Anda di halaman 1dari 44

Laporan Jaga

Pembimbing: dr. Jeannette Siagian, Sp.P ., M.Kes

Disusun Oleh:
Dea Alfani Nandjan, S. Ked

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA
2021
Identitas Pasien
• Nama pasien : ny. S
• Jenis kelamin : Perempuan
• Tanggal lahir : 58 th
• Agama :-
• Pekerjaan : -
• Alamat :-
• No MR : 28.40.78
• MRS : 6 April 2021
Keluhan Utama

Sesak nafas sejak … SMRS


Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien masuk ke IGD RSDS..
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat Pengobatan TB paru 6 bulan tahun 2020
dan dinyatakan selesai.
• Riwayat ateletaksis dan destroyed lung.
• Riwayat Hipertensi ( )
• Diabetes Melitus ( )
• Riw asma ( )
• Riw penyakit ginjal ( )
• Riwayat alergi ( )
Riwayat Sosial
• Merokok ( )
• Alkohol ( )
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat Hipertensi ( )
• Riwayat Diabetes melitus ( )
• Riwayat Asma ( )
• Riwayat penyakit jantung ( )
• Riwayat penyakit TB ( )
Tanda-Tanda Vital
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang.
• Kesadaran :
• Tekanan darah : 110/60 mmHg
• Laju nadi : 120 x/menit, regular, kuat
angkat, isi cukup.
• Laju napas : 28 x/menit, thorakoabdominal.
• Suhu :-
• SpO2 : 94% tanpa O2
96-97 % dengan nasal kanul O2
Pemeriksaan Fisik
Kepala : normoscephal, rambut hitam, distribusi
merata ( ). Tidak mudah dicabut ( )
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik
-/-, pupil isokor 3mm/3mm, cekung (-),
refleks cahaya langsung / , refleks cahaya
tidak langsung /
Hidung : Bentuk normal,deviasi septum(-),sekret (-/-),nafas
cuping hidung (-),bekuan darah (-/-),mukosa hidung
hiperemis/pucat(-/-)
Telinga : simetris (+), nyeri tekan (-/-), serumen (-/-)
Mulut : labium oris pucat (-), pecah-pecah (-), sianosis (-),
lidah pucat (-)
Leher : JVP dbn, pembesaran KGB (-), Perbesaran Tiroid
(-), massa (-)
Thorax
Bentuk :

PARU
 
Depan Belakang
Inspeksi Kiri

Kanan

Palpasi Kiri

Kanan
Pemeriksaan Fisik
Perkusi Kiri

Kanan

Auskultasi Kiri

Kanan
Pemeriksaan Fisik
Jantung
Inspeksi : Thrill ( ), Ictus cordis tampak di ICS… linea..
Palpasi : Ictus cordis di ICS
Perkusi : Batas kiri ICS
Batas kanan ICS
Auskultasi :
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Inspeksi : Datar, massa ( ), kelainan kulit ( ), jejas ( )
Auskultasi : Bising usus …x/menit
Palpasi :Nyeri tekan ( ), teraba massa ( ), pembesaran Hepar (),
pembesaran spleen ()
Perkusi : Timpani ()
Pemeriksaan Fisik
Ektremitas
Superior : Akral hangat (/), CRT<2 detik,
kekuatan motorik & sensorik baik,
edema (-)
Inferior : Akral hangat (/), CRT<2 detik,
kekuatan motorik & sensorik baik,
edema (-)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
       
HEMATOLOGI      
LEUKOSIT 6,86 10^3/ul 4.5-11
ERITROSIT 4,64 10^6/ul 4.00-6.00
HEMOGLOBIN 13,36 g/dl 10,5-18.00
HEMATOKRIT 44,3 % 37.0-48.0
MCV 95,5 U 86.6-102.0
MCH 29,3 Pcg 25.6-30.7
MCHC 30,7 g/dl 28.2-31.5
TROMBOSIT 263 10^3/ul 150-400
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
       
HEMATOLOGI      
NEUTROFIL 74,9 % 37,0 – 72,0
LYMPHOSIT 15,5 % 20,0-50,0
MONOSIT 7,7 % 0,0 – 14,0
EOSINOFIL 1,6 % 0,0 – 6,0
BASOFIL 0,3 % 0,0 – 1,0
Pemeriksaan Penunjang
Kimia Darah      

Glukosa sewaktu 84 Mg/dl <200

Ureum - mg/dl 21-53

Creatinin 0,64 mg/dl 0.7-1.5

HbsAg negatif   negatif


Pemeriksaan Penunjang
Elektrolit      

Natrium (Na) 134 Mmol/L 135-148

Kalium (K) 3,7 Mmol/L 3,5-53

Calcium (Ca) 1.05 Mmol/L 0,98-1,2


Pemeriksaan Penunjang
• Trachea, organ mediastinum shift
ke kiri, COR sulit dinilai
• sudut costofrenikus kanan lancip
dan diafragma kanan tidak
mendatar/kubah, Sudut
costofrenikus kiri sulit dinilai,
diafragma kiri tidak dapat dinilai.
• Pulmo :
• Kanan hilus melebar, corakan
bronkovaskular meningkat,
adanya fibrosis dan kalsifikasi.
• Kiri . Tampak perselubungan
homogen pada paru sinistra. ICS
menyempit di sinistra. Tampak
bercak bercak berawan pada paru
kiri
• Tulang dinding dada tidak tampak
kelainan
Kesan : ateletaksis, destroyed lung
kiri
DAFTAR MASALAH
• Takikardia
• Takipneu
• Neutrofil meningkat
• Hipoglikemia
• Hiponatremia
• Radiologi kesan : destroyed lung kiri
Diagnosis
Kasus TB PARU pengobatan lengkap..
( Bekas TB sindrom obstruksi  sequele Tb )

Hipoksemia ringan
Hipoglikemia
Hiponatremia
Planning :
• Tes Bakteriologis : Sputum BTA , Kultur, Gene Expert
• Laboratorium darah : Anti HIV, LED
• Radiologi : Bronchogram, Ro Thorax lateral, CT Scan Thorax
TINJAUAN PUSTAKA
TB PARU
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (MTB).

Kasus TB 1990 2009


Per tahun Per 100.000 Per hari Per tahun Per 100.000 Per hari
penduduk   penduduk  

Insidensi 626.867 343 1.717 528.063 228 1.447


semua Tipe  
TB

Prevalensi 809.592 443 2.218 565.614 244 1.550


Semua Tipe  
TB

Insidensi 282.090 154 773 236.029 102 647


Kasus Baru
TB Paru
BTA Pos

Kematian 168.956 92 463 91.369 39 250


 

Sumber : Global Report TB, WHO, 2009


KLASIFIKASI

TB Paru
BTA (+)
TB Paru
TB Paru
TB BTA (-)

TB Ekstra
Paru
Kasus Baru

Kasus Kambuh

Tipe
Penderita TB Kasus drop
Paru out

Kasus gagal
pengobatan

Kasus kronik
Tuberkulosis
Primer PATOGENESIS

Radang
Membentuk sarang sal. Getah
Nasib kompleks primer Kuman TB masuk sal. nafas pneumoni bening
- Sembuh
(afek primer) menuju
- Sembuh dengan
hilus
cacat
- Menyebar :
- Perkontinuitat
um
- Bronkogen
- Hematogen
dan linfogen
KOMPLEKS PRIMER Pembesaran KGB di hilus
(Afek primer + limfangitis regional) (limfadenitis regional)
ALUR
DIAGNOSIS
Gambaran radiologi
• lesi TB aktif adalah: • Gambaran radiologi
• Bayangan yang dicurigai lesi TB
berawar/nodular di
inaktif
segmen apikal dan
posterior lobus atas • Fibrotik
paru dan segmen • Kalsifikasi
superior lobus bawah
• Schwarte atau
• Kavitas, terutama lebih
dari satu, dikelilingi oleh
penebalan pleura
bayangan opak berawan
atau nodular
• Bayangan bercak milier
• Efusi pleura unilateral
(umumnya) atau
bilateral (jarang)
Luluh paru
• Gambaran radiologi yang menunjukkan kerusakan
jaringan paru yang berat, biasanya secara klinis disebut
luluh paru.
• Gambaran radiologi luluh paru terdiri dari atelektasis,
ektasis/multikavitas dan fibrosis parenkim paru. Sulit
untuk menilai aktivitas lesi atau penyakit hanya
berdasarkan gambaran radiologi tersebut.
• Perlu dilakukan pemeriksaan bakteriologi untuk
memastikan aktivitas proses penyakit
Prinsip pengobatan

JENIS DAN DOSIS OAT

Rifampisin Isoniazid Pirazinamid Etambutol Streptomisin


(R) (H) (Z) (E) (S)
• 2 bulan
• Bila diberikan secara tepat  penderita
menular menjadi tidak menular dalam
Tahap kurun waktu 2 minggu
• Sebagian besar TB BTA (+) menjadi BTA (-)
intensif pada akhir tahap intensif

• Untuk membunuh kuman persisten


(dormant) sehingga mencegah terjadinya
Tahap kekambuhan
lanjutan
Panduan OAT-FDC dan Peruntukannya
• KATEGORI 1
• Panduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
• Pasien baru TB paru BTA positif
• Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif
• Pasien TB ekstra paru

Tahap Intensif Tahap Lanjutan


Berat Badan tiap hari selama 56 hari 3 x seminggu selama 16 minggu
RHZE (150/75/400/275) RH (150/150)

30 – 37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 2KDT


38 – 54 kg 3 tablet 4KDT 3 tablet 2KDT
55 – 70 kg 4 tablet 4KDT 4 tablet 2KDT
> 71 kg 5 tablet 4KDT 5 tablet 2KDT
• KATEGORI 2
• Panduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif
yang telah diobati sebelumnya:
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat
(default)
Dosis paduan OAT FDC kategori 2 ; 2(RHZE)S/(RHZE)/5(HR)3E3
Terapi Pembedahan
• lndikasi operasi
• Indikasi mutlak
• Semua pasien yang telah mendapat OAT adekuat tetetapi
dahak tetap positif
• Pasien batuk darah yang masif tidak dapat diatasi dengan
cara konservatif
• Pasien dengan fistula bronkopleura dan empiema yang
tidak dapat diatasi secara konservatif
• lndikasi relatif
• Pasien dengan dahak negatif dengan batuk darah berulang
• Kerusakan satu paru atau lobus dengan keluhan
• Sisa kaviti yang menetap.
Evaluasi Pengobatan
• Evaluasi klinis
• Bakteriologi
• Radiologi
• Efek samping obat dan keteraturan minum obat
• Evaluasi pasien yang telah sembuh
LULUH PARU
PENYEBAB

• Tuberkulosis paru (83,3%)


• Karsinoma bronkogenik (12,1%)
• Tumor mediastinum (3%)
• Luluh paru tuberkulosis dihasilkan dari TB progresif
selama bertahun-tahun dan pengobatan yang tidak
adekuat
• Penyebab kematian pada TB dengan luluh paru adalah
hemoptisis masif dan gagal napas pada TB yang
tereaktivasi dan/atau superinfeksi bakteri.
• Gambaran radiologik luluh paru terdiri dari atelektasis,
ektasis/ multikaviti dan fibrosis parenkim paru
Chest XRay Bronkogram
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai