Anda di halaman 1dari 54

WORKSHOP MANUAL

AUDIT
PENGUJIAN DAN PENGUMPULAN BUKTI

Q-net, 21 Juni 2013


Proses Audit
Laporan Keuangan Klien &
Penerimaan Perikatan
Informasi-informasi lain

Menyusun Audit Strategi Audit Strategi Memorandum

Menyusun Audit Planning Audit Planning Memorandum

Merancang Audit Prosedur Audit Program

Pekerjaan Lapangan Temuan Audit

Review & Interpretasi Kesimpulan untuk menyatakan


Opini / pendapat
Membuat Draft Laporan Audit Draft Laporan Audit

Mendapatkan Persetujuan Klien Draft yang telah disetujui

Menerbitkan Laporan Keuangan


Laporan Audit
& Laporan Auditor Independen

PROSES OUTPUT 2
OVERVIEW TAHAP PLANNING
Gathering
Gathering information
information Evaluating
Evaluating risk
risk Designing
Designing audit
audit procedures
procedures
Understanding
Understanding the
the objectives
objectives of
of
the engagement
the engagement

Understanding
Understanding the
the client
client &
& its
its
environment
environment
Financial
Financial reporting
reporting systems
systems &
& controls
controls
Preliminary
Preliminary analytical
analytical review
review

Assessing
Assessing the
the risk
risk of
of material
material misstatement
misstatement
Assessing
Assessing the
the risk
risk of
of fraud
fraud
Consideration
Consideration of
of laws
laws and
and regulations
regulations
Developing
Developing an
an audit
audit strategy
strategy &
&
Materiality plan
plan
Materiality
Other
Other planning
planning considerations
considerations Designing
Designing audit
audit procedures
procedures

Assignment
Assignment of
of staff
staff
Bahasan...
Apa yang dimaksud dengan pengujian dan
pengumpulan bukti audit
Tujuan pengujian dan pengumpulan bukti audit
Langkah-langkah pengujian dan pengumpulan bukti
audit
Pengertian
Pengujian dan pengumpulan bukti audit merupakan
kegiatan-kegiatan pokok dari sebuah proses audit
yang ditujukan untuk memperoleh bukti audit yang
cukup dan memadai dalam rangka pemberian opini
terhadap laporan keuangan klien.
Tujuan
Tujuan pengujian dan pengumpulan bukti audit
adalah untuk mendapatkan bukti audit yang cukup,
kompeten dan dapat diandalkan dalam rangka:
Pemberian opini terhadap laporan keuangan klien
Pemberian saran-saran yang dimuat dalam Management
Letter sehingga memberikan kepuasan kepada klien
Langkah-langkah
Langkah-langkah dalam tahap ini meliputi:
Prosedur audit tahun pertama, jika melakukan audit
tahun pertama
Pengujian pengendalian dan transaksi
Pengujian atas saldo akun
Mengevaluasi hasil pengujian
Pengujian tahap akhir
Meminta surat representasi manajemen
Audit tahun pertama...???
Tujuan?
Gimana jika sebelumnya diaudit auditor lain?
Gimana jika sebelumnya belum diaudit atau kita tidak
bisa mereview KKP auditor pendahulu?
Gimana kalau restated?
Prosedur Audit Tahun Pertama (1)

Untuk meyakini bahwa:


Saldo awal tidak mengandung salah saji material
terhadap laporan keuangan tahun berjalan
Saldo penutup tahun sebelumnya telah dibawa dengan
benar ke tahun berjalan atau telah dinyatakan kembali,
jika semestinya dilakukan
Kebijakan akuntansi yang semestinya telah diterapkan
secara konsisten
Prosedur Audit Tahun Pertama (2)

Bila laporan keuangan tahun sebelumnya telah diaudit oleh auditor


independen lain => tim harus melakukan komunikasi dengan auditor
pendahulu
Jika laporan keuangan tahun sebelumnya tidak diaudit atau jika tim
tidak dapat memperoleh keyakinan dengan me-review kertas kerja
auditor pendahulu => tim harus memperoleh bukti audit kompeten
yang cukup untuk mendukung asersi yang terkandung dalam saldo
awal, sepanjang saldo-saldo tersebut berdampak (material) terhadap
laporan keuangan tahun berjalan.
Apabila hasil audit atas saldo awal ini menunjukkan perlunya
pernyataan kembali (restatement) atas laporan keuangan yang telah
diterbitkan => maka tim harus mengkomunikasikan hal ini kepada klien
untuk diteruskan kepada auditor pendahulu. => Bagaimana solusinya?
Pengujian Pengendalian dan Transaksi
Tujuan?
Kapan dilakukan pengujian pengendalian?
Kapan waktu pengujiannya?
Bagaimana langkah-langkah pengujian pengendalian?
Pengendalian mana yang akan diuji?
Prosedurnya apa?
Berapa besar sample-nya?
Bagaimana jika terjadi penyimpangan?
Outputnya apa?
Pengujian Pengendalian (1)

Tujuan pengujian ini adalah:


Apakah kebijakan dan prosedur telah didesain secara
memadai untuk mencegah atau mendeteksi salah saji
material dalam asersi tertentu laporan keuangan
Apakah kebijakan dan prosedur sesungguhnya berjalan
dengan baik
Pengujian Pengendalian (2)

 Pengujian pengendalian dilakukan apabila struktur pengendalian


dinilai efektif dan berdasarkan pertimbangan tim akan efektif untuk
mendapatkan bukti audit melalui pengujian pengendalian intern.
 Alternatif waktu yang dapat diambil tim dalam melaksanakan
pengujian pengendalian ini adalah:
 Selama tahap perencanaan audit, bersamaan waktunya dengan usaha
pemerolehan pemahaman atas struktur pengendalian intern
 Dalam tahap interim, apabila audit dilakukan sebelum klien melakukan
penutupan buku
 Apabila tim tidak mengandalkan pada pengendalian intern dan tidak
akan melakukan pengujian pengendalian (TOC), tim tetap harus
menguji pengendalian untuk asersi keterjadian dan kelengkapan
(occurence and completeness).
Pengujian Pengendalian (3)

Apabila tim memutuskan untuk melakukan pengujian


pengendalian, maka langkah-langkah yang harus
dilakukan tim adalah:
Mengidentifikasi risiko
Mengidentifikasi unsur pengendalian intern yang dapat
mengkompensasi risiko yang telah diidentifikasi
sebelumnya
Menentukan pengendalian intern yang akan diuji
Melakukan pengujian
Pengujian Pengendalian (4)

Tim harus mengidentifikasi risiko salah saji untuk masing-


masing asersi yang relevan pada golongan transaksi yang
penting/signifikan.
Berdasarkan risiko yang sudah diidentifikasi tersebut di atas,
tim mengidentifikasi pengendalian intern yang diterapkan
klien dan menentukan pejabat yang melakukan pengendalian.
Proses ini juga memberikan nilai tambah kepada klien berupa
Management Letter yang berisi kelemahan-kelemahan
pengendalian intern yang teridentifikasi. Oleh karena itu
sangat disarankan agar pengujian terhadap pengendalian
intern tetap dilakukan meskipun tidak direncanakan untuk
melakukan pendekatan pendekatan pengendalian.
Pengujian Pengendalian (5)

Untuk memperoleh bukti audit yang efektif dan efisien, tidak semua
pengendalian intern yang diidentifikasi akan diuji. Pertimbangan untuk
menentukan pengendalian intern yang akan diuji, antara lain adalah:
Pengendalian intern yang bisa memenuhi lebih dari satu asersi
Pengendalian intern yang lingkupnya lebih luas. Pada umumnya
pengendalian intern yang sifatnya deteksi mempunyai lingkup yang lebih luas
daripada yang sifatnya preventif. Pengendalian deteksi biasanya dilakukan
secara periodik, menyangkut transaksi yang terjadi pada suatu periode,
sifatnya pengujian dan dilakukan oleh pejabat yang levelnya lebih tinggi.
Sedangkan pengendalian preventif biasanya sering dilakukan (harian), terus
menerus dan dilakukan oleh pejabat yang levelnya lebih rendah.
Pengendalian intern yang sifatnya pengujian, misalnya pembandingan,
rekonsiliasi, penghitungan kembali yang diikuti oleh tindak lanjut koreksi.
SAMPLE: REVENUE AND COLLECTION CYCLE:
Key Control Procedures
 SEPARATION OF DUTIES
 Separate functions for recording, authorization, custody
 AUTHORIZATION OF TRANSACTIONS
 Write-offs
 EDI transactions
 Credit checks prior to approval of sale
 Pricing
 ACCESS TO ASSETS
 Shipping department
 Lock box account
 ADEQUATE DOCUMENTS AND RECORDS
 Pre-numbered sales orders, shipping documents (bills of lading), sales invoices
 Remittance advice
 INDEPENDENT CHECKS ON PERFORMANCE
 A/R subsidiary ledger to general ledger
 Monthly statement to customer

7-17
SAMPLE: REVENUE AND COLLECTION CYCLE (2):
Other Controls
No sales order without customer order.
Credit approval.
Restricted access to inventory.
Restricted access to terminals and invoices.
All documentation in order to record sales.
Proper dating.
Invoices compared to BOLs and orders.
Pending order files reviewed.

7-18
Pengujian Pengendalian (6)

Prosedur pengujian pengendalian yang dapat dipilih


dalam pelaksanaan pengujian pengendalian adalah:
Permintaan keterangan (enquiry)
Pengujian dokumen, catatan, dan laporan
Pengamatan (observasi)
Pelaksanaan kembali (reperforming)
Walkthrough test (menguji transaksi rinci aliran
dokumen suatu siklus transaksi)
Pengujian Pengendalian (7)

Penentuan banyaknya pengujian pengendalian intern


tergantung pada sifat dan lingkup pengendalian, yaitu
deteksi atau preventif. Jumlah pengujian untuk
pengendalian intern yang sifatnya deteksi akan lebih
sedikit tetapi mempunyai lingkup pengendalian yang
lebih luas dibandingkan dengan pengujian pengendalian
intern yang sifatnya preventif.
Untuk menentukan jumlah pengujian pengendalian lihat
Kebijakan Sampling.
Ketentuan jumlah dan pemilihan sampel yang harus diuji
harus mendapat persetujuan Partner.
Pengujian Pengendalian (8)

 Apabila tim menemukan penyimpangan dalam pengujian pengendalian intern,


maka tim melakukan hal-hal berikut ini:
 Mengevaluasi apakah ada pengendalian kompensasi (compensation control). Jika ada
dan setelah diuji berjalan efektif, maka tim dapat menerima hasil pengujian.
 Mengevaluasi apakah penyimpangan disebabkan oleh kelemahan struktur
pengendalian intern. Jika ya dan klien tidak memperbaikinya dalam periode audit,
tim harus mempertimbangkan control risk untuk menjadi maksimum.
 Memperluas pengujian jika disebabkan oleh kesalahan yang tidak disengaja untuk
menentukan apakah kesalahan tersebut terjadi sekali saja atau sifatnya berulang.
 Mempertimbangkan risk of fraud apabila penyimpangan terjadi karena kesalahan
yang disengaja. Dalam kasus ini, Partner akan menentukan keberlanjutan perikatan
atau tidak.
 Besarnya perluasan pengujian apabila ditemukan adanya penyimpangan, lihat
Kebijakan Sampling.
Pengujian Pengendalian (9)

Berdasarkan hasil pengujian pengendalian, tim


mencocokkan risiko pengendalian yang telah
ditetapkan pada tahap sebelum ini dengan hasil
pengujian.
Apabila hasil pengujian tidak menunjukkan
kesesuaian dengan penetapan awal, maka tim harus
mengubah rencana audit yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Pengujian saldo akun
Tujuan?
Kapan dilaksanakan?
Berapa jumlah yang diuji? Dan bagaimana langkah-
langkah menentukan sampel?
Apa saja prosedurnya?
Pengujian Saldo Akun (1)
Merupakan prosedur audit yang dirancang untuk menemukan
kemungkinan kesalahan moneter yang secara langsung mempengaruhi
kewajaran penyajian laporan keuangan.
Kemungkinan terjadinya kesalahan moneter dalam laporan keuangan
dapat disebabkan oleh:
Tidak diterapkannya PSAK
Ketidakkonsistenan dalam penerapan PSAK
Ketidaktepatan pisah batas (cutt-off ) pencatatan transaksi
Kesalahan dalam perhitungan matematis (penambahan, pengurangan,
pengalian, dan pembagian)
Kesalahan dalam pekerjaan pengakuan, penilaian, pencatatan,
penggolongan, dan peringkasan informasi
Kesalahan dalam penyajian dan pengungkapan (disclosure) unsur tertentu
dalam laporan keuangan
Pengujian Saldo Akun (2)
Pada umumnya dilaksanakan pada akhir periode. Apabila keadaan
mengharuskan pengujian dilakukan sebelum tanggal neraca
(Pendekatan Pengujian Substantif Sebelum Tanggal Neraca), maka
tim harus melakukan pengujian tambahan dari periode interim ke
tanggal neraca. Saldo akun yang diuji pada tahap interim tidak
boleh melebihi waktu 3 (tiga) bulan dari tanggal neraca.
Di samping pengujian saldo akun neraca, pengujian juga diperlukan
terhadap unsur tindakan pelanggaran hukum dan pihak-pihak
berelasi.
Tim dapat menggunakan jenis pengujian saldo akun berikut ini:
Prosedur analitik
Pengujian saldo rinci
Pengujian Saldo Akun (3)
Prosedur analitik
Efektivitas dan efisiensi yang diharapkan dari suatu prosedur analitik
dalam mengidentifikasi kemungkinan salah saji tergantung dari:
 Sifat asersi
 Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksikan suatu hubungan

 Ketersediaan dan keandalan data yang digunakan untuk mengembangkan

harapan
 Ketepatan harapan

Tim harus mengevaluasi perbedaan material yang tidak diharapkan


dan meminta keterangan dari manajemen. Jika penjelasan tentang
perbedaan tidak dapat diperoleh dari manajemen, tim harus
mendapatkan bukti yang cukup mengenai asersi yang bersangkutan.
Pengujian Saldo Akun (4)
Prosedur analitik yang dapat diterapkan, antara lain adalah:
Analisis trend, yaitu yang berkaitan dengan review perubahan-
perubahan saldo akun sepanjang waktu
Analisis rasio, yaitu yang berkaitan dengan perbandingan atas
hubungan dua atau lebih akun-akun laporan keuangan, atau
perbandingan dari saldo-saldo akun dengan data non-keuangan
Analisis regresi, yaitu yang berkaitan dengan penggunaan model-
model statistik untuk mengukur harapan auditor tentang jumlah
laporan keuangan atau rasio
Pengujian kewajaran yaitu semacam analisis regresi dimana
harapan yang eksplisit dihitung untuk suatu jumlah dalam laporan
keuangan dengan menggunakan data keuangan maupun non-
keuangan
Pengujian Saldo Akun (5)
Pengujian saldo rinci difokuskan untuk memperoleh
bukti tentang saldo suatu akun.
Penentuan jumlah dan luas pengujian saldo rinci
dipengaruhi oleh:
Penilaian risiko audit berdasarkan hasil pengujian
pengendalian intern
Hasil prosedur analitis
Karakteristik populasi akun
Pengalaman auditor atas salah saji akun pada audit
tahun(-tahun) sebelum ini
Pengujian Saldo Akun (6)
 Langkah-langkah dalam penentuan jumlah pengujian saldo rinci
meliputi:
 Menentukan risiko gabungan untuk asersi yang relevan
 Mengidentifikasi asersi yang belum didukung bukti audit yang memadai
 Menentukan item yang signifikan. Item yang signifikan harus diuji 100%
 Mengidentifikasi item yang tidak biasa (unusual), misalnya item aset
bersaldo kredit atau item hutang bersaldo debit. Item yang tidak biasa
harus diuji tersendiri tergantung risiko salah sajinya.
 Mengidentifikasi item yang mengandung risiko salah saji yang bisa
diisolasi.
 Menentukan populasi yang akan diuji secara sampling.
 Menentukan metode sampling.
 Menghitung jumlah yang akan diuji secara sampling.
 Penentuan jumlah dan luas pengujian saldo rinci, lihat Kebijakan
Sampling.
Pengujian Saldo Akun (7)
Prosedur yang termasuk dalam pengujian ini adalah:
Konfirmasi, baik terhadap saldo bank, piutang, ataupun utang
Pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan dan pengujian
harga terhadap saldo akhir sediaan
Inspeksi terhadap aset (antara lain aset tetap, investasi, dan
jaminan)
Pencocokan saldo menurut buku tambahan dengan buku
besarnya (detail tie-in)
Pengujian pisah batas (cut-off )
Permintaan keterangan (inquiry) kepada manajemen
Evaluasi terhadap estimasi akuntansi
Pengujian Saldo Akun (7) - konfirmasi
Jika menggunakan konfirmasi, tim harus mempertimbangkan informasi
dari audit tahun sebelumnya atau audit terhadap entitas yang serupa.
Informasi yang harus digali meliputi:
Tingkat respon yang diterima
Pengetahuan mengenai salah saji yang diidentifikasi dalam audit tahun
sebelumnya
Pengetahuan tentang ketidakakuratan informasi dalam konfirmasi yang
diterima kembali
Jika dari jawaban yang masuk banyak yang menyangkal jumlah yang
dikonfirmasi atau jika jumlah yang mengembalikan konfirmasi sangat
sedikit (meskipun sudah dikonfirmasi hingga tiga kali), maka tim harus
melaksanakan prosedur alternatif, misalnya: (1) memeriksa pembayaran
tagihan setelah tanggal neraca; atau (2) dokumen timbulnya tagihan spt
invoice, delivery order; (3) korespondensi dg pelanggan.
Pengujian Saldo Akun (7) – Pengamatan fisik dan
pegujian harga
Ketentuan SA Seksi 331 untuk pengamatan terhadap
penghitungan fisik sediaan adalah sebagai berikut:
Jika kuantitas hanya ditentukan melalui penghitungan
fisik (metode periodik), maka tim perlu hadir pada saat
penghitungan
Jika perusahaan menyelenggarakan metode perpetual
yang dilaksanakan dengan baik dan dicek secara
memadai, maka tim dapat melaksanakan pengamatan
penghitungan fisik selama maupun setelah periode yang
diaudit
Pengujian Saldo Akun (7) – Pengamatan fisik dan
pengujian harga (2)
Jika sediaan berada di tempat lain (dalam penguasaan pihak ketiga),
tim dapat melakukan konfirmasi langsung secara tertulis dari pengelola
tempat penyimpanan tersebut. Jika sediaan yang ada pada pihak ketiga
jumlahnya cukup signifikan, tim harus menerapkan satu atau lebih
prosedur berikut:
Menguji prosedur yang digunakan oleh pemilik barang untuk meneliti
kemampuan dan kinerja operator gudang
Memperoleh laporan auditor independen atas prosedur pengawasan yang
digunakan oleh operator gudang dan/atau menerapkan prosedur alternatif
bahwa informasi yang diterima dari operator gudang dapat diandalkan
Melakukan pengamatan terhadap penghitungan fisik barang, jika dapat
dilaksanakan dan beralasan
Pengujian harga dimaksudkan untuk menetapkan apakah sediaan telah
dinilai secara benar.
Case: Penilaian persediaan
Per 31 Desember 2012, PT B telah mengerjakan
persediaannya secara parsial (setengah jadi) di pabrik,
dengan perkiraan biaya sebagai berikut:
 Biaya produksi aktual hingga saat ini Rp2.900.000
 Perkiraan biaya produksi untuk menyelesaikan Rp1.000.000
 Perkiraan biaya penjualan Rp400.000
 Harga penjualan Rp3.500.000

Q: Berapa nilai persediaan per 31 Desember 2012


di laporan posisi keuangan PT B?
Pengujian Saldo Akun (7) – Inspeksi, pencocokan, cut-off,
dan inquiry
 Prosedur yang dilakukan untuk memperoleh bukti tentang keberadaan,
kepemilikan, dan kelengkapan aset antara lain:
 Inspeksi fisik, termasuk bukti/sertifikat kepemilikan
 Konfirmasi dengan penerbit (issuer), kustodian, maupun pialang
 Mempelajari perjanjian pelaksanaan kemitraan atau perjanjian sejenis
 Pencocokan dilakukan dengan cara mencocokkan antara jumlah saldo-saldo
akun individual dengan saldo buku besarnya.
 Pengujian pisah batas (cut-off) dimaksudkan untuk meyakinkan ketepatan
pengakuan transaksi pada periode yang seharusnya.
 Permintaan keterangan (inquiry) kepada manajemen dimaksudkan untuk
memperoleh keyakinan berkaitan dengan unsur tindakan pelanggaran hukum
dan pihak yang mempunyai hubungan istimewa apakah pengungkapannya
telah memadai.
Pengujian Saldo Akun (7) – Evaluasi estimasi
akuntansi
Tujuan tim pada waktu mengevaluasi estimasi
akuntansi adalah untuk memperoleh bukti audit
kompeten yang cukup untuk memberikan keyakinan
memadai bahwa:
Semua estimasi akuntansi yang dapat berdampak
material bagi laporan keuangan telah ditetapkan
Estimasi akuntansi tersebut masuk akal dalam kondisi
yang bersangkutan
Estimasi akuntansi disajikan sesuai dengan PSAK dan
diungkapkan secara memadai
Mengevaluasi Hasil Pengujian Saldo Rinci
Evaluasi hasil pengujian saldo rinci dimaksudkan untuk memastikan bahwa
tujuan pengujian telah tercapai.
Jika ditemukan penyimpangan selama pengujian, maka:
Apabila penyimpangan timbul dari kelemahan pengendalian intern, maka tim
harus melakukan evaluasi kembali atas penilaian risiko pengendalian intern
serta akibatnya terhadap akun yang dipengaruhi.
Apabila penyimpangan berasal dari pengujian item yang signifikan (yang diuji
100%), maka penyimpangan dimasukkan ke dalam daftar penyimpangan audit
(audit difference summary).
Apabila penyimpangan berasal dari item yang disampel, maka dilakukan
perluasan pengujian sampai maksimum 25% dari jumlah yang disampel. Kalau
sampel dilakukan secara statistik, maka penyimpangan diekstrapolasi.
Apabila penyimpangan berasal dari pengujian estimasi akuntansi (sifatnya
judgement), maka penyimpangannya dimasukkan ke dalam daftar
penyimpangan audit.
Pengujian Tahap Akhir
Pengujian tahap akhir meliputi:
Provisi, liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi
Peristiwa setelah periode pelaporan
Kelangsungan hidup usaha
Review analitis akhir
Pengujian Tahap Akhir –
Provisi/kontinjensi
Aset kontinjensi adalah aset potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu
dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu
peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam
kendali perusahaan
liabilitas kontinjensi adalah:
liabilitas potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya
menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada
masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali perusahaan; atau
liabilitas kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui
karena:
 tidak terdapat kemungkinan besar (not probable) perusahaan mengeluarkan sumber daya
yang mengandung manfaat ekonomis (selanjutnya disebut sebagai “sumber daya”) untuk
menyelesaikan liabilitasnya; atau
 jumlah liabilitas tersebut tidak dapat diukur secara andal

Provisi adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum pasti


Case - provisi
PT ABC perusahaan di industri pertambangan
batubara, melakukan pencemaran lingkungan.
Perusahaan beroperasi di negara yang tidak memiliki
peraturan mengenai pemeliharaan lingkungan. Tetapi,
perusahaan memiliki kebijakan pemeliharaan
lingkungan yang dipublikasikan secara luas, yang
menyatakan akan bertanggung jawab untuk
membersihkan semua pencemaran yang
ditimbulkannya. Perusahaan memiliki reputasi selalu
menghormati kebijakan yang dipublikasikan tersebut.
Question: apakah perlu mengakui provisi atas hal tsb?
Pengakuan – Provisi/kontinjensi
Present obligation as Yes Yes
a result of an Probable outflow? Reliable estimate?
obligating event?

No No

No
Yes
Possible obligation? Remote ? Yes

No Yes No

Disclose
Recognize
Do nothing contingent
provision
liability
Pengujian Tahap Akhir – provisi/kontinjensi
(2)
Sesuai dengan PSAK No. 57, perusahaan tidak diperkenankan mengakui adanya
aset kontinjensi dan liabilitas dalam laporan keuangannya, kecuali sebagai
pengungkapan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Oleh karena itu,
pemeriksaan lebih diarahkan kepada provisi yang harus diakui oleh perusahaan.
Provisi sebenarnya juga merupakan bagian dari liabilitas kontinjen, tetapi
kemungkinan terjadinya besar (probable) dan jumlahnya dapat diestimasi
secara andal.
Contoh dari provisi ini adalah:
Provisi imbalan pasca kerja, provisi bonus karyawan
Provisi atas litigasi
Provisi pemulihan kerusakan lingkungan
Provisi restrukturisasi usaha
Provisi garansi produk
Provisi atas kontrak yang memberatkan
Pengujian Tahap Akhir – kontinjensi (3)
Prosedur audit yang harus dilakukan tim adalah:
Meminta penjelasan atas hal-hal berikut ini
 Kemungkinan adanya tuntutan, baik yang sedang berjalan maupun sedang ditunda

 Klaim-klaim dan kontinjensi lainnya yang berpotensi dapat mempengaruhi laporan

keuangan
 Penilaian manajemen, bersama pihak ketiga lainnya, mengenai hasil dari

tuntutan/klaim
Mempelajari dokumen-dokumen dan laporan-laporan, seperti: notulen
rapat direksi dan komisaris, korespondensi dengan kantor pajak dan
korespondensi dengan penasihat hukum
Jika kemungkinan tuntutan atau klaim benar-benar terjadi, atau tim
meyakini bahwa memang terjadi, tim sebaiknya melakukan komunikasi
secara langsung dengan penasihat hukum klien. Komunikasi sebaiknya
dilakukan secara tertulis dan jawaban dari penasihat hukum hendaknya
langsung ditujukan kepada tim.
Pengujian Tahap Akhir – Peristiwa setelah periode
pelaporan

Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa


atau kejadian yang terjadi setelah tanggal penutupan
buku tetapi sebelum diterbitkannya laporan keuangan
dan laporan audit, yang mempunyai akibat material
terhadap laporan keuangan, sehingga memerlukan
penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan-
laporan tersebut.
Subsequent Events/
Subsequently Discovered Facts
Year-End Date
Beginning (date of the financial Date of the auditors’ report Audit report
of year statements) (audit completion date) release date

Subsequently Discovered
Subsequent Events
Facts

Subsequent events occur between the date of the


financial statements and date of the auditors’ report
Subsequently discovered facts become known
after the date of the auditors’ report

11-45
Pengujian Tahap Akhir – Peristiwa setelah periode
pelaporan (2)
Dua Peristiwa setelah periode pelaporan yang memerlukan
perhatian manajemen dan memerlukan evaluasi tim adalah:
Adjusted events. Contoh: (1) keputusan pengadilan yang menyatakan
perusahaan memiliki kewajiban kini pada tanggal neraca, (2) indikasi
penurunan nilai suatu aset pada tanggal neraca, atau penyesuaian
jumlah rugi penurunan nilai yang telah diakui (misal: pelanggan
bangkrut, harga jual persediaan); (3) Harga perolehan aset atau hasil
penjualan aset; (4) Bagi laba atau bagi bonus; (5) Kecurangan atau
kesalahan.
Unadjusted events. Contoh: (1) Penurunan nilai pasar suatu investasi
setelah tanggal neraca; (2) Penggabungan usaha; (3) Terjadinya
tuntutan hukum yang disebabkan oleh peristiwa yang terjadi setelah
periode pelaporan; (4) Kerugian aset tetap atau sediaan yang
diakibatkan oleh kebakaran
Case – subsequent events
Entitas A telah mereklasifikasi beberapa liabilitasnya menjadi liabilitas
jangka pendek pada laporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2012.
Akibat dari reklasifikasi tersebut, current ratio saat ini menjadi sebesar
1.5 kali. Dalam perjanjian obligasi tenor 5 tahun yang diterbitkan awal
tahun 2011, Entitas A harus memelihara current ratio minimum sebesar
2 kali dan jika current ratio kurang dari 2 kali, maka obligasi tersebut
harus segera dibayar (immediately due). Entitas A telah melaksanakan
rapat diantara pemegang obligasi untuk renegosiasi permasalahan
tersebut, dan pada tanggal 25 Februari 2013 pemegang obligasi sepakat
untuk menunda jatuh tempo pembayaran hingga akhir tahun 2015.
Laporan keuangan tahun 2012 disetujui oleh Manajemen untuk
diterbitkan pada tanggal 31 Maret 2013. Bagaimana Entitas A
mengklasifikasi pinjaman obligasi tersebut?
Pengujian Tahap Akhir – Peristiwa setelah periode
pelaporan (3)
Beberapa prosedur khusus diterapkan untuk kejadian
setelah periode pelaporan adalah:
 Membaca laporan keuangan interim yang terakhir dan dengan
laporan keuangan yang akan dilaporkan;
 Meminta keterangan dengan pejabat yang bertanggung jawab atas
masalah keuangan dan akuntansi tentang: (1) Apakah ada
komitmen yang terjadi pada tanggal neraca, (2) Apakah ada
perubahan yang cukup signifikan dalam modal saham, utang
jangka panjang, atau modal kerja sampai pada tanggal pertanyaan
diajukan, (3) Status sekarang mengenai unsur, dalam laporan
keuangan yang dilaporkan, yang dipertanggungjawabkan
berdasarkan data sementara (4) Apakah penyesuaian yang tidak
biasanya terjadi telah dibuat selama periode dari tanggal neraca
sampai dengan tanggal pertanyaan diajukan
Pengujian Tahap Akhir – Peristiwa setelah periode
pelaporan (4)
Beberapa prosedur .....(lanjutan)
 Membaca notulen rapat para pemegang saham, direktur, komite resmi
lainnya dan apabila notulen rapat tidak tersedia, auditor meminta
keterangan mengenai masalah yang dibicarakan dalam rapat tersebut
 Meminta keterangan kepada konsultan hukum klien tentang adanya
tuntutan hukum, klaim dan keputusan pengadilan
 Mendapatkan surat representasi dari pejabat yang berwenang tentang
apakah setiap peristiwa yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan yang
dilaporkan oleh auditor independen, menurut pandangan para eksekutif
tersebut akan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan dalam
laporan-laporan tersebut
Pengujian Tahap Akhir – Kelangsungan hidup
Jika tim yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya dalam jangka waktu satu tahun, tim harus:
Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang
ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa
tersebut
Menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat
secara efektif dilaksanakan
Setelah tim mengevaluasi rencana manajemen, tim mengambil
kesimpulan apakah tim masih memiliki kesangsian besar
mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu satu tahun
Pengujian Tahap Akhir – Kelangsungan hidup
(2)
Kondisi dan peristiwa yang mengidentifikasi tentang
kesangsian perusahaan dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya;
Trend negatif
Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan
Masalah intern, seperti pemogokan kerja,
ketergantungan akan satu proyek tertentu,
ketergantungan pemasok
Masalah luar yang telah terjadi, misalnya pengaduan
gugatan pengadilan, dll.
Pengujian Tahap Akhir – Kelangsungan hidup
(3)
Prosedur yang mungkin diambil tim adalah:
Prosedur analitik
Review terhadap Peristiwa setelah periode pelaporan
Review terhadap kepatuhan terhadap syarat-syarat utang dan
perjanjian penarikan utang
Pembacaan notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan
komite atau panitia penting yang dibentuk
Permintaan keterangan kepada penasihat hukum entitas tentang
perkara pengadilan, tuntutan, dan pendapatnya mengenai hasil
suatu perkara pengadilan yang melibatkan entitas tersebut
Konfirmasi dengan pihak-pihak berelasi dan pihak ketiga mengenai
rincian perjanjian penyediaan atau pemberian bantuan keuangan
Meminta Surat Representasi Manajemen
 Representasi manajemen merupakan bagian dari bukti audit tetapi bukan
merupakan pengganti bagi penerapan prosedur audit.
 Jika suatu representasi yang dibuat oleh manajemen bertentangan dengan
bukti audit lain, tim harus menyelidiki keadaan tersebut dan
mempertimbangkan keandalan representasi tersebut.
 Representasi tertulis dari manajemen wajib diperoleh untuk semua laporan
keuangan dan periode yang dicakup oleh laporan audit. Sebagai contoh, jika
laporan keuangan komparatif dilaporkan, representasi tertulis yang diperoleh
pada penyelesaian audit yang terkini harus mencakup semua periode yang
dilaporkan.
 Representasi tertulis harus ditujukan kepada tim audit. Karena tim
berkepentingan dengan peristiwa yang terjadi sampai dengan tanggal
laporannya yang mungkin memerlukan penyesuaian terhadap atau
pengungkapan dalam laporan keuangan, representasi harus dibuat per tanggal
laporan audit.
TERIMA KASIH
Aris Suryanta : aris.suryanta@kanaka.co.id; o812 845 9545

Anda mungkin juga menyukai