Corona virus Penyakit yang menyebar di antara orang- orang melalui
tetesan pernapasan dari batuk dan bersin, Virus ini dapat tetap bertahan hingga tiga hari dengan plastik dan stainless steel SARS CoV-2 dapat bertahan hingga tiga hari,atau dalam aerosol selama tiga jam. Virus ini juga telah ditemukan di feses, tetapi hingga Maret 2020 tidak diketahui apakah penularan melalui feses mungkin, dan risikonya diperkirakan rendah. EPIDEMIOLOGI Tradition of Excellenc
WHO China Country Office pada tanggal 31 Desember 2019
melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus (coronavirus disease, COVID-19). Penambahan jumlah kasus 2019 berlangsung lama sampai terjadi penyebaran ke luar wilayah Wuhan dan negara lain. Tanggal 26 Januari 2020 secara global 1.320 kasus di 10 negara dengan 41 kematian (CFR 3,1%). ETIOLOGI Tradition of Excellenc
SARS-CoV-2 yang saat ini disebut sebagai 2019 novel coronavirus
(2019-nCoV) menyebabkan COVID-19. SARS-CoV-2 memiliki bentuk pleomorfik dan bundarstruktur dengan diameter sekitar 60-140 nm. bisa ditransmisikan dari manusia ke manusia ditularkan dari bersin,batuk, dan aerosol. Orang yang bergejala menjadi yang utama sumber penularan dan memiliki masa inkubasi dinamis sekitar 7 hingga 14 hari. PATOFISIOLOGI Tradition of Excellenc
Evolusi dari SARS-CoV-2 ditemukan pada kelelawar sehingga diduga
host utama merupakan kelelawar. Kemudian host perantara SARS-CoV- 2 merupakan manusia yang melalui mutasi evolusi (Wang dkk, 2020). Pathogenesis SARS-CoV-2 masih belum banyak diketahui, tetapi diduga tidak jauh berbeda dengan SARS-COV yang telah lebih banyak penelitian (Li dkk, 2020). Pada manusia SARS-CoV-2 menginfeksi sel-sel yang ada pada saluran pernafasan yang melapisi alveoli. SARS-CoV-2 akan berikatan dengan reseptor-reseptor serta membuat jalan masuk kedalam sel MANIFESTASI KLINIS Tradition of Excellenc Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >380C), batuk dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi; • Tidak berkomplikasi • Pneumonia ringan • Pneumonia berat • Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) • Sepsis • Syok septic PEMERIKSAAN PENUNJANG Tradition of Excellenc • Pemeriksaan radiologi: foto toraks, CT-scan toraks, USG toraks • Bronkoskopi • Pungsi pleura sesuai kondisi • Pemeriksaan kimia darah Resiko Potensi Penularan COVID-19 Di ICU Tradition Ruang ICU merupakan tempat yang digunakan pasien yang mengalami penularan COVID-19. Penularan ruang ICU pada of Excellenc tenaga medis disebabkan oleh beberapa faktor seperti : • Terpaparnya droplet, aerosol dan menyentuh benda-benda yang terdapat virus corona. • Tenaga medis mengalami peningkatan kerja karena adanya langkah-langkah pengendalian infeksi yang semakin ketat sehingga mengakibatkan kelelahan yang menurunkan imunitas tubuh • Adanya ketidakpastian APD yang diberikan untuk tenaga medis • Tenaga medis mengalami kecemasan akibat kematian infeksi yang ada disekitarnya • Tenaga medis khawatir dengan kesejahteraan anggota keluarga karena adanya stigma dari masyarakat (Liew dkk., 2020). • Tenaga medis atau staff yang kurang terampil dalam mengoperasikan alat ventilator pada pasien COVID serta kurangnya peralatan pelindung diri atau APD yang digunakan (Möhlenkamp &Thiele, 2020). • Penggunaan atau pemeriksaan bronkoskopi, hal ini umumnya harus dihindari untuk meminimalkan paparan petugas kesehatan terhadap SARS-CoV-2. • Intubasi pada pasien dengan COVID-19 juga menimbulkan risiko penularan virus ke petugas layanan kesehatan. Untuk itu latihan intubasi sangat penting. Operator yang paling terampil yang tersedia harus melakukan tugas dengan alat pelindung diri penuh (APD) dan persiapan yang diperlukan. Tindakan Pencegahan COVID-19 Di ICU Tradition Menurut PERDOKI (2020) terdapat tindakan pencegahan transmisi Covid-19 di Intensive Care Unit (ICU) yang dilakukan of Excellenc dengan dua cara, antara lain sebagai berikut : 1. Pengendalian Teknis • Menyediakan ruang ICU isolasi dengan ventilasi sesuai standar Airborne Infection Isolation Rooms (AIIR) bagi pasien dengan gejala Covid-19. • Melakukan perawatan sistem HVAC (heating, ventilation, and air conditioning) secara optimal dan rutin. • Gunakan alat pembatas (barrier) yang terbuat dari plastik atau acrylic saat melakukan tindakan yang potensial menimbulkan aerosol, jika memungkinkan. • Jika mungkin, menyediakan alat-alat medis portable, misalnya X-rayportable, untuk membatasi transportasi/pemindahan pasien keluar ruangan isolasi untuk dilakukan pemeriksaan medis. 2. Pengendalian Administratif • Pasien dengan gejala COVID-19 dipisahkan di ruangan ICU isolasi. • Petugas menjaga jarak fisik 1 – 2 meter dengan pasien, kecuali bila memang diperlukan untuk mendekat/kontak langsung. • Pasien dengan gejala COVID-19 atau gejala infeksi saluran nafas lainnya harus menggunakan masker bedah. • Memastikan pasien dengan gejala COVID-19 atau gejala infeksi saluran nafas lainnya mematuhi etika kebersihan pernapasan dan batuk serta cuci tangan VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP Ventilator associated pneumonia (VAP) merupakan bagian dari hospital acquired pneumonia dengan kejadian yang Tradition cukup of Excellenc tinggi di ICU. VAP didifenisikan sebagai pneumonia yang terjadi pada pasien yang dilakukan ventilasi mekanik setelah pemasangan pipa endotrakea selama 48 jam atau lebih. Faktor resiko terhadap kejadian VAP secara umum dikelompokkan dalam 2 kelompok yakni: • Faktor resiko yang masih dapat dimodifikasi, seperti Jenis tindakan medis, pengobatan dan kebiasaan di ICU • Faktor resiko VAP yang tidak dapat dimodifikasi, seperti usia diatas 60 tahun, COPD, ARDS, cedera kepala dan intubasi ulang merupakan faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi. Secara garis besar pencegahan VAP dibagi dalam 2 kelompok, yakni pencegahan secara non farmakologis maupun pencegahan secara farmakologis. Secara non farmakologis dapat dilakukan beberapa tindakan seperti • Menghindari tindakan intubasi trakea jika memungkinkan, • Mengusahakan waktu penggunaan ventilasi mekanik yang singkat, • Memberikan pemahaman kepada staf di ICU tentang VAP dan pentingnya. pencegahannya, melakukan sucksioning subglotic, • Mengutamakan intubasi oral dibandingkan intubasi nasal, menghindari manipulasi pada sirkuit ventilator, posisi semirecumben, • Mencegah kejadian distensi lambung, mencegah terbentuknya biofilm , melakukan tindakan asepsis pada tangan sebelum melakukan kontak dengan pasien. Gambar APD tingkat 3 diruang Intensif Tradition of Excellenc Standar Prosedur Operasional Alat Pelindung Diri di Ruang Intensif Tradition of Excellenc Tradition of Excellenc Tradition of Excellenc