PengelolaanLimbah

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 50

Isu-isu Pokok Inventarisasi GRK Sektor Limbah

Outline

 Latar Belakang
 Definisi dan lingkup inventarisasi
 Isu Pokok Inventarisasi GRK Sektor Limbah:
 Prinsip-prinsip dasar dalam inventarisasi
 Pedoman Inventarisasi
Latar Belakang
 Perubahan iklim global telah merupakan isu lingkungan yang
telah menjadi mainstream dunia internasional
 Emisi GRK telah menjadi salah satu tolok ukur kinerja
lingkungan seluruh kegiatan industri pada saat ini
 Jenis, sumber, dan potensi emisi GRK di Indonesia beragam.
 Sumber potensial: kebakaran gambut dan hutan, pembukaan
lahan dan pembakaran bahan bakar fosil.
 Sumber lain: proses produksi di industri dan penggunaan
produk, emisi yang berasal dari proses degradasi biokimia
limbah cair dan limbah padat domestik (municipal waste),
limbah cair dan limbah padat industri (industrial waste water dan
industrial solid waste), maupun emisi fugitive yang berasal dari
kegiatan gas flaring, gas venting, pembukaan lahan tambang,
maupun proses pengolahan produk tambang.
Global Climate Change

GHG build up in
stratosphere

stratosphere

troposphere
earth
Sistem Industri II: Industri B
5
erwawasan Lingkungan
GHGs and Global Warming Potentials

Antropogenic Life time,


Gas
(Mton/year) year
CO2 5500 / – 5500 100

CH4 300 – 400 / 550 10

N2O 6 / 25 170

CFC –1/1 60 – 100

GAS Recommended GWP IPCC Revised GWP (IPCC’s third


(UNFCC, 2002), Applicable assessment report, 2001), likely to be
through 2012 applicable after 2012
Carbon Dioxide, CO2 1 1
Methane, CH4 21 23
Nitrous Oxide, N2O 310 296
Hydrofluorocarbons, HFC 140 – 11.900 120 – 12.000
Perfluorocarbons, PFC 6.500 – 9.200 5.700 – 11.900
Sulfur Hexafluoride 23.900 22.200
”What do humans do that increases atmospheric CO2 ?

• Mainly, we burn fossil fuels to


generate energy
± 80% of the CO2 increase

• Secondarily, we cut down forests


(particularly in the tropics)
± 20% of the CO2 increase

INDONESIA  sumber utama kebakaran gambut dan hutan


CO2 CH4
CH4
CO2 CO2
CO2

composting Electric plant

Typical LFG:
CH4: 50-60%
Others: CO2, O2,N2,H2,CO, H2O
Biomass Waste Powerplant at CPO Mills

Palm kernels (43% minyak PKO) 8% FFB adalah kernel shells 13% FFB adalah kernel fiber

Fresh fruit bunch (FFB) Empty fruit bunch (EFB) di EFB untuk kompos
23% minyak dan 77% EFB incinerator

Potensial untuk bahan bakar pembangkit listrik


CH4 Sources
Fossil Fuel Prduction (Coal, oil,
and natural gas fields)

Rice field

Farming
Natural N2O and Anthropogenic

Savana – natural emisions Fertilizer utilization

Fossil fuels Industries (nitric acid, fertilizer, etc)


HFC groups

Aerosol

Refrigerant

Solven
Foam
Impact of Global Warming

 Global Climate
Change
 Chaotic Weather
Pattern
 Rise of sea level
 etc
14 Respect for the Environment – Issues at Stakes
Dunia saat ini
Profil Emisi GRK Bberapa Negara di dunia 2000 (Mton CO2e)

SNC= Second National Communication


2009; other data from World Bank (2007)

Notes: * including industrial and domestic waste; If GHG emission from peat fires
is not covered by LULUCF, Indonesia generate 1.078 Giga Ton CO2eq
CO2 CO2
 2000 CH4 N2O PFC CO2e
emission removal
Energy 247,522   1,437 10   280,938
Industry 40,342   104 0.43 0.02 42,814
Agriculture 2,178   2,419 72   75,420
LUCF 1,060,766 411,593 3 0.08   649,254
Peat Fire* 172,000         172,000
Waste 1,662   7,294 8   157,328
TOTAL 1,524,472 411,593 236,388 28,341   1,377,754
3.5
E m is s io n (G t C O 2 e ) .

3.0 2.95
2.5 Peat Emission
1.44 Waste
2.0
1.76 Forestry
Agriculture
1.5
1.35 0.83 0.25 Industry
0.39 0.13
0.06
1.0 0.06 Energy
0.16 0.17
0.43 0.29
0.5 0.05
0.05
1.00
0.05
0.04
0.28 0.37
0.0
2000 2005 2020
Nett emission will increase 1.35 to 2.95 GtCO2e (2000-2020)
Sector 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Growth ,% per yr
Energy 280,938 306,774 327,911 333,950 372,123 369,800 5.7
Industry 42,814 49,810 43,716 46,118 47,971 48,733 2.6
Agriculture 75,420 77,501 77,030 79,829 77,863 80,179 1.1
Waste 157,328 160,818 162,800 164,074 165,799 166,831 1.2
LUCF 649,254 560,546 1,287,495 345,489 617,423 674,828* Fluctuated
Peat Fire1 172,000 194,000 678,000 246,000 440,000 451,000 Fluctuated
Total with LUCF 1,377,753 1,349,449 2,576,952 1,215,460 1,721,179 1,991,371 Fluctuated

Total w/o LUCF 556,499 594,903 611,457 623,971 663,756 665,544 3.2
E m is s io n /R e m o v a l (G t C O 2 )

5.0
i ng ra te of
s
4.0 Increa emission
n
carbo 31% 48%
Peat Fire
3.0 Peat Emission
Waste
2.0
Forestry Emission
1.0 Forestry Removal
Agriculture
0.0 Industry
Increasing rate o Energy
-1.0 f
ca
carbon removvaal
-2.0
M iti-1
M iti-2

M iti-1
M iti-2

M iti-1
M iti-2

M iti-1
M iti-2

M iti-1
M iti-2

M iti-1
M iti-2
BAU

BAU

BAU

BAU

BAU

BAU
2000 2005 2010 2015 2020 2025
Definisi dan Lingkup Inventarisasi
Inventarisasi Emisi GRK:
Menghasilkan dokumen inventory yang melaporkan besarnya
emisi GRK suatu entity pada kurun waktu tertentu. Entity :
(a) negara, wilayah/region, kabupaten/kota, perusahaan
(b) kegiatan (level project) di suatu perusahaan.

Inventarisasi umumnya berisi informasi komprehensif :


−jenis emisi GRK,
−sumber-sumber utama & kategori (direct, indirect, associated),
−boundary inventarisasi,
−metodologi estimasi/perhitungan tingkat emisi GRK,
−tingkat emisi GRK (agregat & dikelompokkan per aktivitas),
−tingkat reduksi emisi atau penyerapan GRK yang dapat/akan
dicapai (dibandingkan tahun sebelumnya).
Prinsip-prinsip dasar inventarisasi emisi GRK
Relevance
Inventory emisi GRK secara tepat memberi gambaran mengenai
emisi GRK; informasi yang ada dalam inventory sesuai dan dapat
memenuhi kebutuhan para pengguna inventory (internal&eksternal).

Completeness
Memperhitungkan/melaporkan tingkat emisi GRK berbagai sumber
di dalam boundary yang ditetapkan, perlu secara terbuka dilaporkan
jika terdapat emisi dalam boundary agar dihindari terjadinya double
accounting dan emisi yang tidak tercatat dan dilaporkan.

Consistency
Inventarisasi merujuk metodologi yang digunakan secara konsisten
sehingga dapat dilakukan pembandingan tingkat emisi setiap tahun.
Untuk pelaporan emisi GRK secara time series, jika ada perubahan
data, boundary, metodologi dan faktor-faktor lain yang relevan
perlu secara transparan didokumentasikan.
Transparency
Metodologi, sumber data, asumsi-asumsi dan referensi
yang digunakan dalam penyusunan inventory perlu dicatat
dan disampaikan secara transparan.

Accuracy
Perlu dipastikan bahwa kuantifikasi emisi GRK dilakukan
secara sistematik dan sedapat mungkin merefleksikan
emisi yang benar-benar terjadi dengan level ketidakpastian
di dalam perhitungan emisi rendah.
Kuantifikasi emisi GRK harus memiliki tingkat akurasi yang
tinggi agar mempunyai integritas dan pengguna hasil
inventarisasi dapat diyakinkan bahwa informasi yang
disampaikan sesuai dengan yang terjadi secara aktual.
Isu-isu pokok kegiatan inventarisasi
 Identifikasi jenis emisi GRK,
 Identifikasi sumber-sumber potensial emisi GRK,
 Kategori sumber emisi (direct, indirect, associated),
 Penetapan system boundary kegiatan yang merupakan
sumber-sumber emisi GRK yang potensial,
 Penetapan faktor-faktor emisi yang akan digunakan
untuk menghitung emisi,
 Formulasi tata cara penghitungan emisi,
 Penghitungan intensitas emisi,
 Metodologi inventarisasi emisi GRK,
Jenis Emisi GRK
 Emisi GRK: gas-gas anthropogenic (hasil kegiatan manusia) yg
berpotensi menyebabkan fenomena perubahan iklim global.
– emisi GRK yang dilaporkan adalah emisi aktual tahunan
– polusi udara (bukan Kyoto Protocol accounting framework)
 GRK mencakup gas-gas: UNFCCC (IPCC 2006)
CO2, CH4, N2O, HFCs, PFCs, SF6, NF3, SF5CF3, C4F9OC2H5,
CHF2OCF2OC2F4OCHF2, CHF2OCF2OCHF2, dan senyawa-
senyawa halocarbon yang tidak termasuk dalam Protokol
Montreal (CF3I, CH2Br2, CHCl3, CH3Cl, CH2Cl2).
 Emisi GRK utama adalah CO2, CH4, N2O, HFCs, PFCs, dan SF6.
 Precursors: non-CO2 (CO, CH4, NMVOCs (non-methane volatile
organic compounds)) yang teroksidasi menjadi CO2.
 Komponen non-CO2 dari pembakaran bahan bakar fosil kecil
dibanding CO2 (pada Tier-1 tidak dimasukkan dalam inventory).
Kategori Sumber Utama Emisi GRK & Boundary
GHG Emissions Inventory Process

Guidance Data Implement Review

- IPCC Guieline atau - Country specific - Analisis uncertainty – - peer review


rujukan lainnya information: faktor emisi untuk melihat kemudah
- Reflect on output of
& data aktifitas (EF & AD) mengahasilkan pekerjaan
- Mempertimbangkan the uncertainty
dengan kulaits buruk
masukan-2 dari Expert - Penggunaan data default analysis – is it
Reviewers dan selama IPCC hanya jika informasi - Peningkatan kualitas sensible?
proses Peer Reviews tidak mencukupi

(Emission factors, Activity Data, etc.) (GHG Inventory, Trend, etc.)


x1 y1
x2
:. y = Fi (x) y2
:.
xJ y K

Inventory Model: Spatial Database and Processing


Metodologi
– Tingkat Emisi = data aktifitas (AD) X faktor emisi (EF)
– Data aktifitas emisi GRK: pengukuran kuantitatif dari sebuah
kegiatan yang memproduksi emisi GRK (misal jumlah bahan yang
diproduksi atau dikonsumsi)
– Faktor Emisi: emisi perunit produksi/konsumsi
– Tingkat Emisi beberapa GRK dinyatakan dalam CO2e
• Carbon dioxide equivalent (CO2e)
• Global warming potential (GWP)

Net GHG Emissions = (Direct & Indirect) Emissions - Offsets

Penyerapan (oleh hutan)


 Tier 1: menggunakan persamaan dasar (basic equation) dan
default EF (yang disediakan dalam IPCC Guideline)
Tingkat Emisi = data aktifitas (AD) X faktor emisi (EF)
– AD: data aktifitas beberapa sumber GRK; bisa digunakan data
agregat atau persamaan yang sedikit kompleks (persamaan reaksi
atau neraca material, penggunaan first-order decay model untuk
memperkirakan CH4 dari landfill)
– Faktor emisi dari angka default [IPCC Guideline 2006]

 Tier 2 (dan 3): metoda yang digunakan detail dan kompleks


– Faktor emisi: country-specific atau plant-specific Efs
– Direct measurement emission data
– Data on GHG abatement / etc.
Rujukan Metodologi Inventarisasi GRK
 Yang disetujui COP:
– IPCC 2006 for National GHG Inventories (all
parties are encouraged to use)
– IPCC Revised 1996 for National GHG
Inventories (mandatory for all parties)
– IPCC Good Practice Guidance and Uncertainty
Management in National GHG Inventories
2000 (Mandatory for Annex I Parties and Non-
Annex I Parties encouraged to use)
– IPCC Good Practice Guidance for LUCF 2003
(Mandatory for Annex I Parties and Non-Annex
I Parties encouraged to use)
 WRI 2004a. GHG Protocol – A Corporate
Accounting and Reporting Standard.
 WRI 2004b. GHG Protocol Initiative – GHG
Estimation Tools
 ISO 14064/14065 GHG Inventory
Metodologi yang umum dirujuk di sektor industri:
•IPCC Guideline 2006 dan WBCSD/WRI GHG Protocol for
Corporate Accounting berisi aspek-aspek yang terkait “how to
do” di dalam inventarisasi emisi GRK, yaitu memberikan panduan
tentang pelaksnaan kuantifikasi dan pelaporan emisi GRK.
•WBCSD/WRI GHG Protocol for Corporate Accounting disusun
berdasarkan UNFCCC Guideline.
•Di dalam inventarisasi emisi GRK, isu-isu yang terkait pertanyaan
“what to do” di dalam pengelolaan data tingkat emisi GRK
merujuk kepada panduan ISO 14064 tentang standar
inventarisasi emisi GRK pada level organisasi (14064-1) dan pada
level project (14064-2).
Emisi Penggunaan energi

Emisi GRK/tahun =
jumlah energi (TJ/tahun) x faktor emisi (ton CO2-eq/TJ)
Faktor emisi (default value) pembakaran bahan bakar fosil, kG/TJ;
Jenis Bahan bakar CO2 CH4 N2O
Gas Bumi 56 100 1 0.1
Sumber: IPCC Guidline 2006
Diesel (IDO) 74 100 3 0.6
MFO 77 400 3 0.6
Batubara (other bituminous) 94 600 10 1.5

Faktor emisi grid JAMALI (ditetapkan pada tahun 2009).


EF CO2 = 0.891 ton CO2-eq /MWh
EF CH4 = 2.04 x 10-5 ton CO2-eq/MWh
EF N2O = 8.56 x 10-6 ton CO2-eq/MWh

BATAM, faktor emisi grid PLN belum ada


Inventarisasi Emisi GRK Sektor
Limbah
Panduan pelaksanaan inventarisasi dan perkiraan tingkat emisi
dan penyerapan GRK sektor limbah disusun merujuk guidelines
yang telah diadopsi UNFCCC (dalam COP) dan disesuaikan
dengan kondisi setempat dengan cakupan:
Identifikasi dan penentuan jenis/tipe emisi GRK, sumber-sumber
utama emisi GRK dari kegiatan-kegiatan yang terkait dengan
limbah dan penanganannya;
Pengumpulan data aktivitas (mencakup laju pembentukan
limbah, pengelolaannya, dan karakteristik), uncertainty analysis,
dan peningkatan mutu pengambilan data.
Metodologi perkiraan dan perhitungan tingkat emisi GRK;
Analisis kategori kunci sumber-sumber emisi GRK (Key Sources
Category Analysis);
Metodologi pelaksanaan QA & QC.
Inventory Emisi GRK Sektor Limbah
1. Sumber data Inventory GRK Sektor Limbah
₋Data yang relevan dengan limbah dari KLH (Adipura, Proper, PDD – CDM
Project, dll)
₋Data lainnya dari Kementrian PU, BPS, dan hasil peneilitian
₋KLH menyusun inventory GRK sektor limbah dengan bantuan tenaga
ahli (perguruan tinggi, konsutan, lembaga2 lain)
2. Sistem Kompilasi
₋Working group (sektor-sektor relevan dan academic experts) untuk
konfirmasi metodologi yang digunakan dan perhitungan estimasi GRK,
serta inventory GRK.
3. Penghitungan Emisi GRK Tahunan Sektor Limbah
₋Pemerintah akan melaksanakan secara periodik (ytahunan)
₋KLH bertanggung jawab akan penghitungan dan inventory emisi GRK
₋Didukukng Kementrian PU, Kementrian Perindustrian, PEMDA (Dinas
Kebersiahan), serta Lembaga/Institusi yang relevan.
Sumber Utama Emisi GRK Dari Penanganan Limbah

4A1 Managed waste disposal site (lokasi pembuangan sampah yang dikelola baik)

4A SWD (pembuangan limbah padat) 4A2 Unmanaged WDS (lokasi pembuangan sampah yang tidak dikelola dengan baik)

4A3 Uncategorised WDS (sampah yang pengelompokannya bisa 4.A.1 atau 4.A.2)

4B Pengolahan limbah padat secara biologi (pengkomposan)

4C1 Insinerasi smapah


4 LIMBAH 4C Insinerasi dan pembakaran limbah secara terbuka
4C2 Pembakaran sampah terbuka

4D1 pengolahan dan pembuangan limbah cair domestik


4D Pengolahan dan pembuangan Limbah Cair

4D2 Pengolahan dan pembuangan Limbah cair industri


4E Lain-lain
2000
Sources Emission (Gg)
CO2 CH4 N2O PFC CO2 eq
3. Waste 606.81 2,827.77 7.14 62,203.54
3A1 Managed Waste Disposal Sites
3A2 Unmanaged Waste Disposal Sites 618.94 12,997.77
3A3 Uncategorised Waste Disposal Sites 0.00 0.00
3B Biological Treatment of Solid Waste 4.22 0.32 186.74
3C1 Waste Incineration 0.00 0.00 0.00 0.00
3C2 Open Burning Waste 606.81 22.76 0.53 1,247.46
3D1 Domestic Wastewater Treatment and Discharge 459.59 6.30 11,604.11
3D2 Industrial Wastewater Treatment and Discharge 1,722.26 36,167.45
TOTAL 288,471.47 4,369.09 17.81 0.02 385,888.13
The GHG emissions from waste
sector in the year 2000, Ggram
Kebijakan dan Regulasi yang Relevan

• Environmental Law No.23/1997, Solid Waste Management Law


No. 18/2008, and Water Resource Management Law No 7/2004
• National Policy on Solid Waste Management such stated in the
Ministry of Public Works Decree No 21/PRT/M/2006.
• The decree focusses on waste reduction at sources through 3R
(reuse, recycle, recovery), improvement of landfill quality,
development of regional landfill facilities, improvement of
institutional capability, strengtheining relevant stakeholders in
SWM, and increasing capabilty to access investment sources.
The target of national policy on SWM are:
1. To support the level of service towards 80 % in the year 2025
2. To support reducing amount of waste up to 20 % in year 2010
3. To improve landfill quality :
– controlled landfill (CLF) for medium and small cities
– new sanitary landfill (SLF) for metropolitan and big cities
– closure of open dumping SWDS by 2015
– equipped all land fills with LFG (land fill gas) handing or utilization
facilities under the CDM project with the target of 50% reduction of
GHG emissions from the landfill by 2025
4. To support the institutional and regional cooperation

Wastewater from Domestic and Industrail Activities


Indonesia target bahwa fasilitas wastewater treatment akan melayani
80% total populasi di 2015.
 SWDS (solid waste disposal):
Limbah padat kota (domestik) dan industri, limbah padat lain
(sludge (lumpur) industri) yang dibuang di lokasi managed
SWDS (pembuangan yang dikelola), lokasi un-managed SWDS
(pembuangan yang tidak dikelola) atau open dumped, dan
uncategorized waste disposal sites (lokasi pembuangan yang
tidak jelas termasuk managed atau un-managed SWDS)
 limbah padat yang diolah dengan cara pengomposan atau
proses biologi lainnya,
 limbah yang di bakar melalui insinerasi dan open burning
(pembakaran terbuka),
 pengolahan dan pembuangan limbah cair kota (domestic) dan
industri, dan lain-lain.
Lingkup Jenis Emisi GRK (CH4, N2O, CO2), Emisi Precursors,
dan Emisi Indirect dari Penanganan dan Pengolahan Limbah
 CH4 (methane),
 N2O (nitrous oxide), dan
 CO2 (carbon dioxide).

Emisi CH4 dihasilkan dari proses anaerobik penguraian


secara biologi limbah padat, limbah cair perkotaan, dan
limbah cair industri. Proses penguraian secara biologi
limbah padat yang tercakup dalam Juklak adalah proses
yang terjadi pada penimbunan limbah padat di landfill dan
komposting yang menghasilkan emisi gas-gas CO2, CH4,
dan N2O.

Emisi CH4 dari air limbah perkotaan dilepaskan dari air


limbah yang tidak diolah (dibuang ke laut, sungai, danau
dan saluran-saluran air kotor mengalir dan tidak)­dan
Emisi-emisi CH4 dari limbah cair industri dilepaskan dari fasilitas-
fasilitas pengolahan air kotor. Emisi-emisi N20 dari pengolahan
limbah secara biologi (pengomposan) dan pembakaran limbah
padat dan proses biologi dari limbah cair perkotaan.
Emisi-emisi CO2 dilepaskan dari pembakaran limbah padat. Emisi-
emisi CO2 limbah cair tidak masuk dalam inventarisasi karena
dikategorikan sebagai proses biologi natural (biogenic origin).
Inventory juga bisa mencakup informasi nitrogen oksida (NOx),
ammonia (NH3), non-methane volatile organic compounds
(NMVOC), carbon monoksida (CO) dan sulphur dioksida (SO2)
walaupun metode untuk estimasi emisi gas tersebut tidak tersedia
pada panduan ini. Metoda estimasi gas-gas tersebut telah tersedia
pada dokumen yang lain (TFEIP 2006; USEPA – OTAQ 2007).
Pemilihan Metoda
Alur Pengambilan Keputusan untuk emisi-emisi CH4 dari lahan pembuangan limbah padat

MULAI

Estimasi emisi-emisi
Apakah data aktivitas masa lalu dan Apakah model spesifik menggunakan metoda spesifik
sekarang pembuangan limbah spesifik negara atau parameter- negara atau metoda IPCC FOD
Yes Yes
negara dengan kualitas baik tersedia? parameter kunci tersedia? dengan parameter-parameter
kunci dan data aktivitas spesifik
negara berkualitas baik

Box 3: Tier 3

No Pengumpulan data pembuangan


limbah sekarang dan estimasi data Estimasi emisi-emisi
masa lalu menggunakan metoda IPCC
FOD dengan parameter-
No
parameter default dan data
aktivitas spesifik negara
berkualitas baik

Apakah limbah padat diatas Yes Box 2: Tier 2


lahan merupakan kategori kunci?

Estimasi emisi-emisi
menggunakan metoda IPCC
FOD dengan data default
No
untuk mengisi data spesifik
negara yang hilang

Box 1: Tier 1
Metodologi Estimasi Emisi-emisi CH4 dari SWDS
• Tier 1: Estimasi-estimasi dari metoda Tier 1 berdasarkan pada metoda IPCC
FOD menggunakan sebagian besar data aktivitas default dan parameter-
parameter default.
• Tier 2: Metoda Tier 2 menggunakan metoda IPCC FOD dan beberapa
parameter default, tetapi membutuhkan kualitas yang bagus data aktivitas
spesifik-negara pada waktu kini dan sejarah pembuangan limbah pada SWDS.
Data sejarah pembuangan limbah untuk 10 tahun atau lebih dengan
berdasarkan pada statistik-statistik spesifik-negara, survey-survey atau
sumber-sumber lain yang sejenis. Data dibutuhkan pada jumlah-jumlah
pembuangan di SWDS.
• Tier 3: Metoda Tier 3 didasarkan pada data aktivitas spesifik suatu negara
yang berkualitas (lihat Tier 2) dan telah menggunakan salah satu metoda FOD
dengan (1) parameter-paramater kunci pengembangan secara nasional, atau
(2) pengukuran yang diturunkan dari parameter-parameter spesifik-negara.
• Penyusun inventarisasi dapat menggunakan metoda-metoda spesifik-negara
yang setara atau berkualitas lebih tinggi diatas seperti yang dirumuskan dalam
FOD yang berdasarkan metoda Tier 3. Parameter-parameter kunci harus
termasuk paruh umur (the half life), dan penghasil metana potensial (Lo) atau
kandungan DOC dalam limbah dan fraksi DOC melalui dekomposisasi (DOCf).
Perhitungan tingkat emisi GRK insinerasi limbah padat :
Emisi CO2, Ggram/tahun = Ʃi (SWi * dmi * FCFi * OFi) * 44/12)
Dimana:
SWii = total berat (basah) limbah padat yang dibakar, Ggram/tahun
dmii = fraksi dry matter di dalam limbah (basis berat basah)
CFii = fraksi karbon di dalam dry matter (kandungan karbon total)
FCFii = fraksi karbon fosil di dalam karbon total
OFii = faktor oksidasi (fraksi)
4/12 = factor konversi dari C menjadi CO22
i = jenis limbah, yaitu ISW (industrial solid waste) yang meliputi limbah B3, clinical
waste, dll dimana limbah padat domestik tidak diinsinerasi tetapi ditimbun di landfill
Penghitungan tingkat emisi CH4 penimbunan limbah di SWDS:

Emisi CH4 pada tahun T, Ggram = [Ʃx CH4 dihasilkanx,T - RT] * (1-OXT)

Dimana:
T = tahun inventarisasi
x = tipe atau jenis limbah
RT = CH4 yang di recovery (dimanfaatkan) atau di flare pada
tahun T, Ggram
OXT = factor oksidasi pad tahun T, fraksi
CH4 yang dihasilkan dihitung menggunakan persamaan:
CH4 potensial = DDOCm * F * 16/12

Dimana:
DDOCm = massa DOC yang dapat terdekomposisi, Ggram
F = fraksi (volume) CH4 pada gas landfill
16/12 = rasio berat molekul CH4/C

DDOCm dihitung menggunakan persamaan:


DDOCm = W * DOC * DOCf * MCF

Dimana:
W = massa dari limbah padat yang ditimbun, Ggram
DOC = fraksi karbon organik terdekomposisi pada tahun
penimbunan, Ggram C/Ggram limbah
DOCf = fraksi DOC yang terdekompisi
MCF = faktor koreksi (fraksi) CH4 untuk dekomposisi aerobik pada
tahun penimbunan limbah
Asumsi-asumsi untuk menghitung emisi GRK dari insinerasi :
limbah yang diinsinerasi adalah limbah padat B3 (majun, filter
PTL, kemasan kertas atau plastik yang terkontaminasi B3,
limbah medis, dll) tidak termasuk limbah padat domestik
sehingga dry matter pada limbah diasumsikan 0.9 (0.85 – 1.0);
fraksi karbon di dalam dry matter diasumsikan 0.7 (0.45 – 0.75)
mengingat komponen utama limbah adalah plastik, kertas, karet
(limbah makanan dan kayu tidak ada);
fraksi karbon fosil diasumsikan 0.9 karena mayoritas limbah
yang dibakar adalah palstik;
faktor oksidasi diasumsikan sama dengan 1;
faktor emisi GRK menggunakan default IPCC 2006 untuk tipe
insinerator stoker.
Terimakasih
gelang@che.itb.ac.id
gelangdewi@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai