Anda di halaman 1dari 22

DIABETES MELITUS DAN KEHAMILAN

Dr.FAHMI ZAWAWI,M.Kes
• DIABETES GESTASIONAL
Kehamilan merupakan satu “keadaan diabetogenik”
dengan meningkatnya resistensi insulin dan
“ambilan glucosa” perifer yang menurun (akibat
hormon plasenta yang memiliki aktivitas “anti
insulin”.
Adaptasi ini berlangsung untuk menjamin agar janin
dapat menerima asupan glukosa secara kontinyu.
Angka kejadian : 3 – 5% kehamilan
KLASIFIKASI :
• KOMPLIKASI MATERNAL:
Diabetes Gestasional hanya menimbulkan resiko minimal
terhadap ibu. Ibu dengan klasifikasi ini tidak memiliki resiko
mengalami ketoasidosis diabetikum akibat defisiensi insulin
absolut.
• Perawatan diperlukan untuk menghindari hipoglikemia
iatrogenik akibat pemberian insulin berlebihan
• Diabetes Gestasional merupakan uji skrining yang baik untuk
resistensi insulin ; 50% akan mengalami DG pada kehamilan
selanjutnya dan 40 – 60% akan menderita DM dimasa depan.
• KOMPLIKASI JANIN
Makrosomia dengan segala akibatnya.
• Diabetes Gestasional :
Menderita DM saat hamil.
Kelas A1 → dikendalikan dengan diet.
• Kelas A2 → membutuhkan insulin.
• Skrining :
 
1. “Glucosa Challenge Test” - GCT
Dilakukan pada kehamilan 26 – 28 mg
• Berikan 50 mg glukosa (tanpa puasa)
• Periksa gula darah 1 jam kemudian :
– Kadar > 140 mg/dL (tinggi) → Glucosa Tolerance
Test
– Kadar ≥ 200 mg/dL → GDM tipe A1
• “Glucosa Tolerance Test” - GTT
Dikerjakan bila GCT > 140 mg/dL dan > 200
mg/dL.
• Ambil gula darah puasa.
• Beri glukosa 100 g
• Periksa gula darah 1 jam ( n < 180 ), 2 jam ( n <
155 ) dan 3 jam ( n < 140).
• GDM [+] bila terdapat nilai positif tinggi 2 dari 4
pemeriksaan gula darah.
• FAKTOR RESIKO
• Lakukan tes skrining pada :
Riwayat GDM dalam keluarga.
• Obesitas.
• Riwayat melahirkan anak besar/IUFD/kelainan
jantung
• PENATALAKSANAAN DIABETES GESTASIONAL
ANTEPARTUM:
• Tujuan utama : mencegah makrosomia dan
komplikasinya dengan mempertahankan glukosa darah
pada kadar yang diinginkan :
• Gula darah puasa < 95 mg/dL atau  < 5.2 mmol / L
• Gula darah 1 jam postprandial < 140 mg/dL atau 7.8
mmol/L
• Gula darah 2 jam postprandial < 120 mg/dL atau < 6.6
mmol/L
• PENATALAKSANAAN DIABETES GESTASIONAL ANTEPARTUM:
• Tujuan utama : mencegah makrosomia dan komplikasinya dengan
mempertahankan glukosa darah pada kadar yang diinginkan :
• Gula darah puasa < 95 mg/dL atau  < 5.2 mmol / L
• Gula darah 1 jam postprandial < 140 mg/dL atau 7.8 mmol/L
• Gula darah 2 jam postprandial < 120 mg/dL atau < 6.6 mmol/L
• Rekomendasi : diet DM
• Insulin mungkin diperlukan jika kadar gula darah > 95 mg /dL ( >
5.2 mmol/L) ; terapi insulin dmulai segera oleh karena pengaturan
diet sulit dilakukan pada ibu hamil.
• OAD-oral anti diabetik untuk DG masih kontroversi
• PENATALAKSANAAN DIABETES GESTASIONAL
INTRAPARTUM:
• Persalinan SC adalah pilihan yang tepat jika TBJ > 4000
gram
• Karena sumber primer hormon anti insulin adalah
plasenta maka tidak terdapat tata laksana lebih lanjut
yang dibtuhkan pada periode segera setelah persalinan
• Semua ibu dengan DG harus menjalani skrining 6 – 8
mg pasca salin karena memiliki resiko terkena DM
diluar kehamilan
• DIABETES PREGESTASIONAL
Kondisi ini disebabkan oleh defisiensi insulin absolut (insulin
dependent diabetes mellitus – IDDM tipe I) atau terjadi
peningkatan resistensi perifer terhadap insulin (non-insulin
dependent diabetes mellitus –NIDDM tipe II).
Angka Kejadian : < 1%

KOMPLIKASI :
Tidak seperti halnya dengan DG, diabetes pregestasional
berkaitan dengan mortalitas dan morbditas ibu dan perinatal
yang bermakna:
• Penderita seharusnya sudah berkonsultasi
dengan dokter sebelum hamil
• penatalaksanaan antepartum intensif dapat
menurunkan mortalitas perinatal menjadi
hanya 3 – 5%
• PENATALAKSANAAN INTRAPARTUM dan PASCA
SALIN
• Jika pengendalian metabolik baik, dapat diharapkan
berlangsungnya persalinan spontan per vaginam
pada kehamilan aterm
• Jika TBJ > 4000 gram sebaiknya direncanakan
persalinan SC
• Selama proses persalinan ibub tidak boleh makan
sehingga harus diberikan cairan glukosa i.v dextrose
5% dengan kecepatan 75 – 100 ml per jam dan
kadar gula darah harus diperiksa setiap 2 jam
• Pemberian insulin regular diberikan per infus
atau i.v untuk mempertahankan kadar gula
darah sebesar 100 – 120 mg/dL
• Selama 48 jam pertama pasca salin kebutuhan
insulin diperkirakan menurun.  Kadar gula
darah yang dapat ditoleransi pada periode ini
adalah 150 – 200 mg/dL.
THANKS

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai