Anda di halaman 1dari 23

HUKUM PERUNDANG-UNDANGAN

Oleh:
Dr. Abdul Aziz Ns,SH,MM,MH.
Dr. Kartono,SH,MH.
KONTRAK PEMBELAJARAN
Presensi 75% bagi Dosen dan Mahasiswa
Toleransi keterlambatan?
Materi dan sistem Penilaian
Tugas terstruktur
Tata cara dan adat-istiadat lain yang dirasa perlu.
BUKU BACAAN
Bagir Manan, 1992, Dasar-Dasar Perundang-undangan Indonesia, Jakarta: IND-
HILL.CO.
Bagir Manan, 1996, Teori Perundang-Undangan, Jakarta.
B. Hestu Cipto Handoyo, 2008, Prinsip-Prinsip Legal Drafting dan desain Naskah
Akademik, Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.
Jazim Hamidi dan Kemilau Mutik, 2011, legislative Drafting, Yogyakarta: Total
Media.
Jeremy Bentham, 2006, Teori Perundang-undangan: Prinsip-prinsip Legislasi,
Hukum Perdata dan Hukum Pidana, Bandung: Nusamedia & Nuansa.
Maria Farida Indrati S, 2007, Ilmu Perundang-undangan I, Yogyakarta: Kanisius.
Maria Farida Indrati S, 2007, Ilmu Perundang-undangan 2, Yogyakarta: Kanisius.
Mahendra Putra Kurnia dkk, 2007, Pedoman Naskah Akademik Perda Partisipatif,
Jakarta: Kreasi Total Media.
Sirajuddin, 2006, Legislative Drafting (Pelembagaan Metode Partisipatif Dalam
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan), Malang: In-Trans Publishing.
PENDAHULUAN
ISTILAH (PERUNDANG-UNDANGAN, UNDANG-
UNDANG DAN HUKUM)
DALAM KONTEKS ILMU HUKUM UNDANG-UNDANG
SEBAGIAN DARI PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN. KEDUANYA MERUPAKAN BAGIAN DARI
HUKUM KHUSUSNYA YANG TERTULIS.
KONSEP TEORITIS UNGKAPAN MENYAMAKAN (UU,
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN
HUKUM) DILANDASI PARADIGMA TEORI HUKUM
MURNI (HANS KELSEN DAN JOHN AUSTIN) YG
MENYATAKAN TIADA HUKUM DI LUAR UNDANG-
UNDANG.
BEDA PERUNDANG-UNDANGAN DAN
UNDANG-UNDANG

UU DALAM ARTI FORMIL


UU DALAM ARTI MATERIIL Keputusan tertulis sebagai
Setiap keputusan tertulis yang hasil kerja sama antara
dikeluarkan pejabat yang pemegang kekuasaan eksekutif
berwenang yang berisi aturan dan legislatif yang berisi
tingkah laku yang bersifat atau aturan tingkah laku yang
mengikat secara umum bersifat atau mengikat umum.

PERUNDANG-UNDANGAN UNDANG-UNDANG
HAKEKAT ILMU (PENGETAHUAN)
PERUNDANG-UNDANGAN
ILMU (PENGETAHUAN) PER-UU-AN TUMBUH DI EROPA KONTINENTAL.
TRADISI HUKUM EROPA KONTINENTAL – TRADISI HUKUM TERTULIS
ATAU TRADISI HUKUM KODIFIKASI.
PENGARUH TEORI POSITIVISME HUKUM (LEGISME)
HAMID S. ATTAMIMI MEMBEDAKAN ISTILAH ILMU PENGETAHUAN
PER-UU-AN ATAU ILMU PERUNDANG-UNDANGAN DALAM ARTI LUAS
DENGAN ILMU PERUNDANG-UNDANGAN DALAM ARTI SEMPIT.
ILMU PENGETAHUAN PERUNDANG-UNDANGAN MELIPUTI ILMU
PERUNDANG-UNDANGAN (ARTI SEMPIT) DAN TEORI PERUNDANG-
UNDANGAN.
TERMASUK DALAM ILMU PENGETAHUAN PERUNDANG-UNDANGAN
DALAM ARTI SEMPIT ADALAH PROSES PERUNDANG-UNDANGAN,
METODE PERUNDANG-UNDANGAN DAN TEKNIK PERUNDANG-
UNDANGAN.
BURKHARDT KREMS
ILMU PENGETAHUAN
PERUNDANG-UNDANGAN

TEORI PERUNDANG- ILMU PERUNDANG-


UNDANGAN UNDANGAN

PROSES PERUNDANG- METODE PERUNDANG- TEKNIK PERUNDANG-


UNDANGAN UNDANGAN UNDANGAN
WERNER MAIHOFER MEMBAGI ILMU PENGETAHUAN
PERUNDANG-UNDANGAN KEDALAM
ILMU YG MENELITI TENTANG KENYATAAN-
KENYATAAN HUKUM SEHARI-HARI
(RECHTSTAATSACBENFORSCHUNG) DALAM WUJUD
YG NYATA SEPERTI GESETZ (UU), GESETZGEBER
(PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG) DAN
GESETZGEBUNG (PERUNDANG-UNDANGAN.
PADA HAKEKATNYA MERUPAKAN POLITIK HUKUM
YG DIDASARKAN PADA EMPIRIS ATAU
PENGALAMAN HUKUM YG ISINYA MRPK TUNTUTAN
SECARA ILMIAH MENGENAI PEMBENTUKAN
PERUNDANG-UNDANGAN.
BEBERAPA PANDANGAN TENTANG ILMU
PENGETAHUAN PERUNDANG-UNDANGAN
HAMID S. ATTAMIMI: ILMU PENGETAHUAN
PERUNDANG-UNDANGAN DAPAT DILIHAT DARI
TIGA KONSEPSI, YAITU SEBAGAI ILMU NORMATIF
MURNI, ILMU EMPIRIK MURNI DAN KOMBINASI
(NORMATIF DAN EMPIRIK).
VAN DER VELDEN: ILMU PENGETAHUAN
PERUNDANG-UNDANGAN IALAH ILMU
NORMATIF (DILIHAT DARI TITIK TOLAK
TEORITIK ILMIAH) DAN JUGA ILMU EMPIRIK
(DILIHAT DARI TITIK TOLAK ILMU SOSIAL).
SIFAT ILMIAH PENGETAHUAN
PERUNDANG-UNDANGAN
 1. BEROBYEK: obyek ilmu perundang-undangan adalah perundang-
undangan. Syarat-syarat: asal mula bahan (materi), asal mula bentuk
(formal), asal mula proses dan asal mula tujuan.
 PROSES PERUNDANG-UNDANGAN
 ASPEK SOSIOLOGIS EMPIRIS
 (Antara Kodifikasi & Modifikasi)
 KODIFIKASI

 MODIFIKASI
2. BERMETODE
 Ada dua cara pendekatan : Normatif Yuridis dan Sosiologis.
 Pendekatan pertama: pembentukan perundang-undangan yg
didasarkan pada norma-norma hukum yg bersifat hierarkhis.
 Konsepsi Teori Hukum Murni menyatakan bahwa norma hukum yg
tertinggi mrpk dasar bagi norma hk yg ada dibawahnya.
 Metode pendekatan pertama: sinkronisasi dan harmonisasi.
 Sinkronisasi: metode penyelarasan yg dipergunakan dlm membentuk
peraturan per-uu-an dari aspek hierarkhisnya.
 Harmonisasi: metode penyelarasan dlm membentuk per-uu-an yg
tingkatannya sederajat.
 Perdekatan kedua: pembentukan peraturan per-uu-an didasarkan pd
gejala sosial masy yg diperkuat teori-teori hukum yg ada dan
selanjutnya diabstraksikan (dicari unsur-unsur yuridisnya) untuk
dituangkan dlm suatu peraturan per-uu-an.
 Normatif Yuridis dan Sosiologis: saling melengkapi.
3. BERSISTEM
Dua paradigma tradisi hukum: tradisi Continental yg menitikberatkan
pada kodifikasi hukum (Codified law system) dan tradisi Anglo-Saxon
yg berdasar Common Law.
Tradisi Continental: per-uu-an harus mengacu pada tertib hukum yg
dikembangkan oleh Hans Kelsen melalui Stufenbau Theory
(keberadaan suatu peraturan per-uu-an mrpk subsistem dari
peraturan per-uu-an lain yg lebih tinggi tingkatannya).
Tradisi Anglo-Saxon: semula berdasarkan pada serangkaian kaidah
dan asas-asas hukum yg berkembang dari kasus-kasus konkrit.
Perkembangan masy dan hukum perbedaaan keduanya semakin tidak
prinsipiil. Dlm kondisi dmk peranan peraturan per-uu-an dan
yurisprudensi makin besar dlm rangka pengembangan sistem hukum
(Bagir manan)
4. BERSIFAT UNIVERSAL
UNIVERSALITAS PERUNDANG-UNDANGAN
TRADISI CONTINENTAL TRADISI ANGLO SAXON
1. Dipengaruhi positivisme 1. Dipengaruhi madzab hukum
hukum yg memunculkan teori historis Savigny.
hukum murni. 2. Masy memiliki volksgeist (jiwa
bangsa) sendiri-sendiri.
2. Hukum = perintah penguasa
yg dituangkan dlm bentuk UU. 3. Hukum tidak dibuat, ttp tumbuh
dan berkembang bersama
3. Tidak ada hukum di luar UU. masyarakat.
4. Sifat: logis, konsisten dan 4. Pusat pertumbuhan hukum bukan
tertutup. di UU atau keputusan hakim.
5. Pusat perkembangan hukum 5. Hukum ditemukan di dalam
ada di UU. kasus-kasus konkrit (Case Law
System).
6. Hakim hanya corong UU
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TRADISI
CONTINENTAL & ANGLO SAXON
Kelebihan Continental Kelebihan Anglo Saxon
1. Menjamin kepastian 1. Fleksible.
hukum. 2. Lengkap.
2. Sistematika jelas.
3. Mudah diketemukan Kelemahan Anglo Saxon
3. Kurang menjamin
Kelemahan Continental kepastian hukum.
4. Tidak fleksible. 4. Sistematika tidak jelas.
5. Tidak pernah lengkap. 5. Sulit diketemukan.
TEORI PERUNDANG-UNDANGAN DALAM
KERANGKA KONSEP TEORI-TEORI HUKUM
Hamid S. Attamimi
Maksud dari kata teori adalah sekumpulan
pemahaman-pemahaman, titik-titik tolak, dan asas-
asas yg saling berkaitan yg memungkinkan kita
memahami lebih baik terhadap sesuatu yg kita coba
dalami.
Secara umum dan abstrak teori dpt diartikan sistem
dari tata hubungan yg logik dan definitorik di antara
pemahaman-pemahaman.
KRITERIA IDEAL DARI TEORI MENURUT
SOERJONO SOEKANTO
1. Suatu teori secara logis harus konsisten.
2. Suatu teori terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
mengenai gejala-gejala tertentu, pertanyaan-
pertanyaan mana mempunyai inter relasi yang serasi.
3. Pernyataan-pernyataan dalam suatu teori, harus
dapat mencakup semua unsur gejala yg menjadi
ruang lingkupnya, dan masing-masing bersifat tuntas.
4. Tidak ada pengulangan atau duplikasi dalam
pernyataan-pernyataan tersebut.
5. Suatu teori harus dapat diuji di dalam penelitian.
KEGUNAAN TEORI MENURUT
SOERJONO SOEKANTO
1. Teori berguna untuk lebih mempertajam atau lebih mengkhususkan
fakta yang hendak diteliti atau dikaji kebenarannya.
2. Teori sangat berguna di dalam mengembangkan sistem klasifikasi
fakta, membina struktur konsep-konsep serta memperkembangkan
definisi-definisi.
3. Teori biasanya merupakan suatu ikhtiar daripada hal-hal yang telah
diketahui serta diuji kebenarannya yg menyangkut obyek yg diteliti.
4. Teori memberikan kemungkinan pada prediksi fakta mendatang oleh
karena telah diketahui sebab-sebab fakta tersebut dan kemungkinan
faktor-faktor tersebut akan timbul lagi pada masa-masa mendatang.
5. Teori memberikan petunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pada
pengetahuan penelitian.
PERUNDANG-UNDANGAN
Kata “perundang-undangan” menunjuk pada
keseluruhan peraturan-peraturan negara dan proses
pembentukannya. (Bagir Manan)
Teori Perundang-undangan adalah serangkaian
pemahaman-pemahaman, pendapat-pendapat yg
tersusun secara sistematis, logis dan konkrit tentang
hakekat keberadaan setiap keputusan tertulis yg
dikeluarkan oleh pejabat yg berwenang dlm mengatur
tingkah laku manusia yg bersifat dan berlaku mengikat
umum, agar diperoleh kejelasan dan kejernihan yg
bersifat kognitif.
SUMBANGAN ALIRAN FILSAFAT HUKUM TERHADAP ILMU
PERUNDANG-UNDANGAN

Madzhab Madzhab Madzhab Teori Sosiological


Hukum Alam Positivisme Hukum Hukum Historis Jurisprudence

Teori Pembangunan Hukum Nasional ( Mochtar Kusumaatmaja)


1. Membangun sistem hk melalui perundang-undangan dan kesadaran akan arti
pentingnya Living Law.
2. Persoalan hukum netral vs persoalan hukum berpihak.
MADZHAB HUKUM ALAM
Hukum Alam Sebagai
Substansi Hukum Alam Sebagai
Metoda
Hukum yg baik adalah
Pembentuk hukum
hukum yg secara kodrati hendaknya harus
berisi tentang memperhatikan hal yang
perlindungan hak-hak yg paling mendasar yg sering
paling mendasar yg sering disebut sebagai HAM
disebut HAM

Hanya memberikan pedoman tentang substansi perundang-


undangan yg baik dan mendasar yakni harus memperhatikan
HAK ASASI MANUSIA
MADZHAB POSITIVISME HUKUM
MENIMBULKAN TEORI HUKUM MURNI

1. Hukum adalah perintah penguasa yang dituangkan dalam bentuk


UU.
2. Tidak ada hukum diluar UU.
3. Hukum itu harus yuridis (harus dibersihkan dari anasir-anasir yg
tidak yuridis)
4. Sifat hukum adalah logis, konsisten dan tertutup.

Memberikan sumbangan yg sangat besar bagi perkembangan Ilmu


perundang-undangan tapi sifatnya masih monodisipliner dan tertutup
MADZHAB HUKUM HISTORIS

1. Setiap bangsa memiliki volksgeist (jiwa bangsa) sendiri-sendiri.


2. Volksgeist inilah yg merupakan sumber dari living law.
3. Hukum itu tidak dibuat melainkan tumbuh dan berkembang
seturut dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat.
4. Pusat pertumbuhan hukum bukan pada UU atau keputusan
hakim melainkan ada di gejala sosial melalui kasus-kasus konkrit.

Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan perundang-


undangan mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak
dibutuhkan dalam membentuk sistem hukum.
TEORI PEMBANGUNAN HUKUM NASIONAL
1. Membangun sistem hukum melalui perundang-undangan dan kesadaran akan
arti pentingnya living law.
2. Persoalan hukum netral vs persoalan hukum berpihak

Perundang-undangan menduduki posisi yg strategis bagi negara yg sedang


membangun sistem hukum

Prioritas ada pada persoalan hukum netral sebab:


a. Mempercepat proses unifikasi dan kodifikasi.
b. Memperkuat penegakan hukum yg konsisten.
c. Membangun budaya hukum.
d. Memperkecil terjadinya multitafsir.
e. Memperkuat integrasi bagi negara yg struktur masyarakatnya plural.

Anda mungkin juga menyukai