Anda di halaman 1dari 45

PENYAKIT NYERI KEPALA

Tension Headache
Tension Headache atau Tension Type
Headache (TTH) atau nyeri kepala tipe
tegang adalah bentuk sakit kepala yang paling
sering dijumpai dan sering dihubungkan
dengan peningkatan stres.

Nyeri kepala memiliki karakteristik bilateral,


rasa menekan atau mengikat dengan intensitas
ringan sampai sedang. Nyeri tidak bertambah
pada aktifitas fisik rutin, tidak didapatkan
mual tapi bisa ada fotofobia atau fonofobia.
Etiologi

Etiologi dari tension type headache (TTH) belum


diketahui secara pasti, namun diduga berkaitan
dengan kontraksi berkepanjangan pada otot leher
dan kepala, misalnya akibat stres, postur yang
buruk, dan ansietas
Gejala Klinis
Nyeri tersebar secara difus, intensitas nyerinya mulai dari ringan sampai sedang.

Waktu berlangsungnya nyeri kepala selama 30 menit hingga 1 minggu penuh. Nyeri timbul sesaat atau
terus menerus.

Lokasi nyeri pada awalnya dirasakan pasien pada leher bagian belakang kemudian menjalar ke kepala
bagian belakang selanjutnya menjalar ke bagian depan. Selain itu, nyeri ini juga dapat menjalar ke bahu.

Sifat nyeri kepala dirasakan seperti berat di kepala, pegal, rasa kencang pada daerah bitemporal dan
bioksipital, atau seperti diikat di sekeliling kepala. Nyeri kepalanya tidak berdenyut.

Pada nyeri kepala ini tidak disertai mual ataupun muntah.

Pada TTH yang kronis biasanya merupakan manifestasi konflik psikologis yang mendasarinya seperti
kecemasan dan depresi.
Gejala Klinis
Klasifikasi

TTH Episodik infrekuen: paling tidak terdapat 10 episode serangan dengan rata-rata < 1
hari/bulan (<12 hari/tahun)

TTH Episodik frekuen: terjadi sedikitnya 10 episode yang timbul selama 1-14 hari/bulan
selama paling tidak 3 bulan (12-180 hari/tahun)

TTH Kronik: bila nyeri kepala timbul ≥ 15 hari per bulan, berlangsung > 3 bulan (≥180
hari/tahun)
Pericranial Tenderness

• Nyeri tekan pada otot perikranial (otot frontal, temporal, masseter, pterygoid,
sternokleidomastoid, splenius, dan trapezius) pada waktu palpasi manual
• Palpasi manual : menekan secara keras dengan gerakan kecil
memutar oleh jari-jari tangan kedua dan ketiga
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium: darah rutin, elektrolit, kadar gula darah, dll (atas indikasi untuk
menyingkirkan penyebab sekunder)

Radiologi: atas indikasi (untuk menyingkirkan penyebab sekunder)


Tata Laksana

Pada serangan akut (tidak boleh lebih dari 2 hari/minggu):

Analgetik
1. Aspirin 1000 mg/hari
2. Asetaminofen 1000 mg/hari
3. NSAIDs (Naproxen 660-750 mg/hari, Ketoprofen 25-50 mg/hari, asam
mefenamat ibuprofen 800 mg/hari, diklofenak 50-100 mg/hari)
4. Kafein (analgetik adjuvan) 65 mg
5. Kombinasi: 325 aspirin, asetaminofen + 40 mg kafein
Tata Laksana

Pada tipe kronis:

1. Antidepresan
Jenis trisiklik: amytriptiline, sebagai obat terapeutik maupun sebagai pencegahan
tension-type headache

2. Antiansietas
Golongan benzodiazepine dan butalbutal sering dipakai. Kekurangan obat ini
bersifat adiktif, sulit dikontrol sehingga dapat memperburuk nyeri kepalanya.
Tata Laksana
MIGRAIN (4A)
DEFINISI

•Migrain merupakan nyeri kepala primer yang ditandai dengan


sakit kepala berulang, berdenyut, unilateral, dan pada beberapa
kasus dikaitkan dengan adanya aura yang timbul sebelum nyeri
atau setelahnya.
Klasifikasi
●Berdasarkan konsensus PERDOSSI tahun 2013 (adaptasi dari IHS):
1. Migrain tanpa aura
2. Migrain dengan aura
3. Sindrom periodik pada anak (umumnya menjadi prekursor migrain):
• Cyclical vomiting
• Migrain abdominal
• Vertigo paroksismal benigna pada anak

4. Migrain retinal
5. Komplikasi migrain
6. Problem migrain
Migraine dengan aura
Manifestasi migraine
Manifestasi Klinis
1. Prodromal
2. Aura
⮚Merupakan gejala disfungsi serebral fokal yang pulih
menyeluruh dalam < 60 menit.
⮚Contoh: gangguan visual homonim, paresis unilateral,
kesemutan, afasia
Manifestasi Klinis
3. Nyeri kepala
⮚Berdenyut, unilateral, terutama daerah fronto-temporal, dapat berlangsung dalam
hitungan jam – hari.
⮚Bertahap dan lebih berat pada malam hari
⮚Gejala penyerta : mual/muntah, fotofobia/fonofobia, aura
4. Post prodromal
⮚Perubahan nafsu makan
⮚Gejala otonimik
⮚Perubahan mood, agitasi/retardasi psikomotor
Diagnosis (Anamnesis)
1. Migrain tanpa aura (Berdasarkan IHS)
• Sekurang-kurangnya 5 nyeri kepala berlangsung selama 4 – 72 jam (belum diobati atau sudah dobati
tidak ada perubahan), dan
• Nyeri kepala mempunyai sedikitnya 2 dari gejala berikut:
1) Lokasi unilateral
2) Kualitas berdenyut atau sensasi tertusuk
3) Intensitas nyeri sedang – berat
4) Keadaan diperberat oleh aktivitas fisik (membungkuk, naik tangga, batuk, bersin)
• Selama nyeri kepala disertai 1 dari gejala berikut: mual dan/muntah atau fotofobia dan fonofobia
• Tidak bertkaitan dengan penyakit lain
Diagnosis (Anamnesis)
2. Migrain dengan aura (Berdasarkan IHS)
•Sakit kepala berulang
•Sakit kepala berdenyut
•Aura tipikal (mendahului sekit kepala 5-20 menit):
1) Gejala visual dan/sensoris, dan/atau berbahasa yang berkembang bertahap
2) Durasi tidak boleh lebih dari 1 jam
3) Pulih sempurna dan berhubungan dengan timbulnya nyeri kepala pada migrain
tanpa aura
Tatalaksana
1. Non medikamentosa
•Hindari pencetus nyeri (perubahan pola tidur, makanan, stress
dan rutinitas sehar-hari)
•Hindari cahaya terang, kelap-kelip
•Hindari berada di tempat tinggi (gunung, pesawat udara)
Tatalaksana
2. Terapi abortif (terapi akut untuk menghantikan progresi
nyeri)
a. Terapi abotif nonspesifik (pada serangan ringan-sedang-
berat)
b. Terapi abortif spesifik (bila tidak respon dengan
analgesik/NSAID)
Terapi abortif Non-
spesifik
NAMA OBAT DOSIS (mg) KETERANGAN
Parasetamol 500 – 1000 mg
6 – 8 jam
Aspirin 500 – 1000 mg Dosis maks 4 gram/hari
4 – 6 jam
Ibuprofen 400 – 800 mg Dosis maks 2,4 gram/hari
6 jam
Natrium diklofenak 50 – 100 mg/hari Pada kasus serangan migraine frequent dapat
Dosis tunggal terjadi risiko abuse dan nyeri kepal kronis

Steroid Pilihan utama status migrainosus


Antiemetik
Domperidone, metoklopramide Oral 20 – 30 menit sebelum atau bersamaan
dengan analgesik, NSAID atau ergotamine
derivate
Terapi abortif Spesifik
NAMA OBAT DOSIS (mg) KETERANGAN
Sumatriptan
1. Subkutan 6 mg Onset cepat dibandingkan formula lain
2. Tablet 50 – 100 mg
3. Supositoria 25 mg Bermanfaat bila oral tidak memungkinkan karena mual
4. Nasal spray 20 mg
Zolmitriptan (tablet) 2,5 mg Onsetnya cepat
Rizatriptan (tablet) 2,5 mg Onsetnya cepat, dosis optimal 10 mg
Eletriptan (tablet) 20 mg Dosis optimalnya adalah 40 mg
40 mg Dosis 20 mg untuk gagal ginjal atau gagal hati
Provatriptan (tablet) 2,5 mg Waktu paruh panjang, profil tolerabilitas baik
Ergotamine (oral, rektal, 1 – 2 mg Diindikasikan pada kasus serangan migraine infrequent
subkutan) Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan ergotisme

Ergotisme : efek jangka panjang keracunan ergot. Gejala dapat berupa kejang, halusinasi,
keguguran, gangren (vasokonstriksi)
Evaluasi terapi
●Terapi dikatakan berhasil jika:
1. Bebas nyeri 2 jam setelah terapi
2. Skala nyeri berkurang setelah 2 jam terapi
3. Efikasi obat konsisten setelah 2 – 3 kali serangan
4. Nyeri tidak berulang atau tidak ada pemakaian
obat 24 jam setelah pengobatan
TRIGEMINAL NEURALGIA
DEFINISI

● Nyeri unilateral di wajah, ditandai dengan nyeri tajam seperti kejutan listrik,
menyerang pada satu atau lebih bagian saraf trigeminal (N.V)
❖bagian atas V1 (N.Ophtalmikus) meliputi persarafan pada kulit kepala, dahi, dan
kepala bagian depan,
❖cabang bagian tengah V2 (N.Maxillaris) meliputi pipi, rahang atas, bibir atas, gigi dan
gusi, dan sisi hidung,
❖cabang bagian bawah wajah V3 (N.Mandibular) meliputi, rahang bawah, gigi, bibir
bawah, gigi dan gusi.
● Paling sering ditemukan pada orang berusia di atas 50 tahun atau lebih.
● Insiden akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
● Jarang ditemukan di usia muda. 90% kasus mulai timbul pada usia diatas 40 tahun
● Man: wanita = 2: 3.
ETIOLOGI

● Tekanan mekanis pada pembuluh darah


● Tekanan oleh lesi atau tumor
● Multiple sclerosis
● Kerusakan fisik saraf trigeminal akibat operasi atau infeksi
● Idiopatik
● Faktor pencetus nyeri antara lain sentuhan, berbicara, makan,
minum, mengunyah, menyikat gigi, menyisir rambut, bercukur
rambut, air saat mandi. Terdapat trigger area pada plica nasolabialis.
Nyeri umumnya menghilang dalam jangka waktu bervariasi.
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
● Nyeri neuropatik
● Nyeri tajam: seperti menusuk, ditembak, tersengat listrik, terkena petir, atau terbakar
● Beberapa detik singkat sampai beberapa menit tapi kurang dari dua menit, tibatiba dan
berulang-ulang.
● Antara serangan biasanya ada interval bebas rasa sakit, atau hanya rasa sakit lebih
ringan.
● Area yang termasuk Pain distribution :
KLASIFIKASI

NEURALGIA TRIGEMINAL KLASIK


● Neuralgia trigeminal klasik biasanya berawal pada cabang kedua atau ketiga nervus trigeminus yang
mempersarafi pipi atau dagu.
● Kurang dari 5% pasien mengenai cabang pertama nervus trigeminus. Rasa nyeri tidak pernah
menjalar ke sisi berlawanan, tetapi nyeri dapat terjadi bilateral walaupun jarang, dan penyebab
sentral seperti sklerosis multipel harus dipertimbangkan.
● Sesudah serangan nyeri biasanya terdapat periode refrakter saat rasa nyeri tidak dipicu.
● Tidak ada defisit neurologis.
● Tidak berkaitan dengan gangguan lain.
NEURALGIA TRIGEMINAL SIMTOMATIS
● Nyeri ini disebabkan oleh kelainan struktural (yang nyata dibuktikan pada pemeriksaan canggih)
selain dari kompresi pembuluh darah
● Pada neuralgia trigeminal simtomatis tidak didapatkan periode refrakter setelah serangan tiba-tiba
PENATALAKSANAAN
Terapi Neuralgia trigeminal klasik
● Informasi dan edukasi
● Terapi farmakologi: Carbamazepin Pregabalin Baclofen Phenytoin Lamotrigine Topiramat Oxcarbazepine
Gabapentin
● Terapi bedah: Indikasi: nyeri intractable efek samping obat yang tidak dapat diterima. Ada lima prosedur terapi
pembedahan pada neuralgia trigeminal :
❖Gamma Knife Radiosurgery (GKRS)
❖Radiofrequency electrocoagulation (RFE)
❖Gliserol injeksi (GLY)
❖Balon microcompression M (BMC)
❖Mikrovaskuler dekompresi(MVD)
Terapi Neuralgia trigeminal simtomatis :
● Kausal.
● Terapi farmakologis: sama dengan neuralgia trigeminal idiopatik.
● Terapi bedah: menghilangkan kausal seperti angkat tumor.
CLUSTER HEADACHE
• Cluster headache adalah suatu sindrom
idiopatik yang terdiri dari serangan yang
jelas dan berulang, mendadak serta nyeri
di periorbital unilateral.
• Cluster headache umumnya terjadi pada
malam hari dengan rasa sakit yang hebat
di atau sekitar satu mata di satu sisi
kepala.
FAKTOR RESIKO

- Laki-laki> perempuan
- Usia >30 tahun
- Konsumsi alkohol
- Riwayat trauma, operasi
sebelumnya
TANDA DAN GEJALA

• Rasa sakit yang luar biasa, umumnya


terletak di sekitar satu mata, tapi
mungkin bisa menyebar ke area lainnya
• Kemerahan di mata pada sisi yang sakit
• Lakrimasi (mata berair)
• Hiperemi konjungtiva
• Rhinorhea (hidung berair dan tersumbat)
• Pembengkakan dan edema di sekitar
mata yang sakit
Kriteria Diagnosis berdasarkan International headache Sosiety

A. Nyeri hebat unulateral pada area orbital dan atau temporal yang berlangsung
15-180 menit apabila tidak ditangani
B. Nyeri kepala disertai dengan setidaknya satu dari tanda berikut:
- Ipsilateral injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi
- Ipsilateral kongerti nasal dan/atau rhinorrhea
- Ipsilateral edema palpebra
- Ipsilateral perspirasi pada dahi dan wajah
- Ipsilateral miosis dan/atau prosis
- Perasaan gelisah dan tidak dapat istirahat
A. Serangan dapat berlangsung sekali hingga 8 kali dalam sehari
B. Tidak memiliki hubungan dengan penyakit lain
FAKTOR PENCETUS

- Menonton televisi
- Alkohol
- Cuaca panas
- Stress
- Penggunaan nitrogliserin
- Aktivitas seksual
- silau
TATALAKSANA
FASE AKUT

- Terapi oksigen 100% melalui sangkup wajah, 8 liter/menit, 15-20 menit


- Sumatriptan injeksi subcutan 6mg , bisa diulang dalam 24 jam atau nasal spray 20
mg.
- Lidokain 4% intranaal.
- Antiemetik dan sedatif, misalnya prochlorperazine

PROFILAKSIS
- CCB (Verapamil/nimodipin/diltiazem, bisa dikombinasi dengan ergotamin atau
litium
- Lithium
- Kortikosteroid
- Antidepresan trisiklik
THANK YOU ALWAYS
Perbedaan nyeri TIK & tumor

NYERI TIK (Tekanan Intrakranial) NYERI TUMOR

1. Mual 1. Mual
2. Muntal 2. Muntah
3. Nyeri hebat yang mendadak 3. Nyeri kepala yang sama seperti tension type
4. Diplopia headache tetapi bersifat progresif
4. Sakit kepala tidak akan hilang sempurna
5. Setiap kemunculannya, rasa sakit akan
bertahan semakin lama dan bertambah
berat

Anda mungkin juga menyukai