Anda di halaman 1dari 8

TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN ILMU

Aulia Sholichah Iman Nurchotimah., M.Pd


Argumen tentang Dinamika Pancasila sebagai Dasar
Pengembangan Ilmu

Belum ada lagi suatu upaya untuk


mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam
kaitan dengan pengembangan Iptek di Indonesia
Bentuk tantangan terhadap Pancasila sebagai dasar
pengembangan iptek di Indonesia

◦Kapitalisme yang sebagai menguasai perekonomian dunia, termasuk


Indonesia
◦Globalisasi yang menyebabkan lemahnya daya saing bangsa Indonesia
dalam pengembangan iptek sehingga Indonesia lebih berkedudukan
sebagai konsumen daripada produsen dibandingkan dengan negaranegara Lain
◦Konsumerisme menyebabkan negara Indonesia menjadi pasar bagi
produk teknologi negara lain yang lebih maju ipteknya. Pancasila sebagai
pengembangan ilmu baru pada taraf wacana yang belum berada pada
tingkat aplikasi kebijakan negara
LANJUTAN
Pragmatisme yang berorientasi pada tiga ciri, yaitu: workability
(keberhasilan), satisfaction (kepuasan), dan result (hasil) (Titus, dkk., 1984)
mewarnai perilaku kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia
belum melibatkan masyarakat luas sehingga hanya
menyejahterakan kelompok elite yang mengembangkan ilmu
(scientist oriented).
Bagi setiap ilmuwan ada kewajiban untuk mengarahkan
segenap kegiatan ilmiahnya sampai kepada tujuan umum yang
hendak dicapai oleh setiap ilmu. Tujuan tersebut adalah memperoleh
kebenaran ilmiah dan sedapat mungkin juga mencapai atau
meningkatkan kebahagiaan umat manusia.
Ilmu dengan metode ilmiahnya bertujuan untuk mencapai
kebenaran. Karena yang berilmu itu manusia, maka kebenaran
semata-mata tidak hanya murni memenuhi kriteria koherensikorespondensi,

Deduksi-induksi, pemikiran rasional-empiris saja.


Tetapi kebenaran juga harus dikembalikan pada manusianya.
Pengembangan ilmu di Indonesia juga harus dikembalikan pada
manusia Indonesia, jati diri bangsa Indonesia.
Teori kebenaran Pancasila menghendaki, bahwa kebenaran
ilmiah itu sekaligus memenuhi kebenaran koherensi, korespondensi, dan
pragmatik. Ketiga hal tersebut secara simultan saling melengkapi dalam
kerja ilmiah. Artinya tidak menonjolkan atau mementingkan salah satunya

Anda mungkin juga menyukai