Anda di halaman 1dari 28

REFLEKSI SILA KETIGA

“PERSATUAN INDONESIA”
DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 10
A M A L I A Y U S N I TA ( 1 1 1 9 2 1 7 0 1 6 )
S R I WA H Y U N I ( 1 1 1 9 2 1 8 0 0 7 )
)
NILAI LUHUR PANCASILA

• Menurut buku Pancasila dalam


Pusaran Globalisasi (2017) yang
disunting oleh Al Khanif,
• Pancasila harus dikemukakan isi dan
artinya yang kontekstual sehingga nilai-
nilainya bisa ditemukan dalam semua
kebudayaan bangsa Indonesia.
NILAI LUHUR PANCASILA

Nilai-nilai luhur Pancasila dalam


realitas kondisi masyarakat akan digali
sebagai solusi atau jalan keluar untuk
menghadapi segala macam tantangan yang
dihadapi oleh segenap rakyat Indonesia
dalam segala situasi, termasuk di era
globalisasi seperti sekarang ini.
TUJUAN SILA KETIGA

“Menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang menghargai


HAM (Hak Asasi Manusia)”

Hubungan HAM dalam sila ketiga:


“Memberikan semangat persatuan di antara warga negara dan
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan.”
MAKNA LAMBANG SILA KETIGA
MAKNA LAMBANG

• Lambang sila ketiga berupa • Jadi, Pancasila sebagai dasar


pohon beringin. negara diibaratkan sebagai
peneduh bangsa Indonesia
• Pohon beringin dengan akar untuk berlindung dan merasa
yang menjulur ke bawah aman.
diartikan sebagai tempat
berteduh.
MAKNA LAMBANG

• Pohon beringin juga memiliki akar tunggang yang kuat,


menggambarkan persatuan bangsa Indonesia.
• Sementara, sulur-sulur pada pohon beringin melambangkan suku,
keturunan, dan agama yang berbeda-beda di Indonesia.
• Meski berbeda-beda, mereka tetap bersatu sebagai bangsa Indonesia
di bawah lambang Pancasila.
BUTIR PENGAMALAN PANCASILA

• Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 merupakan regulasi resmi


yang mengatur Butir-Butir Pengamalan Pancasila.

Setelah terjadinya Reformasi 1998 yang sekaligus mengakhiri


riwayat pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto
sebagai presiden, Butir-Butir Pengamalan Pancasila
disesuaikan kembali berdasarkan Ketetapan MPR No.
I/MPR/2003.
BUTIR PENGAMALAN PANCASILA

Sila ke-3 memuat 7 butir pengamalan, antara lain


sebagai berikut:
• Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
• Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan
negara dan bangsa apabila diperlukan.
• Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan
bangsa.
BUTIR PENGAMALAN PANCASILA

Sila ke-3 memuat 7 butir pengamalan, antara lain


sebagai berikut:
• Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan
dan bertanah air Indonesia.
• Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
• Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika.
• Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
REFLEKSI SILA KETIGA

1. Kebersamaan
• Makna yang amat melekat dalam sila ketiga Pancasila adalah
memberikan sejumlah jaminan untuk melakukan kerja sama
yang baik dan erat dalam kehidupan bermasyarakat.
• Perilaku ini bisa diwujudkan dengan menjunjung tinggi sikap
kebersamaan, saling bantu membantu dan gotong royong
antarindividu dalam masyarakat.
REFLEKSI SILA KETIGA

2. Persatuan bangsa
• Makna sila ketiga berikutnya berisi tentang tekad yang
dilakukan secara bersama-sama. Tujuan dari kebersamaan
tersebut adalah agar dapat mewujudkan persatuan bangsa
yang serta agar terbebas dari segala bentuk konflik
masyarakat.
REFLEKSI SILA KETIGA

3. Kepentingan pribadi dan kelompok


• Makna sila ketiga selanjutnya ialah berhubungan dengan
individu dalam pengalaman atau penerapan Pancasila,
khususnya untuk 'Persatuan Indonesia', yaitu dengan
mengedepankan kepentingan bangsa di atas kepentingan
pribadi dan golongan secara ikhlas.
REFLEKSI SILA KETIGA

4. Menciptakan dan mempertahankan kedaulatan


• Tujuan dari sistem pengamalan dan penerapan dalam
Pancasila, khususnya sila ketiga ini adalah menanamakan rasa
bangga serta rasa cinta terhadap komponen bangsa dan
kebudayaan yang terdapat di Indonesia.
• Perwujudan sikap tersebut dilakukan dengan alasan menjaga
keutuhan kearifan lokal yang lekat dengan kehidupan
masyarakat Indonesia.
REFLEKSI SILA KETIGA

5. Rela berkorban demi bangsa dan negara


• Peranan yang diberikan dalam memahami makna sila ketiga
adalah adanya wujud sikap rela berkorban demi kehormatan
bangsa dan negara Indonesia.
• Sikap ini sangat erat kaitannya dengan jiwa patriotisme atau
sikap berani, pantang menyerah, nasionalisme serta rela
berkorban demi bangsa dan negara yang menjadi kekuatan
bagi kesatuan bangsa.
PENERAPAN SILA KETIGA
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

1. Cinta terhadap Tanah Air demi menjaga persatuan dan


kesatuan bangsa.
2. Mencintai dan mengonsumsi produk dalam negeri agar
perekonomian menjadi lebih maju.
3. Mengutamakan segala kepentingan negara yang dilakukan
untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional Indonesia.
PENERAPAN SILA KETIGA
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
4. Berusaha untuk menghasilkan prestasi yang dapat
membanggakan bangsa Indonesia, baik di tingkat nasional
maupun internasional.
5. Meningkatkan kreativitas dan inovasi dari diri sendiri untuk
memajukan bangsa Indonesia. Memperluas pergaulan dengan
orang-orang baru dari berbagai daerah.
6. Menghargai dan menghormati kebudayaan daerah lain.
PENERAPAN SILA KETIGA
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
7. Tidak menyebarkan kebencian dan
permusuhan.
8. Saling menghormati perbedaan agama,
suku, dan kebudayaan.
9. Menjaga kedaulatan bangsa.
10. Menjaga jalinan persaudaraan sesama Bangsa
Indonesia.
FUNGSI DAN KEDUDUKAN PANCASILA

• Sebagai asas kerokhanian, asas persatuan, asas kesatuan, dan


asas Kerjasama bangsa Indonesia. Artinya membina,
membangkitkan, memperkuat dan mengembangkan persatuan
dalam suatu pertalian kebangsaan menjadi sangat penting,
karena persatuan dan kesatuan tidak hanyak bersifat statis
namun harus bersifat dinamis.
FUNGSI DAN KEDUDUKAN PANCASILA

• Sebagai asas gotong royong, yang artinya perbedaan-


perbedaan yang ada tidaklah mempengaruhi persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia, karena memiliki daya penarik ke
arah Kerjasama yang saling dapat diketemukan dalam
perbedaan dan sintesis yang memperkaya masyarakat sebagai
suatu bangsa
NASIONALISME

 Indonesia adalah sesuatu yang abstrak jika kita tidak melihat individu-
individu yang berkoeksistensi menjalin suatu hubungan yang disebut
bangsa Indonesia.

 Individu-individu itu terdiri dari berbagai macam suku (Jawa, Batak,


Dayak, Sunda, Betawi, Bali, Timor, Maluku, Komering, Asmat, Dani,
warga keturunan Tionghoa, orang-orang berdarah Eropa, orang-orang
berdarah Jepang, para indo, dan masih banyak lainnya), terdiri dari
berbagai macam Bahasa Daerah dengan segala macam dialeknya, terdiri
dari berbagai macam religiusitas (Islam, Kristianitas, Hindhu, Buddha,
Konghucu, Kaharingan, Kejawen, Yahudi, dan masih banyak lainnya),
terdiri dari berbagai macam usia, terdiri dari laki-laki dan perempuan, dan
tinggal di pulau-pulau yang berserakan dari Sabang sampai Merauke.
NASIONALISME

Kita menjadi Indonesia justru bukan karena kita satu bangsa


seperti halnya Italia, Jerman, Jepang, atau Perancis yang
menjadi negara justru karena satu bangsa. Kita juga tidak
menjadi Indonesia karena satu agama seperti halnya negara
Vatican. Yang mempersatukan kita, yang sangat beragam ini,
menjadi satu bangsa adalah kenangan sejarah. Kita pernah
sama-sama dijajah oleh VOC, kita pernah sama-sama diduduki
Belanda, dan kita pernah sama-sama diperbudak Jepang.
NASIONALISME

Kita pernah sama-sama menyandang nama “India Timur” dan


kita pun pernah sama-sama menyandang nama “Hindia-
Belanda”. Itulah sebabnya mengapa Timor Timur (sekarang
Timor Leste) secara sejarah tidak pernah menjadi Bangsa
Indonesia, itulah sebabnya mengapa Papua (dulu Irian Barat)
secara historis merupakan bagian dari bangsa Indonesia. Kita
pada waktu itu menjadi Indonesia justru karena memiliki
“musuh yang satu dan sama” dan itu yang menyatukan kita
untuk menyimpan sejenak perbedaan dan berjuang bersama.
PANCASILA SEBAGAI ASAS KESATUAN
DAN PERSATUAN INDONESIA
Keberadaan Bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa yang hidup
mandiri di antara bangsa-bangsa lain di dunia bukanlah semata-
mata ditentukan oleh ciri-ciri etnis belaka melainkan oleh
sejumlah unsur khas yang ada pada bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa lain

Bagi bangsa Indonesia adanya kesatuan asas kerokhanian,


kesatuan pandangan hidup, kesatuan ideologi tersebut adalah amat
bersifat sentral karena suatu bangsa yang ingin berdiri kokoh dan
mengetahui kearah mana tujuan bangsa itu ingin dicapai maka
bangsa itu harus memiliki satu pandangan hidup, ideologi maupun
satu asas kerokhanian
PANCASILA SEBAGAI ASAS KESATUAN
DAN PERSATUAN INDONESIA
Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa
yang dengan sendirinya memiliki kebudayaan dan adat-istiadat
yang berbeda-beda pula. Namun perbedaan itu harus disadari
sebagai sesuatu yang memang senantiasa ada pada setiap
manusia (suku bangsa) sebagai makhluk pribadi, dan dalam
masalah ini bersifat biasa
PANCASILA SEBAGAI ASAS KESATUAN
DAN PERSATUAN INDONESIA
Dengan adanya kesatuan asas kerohkhanian yang kita miliki,
maka perbedaan itu harus dibina ke arah suatu kerjasama
dalam memperoleh kebahagiaan Bersama
Dengan adanya kesamaan dan kesatuan asas kerokhanian dan
kesatuan ideologi, maka perbedaan itu perlu diarahkan pada
suatu persatuan
DAFTAR PUSTAKA

• https://
tirto.id/makna-dan-isi-butir-butir-pengamalan-pancasila-sila-k
e-3-f4Vu
• https://
www.bola.com/ragam/read/4422173/pengertian-pancasila-keta
hui-tujuan-dan-makna-masing-masing-lambangnya
• https://
www.kompas.com/skola/read/2020/11/01/144823569/hubunga
n-ham-dengan-pancasila
VIDEO REFLEKSI SILA KETIGA

Anda mungkin juga menyukai