Anda di halaman 1dari 13

BELL’s PALSY

BELL’S PALSY
DEFINISI
◼Paralisis nervus fasialis (N.VII) yang bersifat akut, unilateral,
perifer, dan mempengaruhi lower motor neuron.

◼Epidemiologi : Bell’s Palsy diperkirakan merupakan penyebab


60-75% dari total kasus paralisis fasial unilateral akut. Bell’s
Palsy lebih sering terjadi pada orang dewasa, penderita diabetes
melitus, pasien immunocompromised, dan perempuan hamil

◼Etiologi : umumnya idiopatik, meskipun infeksi virus,


inflamasi, autoimun, dan iskemik diduga memiliki hubungan.
Bukti terbaru mengindikasikan hubungan antara paralisis
nervus VII dengan reaktivasi virus herpes simpleks tipe 1 dan
herpes zoster pada ganglia nervus kranial
Dalam mendiagnosis
kelumpuhan saraf fasialis, harus
dibedakan kelumpuhan sentral
atau perifer.

Kelumpuhan sentral terjadi hanya


pada bagian bawah wajah saja,
otot dahi masih dapat
berkontraksi karena otot dahi
dipersarafi oleh kortek sisi ipsi
lateral dan kontra lateral

Kelumpuhan perifer terjadi pada


satu sisi wajah.
Manifestasi klinis

Kelumpuhan otot- otot wajah pada satu sisi yang terjadi secara tiba-tiba beberapa jam sampai
beberapa hari (maksimal 7 hari).

Nyeri di sekitar telinga, rasa bengkak atau kaku pada wajah walaupun tidak ada gangguan sensorik.

Berkurangnya produksi air mata,

Hipersalivasi

Berubahnya pengecapan.
DIAGNOSIS

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan gustometri (pemeriksaan fungsi pengecapan lidah)
4. Elektromiografi (untuk menentukan letak lesi)
TERAPI
Non Farmakologis :
1)Penggunaan air mata buatan (artificial tears) disarankan setiap jam saat
beraktivitas
2)Penggunaan plester mata saat tidur
3)Penggunaan kacamata saat beraktivitas untuk proteksi dan dan
mengurangi mata kering
4)Rehabilitasi fasial meliputi edukasi, pelatihan neuromuscular,
mengurut otot wajah yang lemah
Farmakologis :
▪Terapi steroid : Steroid yang sering digunakan adalah prednison atau prednisolon
dengan dosis prednison oral maksimal 40-60 mg/hari, sedangkan pemberian prednisolon
dengan dosisnya 1 mg/kgBB/hari (maksimal 70 mg) selama enam hari diikuti empat hari
tappering off.

▪Terapi antiviral : Dosis pemberian antiviral oral yaitu asiklovir untuk usia > 2 tahun adalah
80 mg/kgBB/hari dibagi empat kali pemberian selama 10 hari. Untuk dewasa bila dicurigai
terdapat etiologi HSV tipe 1 maka dapat diberikan asiklovir 5x400 mg PO selama 10 hari,
sedangkan untuk kecurigaan infeksi varicella zoster dibutuhkan dosis yang lebih tinggi
(5x800 mg PO)
Komplikasi

• Regenerasi motor inkomplit → paresis seluruh atau beberapa muskulus fasialis


• Regenerasi sensorik inkomplit → disgeusia (gangguan pengecapan), ageusia (hilang
pengecapan), dan disestesia (gangguan sensasi atau sensasi yang tidak sama dengan stimulus
normal)
• Reinervasi yang salah dari saraf fasialis:
a. Sinkinesis (gerakan abnormal tambahan)
Misal bila mengedip maka timbul pula gerakan meringis
b. Crocodile-tear phenomenon
Setiap kali penderita mengunyah, ia mengeluarkan air mata
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai