HUKUM PERBANKAN
PENGERTIAN HUKUM PERBANKAN
REFLEKSI UU PERBANKAN
NO. 10 TAHUN 1998
PENGERTIAN HUKUM
PERBANKAN
Pengertian Perbankan
Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998
Masa
Masa Orde Setelah
Baru Krisis
Masa Orde Moneter
Lama 1997
Masa
Penjajahan
Jepang
Masa
Penjajahan
Belanda
Sejarah Perbankan di Indonesia
Asas kepercayaan menyatakan bahwa usaha bank dilandasi oleh hubungan kepercayaan anta
ra bank dan nasabahnya “Bank bekerja dengan dana dari masyarakat yang disimpan pad
a bank atas dasar kepercayaan.”
Dengan demikian, setiap bank harus tetap menjaga kesehatannya sehingga kepercayaan mas
yarakat terhadap bank akan senantiasa terpelihara.
Prinsip kepercayaan diatur dalam Pasal 29 ayat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, y
akni yang bunyinya “dalam memberikan kredit dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank
wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mem
percayakan dananya kepada bank”.
Asas Kerahasiaan
Asas kerahasiaan adalah asas yang mengharuskan bank merahasiakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan keuangan dan lain - lain dari nasabah bank yang menurut kelazima
n dunia perbankan wajib untuk dirahasiakan.
Masyarakat hanya akan mempercayakan dananya pada bank atau memanfaatkan jasa ban
k apabila bank menjamin bahwa tidak akan ada penyalahgunaan pengetahuan bank tenta
ng simpanannya.
Akan tetapi, kerahasiaan bank dapat dikecualikan untuk hal-hal tertentu seperti, kepenting
an pajak, penyelesaian piutang bank, peradilan pidana, perkara perdata antara bank d
an nasabahnya, tukar - menukar informasi antar bank atas permintaan perset
ujuan atau kuasa dari nasabah penyimpan dana.
Prinsip kerahasian bank diatur dalam Pasal 40 sampai dengan Pasal 47 A Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998.
Asas Kehati-hatian
Asas kehati - hatian menyatakan bahwa bank dalam menjalankan fungsi dan kegiatan usah
anya wajib menerapkan prinsip kehati - hatian dalam rangka melindungi dana masyara
kat yang dipercayakan padanya Hal ini tercantum pada pasal 2 maupun pasal 29 ayat (2) U
ndang-undang No. 10 Tahun 1998.
Tujuan diberlakukannya prinsip kehati-hatian adalah agar bank selalu dalam kondisi sehat a
tau dalam keadaan likuid dan solvent. Sehingga diharapkan kondisi bank yang sehat ini
akan semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan.
REFLEKSI UU PERBANKAN N
O.10 TAHUN 1998
Undang-Undang Perbankan 1. Penyesuaian dengan perkembangan dan
No. 7 Tahun 1992 mengalami kebijakan di bidang ekonomi sehingga
perubahan yang dituangkan diharapkan dapat memperbaiki dan
dalam Undang - Undang memperkokoh perekonomian nasional, karena
Perbankan No. 10 Tahun 1998. sektor perbankan memiliki posisi strategis
Penyempurnaan perangkat sebagai lembaga intermediasi dan
hukum di bidang perbankan itu penunjang sistim pembayaran sehingga
dilakukan dalam rangka untuk : kondisinya harus sehat
2. Penyesuaian dengan perkembangan perdagangan
dunia di era globalisasi, termasuk di dalamnya
adalah akses pasar dan perlakuan non
diskriminatif terhadap pihak asing dalam
berperan serta memiliki perbankan nasional
dengan mengedepankan kemitraan dengan
pihak swasta nasional.
1. Peralihan kewenangan dalam pemberian izin pendirian
Penyempurnaan bank, pembukaan kantor cabang dan Menteri Keuangan
kepada Bank Indonesia
yang telah
dilakukan terh 2. Peningkatan peranan bank umum maupun BPR dalam
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah
adap Undang-U
ndang Perbank 3. Pengurangan bentuk hukum bagi bank umum dengan
menghilangkan bentuk hukum Perusahaan Perseroan
an 1992 melipu
ti antara lain 4. Kemudahan dalam kepemilikan bank bagi pihak asing
sebagai mitra strategis dan pemegang saham bank umum
5. Pembentukan lembaga pengawas keuangan yang akan
menggantikan Bank Indonesia sebagai pengawas bank
dan Menteri Keuangan sebagai pengawas Lembaga
Penyempurnaan Keuangan Bukan Bank, yang dijadwalkan
pembentukannya paling akhir tanggal 31 Desember
yang telah 2002