Anda di halaman 1dari 20

Kelompok 5:

1. Intan Saputri Ayuningtiyas (20105350563)


2. Fikri Akbar Nurmahdito (20105350565)
3. Anggita Ika Lilyani (20105350578)
4. Daniar Vilania (20105350580)

VALUE FOR MONEY


VALUE FOR MONEY

 Value for money adalah suatu konsep penilaian kinerja suatu organisasi sektor publik berdasarkan tingkat
keberhasilan suatu program kerja mengacu kepada tiga elemen utama yaitu ekonomi, efisiensi dan
efektivitas.
MANFAAT VALUE FOR MONEY

Manfaat penerapan value for money menurut Mardiasmo (2002), adalah sebagai berikut:
 Meningkatkan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan tepat sasaran. 
 Meningkatkan mutu pelayanan publik. 
 Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya penghematan dalam
penggunaan input.
 Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik. 
 Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public costs awareness) sebagai akar pelaksanaan akuntabilitas
publik.
INDIKATOR VALUE FOR MONEY

 Ekonomi, yaitu pemerolehan input dengan kualitas tertentu dengan harga yang terendah.
 Efisiensi, yaitu pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang
terendah untuk mencapai output tertentu.
 Efektivitas, yaitu tingkat pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan secara sederhana.
INDIKATOR VALUE FOR MONEY

Menurut Mardiasmo (2002), indikator value for money dibagi menjadi dua, yaitu:
 Indikator alokasi biaya (ekonomis dan efisiensi). Ekonomis artinya pembelian barang dan jasa dengan
tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik (spending less). Efisiensi artinya output tertentu dapat dicapai
dengan sumber daya yang serendah-rendahnya (spending well).
 Indikator kualitas pelayanan (efektivitas). Efektivitas artinya kontribusi output terhadap pencapaian
tujuan dan sasaran yang ditetapkan (spending wisely).
PENGUKURAN VALUE FOR MONEY

 Pengukuran ekonomis

Menurut Mahsun (2006), kriteria ekonomis adalah sebagai berikut:


1. Jika diperoleh nilai perbandingan kurang dari 100% (X < 100%) maka, ekonomis.
2. Jika diperoleh nilai perbandingan sama dengan 100% (X = 100%) maka, ekonomis berimbang. 
3. Jika diperoleh nilai perbandingan lebih dari 100% (X > 100%) maka, tidak ekonomis.
PENGUKURAN VALUE FOR MONEY

 Pengukuran Efisiensi

Menurut Mahsun (2006), kriteria efisiensi adalah sebagai berikut:


1. Jika diperoleh nilai perbandingan kurang dari 100% (X < 100%) maka, tidak efisien. 
2. Jika diperoleh nilai perbandingan sama dengan 100% (X = 100%) maka, efisiensi berimbang. 
3. Jika diperoleh nilai perbandingan lebih dari 100% (X > 100%) maka, efisien.
PENGUKURAN VALUE FOR MONEY

 Pengukuran Efektivitas

Menurut Mahsun (2006), kriteria efektivitas adalah sebagai berikut:


1. Jika diperoleh nilai perbandingan kurang dari 100% (X < 100%) maka, tidak efektif.
2. Jika diperoleh nilai perbandingan sama dengan 100% (X = 100%) maka, efektivitas berimbang. 
3. Jika diperoleh nilai perbandingan lebih dari 100% (X > 100%) maka, efektif.
Government Institusion
Performance Report:
Value For Money
Prespective
Author:
Ikhsan Budi Riharjo
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
International Journal of Innovation, Creativity and Change. Volume 14,
Issue 3, 2020
LATAR BELAKANG

 Motivasi Penulisan

 Paradigma baru dalam sistem manajemen pemerintahan di Indonesia menggunakan pendekatan New Public
Management (NPM)

 Pendekatan NPM berfokus pada manajemen sektor publik yang berorientasi pada kinerja (bukan pada kebijakan) yang
menekankan pada penilaian kinerja berdasarkan implementasi value for money

 Tujuan Penelitian

 Untuk mengetahui dan menganalisis laporan kinerja instansi pemerintah yang menjelaskan kinerja pelaksanaan anggaran
untuk program dan aktivitas.
METODE PENELITIAN

 Metode Penelitian

 Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan interpretif. Penelitian dilakukan secara alamiah (natural
setting), berdasarkan pemahaman tentang fenomena apa yang dialami subjek penelitian, pada kondisi benda-benda alam.

 Lokasi Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

 Penelitian dilakukan pada Pemerintah Daerah Kabupaten JPR (bukan nama sebenarnya) di Indonesia.

 Peneliti menggunajan teknik triangulasi, yang mana dilakukan dengan menggunakan dua teknik pengumpulan data,
yaitu teknik wawancara mendalam dan teknik dokumentasi.
METODE PENELITIAN

 Informan

 Informan / peserta dipilih secara sengaja, berdasarkan posisinya terkait dengan tanggung jawab pelaksanaan program dan
kegiatan di masing-masing SKPD, baik sebagai pengguna anggaran maupun sebagai pengguna kekuatan anggaran.

 Unit Penelitian

 Unit penelitian adalah sebuah organisasi yang secara langsung berkaitan dengan mekanisme untuk menentukan, melaksanakan,
mengawasi, dan mengambil tanggung jawab untuk pelaksanaan program dan kegiatan dalam organisasi pemerintah daerah, serta
individu di dalamnya.

 Alat Analisis

 Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan interpretasi informan tentang laporan kinerja.

 Analisis dan pembahasan kinerja menggunakan konsep value for money, yang diukur melalui efisiensi dan efektivitas kinerja.
KONTRIBUSI DAN PRAKTEK DALAM
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Mardiasmo (2005: 121) menjelaskan tujuan pengukuran kinerja sektor publik: 

 Pertama, pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kinerja pemerintah.
Ukuran kinerja dimaksudkan untuk membantu pemerintah fokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja.
Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik dalam
menyediakan layanan publik.

 Kedua, ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk alokasi sumber daya dan pengambilan keputusan.

 Ketiga, ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan akuntabilitas publik dan
meningkatkan komunikasi kelembagaan.
KONTRIBUSI DAN PRAKTEK DALAM
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

 Penganggaran berbasis kinerja menekankan pada penilaian kinerja berdasarkan implementasi value for
money (VFM) untuk mengukur efisiensi dan efektivitas pelaksanaan anggaran. Dengan demikian,
pengembangan model pengukuran kinerja value for money (VFM) di entitas sektor publik dimaksudkan
untuk mendorong pemerintah mencapai tujuan dan sasaran anggaran yang efisien dan efektif.  
HASIL PENELITIAN

ASPEK EFISIENSI

 Realisasi keluaran atas semua program dan kegiatan sama dengan hasil yang direncanakan yang ditetapkan dalam

Dokumen Pelaksanaan Anggaran.

 Hasil ini dimaknai oleh penyelenggara pemerintah daerah bahwa pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaporkan

dalam Laporan Kinerja berhasil mencapai kinerja efisiensi, baik dari segi teknis maupun ekonomis.

 Efisiensi teknis diperoleh melalui pencapaian hasil kegiatan sesuai dengan target yang direncanakan, dengan

penggunaan sumber daya input (realisasi belanja) yang lebih rendah dari anggaran (efisiensi input)
HASIL PENELITIAN

ASPEK EFEKTIVITAS

 Keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan (efektivitas), didasarkan pada pencapaian realisasi kinerja (output) yang dilaporkan dalam
Laporan Kinerja SKPD, dibandingkan dengan rencana kinerja yang tercantum dalam dokumen pelaksanaan anggaran dan ditetapkan dalam
Rencana Kerja Anggaran

 Berdasarkan Laporan Kinerja SKPD, tidak ada satupun keluaran ukuran yang digunakan untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program
dan kegiatan yang menyimpang (melebihi atau kurang) dari rencana yang telah ditetapkan

 Penilaian efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan juga harus didasarkan pada pengaruh atau hasil dari hasil pelaksanaan kegiatan
yang diarahkan untuk mencapai tujuan program.

 Model pengukuran kinerja yang dimaksudkan untuk menilai keberhasilan pemerintah dalam melaksanakan program dan kegiatan yang
hasilnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sasaran program tidak tersedia dalam laporan kinerja SKPD
KELEBIHAN PENELITIAN

 Latar Belakang
 Peneliti mengulas masalah yang menjadi dasar penelitian secara tepat sasaran berdasarkan kondisi yang terjadi di
lingkup sektor publik (paragraf ke-3 Latar Belakang)
 Tujuan Penelitian
 Peneliti mengungkapkan tujuan penelitian secara singkat dan tepat sasaran (paragraf Akhir Latar Belakang)
 Metode Penelitian
 Peneliti menjabarkan Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Lokasi Penelitian secara singkat dan
tepat sasaran
 Hasil Penelitian
 Pada hasil penelitian, penulis menjabarkan hasil wawancara dalam Bahasa yang mudah dimengerti.
 Penulis membandingkan teori dengan hasil wawancara sehingga didapatkan perbandingan teori dengan realita
yang terjadi di lapangan.
KEKURANGAN PENELITIAN

 Latar Belakang
 Penulis tidak mencantumkan penelitian terdahulu
 Metode Penelitian
 Dalam metode penelitian wawancara mendalam tidak mengharuskan adanya guide dalam pertanyaan yang akan
diajukan. Dalam hal ini peneliti harus meminimalisir adanya keterikatan emosi diantara pewawancara dan yang
diwawancarai supaya dapat memberikan hasil yang tepat sasaran
 Dalam pemilihan narasumber tidak disebutkan jumlah narasumber yang akan memberikan data
 Hasil Penelitian
 Pada hasil penelitian ini, kurang menampilkan bagan rerangka pemikiran pengukuran value for money
 Dalam cara analisis pengukuran aspek value for money, pengukuran dari segi ekonomi kurang diulas secara mendetail
SARAN PENELITIAN

 Penelitian selanjutnya disarankan untuk membandingkan hasil penelitiannya dengan penelitian sebelumnya

 Peneliti sebaiknya memasukkan data yang diperoleh dalam bentuk diagram atau bagan yang dapat
mempermudah analisis data

 Peneliti sebaiknya membuat panduan penyusunan wawancara


Thank you for
your attention,
Any question?

Anda mungkin juga menyukai