Anda di halaman 1dari 15

Obat - Obat

Saluran
Pencernaan
Sistem Saluran
Cerna?
Sistem saluran cerna, lambung, dan
usus dapat dipahami bahwa sebagai
pintu gerbang masuk zat-zat gizi dari
makanan, vitamin, mineral dan cairan
yang memasuki tubuh.

Fungsinya adanya sistem ini adalah mencernakan


makanan dengan cara menggilingnya dan kemudian
mengubah secara kimiawi ketiga komponen penting
2
Obat Sistem Pencernaan
Obat Sistem Pencernaan adalah obat Sistem GI terdiri dari saluran GI dan
yang bekerja pada sistem organ beserta kelenjar yang terkati
gastrointestinal dan hepatobiliar. dengan pencernaan yaitu mulut,
Saluran gantrointestinal (GI) disebut esofagus, lambung, usus halus, usus
saluran digestik (digestive tract) adalah besar, rektum dan anus. Sedangkan
sebuah saluran berotot yang organ-organ yang berhubungan adalah
memanjang mulai dari mulut sampa ke hati, pankreas, dan kandung empedu.
anus, yang memiliki fungsi utama
mensuplai nutrisi ke sel-sel tubuh.

3
Pembagian Obat-Obatan Saluran
Cerna
Dibagi menjadi 6 kelompok yaitu :

1) Antasida
Indikasi : Antasida yang diminum untuk meredakan sakit maag, gejala utama penyakit
gastroesophageal refluks, ataupun gangguan asam pencernaan. Pengobatan dengan
antasida dan hanya ditujukan untuk gejala ringan saja.
Efek : Efek yang umumnya terjadi adalah sembelit, diare, dan kentut terus-menerus.
Penggunaan bersamaan dengan obat lain dapat mengurangi kemampuan untuk
mencerna dan menyerap nutrisi tertentu, seperti zat besi dan vitamin B.
Mekanisme : Antasida adalah obat yang menetralkan asam lambung sehingga berguna untuk
menghilangkan nyeri tukak peptik. Antasida tidak mengurangi volume HCL yang
dikeluarkan lambung, tetapi peninggian pH akan menurunkan aktivitas
pepsin.  Umumnya antasida merupakan basa lemah.

4
Antasida dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
 Antasida sistemik (Contohnya : natrium bikarbonat).
Antasida ini diabsorbsi dalam usus halus sehingga menyebabkan urin bersifat alkalis.
 Antasida non sistemik (Contohnya : aluminium Hidroksida, Magnesium Hidroksida, Kalsium
Karbonat, Magnesium Trisilikat).
Hampir tidak diabsorbsi dalam usus sehingga tidak menimbulkan alkalosis metabolik.

Aturan Pakai :
⦁ Sebaiknya diminum pada saat perut kosong : 1 jam sebelum atau sesudah makan dan
menjelang tidur, tablet dikunyah dahulu.
⦁ Tidak dianjurkan digunakan terus-menerus lebih dari 2 minggu dan diberikan pada anak
dibawah 6 tahun kecuali atas petunjuk dokter. Bila menggunakan obat tukak lambung lain
seperti simetidin atau antibiotic tetrasiklin, diberikan/diminumkan selang waktu 1-2 jam, jika
pemberian bersamaan dapat mengurangi ansorbsi obat tersebut.

5
2) Obat Penghambat Sekresi
Asam Lambung
⦁ Obat ini bekerja di terakhir peroses asam
lambung, lebih distal dari AMP. Pada obat
misoprostol, suatu analog metil ester
Obat ini diindikasikan untuk tukak prostaglandi E1. Obat ini berefek menghambat
peptik karena dapat menghambat sekresi HCL dan bersifat sitoprotektif untuk
sekresi asam lambung, yaitu mencegah tukak saluran cerna yang diinduksi
obat-obat AINS.
antihistamin H2, antimuskarinik,
penghambat proton dan ⦁ Obat ini menyembuhkan tukak lambung dan
misoprostol. duodenum yang telah refrakter terhadap AH2,
efeknya berbeda bermakna dibanding plasebo
dan sebanding dengan simetidin.

6
Contoh : simetidin, ranitidin, famotidin,
roxatidin. Obat-obat ini menempati reseptor
histamin-H2 secara selektif dipermukaan sel-
sel parietal, sehingga sekresi asam lambung
dan pepsin sangat dikurangi.
b) Penghambat Pompa Proton (PPT)
Contoh : omeprazol, lansoprazol,
Obat Penghambat pantoprazol, rabeprazol (pariet),
esomeprazol (nexium).
Sekresi Asam Obat-obat ini mengurangi sekresi asam (yang
normal dan dibuat) dengan jalan
Lambung menghambat emzim H+/K+-ATPase secara
selektif dalam sel-sel tersebut.
c) Analog Prostaglandin-E1.
Contoh : misoprostol (cytotec) menghambat
secara langsung sel-sel parietal.
d) Zat-Zat Pelindung Ulcus.
Contoh: mucosaprotectiva, sukralfat, Al-
hidroksida, dan bismut koloidal yang 7
3) Obat-Obat Yang Meningkatkan
Mukosa Lambung
Contohnya : Sukralfat.

Indikasi : Untuk mengatasi tukak lambung, ulkus duodenum,


atau gastritis kronis.
Efek : Mual, muntah, dan rasa tidak nyaman pada perut,
sakit perut konstipasi, diare, gatal-gatal, ruam pada
kulit, susah tidur (insomnia), pening, mengantuk,
sensasi berputar, sakit kepala, sakit tulang belakang

Mekanisme Kerja : Senyawa alumunium sukrosa ini membentuk


polimer mirip lem dalam suasana asam dan terikat pada
jaringan nekrotik tukak secara selektif. Sukralfat hampir tidak
diabsorbsi secara sistemik. Obat yang bekerja ebagai sawar
terhadap HCL dan pepsin ini terutama efektif terhadap tukak 8
4) Laksansia

Laksansia adalah zat-zat yang


menstimulasi gerakan
peristaltik usus sebagai refleks
dari rangsangan langsung
terhadap dinding usus dan
dengan demikian
menyebabkan atau
mempermudah buang air
besar atau (defekasi) dan
meredakan sembelit.

9
Laksansia dibagi berdasarkan atas farmakologi dan sifat kimiawinya
yaitu :

⦁ Laksansia Kontak. ⦁ Laksansia Osmotik.


Contoh : derivat-derivat antrakinon Contohnya : magnesium
(Rhammus = Cascara sagrada, senna, sulfat/sitrat dan natrium sulfat,
rhei), derivat-derivat difenilmetan gliserol, manitol, sorbitol, laktulosa,
(bisakodil, pikosulfat, fenolftalein), dan laktitol.
dan minyak kastor. Senyawa-senyawa ini berkahasiat
Zat-zat ini merangsang secara mencahar berdasarkan lambat
langsung dinding usus dengan akibat absorpsinya oleh usus, sehingga
peningkatanperistaltik dan menarik air dari luar usus melalui
pengeluaran isi usus dengan cepat dinding ke dalam usus oleh proses
osmosa.

10
⦁ Zat-Zat Pembesar Volume. ⦁ Zat-Zat Pelicin dan Emollientia.
Contohnya : zat-zat lendir (agar-agar, Contohnya : natrium docusinat,
metilselulosa, dan CMC), dan zat-zat natriumlauril-sulfo-asetat, dan parafin
nabati Psyllium, Gom Sterculia dan cair.
katul. Kedua zat pertama memiliki aktivitas
Semua senyawa polisakarida ini sukar permukaan (detergensia) dan
dipecah dalam usus dan tidak diserap mempermudah defekasi, karena
(dicernakan). melunakkan tinja dengan jalan
meningkatkan penetrasi air ke
dalamnya. Parafin melicinkan
penerusan tinja dan bekerja sebagai
bahan pelumas.

11
5) Antidiare
Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi
buang air besar. ( Perubahan frekuensi & konsistensi ) dari kondisi
normal. Dalam keadaan normal, tinja mengandung 60-90% air,
pada diare airnya bisa mencapai lebih dari 90%.

Anti diare yang ideal :


 Bekerja cepat, tidak menyebabkan
konstipasi,
 Mempunyai indeks terapeutik yang tinggi,
 Tidak mempunyai efek buruk terhadap
sistem saraf pusat,
 Tidak menyebabkan ketergantungan.
12
Pembagian obat antidiare :
a) Kemoterapeutika.
Untuk terapi kausal, yakni memberantas bakteri
penyebab diare, seperti antibiotika, sulfonamida,
kinolon dan furazolidon.
b) Obstipansia.
Untuk terapi simtomatis, yang dapat menghentikan
diare dengan beberapa cara, yakni :
 Zat-zat penekan peristaltik,
 Adstringensia, yang menciutkan selaput lendir
usus,
13
Contoh antidiare :
 Racecordil, memenuhi semua syarat ideal, cara
kerjanya mengembalikan keseimbangan sistem tubuh
dalam mengatur penyebaran air dan elektrolit ke
usus.
 Loperamide, golongan opioid yang bekerja dengan
cara memperlambat motilitas saluran cerna
 Nifuroxazide , bakterisidal terhadap Eschericia coli,
Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus
dan P aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada
14
Terimakasih!

15

Anda mungkin juga menyukai