 52
Asisten
Andalan
(1) Ketua kwartir dapat mengangkat asisten andalan yang bertugas untuk melaksanakan
hal-
(2) hal yang memerlukan keahlian khusus.
Masa bakti asisten andalan sama dengan masa bakti kwartir.
Pasal 53
Pengesa
han,
(1) Pengesahan: Penguku
han, diangkat
a. Ketua kwartir dipilih oleh musyawarah, dan oleh presidium dan disahkan
dengan Pelantika
b. surat keputusan presidium; n
Pengurus kwartir disusun dan disahkan oleh ketua dan anggota tim formatur
c. dalam berita acara yang ditandatangani oleh anggota tim formatur;
Ketua dan anggota lembaga pemeriksa keuangan kwartir dipilih oleh
musyawarah,
(2) Pengukuhan:
diangkat oleh presidium dan disahkan dengan surat keputusan presidium.
a. Pengurus gugus depan yang terdiri dari ketua gugus depan, pembina satuan,
pembantu
pembina satuan, ketua dan wakil ketua dewan ambalan penegak, ketua dan wakil
ketua dewan racana pandega ditetapkan dengan surat keputusan ketua majelis
pembimbing gugus depan dan dikukuhkan dengan surat keputusan ketua kwartir
ranting, kecuali
gugus depan perguruan tinggi dikukuhkan dengan surat keputusan ketua kwartir
b. cabang serta gugus depan perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dikukuhkan
dengan surat keputusan Ketua Kwartir Nasional.
Pengurus pimpinan satuan karya pramuka (saka) yang terdiri atas ketua, wakil
ketua,
c. sekretaris, bendahara, dan anggota ditetapkan dengan surat keputusan atau
rekomendasi ketua majelis pembimbing saka dan dikukuhkan dengan surat keputusan
ketua kwartir yang bersangkutan.
Pengurus pimpinan satuan komunitas pramuka (sako) yang terdiri atas ketua,
d. wakil
ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota ditetapkan dengan surat keputusan atau
rekomendasi ketua majelis pembimbing sako dan dikukuhkan dengan surat keputusan
e. ketua kwartir yang bersangkutan
Pengurus kwartir ranting yang terdiri atas ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara,
andalan ditetapkan dengan surat keputusan atau rekomendasi ketua
f. majelis
pembimbing ranting dan dikukuhkan dengan surat keputusan ketua kwartir
cabang
g. Pengurus kwartir cabang yang terdiri atas ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara,
dan andalan ditetapkan dengan surat keputusan atau rekomenadasi ketua
majelis
pembimbing cabang dan dikukuhkan dengan surat keputusan ketua kwartir
daerah
33
Pengurus kwartir daerah yang terdiri atas ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara,
dan andalan ditetapkan dengan surat keputusan ketua atau rekomendasi dari
majelis
pembimbing daerah dan dikukuhkan dengan surat keputusan Ketua Kwartir
h. Ketua dan anggota lembaga pemeriksa keuangan kwartir, dikukuhkan dengan
surat
i. keputusan kwartir di
atasnya
Ketua dan anggota lembaga pemeriksa keuangan kwartir nasional gerakan
j. pramuka, dikukuhkan dengan surat keputusan presiden republik indonesia selaku
ketua majelis
k. pembimbing nasional
Anggota majelis pembimbing nasional ditetapkan dan dikukuhkan dengan
surat keputusan Presiden Republik Indonesia selaku ketua majelis pembimbing
l. nasional
Ketua dan anggota majelis pembimbing daerah, majelis pembimbing cabang, majelis
m. pembimbing ranting, majelis pembimbing gugusdepan, ditetapkan dan dikukuhkan
dengan surat keputusan ketua kwartir diatasnya
n. Ketua dan anggota majelis pembimbing satuan karya pramuka ditetapkan
dan
o. dikukuhkan oleh ketua kwartir yang
bersangkutan
Ketua dan anggota majelis pembimbing satuan komunitas pramuka ditetapkan
(3) Pelantikan:
dan dikukuhkan oleh ketua kwartir yang bersangkutan
a. Pelantikan kepengurusan dilakukan sesudah pengukuhan.
Pengurus dewan kerja pramuka penegak dan pandega dikukuhkan dengan
b. Pelantikan dilakukan dengan mengucapkan trisatya dan ikrar.
surat
c. Pelantikan
keputusan pembinaketua pramuka,
kwartirpamongyangsaka, instruktur saka, dan pelatih
pembina pramuka
bersangkutan dilakukan oleh ketua kwartir yang bersangkutan.
d. Pelantikan pengurus gugus depan dilakukan oleh ketua kwartir ranting, kecuali
Andalan nasional antar waktu dikukuhkan dengan surat keputusan Ketua
gugus depan perguruan tinggi dapat dilantik oleh ketua kwarcab atau ketua kwarda.
Kwartir
e. Pelantikan pimpinan saka dan majelis pembimbing saka dilakukan oleh ketua
Nasional
kwartir yang bersangkutan.
f. Pelantikan pimpinan sako dan majelis pembimbing sako dilakukan oleh ketua
kwartir yang bersangkutan
g. Pelantikan pengurus kwartir dilakukan oleh ketua mabi jajaran ditingkatnya.
h. Pelantikan pengurus kwartir nasional gerakan pramuka dilakukan oleh
Presiden
i. Republik Indonesia selaku ketua majelis pembimbing Nasional Gerakan Pramuka.
Pelantikan ketua dan anggota lembaga pemeriksa keuangan kwartir dilakukan
j. oleh ketua mabi jajaran ditingkatnya.
Pelantikan Ketua dan anggota Lembaga Pemeriksa Keuangan Kwartir
Nasional
k. dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia selaku Ketua Majelis Pembimbing
Nasional
l. Gerakan Pramuka.
Pelantikan ketua dan anggota majelis pembimbing kwartir dilakukan oleh ketua
m. kwartir jajaran di atasnya.
Pelantikan Ketua dan anggota Majelis Pembimbing Nasional dilakukan oleh
n. Presiden Republik Indonesia selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan
Pramuka. Pelantikan pengurus dewan kerja pramuka dilakukan oleh ketua
kwartir yang bersangkutan
Pelantikan andalan antar waktu dilakukan oleh ketua kwartir yang bersangkutan.

34
Bagian Keempat
Majelis
Pembimbing
Pasal 54
Majelis
Pembim
(1) Majelis pembimbing (mabi) adalah majelis bingyang memberikan bimbingan, dukungan
dan
memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan kepramukaan secara berkelanjutan
(2) dan berkesinambungan.
Majelis Pembimbing memberikan bantuan ketersediaan tenaga, dana, dan fasilitas
(3) yang diperlukan untuk pendidikan kepramukaan.
Mabi
a. dapat terdiri atas unsur:
Pemerintah;
b. Pemerintah daerah;
c. Tokoh masyarakat;
d. dan
(4) Majelis
Orangtua
Pembimbing
pesertaNasional
didik. (Mabinas) diketuai oleh Presiden Republik Indonesia
(5) Majelis pembimbing daerah (mabida) diketuai oleh gubernur.
(6) Majelis pembimbing cabang (mabicab) diketuai oleh bupati/walikota
(7) Majelis pembimbing ranting (mabiran) diketuai oleh camat/kepala distrik.
(8) Majelis pembimbing satuan karya pramuka (mabisaka) dan gugus depan (mabigus)
diketuai seorang ketua yang dipilih oleh dan dari antara anggota mabi yang
bersangkutan, atau
dijabat oleh pimpinan tertinggi dari institusi/ lembaga tempat gugusdepan dan satuan
(9) karya
pramuka berpangkalan.
(10)Majelis
Ketua mabi menyusun
pembimbing kepengurusan
satuan komunitas yang terdiri(mabisako) diketuai tokoh yang dipilih
pramuka
atas:a. Ketua.
oleh dan dari komunitas yang bersangkutan.
b. Ketua harian (apabila diperlukan).
c. Wakil ketua,
d. Sekretaris.
e. Anggota sesuai dengan
pembidangan
(11) Majelis pembimbing harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap Gerakan Pramuka.
(12) Majelis pembimbing menyelenggarakan rapat sekurang-kurangnya satu kali dalam
satu tahun.
(13) Majelis Pembimbing dapat mengangkat anggota Dewan Penasehat

Bagian Kelima
Organisasi
Pendukung
Pasal 55
Satuan
Karya
(1) Satuan Karya Pramuka (Saka) merupakanPramuka satuan organisasi bagi peserta didik
untuk
pembinaan, peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang tertentu
serta melakukan kegiatan nyata sebagai pengabdian kepada masyarakat.
(2) Pengetahuan dan keterampilan saka diwadahi dalam krida-krida.
(3) Pengesahan saka dilakukan oleh kwartir yang bersangkutan.
(4) Pembinaan saka dilakukan oleh kwartir ranting atau kwartir cabang.

35
(5) Anggota saka adalah pramuka penegak dan pramuka pandega putra dan putri dari
gugus
depan di wilayah yang bersangkutan, tanpa melepaskan diri dari keanggotaan
(6) gugus depannya.
(7) Anggota saka putra dan putri dihimpun dalam satuan yang terpisah.
(8) Saka dikelola oleh pimpinan saka dan pamong saka dibantu oleh instruktur saka.
Pamong saka ditetapkan dan dilantik oleh kwartir cabang dan secara exofficio
(9) menjadi anggota pimpinan satuan karya di kwartir cabangnya.
Ketua Pimpinan Saka secara exofficio sebagai andalan kwartir
Pasal 56
Gugus
Darma
(1) Gugus darma pramuka adalah satuan Pramuka
organisasi bagi anggota dewasa Gerakan
Pramuka
sebagai wadah pengabdian untuk memajukan Gerakan Pramuka dan berbakti
(2) pada masyarakat, bangsa, dan negara.
Gugus darma pramuka mewadahi anggota dewasa Gerakan Pramuka yang tidak bisa
(3) aktif sebagai pengurus atau tenaga pendidik.
Pembentukan gugus darma pramuka dapat dilakukan dari bawah dan dari atas:
a. Dari bawah yaitu sedikitnya oleh 20 (dua puluh) orang dewasa yang saling
bersepakat untuk membentuk gugus darma pramuka dan melaporkan kepada
kwartir yang
bersangkutan untuk dapat pengesahan.
(4) b. Dari atas yaitu kwartir mengumpulkan orang dewasa yang berminat untuk
membentuk gugus darma pramuka di wilayahnya.
a. Ketua;
Gugus darma pramuka
b. Sekretaris; dan dikelola oleh pengurus yang sedikitnya terdiri atas:
c. Bendahara.
(5) Gugus darma pramuka secara administratif berada di kwartir yang bersangkutan.
(6) Pelaksanaan kegiatan dan pendidikan kepramukaan dilaksanakan bersama kwartir
yang bersangkutan
(7) Gugus darma pramuka dapat dibentuk di tingkat cabang, daerah, dan nasional.

Pasal 57
Satuan
Komunit
(1) Satuan komunitas pramuka (Sako), adalah as satuan organisasi penyelenggara pendidikan
ke- Pramuka
(2) pramukaan yang berbasis, antara lain profesi, aspirasi, dan
agama.
(3) Satuan komunitas pramuka merupakan himpunan dari gugus depan berbasis
komunitas dan berbasis satuan pendidikan yang mempunyai kekhususan dalam aspirasi.
Pembentukan satuan komunitas pramuka dapat dilakukan dari bawah:Dari bawah yaitu
kwartir cabang membentuk satuan komunitas pramuka yang menghimpun gugus
depan komunitas di wilayahnya, selanjutnya secara berjenjang dibentuk pimpinan
satuan komunitas dan majelis pembimbing satuan komunitas pramuka tingkat
(4) daerah yang
merupakan koordinator satuan komunitas pramuka kwarcab di wilayahnya. Apabila syarat-
(5) syarat terpenuhi dapat dibentuk satuan komunitas pramuka tingkat nasional.
Satuan komunitas pramuka di tingkat cabang dibentuk apabila sedikitnya ada tiga gugus
(6) depan seaspirasi di wilayah cabang tersebut.
Satuan komunitas pramuka di tingkat daerah dibentuk apabila sedikitnya ada
satuan
komunitas pramuka yang sama di lima kwartir 36
cabang.
Satuan komunitas pramuka di tingkat nasional dibentuk apabila sedikitnya ada
satuan komunitas pramuka yang sama di lima kwartir daerah.
(7) Satuan komunitas pramuka dikelola oleh pengurus yang sedikitnya terdiri
atas:
a. Ketua;
b. Sekretaris;
c. Bendahara.
(8) Satuan komunitas pramuka dapat membentuk majelis pembimbing yang anggotanya
terdiri
atas tokoh-tokoh dalam komunitas yang bersangkutan.
(9) Beberapa satuan komunitas pramuka dapat membentuk badan koordinasi.
(10) Ketua badan koordinasi atau ketua satuan komunitas pramuka dilantik dan
dikukuhkan oleh kwartir yang bersangkutan.
(11) Ketua badan koordinasi atau ketua satuan komunitas pramuka secara exofficio
dapat menjadi andalan kwartir yang bersangkutan.
Pasal 58
Pusat
Penelitia
n dan
(1) Pusat penelitian dan pengembang-an (Puslitbang) Gerakan Pramuka merupakan
bagian Pengem
integral dari kwartir dan berfungsi sebagai wadah pelaksana penelitian dan
bangan
(2) pengembangan
Gerakan Pramuka.
(3) Puslitbang Gerakan Pramuka dapat berada di tingkat nasional, daerah, dan cabang
sesuai dengan kemampuan.
(4) Kepala Puslitbang Gerakan Pramuka adalah anggota dewasa Gerakan Pramuka
yang
diangkat dan diberhentikan oleh ketua kwartir.
Pasal 59
Kepala Puslitbang Gerakan Pramuka bertanggungjawab
Pusat kepada ketua kwartir.
Informasi
(1) Pusat informasi (Pusinfo) Gerakan Pramuka merupakan bagian integral dari kwartir
dan
berfungsi sebagai wadah pelayanan informasi baik di dalam maupun di luar
(2) lingkungan
Gerakan Pramuka.
(3) Pusinfo Gerakan Pramuka dapat berada di tingkat Nasional, daerah, dan cabang
sesuai kemampuan.
(4) Kepala Pusinfo Gerakan Pramuka adalah anggota dewasa Gerakan Pramuka
yang
diangkat dan diberhentikan oleh ketua kwartir.
Pasal 60
Kepala Pusinfo Gerakan Pramuka bertanggungjawab
Badan kepada ketua kwartir.
Usaha
(1) Badan usaha Gerakan Pramuka merupakan bagian integral dari kwartir dan
berfungsi
sebagai wadah pengembangan usaha dalam rangka mendukung pendanaan
(2) Gerakan
Pramuka.
(3) Badan usaha Gerakan Pramuka dapat berada di tingkat nasional, daerah, dan
cabang sesuai dengan kebutuhan.
(4) Kepala badan usaha Gerakan Pramuka adalah anggota dewasa Gerakan Pramuka
(5) atau
dari kalangan profesional yang diangkat dan diberhentikan oleh ketua kwartir.
Kepala badan usaha Gerakan Pramuka bertanggungjawab kepada ketua
kwartir. Badan usaha Gerakan Pramuka terdiri dari unit-unit usaha yang bersifat
otonom.
37
Bagian Keenam
Lembaga
Pemeriksa
Keuangan
Pasal 61
Lembag
a
(1) Lembaga Pemeriksa Keuangan Gerakan Pemeriks
Pramuka adalah badan independen yang
dibentuk a
oleh musyawarah Gerakan Pramuka dan Keuanga
berfungsi mengawasi dan memeriksa
(2) keuangan kwartir. n
Lembaga Pemeriksaan Keuangan Gerakan Pramuka dipimpin oleh pengurus
yang berjumlah lima orang, dipilih serta bertanggungjawab kepada musyawarah
(3) Gerakan
Pramuka.
a. Ketua.
Pengurus
b. Lembaga Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka terdiri atas:
Wakil ketua.
c. Tiga orang anggota dari kwartir dan wilayah yang
(4) berbeda.
Lembaga Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka dibantu oleh staf yang
memiliki
(5) kompetensi dalam bidang keuangan.
Lembaga Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka dalam melaksanakan tugasnya
(6) dapat menggunakan jasa akuntan publik.
Pengurus Lembaga Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka dilantik bersama-
(7) sama
dengan pengurus kwartir.
Kwartir wajib memfasilitasi pelaksanaan kinerja Lembaga Pemeriksa Keuangan.
Bagian Ketujuh
Badan
Kelengkapan
Kwartir
Pasal 62
Badan
Kelengka
(1) Badan kelengkapan kwartir adalah satuanpan organisasi yang dibentuk oleh kwartir
untuk Kwartir
(2) melengkapi satuan organisasi yang sudah ada dengan tugas
khusus.
a. DewanBadan kelengkapan kwartir terdiri atas:
Kehormatan.
b. Satuan Pengawas Internal.
c. Dewan Kerja Pramuka Penegak dan
Pandega.
Pasal 63
Dewan
Kehorma
(1) Dewan kehormatan Gerakan Pramuka merupakan tan badan tetap yang dibentuk oleh
kwartir
atau gugus depan sebagai badan yang menetapkan pemberian anugerah,
penghargaan, dan sanksi, dengan tugas:
a. Menilai sikap, perilaku, dan jasa seseorang untuk mendapatkan anugerah,
penghargaan
berupa tanda jasa.
(2) b. Menilai sikap dan perilaku anggota Gerakan Pramuka yang melanggar
Kode
Kehormatan Pramuka atau merugikan nama baik Gerakan Pramuka.
Penilaian dewan kehormatan menjadi masukan bagi kebijakan dan pengambilan
keputusan ketua kwartir 38
(3) Dewan kehormatan kwartir beranggotakan lima orang yang terdiri dari unsur-unsur
sebagai
berikut:
a. Tokoh Gerakan Pramuka.
(4) b. Andalan.
Dewan kehormatan gugus
depan
a. Tokohberanggotakan tiga
Gerakan Pramuka.
orang
b. yang terdiri
Pengurus gugusdari
depan.
unsur-unsur
c. Pembina pramuka.
sebagai berikut:
Pasal 64
Satuan
Pengawa
s Internal dalam
(1) Satuan pengawas internal melakukan pengawasan
bidang:
a. Pelaksanaan kegiatan atau program sesuai rencana yang telah ditetapkan;
b. Pelaksanaan prosedur tetap (protap) dan peraturan-peraturan lainnya
dilingkungan kwartir Gerakan Pramuka;
c. Pengadaan dan pengelolaan barang dan jasa;
(2) Satuan pengawas internal dibentuk di tingkat Nasional, daerah, dan cabang.
(3) Satuan pengawas internal dipimpin oleh seorang kepala dibantu oleh sekurang-
kurangnya dua orang anggota serta didukung oleh staf pelaksana.
(4) Kepala dan anggota satuan pengawas internal tidak boleh dijabat oleh pejabat
struktural
(5) kwartir.
(6) Kepala satuan pengawas internal bertanggungjawab kepada ketua kwartir.
Kepala dan anggota satuan pengawas internal diangkat dan diberhentikan oleh
ketua kwartir.
Pasal 65
Dewan
Kerja
(1) Dewan kerja pramuka penegak dan pandega adalah wadah pembinaan dan
pengembangan
(2) kaderisasi kepemimpinan masa depan Gerakan Pramuka dan
bangsa.
Dewan kerja pramuka penegak dan pandega adalah satuan
(3) organisasi yang diberi wewenang dan kepercayaan membantu
kwartir dalam menyusun kebijakan dan pengelolaan pramuka
penegak dan pramuka pandega.
(4) Dewan kerja pramuka penegak dan pandega putra dan putri dalam jajaran kwartir
dipilih oleh musyawarah penegak dan pandega putra dan putri jajaran kwartir yang
(5) bersangkutan
kemudian dikukuhkan dan dilantik oleh ketua kwartir yang
(6) bersangkutan.
Apabila ketua dewan kerja pramuka penegak dan pandega terpilih seorang putra, maka
harus dipilih seorang putri sebagai wakil ketua atau sebaliknya.
Masa bakti dewan kerja pramuka penegak dan pandega diatur lebih lanjut dalam
petunjuk
penyelenggaraan.
Ketua dan wakil ketua dewan kerja pramuka penegak dan pandega adalah ex-
officio andalan kwartir.

39
Bagian Kedelapan
Tugas dan
Tanggungjawab
Kwartir
Pasal 66
Tugas
dan
Tanggun
(1) Mengelola Gerakan Pramuka di gjawab tingkat
(2) nasional Kwartir Nasional
Menetapkan kebijakan pelaksanaan Anggaran
(3) Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka, dan melaksanakan Keputusan
Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka
Menetapkan hal-hal yang belum diatur dalam
(4) Anggaran Rumah Tangga sepanjang tidak
bertentangan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang
Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, dan
Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka
(5) Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
12
(6) Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
(7) Gerakan Pramuka, Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka, dan Keputusan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
(8) Melaksanakan pembinaan organisasi kepada kwartir daerah dan organisasi
(9) pendukung
Gerakan Pramuka di
(10)wilayahnya.
Melaksanakan koordinasi, membantu, dan memastikan terselenggaranya
Melakukan hubungan dan konsultasi dengan Majelis Pembimbing
musyawarah
daerah;
Nasional
a. Memberikan peringatan tertulis kepada kwartir daerah untuk segera
Melakukan hubungan dan kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta dan organisasi
melaksanakan
masyarakat
b. musyawarahtingkatminimal
nasional6yang sesuai
(enam) dengan
bulan tujuanberakhir
sebelum Gerakanmasa
Pramuka
bakti kepengurusan.
Melakukan
Apabila kerjasama
musyawarah dengan badan/organisasi
tidak dapat dilaksanakan kepramukaan
tepat waktu,dimaka
luar 3 (tiga) bulan
negerisetelah
Membina dan membantu
berakhirnya masa baktikwartir daerah danKwartir
kepengurusan, gugus Nasional
depan perwakilan Republik
berkoordinasi Indonesia
dengan Ketua
dic.luar negeri
Majelis Pembimbing Daerah untuk segera membentuk tim persiapan musyawarah
daerah
Tim persiapan
(11) Menyampaikan laporanmusyawarah daerah Kwartir
pertanggungjawaban ditetapkan dengan
Nasional Gerakansurat keputusan
Pramuka
kepada Kwartir
Nasional Nasional
Musyawarah dan Gerakan
bertugas
Pramuka;melaksanakan
musyawarah
(12) Membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk disampaikan kepada
Rapat
Kerja Nasional Gerakan Pramuka.
(13) Dalam melaksanakan tugasnya Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
bertanggungjawab kepada Musyawarah Pasal
Nasional
67 Gerakan Pramuka.
Tugas
dan
Tanggun
(1) Mengelola Gerakan Pramuka di tingkat daerah;gjawab
(2) Melaksanakan Undang-Undang Republik Indonesia
Kwartir Daerah Nomor 12 Tahun 2010 tentang
Gerakan
Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka,
Keputusan
40
Musyawarah Nasional dan Musyawarah Daerah Gerakan Pramuka, serta Keputusan
Kwartir
(3) Nasional Gerakan Pramuka;
Melaksanakan pembinaan organisasi kepada kwartir cabang dan organisasi
(4) pendukung
(5) Gerakan Pramuka di wilayahnya.
Melakukan hubungan dan konsultasi dengan Majelis Pembimbing Daerah;
Melakukan hubungan
(6) Menyampaikan dan kerjasama
laporan dengan instansi
kepada Kwartir Nasionalpemerintah,
Gerakan swasta,
Pramukadan mengenai
organisasi masyarakat
perkembangan Gerakantingkat provinsi
Pramuka yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka;
di daerah;
(7) Malaksanakan koordinasi, membantu, dan memastikan terselenggaranya
musyawarah cabang;
a. Memberikan peringatan tertulis kepada kwartir cabang untuk segera
melaksanakan
b. musyawarah minimal 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa bakti kepengurusan
Apabila musyawarah tidak dapat dilaksanakan tepat waktu, maka 3 (tiga) bulan
setelah berakhirnya masa bakti kepengurusan, kwartir daerah berkoordinasi
dengan ketua
c. majelis pembimbing cabang untuk segera membentuk tim persiapan
musyawarah cabang
Tim persiapan
(8) Menyampaikan musyawarah
Laporan cabang ditetapkan
Pertanggungjawaban dengan
Kwartir suratGerakan
Daerah keputusan kwartir
Pramuka
kepada
daerah dan bertugas melaksanakan musyawarah
(9) Musyawarah Daerah Gerakan Pramuka;
Membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk disampaikan kepada
(10)Rapat
Dalam melaksanakan tugasnya, Kwartir Daerah Gerakan Pramuka
Kerja Daerah Gerakan Pramuka.
bertanggungjawab
kepada Musyawarah Daerah Gerakan Pramuka.
Pasal 68
Tugas
dan
Tanggun
(1) Mengelola Gerakan Pramuka di gjawab tingkat
(2) cabang; Kwartir Cabang
Melaksanakan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang
Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka,
Keputusan Musyawarah Nasional, Musyawarah Daerah, dan Musyawarah Cabang
(3) Gerakan Pramuka, serta Keputusan Kwartir Nasional dan Kwartir Daerah Gerakan
Pramuka;
(4) Melaksanakan pembinaan organisasi kepada kwartir ranting, gugus depan, dan organisasi
(5) pendukung Gerakan Pramuka di wilayahnya.
melakukan hubungan dan konsultasi dengan Majelis Pembimbing
(6) Cabang;
melakukan hubungan dan kerjasama dengan instansi pemerintah,
(7) swasta, dan organisasi masyarakat tingkat kabupaten/kota, yang sesuai
dengan tujuan Gerakan Pramuka;
menyampaikan laporan kepada kwartir daerah dan tembusan kepada Kwartir
Nasional
Gerakan Pramuka mengenai perkembangan Gerakan Pramuka di
cabang;
Malaksanakan koordinasi, membantu, dan memastikan terselenggaranya musyawarah
ranting;
a. Memberikan peringatan tertulis kepada kwartir ranting untuk segera
melaksanakan
musyawarah minimal 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa bakti kepengurusan 41
b. Apabila musyawarah tidak dapat dilaksanakan tepat waktu maka 3 (tiga) bulan
setelah berakhirnya masa bakti kepengurusan, kwartir cabang berkoordinasi
dengan ketua
majelis pembimbing ranting untuk segera membentuk tim persiapan musyawarah
c. Tim persiapan musyawarah ranting ditetapkan dengan surat keputusan kwartir
cabang
dan bertugas melaksanakan musyawarah
(8) Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Kwartir Cabang Gerakan Pramuka
kepada
Musyawarah Cabang Gerakan Pramuka;
(9) Membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk disampaikan kepada
Rapat
Kerja Cabang Gerakan Pramuka.
(10) Dalam melaksanakan tugasnya, Kwartir Pasal 69
Cabang Gerakan Pramuka bertanggung-
jawab kepada Musyawarah Cabang Gerakan TugasPramuka.
dan
Tanggun
gjawab
(1) mengelola Gerakan Pramuka di tingkat ranting.
(2) melaksanakan Undang-Undang Republik Kwartir Ranting Nomor 12 Tahun 2010 tentang
Indonesia
Gerakan
Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Keputusan
Musyawarah Nasional, Musyawarah Daerah, Musyawarah Cabang, dan Musyawarah
Ranting Gerakan Pramuka, serta Keputusan Kwartir Nasional, Kwartir Daerah, dan Kwartir
(3) Cabang Gerakan Pramuka;
(4) Melaksanakan pembinaan organisasi kepada gugus depan di wilayahnya.
(5) melakukan hubungan dan konsultasi dengan Majelis Pembimbing
Ranting;
(6) melakukan hubungan dan kerjasama dengan masyarakat setempat, instansi
pemerintah,
(7) swasta di tingkat kecamatan, yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka;
menyampaikan laporan kepada kwartir cabang dan menyampaikan tembusannya
kepada kwartir daerah
a. Memberikan Gerakan
peringatan Pramuka
tertulis mengenai
kepada gugusperkembangan
depan untuk Gerakan
segera Pramuka di
melaksanakan
ranting; Melaksanakan koordinasi, membantu, dan memastikan terselenggaranya
musyawarah
musyawarah
b. gugusminimal 3 (tiga) bulan sebelum berakhir masa bakti kepengurusan.
depan:
Apabila musyawarah tidak dapat dilaksanakan tepat waktu maka 3 (tiga) bulan
setelah berakhirnya masa bakti kepengurusan, kwartir ranting berkonsultasi
dengan ketua
c. majelis pembimbing ranting untuk segera membentuk tim persiapan musyawarah
gugus depan.
Tim persiapan
(8) menyampaikan musyawarah
Laporan gugus depan ditetapkan
Pertanggungjawaban dengan
Kwartir Ranting surat keputusan
Gerakan Pramuka
kepada
kwartir ranting.
(9) Musyawarah Ranting Gerakan Pramuka;
membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk disampaikan kepada
(10)Rapat
Dalam melaksanakan tugasnya Kwartir Ranting Gerakan Pramuka
Kerja Ranting Gerakan Pramuka.
bertanggungjawab
kepada Musyawarah Ranting Gerakan Pramuka.

42
BAB VI
MUSYAWARAH, RAPAT KERJA, RAPAT KOORDINASI,
DAN HAL-HAL YANG MENDESAK

Bagian Pertama
Musyawarah

Pasal 70
Musyaw
arah
(1) Musyawarah nasional adalah forum tertinggi
Nasional
Gerakan Pramuka.
(2) Musyawarah nasional diadakan sekali dalam lima tahun.
(3) Musyawarah nasional dinyatakan sah jika dihadiri sekurang-kurangnya oleh dua
pertiga jumlah kwartir daerah.

Pasal 71
Peserta
Musyaw
(1) Peserta musyawarah nasional terdiri arah atas utusan pusat dan
(2) daerah. Nasional
Utusan pusat terdiri dari sebanyak-banyaknya sepuluh orang yang diberi kuasa oleh Ketua
Kwartir Nasional, di antaranya unsur pimpinan, Pusat Pendidikan dan Pelatihan
(3) Kepramukaan tingkat Nasional, dan Dewan Kerja Nasional.
Utusan daerah terdiri dari sebanyak-banyaknya sepuluh orang yang diberi kuasa oleh
ketua
(4) kwartir daerah, di antaranya unsur pimpinan, pusat pendidikan dan pelatihan kepramukaan
tingkat daerah, dan dewan kerja daerah.
(5) Kwartir Nasional dan kwartir daerah harus berupaya agar perutusannya terdiri dari
putra dan putri.
Kwartir Nasional dan kwartir daerah Pasalmasing-masing
72 mempunyai satu hak
suara. Peninjau
Musyaw
(1) arah
Musyawarah nasional dapat dihadiri oleh peninjau yang terdiri
dari:
a. Unsur majelis pembimbing; Nasional
b. Unsur andalan;
c. Unsur dewan kerja;
d. Anggota kehormatan.
(2) Peninjau mendapat persetujuan tertulis dari kwartir yang
(3) bersangkutan.
Jumlah peninjau ditetapkan oleh penyelenggara musyawarah
nasional. Pasal 73
Acara
Musyaw
(1) arah pendahuluan dan acara
Acara musyawarah nasional terdiri atas acara
(2) pokok. Nasional
Acara
a. pendahuluan
Pembahasan danmusyawarah
pengesahannasional terdiri
tata tertib dan dari:
agenda musyawarah nasional;
b. Pemilihan presidium musyawarah nasional;
c. Penyerahan kepemimpinan musyawarah nasional dari Ketua Kwartir Nasional
kepada
Presidium Musyawarah Nasional terpilih.

43
(3) Acara pokok musyawarah nasional terdiri
dari:
a. Penyampaian, pembahasan, dan pengesahan pertanggungjawaban
musyawarah
b. nasional selama masa bakti termasuk pertanggungjawaban keuangan;
Penyampaian hasil pemeriksaan keuangan kwartir oleh Lembaga Pemeriksa
c. Keuangan
Kwartir Nasional;
d. Penyampaian, pembahasan, dan pengesahan Rencana Strategik Gerakan
e. Pramuka untuk masa bakti berikutnya;
f. Pemilihan Ketua Kwartir Nasional masa bakti berikutnya;
g. Penetapan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka; Pemilihan anggota formatur untuk menyusun pengurus baru;
Pemilihan Ketua dan Anggota Lembaga PasalPemeriksa
74 Keuangan, masa bakti berikutnya.
Pemiliha
n Ketua
(1) Musyawarah nasional memilih dan menetapkan Kwartir Ketua Kwartir Nasional untuk masa
bakti Nasional
(2) berikutnya.
Calon Ketua Kwartir Nasional diusulkan oleh Kwartir Nasional dan kwartir daerah
(3) selambat- lambatnya dua bulan sebelum pelaksanaan musyawarah nasional.
Calon Ketua Kwartir Nasional yang diusulkan harus memenuhi syarat sesuai
(4) dengan ketentuan.
Kwartir Nasional menyampaikan nama-nama calon Ketua Kwartir Nasional yang
diusulkan
(5) oleh kwartir daerah dan yang diusulkan oleh Kwartir Nasional kepada seluruh kwartir
daerah selambat-lambatnya satu bulan sebelum pelaksanaan musyawarah nasional.
Calon Ketua Kwartir Nasional yang bersedia dicalonkan harus menyatakan
(6) kesediaannya
secara tertulis dan disampaikan pada saat musyawarah nasional dimulai, dan setelah
(7) itu tidak ada pencalonan lagi.
Calon Ketua Kwartir Nasional harus hadir pada saat pemilihan Ketua Kwartir
(8) Nasional berlangsung.
Calon Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dalam 5 (lima) tahun terakhir aktif
(9) dalam
Gerakan Pramuka
Ketua Kwartir Nasional hanya dibenarkan menjabat sebanyak dua kali masa bakti
secara
a. berturut-turut.
Mengadakan kerjasama dengan pihak ketiga;
Selama
b. pengurus Kwartir
Menandatangani Nasional
pengeluaran yang
uang baru
di luar hasil kerja;
program musyawarah belum dilantik,
maka
c. pengurusstruktur
Mengubah kwartirorganisasi
lama tetapkwartir
melaksanakan tugasnya, dengan
dan/atau mengada-kan ketentuan tidak
alih tugas
dibenarkan
staf.
mengambil keputusan mengenai hal-halPasal yang 75
prinsip, seperti:
Tim
Formatur
(1) Tim formatur pembentukan pengurus Musyaw terdiri dari Ketua Kwartir Nasional terpilih
sebagai arah
(2) ketua tim dan enam orang Nasional
anggota.
a. Anggota
Satu orang formatur
wakil terdiri
pengurus lama yang ditunjuk oleh Ketua Kwartir Nasional terpilih;
dari:Satu orang wakil Majelis Pembimbing Nasional;
b.
c. Empat orang wakil kwartir daerah dari wilayah yang berbeda dan dipilih oleh
peserta.

44
(3) Anggota formatur dipilih secara langsung dalam musyawarah
(4) nasional.
Apabila antara ketua dengan anggota dan/atau antar sesama anggota tim formatur tidak
(5) terdapat kesepahaman, keputusan terakhir ditentukan oleh ketua tim.
Tim formatur dalam waktu selambat-lambatnya tiga bulan menyusun pengurus Kwartir
Nasional baru, yang selanjutnya diajukan kepada Presiden Republik Indonesia selaku
Ketua Majelis Pembimbing Nasional untuk dikukuhkan dan dilantik.
Pasal 76
Usulan
Materi
(1) Penyampaian usul materi musyawarah Musyaw
nasional oleh kwartir daerah dilakukan
secara arah
tertulis kepada Kwartir Nasional selambat-lambatnya
Nasional tiga bulan sebelum
(2) pelaksanaan musyawarah nasional.
Kwartir Nasional, selambat-lambatnya satu bulan sebelum musyawarah nasional,
harus
sudah menyiapkan bahan musyawarah nasional secara tertulis dan
menyampaikannya kepada semua kwartir daerah.
Pasal 77
Pimpina
n
Musyaw
(1) Musyawarah nasional dipimpin oleh suatu presidium yang dipilih oleh dan dari
peserta arah
(2) musyawarah nasional. Nasional
Presidium musyawarah nasional sebanyak lima orang, terdiri atas satu orang unsur
Kwartir
Nasional dan empat orang unsur kwartir daerah dari wilayah yang berbeda dan dipilih
oleh peserta Pasal 78
Pengam
bilan
(1) Pengambilan keputusan musyawarah Keputus
nasional dicapai atas dasar musyawarah
untuk an
(2) mufakat. Musyaw
arahdiambil dengan cara pemungutan suara
Apabila mufakat tidak tercapai keputusan
Nasional
(3) dan keputusan adalah sah apabila didukung oleh lebih dari setengah jumlah suara yang
hadir. Pemungutan suara dilaksanakan secara langsung kecuali jika sidang
menganggap perlu, pemungutan suara dapat dilaksanakan secara tidak langsung dan
bersifat rahasia. Pasal 79
Musyaw
arah
Daerah
(1) Musyawarah daerah adalah forum tertinggi Gerakan Pramuka di tingkat daerah.
(2) Musyawarah daerah diadakan sekali dalam lima tahun.
(3) Musyawarah daerah dinyatakan sah jika dihadiri sekurang-kurangnya oleh dua
pertiga jumlah kwartir cabang.

Pasal 80
Peserta
Musyaw
(1) Peserta musyawarah daerah terdiri dari arahutusan daerah dan utusan
(2) cabang. Daerah
Utusan daerah terdiri dari sebanyak-banyaknya delapan orang yang diberi
kuasa oleh ketua kwartir daerah, di antaranya adalah unsur pimpinan,
pusat pendidikan dan pelatihan kepramukaan tingkat daerah, dan dewan
kerja daerah. 45
(3) Utusan cabang terdiri dari sebanyak-banyaknya delapan orang yang diberi kuasa oleh
ketua
kwartir cabang, di antaranya adalah unsur pimpinan, pusat pendidikan dan
(4) pelatihan kepramukaan tingkat cabang, dan dewan kerja cabang.
Kwartir daerah dan kwartir cabang harus berupaya agar perutusannya terdiri dari putra
(5) dan putri.
Kwartir daerah dan kwartir cabang masing-masing mempunyai satu hak suara.
Pasal 81
Peninjau
Musyaw
(1) Musyawarah daerah dapat dihadiri oleh peninjau
arah yang terdiri
dari:
a. Unsur majelis pembimbing; Daerah
b. Unsur andalan;
c. Unsur dewan kerja;
d. Anggota kehormatan.
(2) Peninjau mendapat persetujuan tertulis dari kwartir yang
(3) bersangkutan.
Jumlah peninjau ditetapkan oleh penyelenggara musyawarah daerah.
Pasal 82
Acara
Musyaw
(1) Acara musyawarah daerah terdiri atas acara arahpendahuluan dan acara
(2) pokok. Daerah
Acara
a. pendahuluan
Pembahasan danmusyawarah
pengesahandaerah terdiri
tata tertib dandari:
agenda musyawarah daerah;
b. Pemilihan presidium musyawarah daerah;
c. Penyerahan kepemimpinan musyawarah daerah dari ketua kwartir kepada
daerah presidium musyawarah daerah terpilih.
(3) Acara pokok musyawarah daerah terdiri
dari:
a. Penyampaian, pembahasan, dan pengesahan pertanggung-jawaban daerah
kwartir
selama masa bakti
b. Penyampaian hasil termasuk pertanggungjawaban
pemeriksaan keuangan kwartirkeuangan;
oleh lembaga pemeriksa
keuangan
c. kwartir daerah;
Penyampaian, pembahasan, dan pengesahan rencana kerja kwartir daerah untuk
d. masa bakti berikutnya;
e. Pemilihan ketua kwartir daerah untuk masa bakti berikutnya;
f. Pemilihan anggota formatur untuk menyusun pengurus baru;
Pemilihan ketua dan anggota lembaga pemeriksa keuangan, masa bakti berikutnya.
Pasal 83
Pemiliha
n Ketua
(1) Musyawarah daerah memilih dan menetapkan Kwartir ketua kwartir daerah untuk masa
bakti Daerah
(2) berikutnya.
Calon ketua kwartir daerah diusulkan oleh kwartir daerah dan kwartir cabang
(3) selambat- lambatnya dua bulan sebelum pelaksanaan musyawarah daerah.
Calon ketua kwartir daerah yang diusulkan harus memenuhi syarat sesuai
(4) dengan ketentuan.
Kwartir daerah menyampaikan nama-nama calon ketua kwartir daerah yang diusulkan
oleh
kwartir cabang dan yang diusulkan oleh kwartir daerah kepada seluruh kwartir
cabang selambat-lambatnya satu bulan sebelum pelaksanaan musyawarah daerah.
46
(5) Calon ketua kwartir daerah yang bersedia dicalonkan harus menyatakan
kesediaannya
secara tertulis dan disampaikan pada saat musyawarah daerah dimulai, dan setelah
(6) itu tidak ada pencalonan lagi.
Calon ketua kwartir daerah harus hadir pada saat pemilihan ketua kwartir
(7) daerah berlangsung.
Calon ketua kwartir daerah Gerakan Pramuka dalam 5 (lima) tahun terakhir aktif
(8) dalam
Gerakan Pramuka.
(9) Ketua kwartir daerah hanya dibenarkan menjabat sebanyak dua kali masa bakti
secara berturut-turut.
Selama pengurus kwartir daerah yang baru hasil musyawarah belum dilantik,
maka
a. pengurus kwartir
Mengadakan kerjasamalamadengan
tetap melaksanakan
pihak ketiga; tugasnya, dengan ketentuan tidak
dibenarkan
b. Menandatangani pengeluaran uang di luar program kerja;
mengambil
c. Mengubah keputusan
struktur mengenai
organisasihal-hal
kwartiryang prinsip,
dan/atau seperti: alih tugas
mengadakan
staf.
Pasal 84
Tim
Formatur
(1) Tim formatur pembentukan pengurus terdiri Musyawdari ketua kwartir daerah terpilih sebagai
ketua arah
(2) tim dan empat orang Daerah
anggota.
a. Anggota
Satu orang formatur
wakil pengurus lama yang ditunjuk oleh ketua kwartir daerah
b. terpilih;
terdiri dari:
c. Satu orang wakil majelis pembimbing daerah;
(3) Anggota
Dua orang
formatur
wakil
dipilih
kwartirsecara
cabang
langsung
yang berbeda
dalam musyawarah
dan dipilih oleh
daerah.
peserta.
(4) Apabila antara ketua dengan anggota dan/atau antar sesama anggota tim formatur
tidak terdapat kesepahaman, keputusan terakhir ditentukan oleh ketua tim.
(5) Tim formatur dalam waktu selambatnya dua bulan menyusun pengurus kwartir daerah
baru
yang kemudian ditetapkan dengan Surat Keputusan atau Rekomendasi Ketua
Majelis
Pembimbing Daerah, selanjutnya diajukan kepada Ketua Kwartir Nasional
untuk dikukuhkan. Pasal 85
Usulan
Materi
(1) Penyampaian usul materi musyawarah Musyaw
daerah oleh kwartir cabang dilakukan secara
tertulis arah
kepada kwartir daerah selambat-lambatnya tiga bulan sebelum pelaksanaan musyawarah
Daerah
(2) daerah.
Kwartir daerah, selambat-lambatnya satu bulan sebelum musyawarah daerah, harus
sudah menyiapkan bahan musyawarah daerah secara tertulis dan menyampaikannya
kepada semua kwartir cabang.
Pasal 86
Pimpina
n
(1) Musyawarah daerah dipimpin oleh suatu Musyawpresidium yang dipilih oleh dan dari
peserta arah
(2) musyawarah daerah. Daerah
Presidium musyawarah daerah sebanyak lima orang, terdiri atas satu orang unsur
kwartir daerah dan empat orang unsur kwartir cabang yang berbeda dan dipilih oleh
peserta
47
Pasal 87
Pengam
bilan
Keputus
(1) Pengambilan keputusan musyawarah daerah an dicapai atas dasar musyawarah
untuk Musyawarah Daerah
(2) mufakat.
Apabila mufakat tidak tercapai keputusan diambil dengan cara pemungutan suara
(3) dan keputusan adalah sah apabila didukung oleh lebih dari setengah jumlah suara yang
hadir.
Pemungutan suara dilaksanakan secara langsung kecuali jika sidang menganggap
perlu, Pasal 88
pemungutan suara dapat dilaksanakan secara
Musyawtidak langsung dan bersifat rahasia.
arah
(1) Musyawarah cabang adalah forum tertinggi Gerakan Pramuka di tingkat cabang.
Cabang
(2) Musyawarah cabang diadakan sekali dalam lima tahun.
(3) Musyawarah cabang dinyatakan sah jika dihadiri sekurang-kurangnya oleh dua
pertiga jumlah kwartir ranting.

Pasal 89
Peserta
Musyaw
(1) Peserta musyawarah cabang terdiri atas arah utusan cabang dan
(2) ranting. Cabang
Utusan cabang terdiri dari sebanyak-banyaknya tujuh orang yang diberi kuasa oleh ketua
kwartir cabang, di antaranya adalah unsur pimpinan, pusat pendidikan dan pelatihan
(3) kepramukaan tingkat cabang, dan dewan kerja cabang.
Utusan ranting terdiri dari sebanyak-banyaknya tujuh orang yang diberi kuasa oleh
(4) ketua
kwartir ranting, di antaranya adalah unsur pimpinan dan dewan kerja
(5) ranting.
Kwartir cabang dan kwartir ranting harus berupaya agar perutusan-nya
terdiri dari putra dan putri. Pasal 90
Kwartir cabang dan kwartir ranting masing-masing
Peninjau mempunyai satu hak
suara. Musyaw
(1) arah
Musyawarah cabang dapat dihadiri oleh peninjau yang terdiri
dari:
a. Unsur majelis pembimbing; Cabang
b. Unsur andalan;
c. Unsur dewan kerja;
d. Anggota kehormatan.
(2) Peninjau mendapat persetujuan tertulis dari kwartir yang
(3) bersangkutan.
Jumlah peninjau ditetapkan oleh penyelenggara musyawarah cabang.
Pasal 91
Acara
Musyaw
(1) Acara musyawarah cabang terdiri atas acara
arahpendahuluan dan acara pokok.
(2) Acara pendahuluan musyawarah cabangCabangterdiri dari:
a. Pembahasan dan pengesahan tata tertib dan agenda musyawarah
cabang;
b. Pemilihan presidium musyawarah cabang;

48
c. Penyerahan kepemimpinan musyawarah cabang dari ketua kwartir cabang
kepada
(3) presidium musyawarah cabang terpilih.
Acara pokok musyawarah
a. Penyampaian, cabang terdiri
pembahasan, dan pengesahan pertanggungjawaban kwartir
dari:cabang
b. selama masa bakti termasuk pertanggungjawaban keuangan;
Penyampaian hasil pemeriksaan keuangan kwartir oleh lembaga pemeriksa
c. keuangan kwartir cabang;
Penyampaian, pembahasan, dan pengesahan rencana kerja kwartir cabang untuk
d. masa bakti berikutnya;
e. Pemilihan ketua kwartir cabang untuk masa bakti
f. berikutnya; Pemilihan anggota formatur untuk menyusun
pengurus baru;
Pemilihan ketua dan anggota lembaga pemeriksa
Pasal 92 keuangan, masa bakti berikutnya.
Pemiliha
n Ketua
(1) Musyawarah cabang memilih dan menetapkan Kwartir ketua kwartir cabang untuk bmasa
bakti Cabang
(2) berikutnya.
Calon ketua kwartir cabang diusulkan oleh kwartir cabang dan kwartir ranting
(3) selambat- lambatnya dua bulan sebelum pelaksanaan musyawarah cabang.
Calon ketua kwartir cabang yang diusulkan harus memenuhi syarat sesuai
(4) dengan
ketentuan.
Kwartir cabang menyampaikan nama-nama calon ketua kwartir cabang yang diusulkan
(5) oleh kwartir ranting dan yang diusulkan oleh kwartir cabang kepada seluruh kwartir
ranting
selambat-lambatnya satu bulan sebelum pelaksanaan musyawarah cabang.
(6) Calon ketua kwartir cabang yang bersedia dicalonkan harus menyatakan
kesediaannya secara tertulis dan disampaikan pada saat musyawarah cabang dimulai,
(7) dan setelah itu
tidak ada pencalonan lagi.
(8) Calon ketua kwartir cabang harus hadir pada saat pemilihan ketua kwartir
cabang berlangsung.
(9) Calon ketua kwartir cabang Gerakan Pramuka dalam 5 (lima) tahun terakhir aktif
dalam
Gerakan Pramuka.
Ketua
a. kwartir cabang
Mengadakan hanyadengan
kerjasama dibenarkan menjabat sebanyak dua kali masa bakti
pihak ketiga;
secara
b. berturut-turut.pengeluaran uang di luar program kerja;
Menandatangani
Selama
c. Mengubahpengurus kwartir
struktur cabang
organisasi yangdan/atau
kwartir baru hasil musyawarah
mengadakan belum dilantik,
alih tugas
makastaf.
pengurus kwartir lama tetap melaksanakan Pasal tugasnya,
93 dengan ketentuan tidak
dibenarkan mengambil keputusan mengenai Timhal-hal yang prinsip, seperti:
Formatur
(1) Tim formatur pembentukan pengurus terdiri Musyaw
dari ketua kwartir cabang terpilih sebagai
ketua arah
(2) tim dan empat orang Cabang
anggota.
a. Anggota
Satu orang formatur
wakil pengurus lama yang ditunjuk oleh ketua kwartir cabang
b. terpilih;
terdiri dari:
c. Satu orang wakil majelis pembimbing cabang;
(3) Anggota
Dua orang
formatur
wakil
dipilih
kwartir
secara
ranting
langsung
yang berbeda
dalam musyawarah
dan dipilih oleh peserta.
cabang.
49
(4) Apabila antara ketua dengan anggota dan/atau antar sesama anggota tim formatur
tidak
(5) terdapat kesepahaman, keputusan terakhir ditentukan oleh ketua tim.
Tim formatur dalam waktu selambat-lambatnya satu bulan menyusun pengurus
kwartir cabang baru, yang kemudian ditetapkan dengan surat keputusan atau
rekomendasi ketua
majelis pembimbing cabang, dan selanjutnya diajukan kepada ketua kwartir daerah
untuk Pasal 94
dikukuhkan. Usulan
Materi
(1) Penyampaian usul materi musyawarah Musyaw
cabang oleh kwartir ranting diajukan secara
tertulis arah
kepada kwartir cabang selambat-lambatnya
Cabangdua bulan sebelum pelaksanaan
(2) musyawarah cabang.
Kwartir cabang, selambat-lambatnya satu bulan sebelum musyawarah cabang, harus
sudah
menyiapkan bahan musyawarah cabang secara tertulis dan menyampaikannya
kepada semua kwartir ranting. Pasal 95
Pimpina
n
(1) Musyawarah cabang dipimpin oleh suatu Musyawpresidium yang dipilih oleh dan dari
peserta arah
(2) musyawarah cabang. Cabang
Presidium musyawarah cabang sebanyak lima orang, terdiri atas satu orang unsur
kwartir cabang dan empat orang unsur kwartir ranting yang berbeda dan dipilih oleh
peserta Pasal 96
Pengam
bilan
Keputus
(1) Pengambilan keputusan musyawarah cabang an dicapai atas dasar musyawarah
untuk Musyawarah Cabang
(2) mufakat.
Apabila mufakat tidak tercapai keputusan diambil dengan cara pemungutan suara
(3) dan keputusan adalah sah apabila didukung oleh lebih dari setengah jumlah suara yang
hadir Pemungutan suara dilaksanakan secara langsung kecuali jika sidangmenganggap
perlu, pemungutan suara dapat dilaksanakan secara tidak langsung dan bersifat rahasia.
Pasal 97
Musyaw
arah
Ranting
(1) Musyawarah ranting adalah forum tertinggi Gerakan Pramuka di tingkat ranting.
(2) Musyawarah ranting diadakan sekali dalam tiga tahun.
(3) Musyawarah ranting dinyatakan sah jika dihadiri sekurang-kurangnya oleh dua
pertiga jumlah gugus depan.

Pasal 98
Peserta
Musyaw
(1) Peserta musyawarah ranting terdiri atas utusan
arah ranting dan gugus depan.
(2) Utusan ranting terdiri dari sebanyak-banyaknya
Ranting enam orang yang diberi kuasa oleh
ketua kwartir ranting, di antaranya adalah ketua dewan kerja ranting.

50
(3) Utusan gugus depan terdiri dari sebanyak-banyaknya empat orang yang diberi kuasa
oleh
ketua gugus depan, di antaranya adalah seorang wakil pramuka penegak dan
(4) pramuka pandega.
(5) Kwartir ranting dan gugus depan harus berupaya agar utusannya terdiri dari putra dan
putri. Kwartir ranting dan gugus depan masing-masing memiliki satu hak suara.
Pasal 99
Peninjau
Musyaw
arah yang terdiri
(1) Musyawarah ranting dapat dihadiri oleh peninjau
dari:
a. Unsur majelis pembimbing; Ranting
b. Unsur andalan;
c. Unsur dewan kerja;
d. Anggota kehormatan.
(2) Peninjau mendapat persetujuan tertulis dari gugus depan yang
bersangkutan.
Pasal 100
Acara
Musyawar
(1) Acara musyawarah ranting terdiri atas acara ahpendahuluan dan acara
(2) pokok. Ranting
Acara pendahuluan
a. Pembahasan musyawarah
dan pengesahanranting terdiri
tata tertib dandari:
agenda musyawarah ranting;
b. Pemilihan presidium musyawarah ranting;
c. Penyerahan kepemimpinan musyawarah ranting dari ketua kwartir kepada
ranting presidium musyawarah ranting terpilih.
(3) Acara pokok musyawarah ranting terdiri
dari:Penyampaian, pembahasan, dan pengesahan pertanggungjawaban kwartir ranting
a.
selama masa bakti termasuk pertanggungjawaban keuangan;
b. Penyampaian pertanggungjawaban lembaga pemeriksa keuangan kwartir
c. Penyampaian,
ranting; pembahasan, dan pengesahan rencana kerja kwartir ranting untuk
masa
d. bakti berikutnya;
e. Pemilihan ketua kwartir ranting untuk masa bakti berikutnya;
Pemilihan anggota formatur untuk menyusun pengurus baru yang dipimpin oleh
f. ketua kwartir ranting terpilih;
Pemilihan ketua dan anggota lembaga pemeriksa keuangan, masa bakti berikutnya.
Pasal 101
Pemilihan
Ketua
(1) Musyawarah ranting memilih dan menetapkanKwartir ketua kwartir ranting untuk masa
bakti Ranting
(2) berikutnya.
Calon ketua kwartir ranting diusulkan oleh gugus depan selambat-lambatnya dua bulan
(3) sebelum pelaksanaan musyawarah ranting.
Calon ketua kwartir ranting yang diusulkan harus memenuhi syarat sesuai dengan
(4) ketentuan.
Kwartir ranting menyampaikan nama-nama calon ketua kwartir ranting yang diusulkan oleh
gugus depan dan yang diusulkan oleh kwartir ranting kepada seluruh gugus
(5) depan
selambat-lambatnya satu bulan sebelum pelaksanaan musyawarah
ranting.
Calon ketua kwartir ranting yang bersedia dicalonkan harus menyatakan kesediaannya
secara tertulis dan disampaikan pada saat musyawarah ranting dimulai, dan setelah 51
itu tidak ada pencalonan lagi.
(6) Calon ketua kwartir ranting harus hadir pada saat pemilihan ketua kwartir
ranting
(7) berlangsung.
Calon ketua kwartir ranting Gerakan Pramuka dalam 5 (lima) tahun terakhir aktif
(8) dalam
Gerakan Pramuka.
(9) Ketua kwartir ranting hanya dibenarkan menjabat sebanyak dua kali masa bakti
secara berturut-turut.
Selama pengurus kwartir ranting yang baru hasil musyawarah belum dilantik,
maka
a. Mengadakan kerjasama dengan pihak ketiga;
pengurus
b. Menandatangani
kwartir lamapengeluaran
tetap melaksanakan
uang di luartugasnya,
program kerja;
dengan ketentuan tidak
Mengubah
dibenarkan
c. struktur organisasi
mengambil keputusan kwartir dan/atau
mengenai hal-halmengadakan
yang prinsip,alih tugas
seperti:
staf.
Pasal 102
Tim
Formatur
(1) Tim formatur pembentukan pengurus terdiri Musyawar
dari ketua kwartir ranting terpilih sebagai
ketua ah
(2) tim dan empat orang Ranting
anggota.
a. Anggota
Satu orang wakilformatur
pengurus lama yang ditunjuk oleh ketua kwartir ranting
b. terpilih;
terdiri dari:
c. Satu orang wakil majelis pembimbing ranting;
Dua orang
(3) Anggota wakil
formatur gugus
dipilih depan
secara yang berbeda
langsung dan dipilih oleh
dalam musyawarah peserta.
ranting.
(4) Apabila antara ketua dengan anggota dan/atau antar sesama anggota tim formatur
tidak terdapat kesepahaman, keputusan terakhir ditentukan oleh ketua tim.
(5) Tim formatur dalam waktu selambat-lambatnya satu bulan menyusun pengurus
kwartir ranting baru, yang kemudian ditetapkan dengan surat keputusan atau
rekomendasi Ketua
Majelis Pembimbing Ranting, dan selanjutnya diajukan kepada Ketua Kwartir Cabang
untuk dikukuhkan.
Pasal 103
Usulan
Materi
(1) Penyampaian usul dan materi musyawarah Musyawar ranting oleh pengurus gugus depan
harus ah
dilakukan secara tertulis kepada kwartir Ranting
ranting selambatlambatnya dua bulan
(2) sebelum pelaksanaan musyawarah ranting
Kwartir ranting, selambat-lambatnya satu bulan sebelum musyawarah ranting, harus
sudah
(3) menyiapkan bahan musyawarah ranting secara tertulis dan menyampaikannya
kepada semua gugus depan.
Penyampaian usul dan materi musyawarah Pasalranting
104 diatur oleh kwartir ranting.
Pimpinan
Musyawar
(1) Musyawarah ranting dipimpin oleh suatuahpresidium yang dipilih oleh dan dari
peserta Ranting
(2) musyawarah ranting.
Presidium musyawarah ranting sebanyaknya tiga orang, terdiri atas satu orang
unsur ranting dan dua orang unsur gugus depan yang berbeda dan dipilih oleh peserta

52
Pasal 105
Pengambil
an
Keputusa
(1) Keputusan musyawarah ranting dicapai atas n dasar musyawarah untuk mufakat.
(2) Apabila mufakat tidak tercapai Musyawarah Rantingdengan cara pemungutan suara
keputusan diambil
dan keputusan adalah sah apabila didukung oleh lebih dari setengah jumlah suara yang
(3) hadir.
Pemungutan suara dilaksanakan secara langsung kecuali jika sidang menganggap
perlu, pemungutan suara dapat dilaksanakan secara tidak langsung dan bersifat rahasia.
Pasal 106
Musyawar
ah Gugus
(1) Musyawarah gugus depan adalah forum Depan
tertinggi Gerakan Pramuka di gugus depan.
(2) Musyawarah gugus depan diadakan sekali dalam dua tahun.
(3) Musyawarah gugus depan dinyatakan sah jika dihadiri sekurang-kurangnya oleh dua
pertiga jumlah yang berhak hadir dalam musyawarah gugus depan.

Pasal 107
Peserta
Musyawar
(1) ah Gugus
Peserta musyawarah gugus depan terdiri dari para pembina gugus depan, para
pembantu Depan
pembina gugus depan, perwakilan dewan ambalan, perwakilan dewan racana,
(2) dan perwakilan majelis pembimbing gugus depan.
Setiap peserta yang hadir pada musyawarah gugus depan memiliki satu hak suara.
Pasal 108
Acara
Musyawar
(1) Acara musyawarah gugus depan terdiriah Gugus
atas acara pendahuluan dan acara
(2) pokok. Depan
Acara
a. pendahuluan
Pembahasan danmusyawarah
pengesahangugus depan
tata tertib terdiri
dan agendadari:musyawarah gugus depan;
b. Pemilihan pimpinan sidang musyawarah gugus depan;
c. Penyerahan kepemimpinan musyawarah gugus depan dari ketua gugus depan
kepada pimpinan sidang musyawarah gugus depan terpilih.
(3) Acara pokok musyawarah gugus depan terdiri
dari:
a. Penyampaian, pembahasan, dan pengesahan pertanggungjawaban ketua gugus
depan
b. selama masa bakti termasuk pertanggungjawaban keuangan.
Penyampaian, pembahasan, dan pengesahan rencana kerja gugus depan untuk
c. masa bakti berikutnya.
Memilih ketua gugus depan untuk masa bakti berikutnya.
Pasal 109
Pemilihan
Ketua
(1) Musyawarah gugus depan memilih dan Gugusmenetapkan ketua gugus depan untuk masa
bakti Depan
(2) berikutnya.
Ketua gugus depan menyampaikan nama-nama calon yang akan ikut dalam
(3) pemilihan ketua gugus depan kepada semua yang berhak hadir dalam musyawarah gugus
depan.
Ketua gugus depan yang lama dapat dipilih kembali.
53
(4) Ketua gugus depan lama berstatus demisioner sejak terpilihnya ketua gugus depan
yang
baru sampai dengan pengesahan ketua gugus depan yang baru tersebut. Selama
berstatus demisioner bertugas menyelesaikan hal-hal rutin.
Pasal 110
Usulan
Materi
Musyawar
(1) Penyampaian usul dan materi musyawarahah gugus depan dari peserta harus diajukan
secara Gugus Depan
tertulis kepada ketua gugus depan selambat-lambatnya satu bulan sebelum
(2) waktu pelaksanaan musyawarah gugus depan.
Selambat-lambatnya dua minggu sebelum pelaksanaan musyawarah gugus depan
ketua gugus depan harus sudah menyiapkan secara tertulis bahan musyawarah gugus
(3) depan dan menyampaikan kepada semua orang yang berhak hadir dalam musyawarah
gugus depan. Penyampaian usul dan materi musyawarah gugus depan diatur oleh ketua
gugus depan. Pasal 111
Pimpinan
Musyawar
(1) Musyawarah gugus depan dipimpin oleh ah Gugus
pimpinan sidang yang dipilih oleh
musyawarah Depan
(2) gugus depan.
Pimpinan sidang musyawarah gugus depan sebanyak-banyaknya tiga orang terdiri
dari unsur Majelis Pembimbing dan Pembina Gugus Depan
Pasal 112
Pengambilan Keputusan
Musyawarah Gugus
Depan
(1) Keputusan musyawarah gugus depan dicapai atas dasar musyawarah untuk mufakat.
(2) Apabila mufakat tidak tercapai keputusan diambil dengan cara pemungutan suara
dan keputusan adalah sah apabila didukung oleh lebih dari setengah jumlah suara yang
(3) hadir.
Pemungutan suara dilaksanakan secara langsung kecuali jika sidang menganggap
perlu, pemungutan suara dapat dilaksanakan secara tidak langsung dan rahasia.
Pasal 113
Musyawar
ah
(1) Musyawarah pramuka penegak dan Pramuka
pramuka pandega putri putra
(Musppanitra) Penegak
dan
diselenggarakan sebagai wahana permusyawaratan untuk menampung aspirasi
Pramuka
pramuka penegak dan pramuka pandega dalam penyelenggaraan kegiatan
(2) pembinaan pramuka Pandega
(3) penegak dan pramuka pandega.
Musppanitra diselenggarakan sebelum musyawarah kwartir.
a. Hasil musppanitra nasional merupakan bahan acuan bagi penyusunan rencana
strategik gerakan pramuka;
(4) b. Hasil musppanitra daerah, cabang, dan ranting merupakan bahan acuan
bagi
penyusunan rencana kerja daerah, cabang, dan
ranting. Peserta Musppanitra terdiri dari:
a. Dewan kerja yang bersangkutan;
b. Dewan kerja pada kwartir setingkat di bawahnya, sedangkan untuk musppanitra
kwartir ranting pesertanya adalah utusan dewan ambalan dan dewan racana. 54
(5) Musppanitra dihadiri pula oleh:
a. Andalan kwartir yang bersangkutan sebagai penasehat; dan
b. Dewan kerja pada kwartir setingkat di atasnya sebagai
narasumber.
Pasal 114
Acara
Musppanit
(1) Acara Musppanitra terdiri atas acara pendahuluanra dan acara
(2) pokok.
Acara pendahuluan
a. Pembahasan Musppanitra
dan pengesahan terdiri
tata dari:
tertib dan agenda Musppanitra;
b. Pemilihan pimpinan sidang Musppanitra;
c. Penyerahan kepemimpinan Musppanitra dari kertua dewan kerja kepada
pimpinan sidang Musppanitra terpilih.
(3) Acara pokok Musppanitra terdiri dari:
a. Penyampaian, pembahasan, dan pengesahan pertanggung jawaban dewan
kerja
b. selama masa bakti;
c. Menetapkan rencana kerja masa bakti berikutnya;
Membahas materi sebagai masukan untuk kebijakan kwartir dalam pembinaan
d. pramuka penegak dan pramuka pandega;
e. Memilih ketua dewan kerja masa bakti berikutnya;
Memilih anggota formatur untuk bersama ketua dewan kerja terpilih menyusun
pengurus dewan kerja masa bakti berikutnya.
Pasal 115
Pengambil
an
(1) Keputusan Musppanitra dicapai atas dasar Keputusa
musyawarah untuk mufakat.
(2) Apabila mufakat tidak tercapai keputusann diambil dengan cara pemungutan suara
dan keputusan adalah sah apabila didukungMusppanitoleh lebih dari setengah jumlah suara yang
(3) hadir. Pemungutan suara dilaksanakan secara ra langsung kecuali jika sidang
menganggap perlu, pemungutan suara dapat dilaksanakan secara tidak langsung dan
bersifat rahasia.
Bagian Kedua
Musyawarah
Luar Biasa
Pasal 116
(1) Musyawarah luar biasa diselenggarakan apabila ada hal-hal yang bersifat mendesak di
luar
(2) waktu penyelenggaraan musyawarah.
Musyawarah luar biasa diselenggarakan atas prakarsa kwartir atau atas usul dari
sekurang- kurangnya dua pertiga jumlah kwartir jajaran di bawahnya/gugus depan,
(3) yang diajukan
secara tertulis kepada kwartir yang bersangkutan dengan disertai alasan yang jelas.
(4) Musyawarah luar biasa diselenggarakan selambat-lambatnya enam bulan setelah
usul tertulis diterima kwartir yang bersangkutan.
Musyawarah gugus depan luar biasa diselenggarakan atas prakarsa pengurus gugus
depan atau atas usul dari sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah yang berhak
(5) menghadiri
musyawarah gugus depan, yang harus diajukan secara tertulis kepada pengurus
(6) gugus depan dengan disertai alasan yang jelas.
Selambatnya satu bulan setelah usul tertulis diterima, pengurus gugus depan
wajib
mengadakan musyawarah gugus depan luar biasa. 55
Musyawarah luar biasa dinyatakan sah jika dihadiri sekurang-kurangnya oleh dua
pertiga jumlah kwartir jajaran di bawahnya/gugus depan/yang berhak hadir.
Pasal 117
Peserta
Musyawar
ah Luar
Peserta musyawarah luar biasa terdiri atas kwartir penyelenggara dan kwartir jajaran
di Biasa
bawahnya /gugus depan yang jumlah pesertanya disepakati bersama berdasarkan kebutuhan.
Pasal 118
Acara
Musyawar
Acara musyawarah luar biasa disesuaikan ah
dengan
Luar kebutuhan mendesak yang menjadi
dasar Biasa
diselenggarakannya musyawarah.

Bagian Ketiga
Rapat Kerja,
Rapat
Koordinasi,
Pasal 119
dan
Rapat Kerja
Pengambilan
(1) Keputusan
Rapat kerja diselenggarakan sebagai langkah pengendalian
(2) operasional.
(3) Rapat kerja diselenggarakan setiap tahun sekali di awal tahun
program.
a. Peserta
Pengurus rapat
kwartir kerja
yang kwartir sedikitnya terdiri atas:
bersangkutan;
b. Ketua dan sekretaris kwartir di tingkat bawahnya atau pengurus gugus depan
untuk kwartir ranting;
c. Unsur dewan kerja atau unsur dewan ambalan dan dewan racana untuk kwartir ranting.
(4) Peserta rapat kerja gugus depan terdiri dari:
a. Pengurus gugus depan
b. Unsur anggota muda.
(5) Rapat kerja yang
diselenggarakan oleh
(6) dewan kerja disebut
sidang paripurna pramuka
penegak dan pramuka pandega.
Peserta sidang paripurna pramuka penegak dan pramuka pandega terdiri atas:
(7) a. Dewan kerja yang bersangkutan;
b. Dewan kerja pada kwartir setingkat di bawahnya atau dewan ambalan dan
dewan racana untuk tingkat ranting.
Sidang paripurna dihadiri pula oleh:
a. Andalan sebagai penasihat;
b. Dewan kerja pada kwartir setingkat di 120
Pasal atasnya sebagai narasumber, kecuali
sidang paripurna nasional. Rapat
Koordinasi
(1) Rapat Koordinasi diselenggarakan sebagai langkah pengendalian organisasi
guna
(2) mendapatkan rekomendasi dan kesepakatan yang diperlukan.
(3) Rapat Koordinasi dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan mendesak kwartir pelaksana..
Peserta Rapat Koordinasi adalah Unsur Pimpinan Kwartir pelaksana bersama dengan
(4) ketua
kwartir jajaran di bawahnya.
Rapat Koordinasi dapat dilaksanakan di tingkat Nasional, daerah, dan cabang.
56
Pasal 121
Pengambil
an
(1) Pengambilan keputusan dalam menghadapiKeputusa
hal-hal yang luar biasa dan segera
diputuskan n
sementara penyelenggaraan musyawarah Gerakan Pramuka tidak mungkin
(2) dilakukan, diselesaikan dengan cara meminta pendapat tertulis.
(3) Penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan disetiap tingkat
kwartir.
(4) Penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan
setelah dikonsultasikan dengan majelis pembimbing.
(5) Permintaan pendapat secara tertulis disampaikan secara jelas dan disusun sedemikian
(6) rupa sehingga jawaban atas hal-hal yang mendesak itu cukup dengan setuju atau tidak
setuju.
Batas waktu memberi jawaban ditentukan dan diberitahukan kepada yang bersangkutan.
(7) Pendapat yang diterima adalah pendapat yang disetujui oleh lebih dari setengah
jumlah pihak yang mempunyai hak suara, yaitu jumlah kwartir atau gugus depan yang
ada di wilayahnya.
Pendapat yang diterima diumumkan oleh kwartir yang bersangkutan kepada semua
jajaran BAB VII
Gerakan Pramuka di wilayahnya, selambat-lambatnya
ATRIBUT satu bulan setelah dilaksanakan.

Pasal 122
Lambang

(1) Lambang Gerakan Pramuka adalah tunas kelapa, yang bermakna bahwa setiap
anggota
(2) Gerakan Pramuka hendaknya berguna, seperti kegunaan seluruh bagian pohon kelapa.
Lambang Gerakan Pramuka digunakan pada berbagai alat dan tanda pengenal
Gerakan
Pramuka, yang warnanya disesuaikan. Pasal 123
Bendera

(1) Bendera Gerakan Pramuka berbentuk empat persegi panjang, berukuran tiga banding
dua,
warna dasar putih dengan lambang Gerakan Pramuka di tengah berwarna
(2) merah, menghadap ke arah tiang bendera.
Pada bagian atas dan bawah bendera terdapat garis merah dengan ukuran lebar 1/10
(3) dari
lebar bendera, letaknya 1/10 dari lebar bendera sisi atas dan sisi bawah.
Pada bagian tepi tempat tali bendera, terdapar garis merah sepanjang lebar
bendera dengan ukuran 1/8 dari panjang bendera dengan tulisan nama kwartir untuk
bendera kwartir Pasal 124
dan nomor gugus depan untuk bendera gugus Panji depan.

(1) Gerakan Pramuka memiliki panji yang dianugerahkan oleh Presiden Republik
Indonesia
dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 Tahun 1961, tanggal
(2) 14
Agustus 1961.
Panji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disebut Panji Gerakan Pramuka yang
disimpan di kantor Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
57
Pasal 125
Himne
dan Mars
(1) Himne Gerakan Pramuka adalah lagu Satyadarma Pramuka ciptaan Husein Mutahar
yang
syair lagunya berbunyi:
Kami Pramuka Indonesia
Manusia Pancasila
Satyaku kudarmakan
Darmaku kubaktikan
Agar Jaya Indonesia
Indonesia tanah airku
kami jadi pandumu.
(2)
Mars Gerakan Pramuka adalah lagu Jayalah Pramuka ciptaan Munatsir Amin yang
syair lagunya berbunyi:
Gerakan Pramuka Praja Muda Karana
Sebagai wahana kaum muda suka berkarya
Kader pembangunan sebagai perekat
bangsa Disiplin berani dan setia berakhlak
mulia
Bersatu padu menyongsong masa depan yang gemilang
Satu pramuka untuk satu Indonesia
Melangkah maju menuju masyarakat yang sentosa
Jayalah Pramuka Jayalah Indonesia Pasal 126
Pakaian
Seragam
(1) Pakaian seragam pramuka dimaksudkan untuk menimbulkan daya tarik, mendidik
disiplin
dan kerapian, menumbuhkan persatuan dan persaudaraan serta rasa bangga
(2) anggota
Gerakan Pramuka.
(3) Warna pakaian seragam pramuka adalah coklat muda untuk bagian atas dan coklat tua
untuk bagian bawah.
Warna coklat muda dan coklat tua dimaksudkan untuk mengingatkan kaum muda akan
(4) warna pakaian para pahlawan pejuang bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.
(5) Jenis, model, warna, dan peruntukan diatur lebih lanjut dengan petunjuk
penyelenggaraan
Gerakan Pramuka.
Pada Pakaian seragam Pramuka selain mengenakan atribut Gerakan Pramuka, juga
mengenakan lencana World Organization of the Scout Movement (WOSM).

58
BAB VIII
PENDAP
ATAN
BagianDAN
Pertama
KEKAYA
Pendapatan
AN
Pasal 127
Pendapat
an
(1) Pendapatan Gerakan Pramuka diperoleh dari:
a. Iuran anggota;
b. Apbn dan atau apbd;
c. Bantuan majelis pembimbing;
d. Sumbangan masyarakat yang tidak mengikat;
e. Sumber lain yang tidak bertentangan baik dengan peraturan
perundangundangan maupun dengan kode kehormatan pramuka;
f. Usaha dana dan badan usaha yang dimiliki gerakan pramuka;
g. Royalti hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki gerakan pramuka.
(2) Pendapatan Gerakan Pramuka berupa uang disimpan di bank atas nama kwartir
Gerakan
Pramuka.
Pasal 128
Iuran dan
Usaha
(1) Danadan pelaksanaannya dilakukan oleh
Iuran anggota diatur oleh Kwartir Nasional
jajaran
(2) Gerakan Pramuka.
Usaha dana dapat dilakukan dengan membentuk badan usaha atau
dengan memberdayakan fasilitas yang dimiliki kwartir atau dengan melakukan kegiatan
tertentu.
Bagian Kedua
Kekayaan

Pasal 129
Kekayaan

(1) Kekayaan Gerakan Pramuka terdiri dari:


a. Barang tak bergerak;
b. Barang bergerak;
c. Hak atas kekayaan
intelektual.
(2) Barang tak bergerak meliputi tanah dan bangunan.
(3) Barang bergerak meliputi hasil usaha tetap, kendaraan, perlengkapan kantor,
surat berharga, dan uang tunai.
(4) Hak atas kekayaan intelektual yaitu hak atas merek, patent, dan hak cipta
Gerakan
Pramuka baik yang sudah ada maupun yang akan dimintakan dikemudian hari, antara lain:
a. Atribut Gerakan Pramuka.
b. Buku-buku terbitan Gerakan Pramuka.

59
Pasal 130
Pengelola
an dan
(1) Pengelolaan kekayaan/aset yang tidak Pengaliha
bergerak yang dikerjasamakan dengan
pihak n
kedua/ketiga harus diputuskan melalui rapat pengurus kwartir dan dilaporkan kepada
ketua majelis pembimbing.
(2) Pengalihan kekayaan/aset Gerakan Pramuka yang berupa barang tidak bergerak,
harus
diputuskan melalui rapat pleno pengurus kwartir dengan persetujuan Ketua
Majelis
Pembimbing dan diinformasikan dalam rapat
BAB kerja.
IX
PEMBU
BARAN
Pasal 131
Pembubar
an
Apabila terjadi pembubaran Gerakan Pramuka, penyelesaian seluruh kekayaan milik
Gerakan
Pramuka dilakukan oleh panitia penyelesaian harta benda yang dibentuk oleh
musyawarah nasional yang diadakan khusus untuk itu.
BAB X
LAIN-
LAIN
Pasal 132
Lain-lain

(1) Ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka yang


memerlukan
pengaturan lebih lanjut akan diatur dalam petunjuk penyelenggaraan atau panduan
lain.
(2) Petunjuk penyelenggaraan atau panduan itu tidak boleh bertentangan dengan
Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
(3) Petunjuk penyelenggaraan atau Pasal
panduan
133lain disusun dan ditetapkan oleh Kwartir
Nasional
Gerakan Anggaran
Perubahan Pramuka. Rumah Tangga Gerakan Pramuka dilakukan dan ditetapkan
oleh
Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka.

BAB XI
PENUT
UP
Pasal 134
Penutup

(1) Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan pada tanggal 28 September 2018
oleh
Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka yang diselenggarakan di Kendari,
Sulawesi
Tenggara.
(2) Hal-hal yang belum diatur dalam ketetapan Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur
lebih lanjut oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 60

Anda mungkin juga menyukai