PENDIDIKAN STAF
(KPS)
21 STANDAR FOKUS
c) Kebutuhan staf telah direncanakan sesuai poin a- e dalam maksud dan tujuan.
e) Perencanaan staf termasuk membahas penugasan dan rotasi / alih fungsi staf.
b) Tenaga Kesehatan melakukan dua tugas yaitu di bidang manajerial dan di bidang
klinis, maka harus mempunyai uraian tugas sedangkan tugas klinisnya sebagai
dokter harus mempunyai Surat Penugasan Klinis (SPK) dan Rincian Kewenangan
Klinis (RKK)
a) Setiap staf telah memiliki uraian tugas sesuai dengan tugas yang diberikan.
lainnya. a) Rumah sakit telah menetapkan regulasi terkait proses rekruitmen, evaluasi
kompetensi kandidat calon staf dan mekanisme pengangkatan staf di rumah
sakit.
b) Rumah sakit telah menerapkan proses meliputi poin a-c di maksud dan tujuan
secara seragam.
MAKSUD DAN TUJUAN
KPS 4
Staf klinis yang kompeten direkrut rumah sakit melalui suatu proses yang
Rumah sakit menetapkan
mencocokkan persyaratan jabatan / posisi dengan persyaratan kualifikasi staf yang
proses untuk memastikan meliputi:
bahwa kompetensi PPA a) Penilaian kompetensi awal untuk memastikan apakah PPA dapat melakukan
tanggung jawabnya sesuai uraian tugasnya. Penilaian dilakukan sebelum atau
sesuai dengan persyaratan
saat mulai bertugas.
jabatan atau tanggung jawab b) Penilaian kompetensi yang diinginkan juga mencakup untuk menilai kemampuan
untuk memenuhi staf mengoperasikan alat medis, alarm klinis, dan mengawasi pengelolaan obat-
obatan yang sesuai dengan area tempat ia akan bekerja.
kebutuhan rumah sakit.
c) Rumah sakit menetapkan proses evaluasi kemampuan staf dan frekuensi
evaluasi secara berkesinambungan
KPS 4 ELEMEN PENILAIAN
b) PPA yang baru, dinilai kinerjanya pada saat akan memulai pekerjaannya oleh
kepala unit di mana PPA tersebut ditugaskan.
ELEMEN PENILAIAN
a) File kepegawaian staf distandardisasi dan dipelihara serta dijaga
kerahasiaannya sesuai dengan kebijakan rumah sakit.
Orientasi umum meliputi informasi tentang rumah sakit, program mutu dan
mereka ditugaskan dan
keselamatan pasien, serta program pencegahan dan pengendalian infeksi.
tanggung jawab
Orientasi khusus meliputi tugas dan tanggung jawab dalam melakukan
pekerjaannya pada saat pekerjaannya. Hasil orientasi ini dicatat dalam file kepegawaian staf tersebut. Staf
pengangkatan staf kontrak, sukarela, staf paruh waktu dan mahasiswa atau trainee juga diberikan
orientasi umum dan orientasi khusus
KPS 7 ELEMEN PENILAIAN
a) Rumah sakit telah menetapkan regulasi tentang orientasi bagi staf baru di
rumah sakit
b) Tenaga kesehatan baru telah diberikan orientasi umum dan orientasi khusus
sesuai.
c) Staf nonklinis baru telah diberikan orientasi umum dan orientasi khusus.
d) Tenaga kontrak, paruh waktu, mahasiswa atau trainee dan sukarelawan telah
diberikan orientasi umum dan orientasi khusus (jika ada).
MAKSUD DAN TUJUAN
KPS 8
Rumah sakit mengumpulkan data dari berbagai sumber dalam penyusunan
Tiap staf diberikan program pendidikan dan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan pasien dan /
atau memenuhi persyaratan pendidikan berkelanjutan. Sumber informasi untuk
pendidikan dan pelatihan
menentukan kebutuhan pendidikan staf mencakup:
yang berkelanjutan untuk
a) Hasil kegiatan pengukuran data mutu dan keselamatan pasien.
mendukung atau b) Hasil analisa laporan insiden keselamatan pasien.
c) Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan diberikan kepada staf rumah sakit baik
internal maupun eksternal.
d) Rumah sakit telah menyediakan waktu, anggaran dan sarana dan prasarana yang
memadai bagi semua staf untuk mendapat kesempatan mengikuti pendidikan
dan pelatihan yang dibutuhkan.
MAKSUD DAN TUJUAN
KPS 8.1 ▪ Semua staf yang merawat pasien, termasuk dokter dan staf lain yang
Staf yang memberikan ditentukan rumah sakit telah diberikan pelatihan teknik resusitasi dasar.
▪ Rumah sakit menentukan pelatihan bantuan hidup dasar atau bantuan hidup
asuhan pasien dan staf yang
tingkat lanjut untuk setiap staf, sesuai dengan tugas dan perannya di rumah
ditentukan rumah sakit sakit.
dengan benar. b) Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa staf yang mengikuti pelatihan BHD
atau bantuan hidup tingkat lanjut telah lulus pelatihan tersebut.
c) Tingkat pelatihan yang ditentukan untuk tiap staf harus diulang berdasarkan
persyaratan dan/atau jangka waktu yang ditetapkan oleh program pelatihan
yang diakui, atau setiap dua tahun jika tidak menggunakan program pelatihan
yang diakui.
MAKSUD DAN TUJUAN
KPS 9
Dalam pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan staf rumah sakit, maka staf
Rumah sakit
harus memahami:
menyelenggarakan
a) cara pelaporan dan mendapatkan pengobatan, menerima konseling, dan
pelayanan kesehatan dan menangani cedera yang mungkin terjadi akibat tertusuk jarum suntik, terpapar
penyakit menular, atau mendapat kekerasan di tempat kerja;
keselamatan staf
b) identifikasi risiko dan kondisi berbahaya di rumah sakit;
c) Pendidikan, pelatihan, dan intervensi terkait cara pemberian asuhan pasien yang
aman
e) Pendidikan, pelatihan, dan intervensi terhadap staf yang berpotensi menjadi KTD
atau kejadian sentinel
f) Tata laksana kondisi terkait pekerjaan seperti cedera punggung atau cedera lain
yang lebih darurat.
c) Rumah sakit mengidentifikasi penularan penyakit infeksi atau paparan yang dapat
terjadi pada staf serta melakukan upaya pencegahan dengan vaksinasi.
d) Berdasar atas epidemologi penyakit infeksi maka rumah sakit mengidentifikasi risiko
staf terpapar atau tertular serta melaksanakan pemeriksaan kesehatan serta vaksinasi.
e) Rumah sakit telah melaksanakan evaluasi, konseling, dan tata laksana lebih lanjut
untuk staf yang terpapar penyakit infeksi serta dikoordinasikan dengan program
pencegahan dan pengendalian infeksi.
f) Rumah sakit telah mengidentifikasi area yang berpotensi untuk terjadi tindakan
kekerasan di tempat kerja (workplace violence) dan menerapkan upaya untuk
mengurangi risiko tersebut.
g) Rumah sakit telah melaksanakan evaluasi, konseling, dan tata laksana lebih lanjut
untuk staf yang mengalami cedera akibat tindakan kekerasan di tempat kerja.
MAKSUD DAN TUJUAN
KPS 10 ▪ Kredensial adalah proses evaluasi (memeriksa dokumen dari pelamar), wawancara,
Rumah sakit menyelenggarakan dan ketentuan lain sesuai dengan kebutuhan rumah sakit yang dilakukan rumah sakit
proses kredensial yang seragam
terhadap seorang tenaga medis untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak
dan transparan bagi tenaga
diberi penugasan klinis dan kewenangan klinis untuk menjalankan asuhan / tindakan
medis yang diberi izin
memberikan asuhan kepada medis tertentu di lingkungan rumah sakit tersebut untuk periode tertentu.
pasien secara mandiri ▪ Tenaga medis adalah semua dokter dan dokter gigi yang memberikan layanan
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, bedah, atau layanan medis/gigi lain kepada
pasien, atau yang memberikan layanan interpretatif terkait pasien seperti patologi,
radiologi, laboratorium, serta memiliki surat tanda registrasi dan surat izin praktik.
KPS 10.1 ▪ Verifikasi adalah proses untuk memeriksa validitas dan kelengkapan kredensial dari
Rumah sakit melaksanakan sumber yang mengeluarkan kredensial.
verifikasi terkini terhadap
▪ Rekredensial adalah proses kredensial ulang setiap 3 tahun.
pendidikan, registrasi/izin,
pengalaman, dan lainnya dalam
proses kredensialing staf medis.
KPS 10 ▪ Pengangkatan dan penugasan adalah proses peninjauan kredensial awal pelamar
untuk memutuskan apakah orang tersebut memenuhi syarat untuk memberikan
pelayanan yang dibutuhkan pasien rumah sakit dan dapat didukung rumah sakit dengan
staf yang kompeten dan dengan kemampuan teknis rumah sakit
(evidence based) untuk b) program pendidikan spesialis menentukan dan membuat daftar secara umum
tentang kompetensinya di area diagnosis dan tindakan profesi dan Konsil
memberikan wewenang
Kedokteran Indonesia (KKI) mengeluarkan standar kompetensi/kewenangan
kepada tenaga medis untuk klinis.
c) di dalam setiap area spesialisasi proses untuk merinci kewenangan ini seragam
memberikan layanan klinis
d) seorang dokter dengan spesialisasi yang sama dimungkinkan memiliki
kepada pasien sesuai
kewenangan klinis berbeda yang disebabkan oleh perbedaan pendidikan dan
dengan kualifikasinya pelatihan tambahan, pengalaman/hasil kinerja selama bekerja, serta
kemampuan motoriknya.
MAKSUD DAN TUJUAN
KPS 11 e) keputusan kewenangan klinis dirinci dan direkomendasikan kepada pimpinan rumah
sakit.
f) Penilaian kinerja tenaga medis berkelanjutan setiap tahun yang dikeluarkan oleh
rumah sakit yang berisi jumlah pasien per penyakit/tindakan yang ditangani per tahun,
rerata lama dirawat, serta angka kematiannya. Angka ILO dan kepatuhan terhadap
Panduan Praktik Klinis (PPK) meliputi penggunaan obat, penunjang diagnostik, darah,
produk darah, dan lainnya;
i) Untuk kewenangan tambahan pada pelayanan risiko tinggi maka rumah sakit
menentukan area pelayanan risiko tinggi seperti prosedur cathlab, penggantian sendi
lutut dan panggul, pemberian obat kemoterapi, obat radioaktif, obat anestesi, dan
lainnya.
j) kewenangan klinis tidak dapat diberikan jika rumah sakit tidak mempunyai peralatan
khusus atau staf khusus untuk mendukung pelaksanaan kewenangan klinis.
KPS 11 ELEMEN PENILAIAN
a) Direktur menetapkan kewenangan klinis setelah mendapat rekomendasi dari
Komite Medik termasuk kewenangan tambahan dengan mempertimbangan
poin a- j dalam maksud dan tujuan.
d) SPK dan RKK anggota staf medis dalam bentuk cetak atau elektronik (softcopy)
atau media lain tersedia di semua unit pelayanan.
b) Penilaian OPPE staf medis memuat 3 (tiga) area umum 1) – 3) dalam maksud
yaitu :
1) Prilaku;
3) Kinerja klinis.
d) Data dan informasi hasil pelayanan klinis dari staf medis dikaji secara objektif
dan berdasar atas bukti, jika memungkinkan dilakukan benchmarking dengan
pihak eksternal rumah sakit.
KPS 12 ELEMEN PENILAIAN
rekredensial berdasarkan hasil pendidikan dan pelatihan lanjutan yang telah diverifikasi dari Badan /
Lembaga / Institusi penyelenggara pendidikan atau pelatihan.
penilaian praktik profesional
2) Kewenangan tenaga medis dapat dilanjutkan, dibatasi, dikurangi, atau
berkelanjutan (OPPE) terhadap
dihentikan berdasarkan:
setiap semua tenaga medis
a) hasil proses penilaian praktik profesional berkelanjutan (OPPE)
rumah sakit untuk menentukan b) batasan kewenangan yang dikenakan kepada staf oleh organisasi profesi,
apabila tenaga medis dan KKI, MKEK, MKDKI, atau badan resmi lainnya
kewenangan klinisnya dapat c) temuan rumah sakit dari analisa terhadap kejadian sentinel atau kejadian
b) Terdapat bukti terkini dalam berkas setiap tenaga medis untuk semua
kredensial yang perlu diperbarui secara periodik.
c) Pimpinan rumah sakit dan kepala unit telah berlaku adil (just culture) ketika
ada temuan dalam kegiatan peningkatan mutu, laporan insiden keselamatan
pasien atau manajemen risiko.
b) bukti kompetensi terbaru melalui informasi dari sumber lain di tempat PPA
pelatihan, dan pengalamannya.
lainnya dan staf klinis lainnya pernah bekerja sebelumnya; dan
c) surat rekomendasi dan/atau informasi lain yang mungkin diperlukan rumah sakit,
antara lain riwayat kesehatan dan sebagainya.
c) melakukan upaya verifikasi informasi penting dari berbagai sumber dengan jalan
mengecek ke website resmi dari institusi pendidikan pelatihan melalui email dan
surat tercatat.
KPS 17 ELEMEN PENILAIAN
a) Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan proses kredensial yang efektif
terhadap tenaga kesehatan lainnya meliputi poin a-c dalam maksud dan tujuan.
pekerjaan dan memberikan Bila tenaga kesehatan lainnya tersebut yang diizinkan bekerja atau berpraktik di
rumah sakit maka rumah sakit bertanggungjawab untuk melakukan proses
penugasan klinis berdasar atas
kredensialing.
hasil kredensial Profesional
Pemberi Asuhan (PPA) lainnya ELEMEN PENILAIAN
dan staf klinis lainnya sesuai a) Rumah sakit telah menetapkan rincian kewenangan klinis PPA dan staf klinis
dengan peraturan perundang- lainnya berdasar atas hasil kredensial tenaga Kesehatan lainnya.
undangan. b) Rumah sakit telah menetapkan surat penugasan klinis kepada tenaga
kesehatan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
MAKSUD DAN TUJUAN
KPS 19
Peran klinis tenaga kesehatan lainnya sangat penting dalam pelayanan pasien
Rumah sakit telah melakukan
sehingga mengharuskan mereka berperan secara proaktif dalam program
penilaian kinerja tenaga
peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta program manajemen risiko
kesehatan lainnya termasuk rumah sakit.
perannya dalam kegiatan Rumah sakit melakukan penilaian kinerja tenaga kesehatan lainnya secara
periodik menggunakan format dan metode sesuai ketentuan yang ditetapkan
peningkatan mutu dan
rumah sakit.
keselamatan pasien serta
Bila ada temuan dalam kegiatan peningkatan mutu, laporan insiden keselamatan
program manajemen risiko pasien atau manajemen risiko maka Pimpinan rumah sakit dan kepala unit akan
rumah sakit. mempertimbangkan secara adil (just culture) dengan melihat laporan mutu atau
hasil root cause analysis (RCA) sejauh mana peran tenaga Kesehatan lainnya yang
terkait kejadian tersebut.
KPS 19 ELEMEN PENILAIAN
a) Rumah sakit telah melakukan penilaian kinerja tenaga kesehatan lainnya secara
periodik menggunakan format dan metode sesuai ketentuan yang ditetapkan
rumah sakit.
b) Penilaian kinerja tenaga kesehatan lainnya meliputi pemenuhan uraian
tugasnya dan perannya dalam pencapaian target indikator mutu yang diukur di
unit tempatnya bekerja.
c) Pimpinan rumah sakit dan kepala unit telah berlaku adil (just culture) ketika
ada temuan dalam kegiatan peningkatan mutu, laporan insiden keselamatan
pasien atau manajemen risiko.
d) Rumah sakit telah mendokumentasikan hasil kajian, tindakan yang diambil, dan
setiap dampak atas tanggung jawab pekerjaan tenaga kesehatan dalam file
kredensial tenaga kesehatan lainnya.