Anda di halaman 1dari 30

Kewajiban Penyusunan

Laporan Keuangan Badan


Usaha (Korporasi)

KELOMPOK I :
MEI VITA NUR ANIDZA 041911333250

NINES APRILIA 041911333038

DANIEL RO BASANI 041911333103

OCTAVIANI GIANDICA DEWANTY 041911333122

MARSA DWI SETYOANDIT 041911333135

RAHUL WILLY SIREGAR 041911333241


Group I

2
UU NO 40 Tahun 2007
Tentang Perseroan
Terbatas
Pasal 66, 68, 69, 123, 125

3
Pasal 66

1. Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka
waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir.
2. Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat sekurang-kurangnya:
a. laporan keuangan yang terdiri atas sekurang- kurangnya neraca akhir tahun buku yang baru lampau dalam
perbandingan dengan tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan,
laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan tersebut;
b. laporan mengenai kegiatan Perseroan;
c. laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan;
d. rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan;
e. laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Dewan Komisaris selama tahun buku
yang baru lampau;
f. nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris;
g. gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan
Komisaris Perseroan untuk tahun yang baru lampau.

4
Pasal 66

3. Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a


disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan.
4. Neraca dan laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a bagi Perseroan yang
wajib diaudit, harus disampaikan kepada Menteri sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

5
Pasal 68

1. Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan Perseroan kepada akuntan publik untuk diaudit apabila:
a. kegiatan usaha Perseroan adalah menghimpun dan/ atau mengelola dana masyarakat;
b. Perseroan menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat;
c. Perseroan merupakan Perseroan Terbuka;
d. Perseroan merupakan persero;
e. Perseroan mempunyai aset dan/atau jumlah peredaran usaha dengan jumlah nilai paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah); atau
f. diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.
2. Dalam hal kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dipenuhi, laporan keuangan tidak disahkan oleh
RUPS.
3. Laporan atas hasil audit akuntan publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara tertulis kepada
RUPS melalui Direksi.

6
Pasal 68

4. Neraca dan laporan laba rugi dari laporan keuangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c setelah mendapat pengesahan RUPS
diumumkan dalam 1 (satu) Surat Kabar.

5. Pengumuman neraca dan laporan laba rugi sebagaimana dimaksud pada


ayat (4) dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah mendapat pengesahan
RUPS.
6. Pengurangan besarnya jumlah nilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf e ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

7
Pasal 69

1. Persetujuan laporan tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan serta laporan tugas
pengawasan Dewan Komisaris dilakukan oleh RUPS.
2. Keputusan atas pengesahan laporan keuangan dan persetujuan laporan tahunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan ketentuan dalam Undang-
Undang ini dan/atau anggaran dasar.
3. Dalam hal laporan keuangan yang disediakan ternyata tidak benar dan/atau menyesatkan,
anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris secara tanggung renteng bertanggung
jawab terhadap pihak yang dirugikan.
4. Anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris dibebaskan dari tanggung jawab
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) apabila terbukti bahwa keadaan tersebut bukan
karena kesalahannya.

8
Pasal 123

1. Direksi Perseroan yang akan menggabungkan diri dan menerima Penggabungan menyusun rancangan Penggabungan.
2. Rancangan Penggabungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat sekurang-kurangnya:
a. nama dan tempat kedudukan dari setiap Perseroan yang akan melakukan Penggabungan;
b. alasan serta penjelasan Direksi Perseroan yang akan melakukan Penggabungan dan persyaratan
Penggabungan;
c. tata cara penilaian dan konversi saham Perseroan yang menggabungkan diri terhadap saham Perseroan yang
menerima Penggabungan;
d. rancangan perubahan anggaran dasar Perseroan yang menerima Penggabungan apabila ada;
e. laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (2) huruf a yang meliputi 3 (tiga) tahun buku
terakhir dari setiap Perseroan yang akan melakukan Penggabungan;
f. rencana kelanjutan atau pengakhiran kegiatan usaha dari Perseroan yang akan melakukan Penggabungan;
g. neraca proforma Perseroan yang menerima Penggabungan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia;

9
Pasal 123

h. cara penyelesaian status, hak dan kewajiban anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan karyawan Perseroan yang
akan melakukan Penggabungan diri;
i. cara penyelesaian hak dan kewajiban Perseroan yang akan menggabungkan diri terhadap pihak ketiga;
j. cara penyelesaian hak pemegang saham yang tidak setuju terhadap Penggabungan Perseroan;
k. nama anggota Direksi dan Dewan Komisaris serta gaji, honorarium dan tunjangan bagi anggota Direksi dan
Dewan Komisaris Perseroan yang menerima Penggabungan;
l. perkiraan jangka waktu pelaksanaan Penggabungan;
m. laporan mengenai keadaan, perkembangan, dan hasil yang dicapai dari setiap Perseroan yang akan melakukan
Penggabungan;
n. kegiatan utama setiap Perseroan yang melakukan Penggabungan dan perubahan yang terjadi selama tahun buku
yang sedang berjalan; dan
o. rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang sedang berjalan yang mempengaruhi kegiatan Perseroan
yang akan melakukan Penggabungan.

10
Pasal 123

3. Rancangan Penggabungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) setelah mendapat persetujuan Dewan
Komisaris dari setiap Perseroan diajukan kepada RUPS masing-masing untuk mendapat persetujuan.
4. Bagi Perseroan tertentu yang akan melakukan Penggabungan selain berlaku ketentuan dalam Undang-
Undang ini, perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari instansi terkait sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) berlaku juga bagi Perseroan
Terbuka sepanjang tidak diatur lain dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

11
Pasal 125

1. Pengambilalihan dilakukan dengan cara pengambilalihan saham yang telah dikeluarkan dan/atau akan dikeluarkan
oleh Perseroan melalui Direksi Perseroan atau langsung dari pemegang saham.
2. Pengambilalihan dapat dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan.
3. Pengambilalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pengambilalihan saham yang mengakibatkan
beralihnya pengendalian terhadap Perseroan tersebut.
4. Dalam hal Pengambilalihan dilakukan oleh badan hukum berbentuk Perseroan, Direksi sebelum melakukan
perbuatan hukum Pengambilalihan harus berdasarkan keputusan RUPS yang memenuhi kuorum kehadiran dan
ketentuan tentang persyaratan pengambilan keputusan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89.
5. Dalam hal Pengambil alihan dilakukan melalui Direksi, pihak yang akan mengambil alih menyampai kan maksudnya
untuk melakukan Pengambil alihan kepada Direksi Perseroan yang akan diambil alih.

12
Pasal 125

6. Direksi Perseroan yang akan diambil alih dan Perseroan yang akan mengambil alih dengan persetujuan Dewan
Komisaris masing-masing menyusun rancangan Pengambilalihan yang memuat sekurang kurangnya:
a. nama dan tempat kedudukan dari Perseroan yang akan mengambil alih dan Perseroan yang akan diambil alih;
b. alasan serta penjelasan Direksi Perseroan yang akan mengambil alih dan Direksi Perseroan yang akan diambil
alih;
c. laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (2) huruf a untuk tahun buku terakhir dari
Perseroan yang akan mengambil alih dan Perseroan yang akan diambil alih;
d. tata cara penilaian dan konversi saham dari Perseroan yang akan diambil alih terhadap saham penukarnya
apabila pembayaran Pengambilalihan dilakukan dengan saham;
e. jumlah saham yang akan diambil alih;
f. kesiapan pendanaan;

13
Pasal 125

g. neraca konsolidasi proforma Perseroan yang akan mengambil alih setelah Pengambilalihan yang disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia;
h. cara penyelesaian hak pemegang saham yang tidak setuju terhadap Pengambilalihan;
i. cara penyelesaian status, hak dan kewajiban anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan karyawan dari Perseroan
yang akan diambil alih;
j. perkiraan jangka waktu pelaksanaan Pengambilalihan, termasuk jangka waktu pemberian kuasa pengalihan
saham dari pemegang saham kepada Direksi Perseroan;
k. rancangan perubahan anggaran dasar Perseroan hasil Pengambil alihan apabila ada.
6. Dalam hal Pengambil alihan saham dilakukan langsung dari pemegang saham, ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) dan ayat (6) tidak berlaku.
7. Pengambilalihan saham sebagaimana dimaksud pada ayat (7) wajib memperhatikan ketentuan anggaran dasar
Perseroan yang diambil alih tentang pemindahan hak atas saham dan perjanjian yang telah dibuat oleh Perseroan
dengan pihak lain.

14
PP no. 24
Tahun 1998
Tentang informasi keuangan
tahunan perusahaan

15
Pasal 2

(1) Semua perusahaan wajib menyampaikan


Laporan Keuangan
Tahunan kepada Menteri.
(2) Laporan Keuangan Tahunan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1)
merupakan dokumen umum yang dapat
diketahui oleh masyarakat.
16
Pasal 3 (1) Laporan Keuangan Tahunan
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2
(2) Uraian dan rincian dari ayat (1) meliputi :
Laporan Keuangan Tahunan a. Neraca Perusahaan
sebagaimana b. Laporan Laba/Rugi
dimaksud dalam ayat (1) Perusahaan
ditetapkan lebih lanjut oleh c. Laporan Arus Kas
Menteri setelah
d. Utang Piutang termasuk
mendapat pertimbangan dari Kredit Bank
Menteri Keuangan.
e. Daftar Penyertaan Modal.

17
Pasal 3

(1) Laporan Keuangan Tahunan (2) Uraian dan rincian dari Laporan
sebagaimana dimaksud dalam Keuangan Tahunan sebagaimana
Pasal 2 ayat (1) meliputi : a. dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan
Neraca Perusahaan b. Laporan lebih lanjut oleh Menteri setelah
Laba/Rugi Perusahaan c. Laporan mendapat pertimbangan dari
Arus Kas d. Utang Piutang Menteri Keuangan.
termasuk Kredit Bank e. Daftar
Penyertaan Modal.

18
Pasal 4 (1) Pada saat berlakunya Peraturan
Pemerintah ini, kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 berlaku bagi
perusahaan yang berbentuk Perseroan
(2) Laporan Keuangan Terbatas yang : a. merupakan perseroan
Tahunan bagi perusahaan terbuka b. bidang usaha perseroan
sebagaimana dimaksud dalam berkaitan dengan pengerahan dana
ayat (1) adalah laporan yang masyarakat. c. mengeluarkan surat
telah diaudit oleh Akuntan pengakuan utang, atau d. memiliki jumlah
Publik. aktiva atau kekayaan paling sedikit Rp.
50.000.000.000,00 (lima puluh miliar
rupiah).

19
3 PP NO 64 TAHUN 1999
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR
24 TAHUN 1998 TENTANG INFORMASI KEUANGAN TAHUNAN
PERUSAHAAN
PASAL I

Mengubah beberapa aturan yang tertera pada peraturan pemerintah no 24


tahun 1998 tentang Informasi Keuangan Tahunan Perusahaan, dimana
dalam hal ini mengubah pasal 3, pasal 4,dan pasal 5

21
Ayat 1

Ayat 1 menitikberatkan pada perubahan pasal 3 dalam PP No 24 tahun 1998, dalam


hal ini memberitahukan isi dalam laporan keuangan yang terdiri dari :
a) Neraca; b) Laporan laba-rugi; c) Laporan perubahan ekuitas; d) Laporan arus kas,
dan e) Catatan atas laporan keuangan yang mengungkapkan utang piutang termasuk
kredit bank dan daftar penyertaan modal.
Dalam ayat 1 ini juga memberitahukan untuk laporan keuangan secara detail akan
ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri setelah mendapat pertimbangan dari Menteri
Keuangan.

22
Ayat 2

Ayat 2 melakukan perubahan terhadap pasal 4 yang berada di PP No 24


tahun 1998. Dalam hal ini menyebutkan kriteria perusahaan yang wajib
melakukan Laporan keuangan, seperti:

1) merupakan Perseroan Terbuka;


2) bidang usaha perseroan berkaitan dengan pengerahan dana masyarakat;
3) mengeluarkan surat pengakuan utang;
4) memiliki jumlah aktiva atau kekayaan paling sedikit
Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah);
5) merupakan debitur yang laporan keuangan tahunannya diwajibkan oleh
bank untuk diaudit

23
Ayat 2

Selain itu juga termasuk Perusahaan asing yang berkedudukan dan


menjalankan usahanya di wilayah Negara Republik Indonesia menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan juga perusahaan
yang berbentuk Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum
(PERUM), dan Perusahaan Daerah.

Hal ini tertuang pada ayat 2b dan 2c

24
Ayat 3

Menambah ketentuan yang berada diantara pasal 4 dan pasal 5 PP no 24 tahun 1998
yang dijadikan pasal 4A
Dimana pasal 4A menyebutkan bahwa Perseroan terbuka yang wajib membuat laporan
keuangan yang memiliki aktiva /kekayaan perusahan paling sedikit Rp 25.000.000.000
mulai tahun buku 2000

25
SK KEPMENPERINDAG 121
4 Tahun 2002
Tentang ketentuan Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan
Pasal 2

Setiap perusahaan yang berstatus kantor Pusat, berkedudukan dan menjalankan kegiatan
usahanya di wilayah negara Republik Indonesia diwajibkan menyampaikan LKTP kepada
Direktorat Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan.
A. Kewajiban ini berlaku bagi perusahaan yang berbentuk :
1. Merupakan Perseroan Terbuka (PT.Tbk),
2. Memiliki bidang usaha yang berkaitan dengan pengerahan dana masyarakat,
3. Mengeluarkan surat pengakuan utang,
4. memiliki jumlah aktiva atau kekakayan paling sedikit Rp. 25.000.000.000
5. Merupakan debitur yang laporan keuangan tahunannya diwajibkan oleh Bank untuk
diaudit.

27
Pasal 2

B. Perusahaan asing yang melakukan kegiatan usaha di wilayah negara Republik Indonesia menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta berwenang untuk mengadakan perjanjian.
C. Perusahaan perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Daerah.

28
Pasal 4

Mengenai bentuk Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan yang ditentukan dalam Surat
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 121/MPP/Kep/2/2002 di atas,
adalah sebagai berikut :
1. Neraca;
2. Laporan Laba-Rugi
3. Laporan perubahan ekuitas
4. Laporan arus kas; dan
5. Catatan atas laporan keuangan yang antara lain mengungkapkan utang piutang
termasuk kredit bank dan investasi perusahaan dalam bentuk penyertaan langsung ke
perusahaan lain.

29
Thank
You

30

Anda mungkin juga menyukai