Menurut Kemenkes RI (2016), asuhan Asuhan kebidanan komprehensif adalah asuhan yang diberikan secara menyeluruh
kebidanan merupakan kegiatan dalam dengan adanya pemeriksaan sederhana dan konseling asuhan kebidanan yang
mencakup pemeriksaan berkesinambungan diantaranya asuhan kehamilan,
memberikan pelayanan kesehatan kepada klien
persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB. (Varney, 2010). Tujuan nya antara lain
yang memiliki masalah atau kebutuhan pada untuk memberikan pelayanan yang optimal agar terciptannya kesehatan ibu dan
masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru anak mulai dari hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, serta membentuk kualitas
lahir, dan keluarga berencana. manusia yang baik.
Penilaian awal bayi baru lahir CIRI BAYI BARU LAHIR NORMAL:
menurut (Kemenkes RI, 2015) yaitu : 1. Dilahirkan pada usia kehamilan 37-42
1. Apakah bayi cukup bulan? minggu
2. Apakah air ketuban jernih, tidak 2. Berat badan lahir 2500-4000 gram
bercampur mekonium? 3. Panjang badan 48-52 cm
3. Apakah bayi menangis kuat 4. Lingkar kepala 32-35 cm
dan/atau bernapas tanpa 5. Lingkar dada 30-38 cm
kesulitan? 6. Frekuensi jantung 120-160 denyut/menit
4. Apakah bayi bergerak dengan 7. Pernapasan 40-60 kali/menit
aktif? 8. Menangis spontan
9. Tonus otot aktif
TEORI NIFAS
Diagnosa G1P0A0 hamil 40 minggu 2 hari, janin tunggal, hidup, preskep. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan hasil : tidak ada
Adapun asuhan yang diberikan yaitu: melakukan informed consent, memberitahukan kontraksi, TFU : 32 cm, Leopold I : Di fundus teraba bulat,
hasil pemeriksaan pada ibu, Memberitahu tanda bahaya kehamilan trimester III, lunak, dan tidak melenting (bokong), Leopold II : Sebelah kanan
Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan persalinannya, Memberitahu ibu tanda-tanda
teraba tahanan memanjang (punggung), sebelah kiri teraba
persalinan, Menjelaskan pada ibu tentang ketidaknyamanan pada kehamilan trimester
bagian terkecil janin (ekstermitas), Leopold III : Bagian terendah
3, Menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan dipagi hari, Memberikan dukungan
emosional kepada ibu dalam menghadapi persalinan. Mengingatkan kepada ibu intuk kepala, dan sudah masuk PAP. Leopold IV : Penurunan (3/5),
selalu memantau gerak janin. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 3 hari Pembesaran : sesuai usia kehamilan, TBJ : (32-11) x 155 = 3255
kemudian atau jika ada keluhan. gram
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU
BERSALIN
KALA I
KALA II
Pada 25 Maret 2021 ibu datang ke klinik bersama Suami dan ibunya
Pukul 17.30 wib keadaan umum baik, kesadaran composmetis,
pukul 15.30 WIB dan mengeluh perutnya sudah terasa mulas-mulas
keadaan emosional stabil, TD 130/90 mmHg, Pernafasan 23
dan keluar lender darah sejak pukul 05.30 WIB, dan belum keluar
kali/menit, suhu 36,5 0C, Nadi 87 kali/menit, His 4x10’x41”,
air-air pervaginam
DJJ positif 136 kali/menit. Ketuban pecah warna jernih pukul
Kala I fase aktif Pukul 00.00 WIB k/u baik, TD: 130/90 mmHg, N: 90
17.30 WIB Hasil : VT → v/v : t . a .k, Partio : tidak teraba,
x/menit, R: 21kali/menit, suhu 36,6 C. DJJ 134x/menit, HIS : 3 x
pembukaan 10 cm, ketuban : (-), presentasi : kepala, posisi :
10’x25”. PD = VT → v/v : t . a . k, Portio : Tipis, Pembukaan 7cm,
UUK depan, penurunan H III, tidak ada molase
Ketuban positif, Presentasi kepala, Posisi : UUK Kadep,
Pukul 17.55 WIB bayi lahir spontan bugar JK: perempuan, BB
Penurunan : HIII, Molase : tidak ada.
3200 gram, PB 50 cm, anus (+) cacat (-)
Diagnnosa: G1P0A0 UK 40 minggu 5 hari inpartu fae aktif
KN 1 (6 JAM) KN 2 (4 HARI)
ibu telah melakukan pemeriksaan ANC Hasil palpasi abdomen Leopold I teraba bulat, lunak, tidak Tekanan darah ibu yang didapatkan
sebanyak 8 kali selama kehamilannya, melenting (bokong), Leopold II sebelah kiri perut ibu melalui pengukuran dengan
Hal ini sudah sesuai dengan kebijakan teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas), sebelah tensimeter yaitu sebesar 130/80
program pemeriksaan ibu hamil yang kanan perut ibu teraba tahanan luas memanjang mmHg, Hal ini sesuai dengan teori
paripurna yaitu satu kali kunjungan (punggung), Leopold III teraba kepala dan tidak dapat Prawirohardjo (2016) yaitu hipertensi
selama trimester pertama, satu kali digoyangkan, Leopold IV divergen. Tindakan yang adalah tekanan darah sekurang-
kunjungan selama trimester kedua, dan dilakukan sudah sesuai dengan teori untuk palpasi kurangnya 140 mmHg sistolik dan 90
dua kali kunjungan selama trimester abdomen menurut leopold (Saifuddin, 2012). mmHg diastolik.
ketiga (Prawirohardjo, 2016).
(2020),