Value for money adalah suatu konsep penilaian kinerja suatu organisasi sektor publik berdasarkan tingkat
keberhasilan suatu program kerja mengacu kepada tiga elemen utama yaitu ekonomi, efisiensi dan
efektivitas.
MANFAAT VALUE FOR MONEY
Manfaat penerapan value for money menurut Mardiasmo (2002), adalah sebagai berikut:
Meningkatkan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan tepat sasaran.
Meningkatkan mutu pelayanan publik.
Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya penghematan dalam
penggunaan input.
Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik.
Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public costs awareness) sebagai akar pelaksanaan akuntabilitas
publik.
INDIKATOR VALUE FOR MONEY
Ekonomi, yaitu pemerolehan input dengan kualitas tertentu dengan harga yang terendah.
Efisiensi, yaitu pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang
terendah untuk mencapai output tertentu.
Efektivitas, yaitu tingkat pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan secara sederhana.
INDIKATOR VALUE FOR MONEY
Menurut Mardiasmo (2002), indikator value for money dibagi menjadi dua, yaitu:
Indikator alokasi biaya (ekonomis dan efisiensi). Ekonomis artinya pembelian barang dan jasa dengan
tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik (spending less). Efisiensi artinya output tertentu dapat dicapai
dengan sumber daya yang serendah-rendahnya (spending well).
Indikator kualitas pelayanan (efektivitas). Efektivitas artinya kontribusi output terhadap pencapaian
tujuan dan sasaran yang ditetapkan (spending wisely).
PENGUKURAN VALUE FOR MONEY
Pengukuran ekonomis
Pengukuran Efisiensi
Pengukuran Efektivitas
Motivasi Penulisan
Paradigma baru dalam sistem manajemen pemerintahan di Indonesia menggunakan pendekatan New Public
Management (NPM)
Pendekatan NPM berfokus pada manajemen sektor publik yang berorientasi pada kinerja (bukan pada kebijakan) yang
menekankan pada penilaian kinerja berdasarkan implementasi value for money
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan menganalisis laporan kinerja instansi pemerintah yang menjelaskan kinerja pelaksanaan anggaran
untuk program dan aktivitas.
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan interpretif. Penelitian dilakukan secara alamiah (natural
setting), berdasarkan pemahaman tentang fenomena apa yang dialami subjek penelitian, pada kondisi benda-benda alam.
Penelitian dilakukan pada Pemerintah Daerah Kabupaten JPR (bukan nama sebenarnya) di Indonesia.
Peneliti menggunajan teknik triangulasi, yang mana dilakukan dengan menggunakan dua teknik pengumpulan data,
yaitu teknik wawancara mendalam dan teknik dokumentasi.
METODE PENELITIAN
Informan
Informan / peserta dipilih secara sengaja, berdasarkan posisinya terkait dengan tanggung jawab pelaksanaan program dan
kegiatan di masing-masing SKPD, baik sebagai pengguna anggaran maupun sebagai pengguna kekuatan anggaran.
Unit Penelitian
Unit penelitian adalah sebuah organisasi yang secara langsung berkaitan dengan mekanisme untuk menentukan, melaksanakan,
mengawasi, dan mengambil tanggung jawab untuk pelaksanaan program dan kegiatan dalam organisasi pemerintah daerah, serta
individu di dalamnya.
Alat Analisis
Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan interpretasi informan tentang laporan kinerja.
Analisis dan pembahasan kinerja menggunakan konsep value for money, yang diukur melalui efisiensi dan efektivitas kinerja.
KONTRIBUSI DAN PRAKTEK DALAM
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Pertama, pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kinerja pemerintah.
Ukuran kinerja dimaksudkan untuk membantu pemerintah fokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja.
Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik dalam
menyediakan layanan publik.
Kedua, ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk alokasi sumber daya dan pengambilan keputusan.
Ketiga, ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan akuntabilitas publik dan
meningkatkan komunikasi kelembagaan.
KONTRIBUSI DAN PRAKTEK DALAM
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Penganggaran berbasis kinerja menekankan pada penilaian kinerja berdasarkan implementasi value for
money (VFM) untuk mengukur efisiensi dan efektivitas pelaksanaan anggaran. Dengan demikian,
pengembangan model pengukuran kinerja value for money (VFM) di entitas sektor publik dimaksudkan
untuk mendorong pemerintah mencapai tujuan dan sasaran anggaran yang efisien dan efektif.
HASIL PENELITIAN
ASPEK EFISIENSI
Realisasi keluaran atas semua program dan kegiatan sama dengan hasil yang direncanakan yang ditetapkan dalam
Hasil ini dimaknai oleh penyelenggara pemerintah daerah bahwa pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaporkan
dalam Laporan Kinerja berhasil mencapai kinerja efisiensi, baik dari segi teknis maupun ekonomis.
Efisiensi teknis diperoleh melalui pencapaian hasil kegiatan sesuai dengan target yang direncanakan, dengan
penggunaan sumber daya input (realisasi belanja) yang lebih rendah dari anggaran (efisiensi input)
HASIL PENELITIAN
ASPEK EFEKTIVITAS
Keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan (efektivitas), didasarkan pada pencapaian realisasi kinerja (output) yang dilaporkan dalam
Laporan Kinerja SKPD, dibandingkan dengan rencana kinerja yang tercantum dalam dokumen pelaksanaan anggaran dan ditetapkan dalam
Rencana Kerja Anggaran
Berdasarkan Laporan Kinerja SKPD, tidak ada satupun keluaran ukuran yang digunakan untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program
dan kegiatan yang menyimpang (melebihi atau kurang) dari rencana yang telah ditetapkan
Penilaian efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan juga harus didasarkan pada pengaruh atau hasil dari hasil pelaksanaan kegiatan
yang diarahkan untuk mencapai tujuan program.
Model pengukuran kinerja yang dimaksudkan untuk menilai keberhasilan pemerintah dalam melaksanakan program dan kegiatan yang
hasilnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sasaran program tidak tersedia dalam laporan kinerja SKPD
KELEBIHAN PENELITIAN
Latar Belakang
Peneliti mengulas masalah yang menjadi dasar penelitian secara tepat sasaran berdasarkan kondisi yang terjadi di
lingkup sektor publik (paragraf ke-3 Latar Belakang)
Tujuan Penelitian
Peneliti mengungkapkan tujuan penelitian secara singkat dan tepat sasaran (paragraf Akhir Latar Belakang)
Metode Penelitian
Peneliti menjabarkan Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Lokasi Penelitian secara singkat dan
tepat sasaran
Hasil Penelitian
Pada hasil penelitian, penulis menjabarkan hasil wawancara dalam Bahasa yang mudah dimengerti.
Penulis membandingkan teori dengan hasil wawancara sehingga didapatkan perbandingan teori dengan realita
yang terjadi di lapangan.
KEKURANGAN PENELITIAN
Latar Belakang
Penulis tidak mencantumkan penelitian terdahulu
Metode Penelitian
Dalam metode penelitian wawancara mendalam tidak mengharuskan adanya guide dalam pertanyaan yang akan
diajukan. Dalam hal ini peneliti harus meminimalisir adanya keterikatan emosi diantara pewawancara dan yang
diwawancarai supaya dapat memberikan hasil yang tepat sasaran
Dalam pemilihan narasumber tidak disebutkan jumlah narasumber yang akan memberikan data
Hasil Penelitian
Pada hasil penelitian ini, kurang menampilkan bagan rerangka pemikiran pengukuran value for money
Dalam cara analisis pengukuran aspek value for money, pengukuran dari segi ekonomi kurang diulas secara mendetail
SARAN PENELITIAN
Penelitian selanjutnya disarankan untuk membandingkan hasil penelitiannya dengan penelitian sebelumnya
Peneliti sebaiknya memasukkan data yang diperoleh dalam bentuk diagram atau bagan yang dapat
mempermudah analisis data