Anda di halaman 1dari 37

Kelompok Tutorial 3

Dosen Pembimbing : dr. Iskandar Zulkarnain Ansori, DTM & H, Sp. Park

Anggota :
Rachmi Arhyun Tama (702011023)
Putri Indah Sari (702012003)
Mutiara Oktarindri (702012013)
Siska Sarwana (702012030)
Yolanda (702012033)
Santa Mercylia (702012034)
Muhammad Alif Pakubuana (702012041)
Feizal Faturahman (702012049)
Siti Zalika (702012055)
Rani Julianti (702012062)
Faldi Pramayudha (702012063)
SKENARIO KASUS
Ny. Ayu, berusia 28 tahun dating berobat ke rumah sakit dengan keluhan
ada benjolan yang terasa nyeri di leher sebelah kiri. Benjolan tersebut
berjumlah 3 buah, berukuran ± sebesar kelereng. Keluhan ini telah dirasakan
sejak 6 bulan terakhir. Benjolan awalnya kecil dan makin lama makin besar
hingga seperti sekarang.
Ny. Ayu mengeluh batuk berdahak berwarna kehijauan, sering disertai
demam pada sore hari sejak 3 bulan yang lalu. Ia sudah berobat kedokter,
batuk tidak sembuh, benjolan di leher semakin besar.

Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum: Compos mentis
Tanda vital: TD: 120/90 mmHg, RR: 22 x/menit, Temp: 37.90C, Nadi: 100
x/menit, regular, isi dan tegangan cukup.
 Pemeriksaan Khusus
Kepala : konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik
Leher : teraba 3 buah benjolan, diameter 2 cm, konsistensi kenyal, bisa
digerakkan, tampak kemerahan, nyeri.
Thorax
Jantung: dalam batas normal
Paru-paru
Inspeksi : datar, simetris
Palpasi : stemfremitus kiri meningkat
Perkusi : sonor, paru kiri sedikit hipersonor
Auskultasi : ronki kering pada lapangan paru kiri atas
Abdomen : datar, lemas, timpani, hati tidak teraba, lien tidak teraba
Ekstremitas : teraba benjolan pada kelenjar limfe inguinal
 
Hasil laboratorium : darah rutin : hemoglobin 12,3 mg/dl, trombosit
214.000/ leukosit : 13.000/ LED : 40, kimia darah :GDS 100g/dl
KLARIFIKASI ISTILAH
Benjolan : bagian yang bengkak atau gumpalan yang bengkak
pada leher
Nyeri : pengalaman perasaan yang tidak mengenakkan atau
menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan pada jaringan
kulit
Batuk berdahak berwarna hijau : ekspulsi udara dari dalam paru
yang tiba-tiba mengeluarkan suara berisik disertai
mengeluarkan mukus
Demam pada sore hari: peningkatan temperatur tubuh di atas3
70C terutama pada sore hari karena energi basal metabolisme
Konsistensi kenyal : suatu keadaan pada saat palpasi dari
berbagai arah yang jaringannya terasa ada tahanan
Limfe inguinal : kelenjar bening yang terdapat di
paha
Hipersonor : suara yang lebih nyaring seperti kita
mengetuk ruang kosong pada saat perkusi
kemungkinan isi udara yang bertambah banyak
Stemfremitus : getaran yang terasa pada saat palpasi
Thorax
Ronki kering : bising terputus-putus yang terdiri
atas serangkaian bising pendek saat inhalasi
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Ny. Ayu, berusia 28 tahun dating berobat ke rumah sakit dengan
keluhan ada benjolan yang terasa nyeri di leher sebelah kiri.
Benjolan tersebut berjumlah 3 buah, berukuran ± sebesar kelereng.
Keluhan ini telah dirasakan sejak 6 bulan terakhir. Benjolan awalnya
kecil dan makin lama makin besar hingga seperti sekarang.
2. Ny. Ayu mengeluh batuk berdahak berwarna kehijauan, sering
disertai demam pada sore hari sejak 3 bulan yang lalu.
3. Ia sudah berobat kedokter, batuk tidak sembuh, benjolan di leher
semakin besar.
4. Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum: Compos mentis
Tanda vital: TD: 120/90 mmHg, RR: 22 x/menit, Temp: 37.90C, Nadi: 100
x/menit, regular, isi dan tegangan cukup.
Pemeriksaan Khusus
Kepala : konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik
Leher : teraba 3 buah benjolan, diameter 2 cm, konsistensi kenyal, bisa digerakkan,
tampak kemerahan, nyeri.
Thorax
Jantung : dalam batas normal
Paru-paru
Inspeksi : datar, simetris
Palpasi : stemfremitus kiri meningkat
Perkusi : sonor, paru kiri sedikit hipersonor
Auskultasi : ronki kering pada lapangan paru kiri atas
Abdomen : datar, lemas, timpani, hati tidak teraba, lien tidak teraba
Ekstremitas : teraba benjolan pada kelenjar limfe inguinal
 
5. Hasil laboratorium : darah rutin : hemoglobin 12,3 mg/dl, trombosit
214.000/ leukosit : 13.000/ LED : 40, kimia darah :GDS 100g/dl
ANALISIS MASALAH
1A. Organ apa saja yang terdapat pada leher ?
Leher ialah bangunan yang terdiri dari tulang belakang sum-sum
tulang punggung, laring dan trakea, faring dan esofagus, kelenjar
tiroid, pembuluh darah besar dan urat-saraf. Selanjutnya leher
mengandung otot-otot, lemak, dan banyak kelenjar getah bening.
Sebagai penghubung antara kepala dan badan, leher berisi
sejumlah struktur neurovaskular sangat penting dalam ruang
yang sangat terbatas. Sistem muskuloskeletal leher harus
melindungi leher, sementara juga memungkinkan mobilitas
maksimum kepala dan koordinasi pada proses ventilasi, menelan,
bicara.
Muskulus sternokleidomastoideus membagi leher
menjadi dua bagian besar, anterior dan lateral.
Masing- masing bagian terbagi lagi atas beberapa
segitiga. Pada bagian anterior, terdapat 4 buah regio
segitiga: Submandibular tiangle, submental triangle,
carotid triangle, dan muscular triangle.
SISTEM LIMFATIK
 
 Sistem limfatik adalah komponen tambahan sistem sirkulasi. Sistem ini terdiri dari organ-organ yang
memproduksi dan menyimpan limfosit; suatu cairan yang bersirkulasi (limfe); yang merupakan derivat
cairan jaringan; dan pembuluh-pembuluh limfatik yang mengembalikan limfe ke sirkulasi.
 
 Fungsi sistem limfatik adalah sebagai berikut :
Sistem limfatik mengembalikan kelebihan cairan jaringan yang keluar dari kapiler. Jika cairan tidak
dikeluarkan, maka cairan tersebut akan terkumpul dalam ruangan intertisial dan mengakibatkan edema.
Sistem limfatik juga mengembalikan protein plasma ke dalam sirkulasi. Setiap protein plasma yang
keluar dari kapiler menuju ruang antar jaringan diabsorbsi ke dalam pembuluh limfe. Jika
proteindibiarkan terakumulasi, maka tekanan osmotik cairan intertisial akan meningkat.
Pembuluh limfatik khusus mentranspor nutrien yang terabsorpsi, terutama lemak dari sistem
pencernaan ke dalam darah.
Sistem limfatik mengeluarkan zat-zat toksik dan debris selular dari jaringan setelah infeksi atau
kerusakan jaringan.
Sistem limfatik mengendalikan kualitas aliran cairan jaringan dengan cara menyaringnya melalui nodus-
nodus limfe sebelum mengembalikannya ke sirkulasi.
 
Pembuluh limfe berasal dari kantong tertutup mikroskopik yang disebut kapiler limfatik. Kapiler
limfatik berukuran lebih besar dan lebih tidak beraturan dibandingkan kapiler darah, tetapi struktur
dasarnya sama. Kapiler limfe berbentuk seperti tasbih karena mempunyai banyak katup sepanjang
perjalanannya. Pembuluh limfe aferen adalah pembuluh limfe yang membawa limfe masuk ke kelenjar
limfe dan pembuluh limfe eferen adalah pembuluh limfe yang membawa limfe keluar dari kelenjar limfe.
Pembuluh limfe khusus di vili usus halus yang berfungsi untuk mengabsorpsi lemak disebut lacteal vili.
Saluran Limfe
 
Terdapat dua saluran limfe utama, duktus torakikus dan duktus
limfatikus dextra. Duktus torakikus atau duktus limfatikus
sinitra, mengumpulkan cairan limfe dari tubuh bagian tungkai
bawah (kanan kiri), abdomen (kanan kiri), dada kiri, kepala kiri,
lengan kiri, kemudian masuk ke sirkulasi darah lewat vena
subclavia sinistra.
Duktus limfatikus dextra ialah saluran yang jauh lebih kecil dan
mengumpulkan limfe dari kepala kanan, leher kanan, lengan
kanan dan dada sebelah kanan, dan menuangkan isinya ke dalam
vena subklavia dextra yang berada di sebelah bawah kanan leher.
Jika terjadi infeksi, kelenjar limfe dapat meradang ( kelenjar limfe
bengkak, merah dan sakit ), proses ini biasa disebut limfadenitis.
Limfadenitis menunjukkan adanya infeksi pada pembuluh limfe
(jaringan) di atasnya.
KELENJAR GETAH BENING LEHER
Ada sekitar 300 KGB di daerah kepala dan leher, gambaran lokasi
terdapatnya KGB pada daerah kepala dan leher adalah sebagai
berikut:
American Head and Neck Society and the AAO-HNS, membagi kelenjar limfe
(getah bening) menjadi 6 regio, level I – VI.
Level IA : Submental
Level IB : Submandibular
Level II : Upper Jugular
Terletak di sepanjang vena jugularis bagian atas, tepatnya dimulai dari dasar
tengkorak sampai inferior os hyoid
Level III : Middle Jugular
Terletak dari os hyoid sampai kartilago krikoid
Level IV : Lower Jugular
Terletak dari kartilago krikoid sampai batas atas klavikula
Level V : Posterior Triangel Group (spinal accessory and supraclavicular
nodes)
Terletak di antara muskulus sternokleidomastoideus dan muskulus trapezius.
Level VA dan VB dipisahkan oleh perpanjangan garis kartilago krikoid.
Lever VI : Anterior Compartment Group (pretracheal, paratracheal, precricoid)
Dari os hyoid sampai ke regio suprasternal. (Sloane, 2004).
B. Apa saja kemungkinan penyebab keluhan benjolan di leher terasa nyeri pada kasus ?
1. Kelainan kongenital
Adalah kelainan yang dibawa sejaklahir, benjolannya dapat berupa benjolan yang
timbul sejak lahir atau timbul pada usia kanak bahkan terkadang muncul usia dewasa.
Kelainan kongenital yang seringterjadi di daerah leher antara lain adalahhygroma colli ,
kista branchial, kista ductus thyroglosus,
2. Infeksi
Infeksi pada daerah leher dapat berupa infeksi akut atau infeksi menahun. infeksi akut
disertai adanya gejala panas badan, rasa sakit dan gejala panas dan adanya warna
kemerahan benjolan tersebut. Infeksi kronis Yang paling sering ditemukan adalah
penyakit TBC kelenjar : Benjolan, ukuran beberapa milimeter sampai beberapa
centimeter dan paling sering terletak di samping leher kiri atau kanan.
3. Neoplasma, adalah penyakit pertumbuhan sel, ada yang jinak dan ganas
4.Trauma
Trauma di daerah leher bisa terjadi akibat benturan benda tumpul sehingga terjadi
bekuan darah atau hematom dan membentuk benjolan seperti tumor
5. Kelainan lainnya
disebabkan misalnya oleh kelainan pembuluh darah di daerah leher. kelainan di leher
yaitu pada kelenjar yang kekurangan yodium di tubuh terutama terjadi di daerah
endemis gondok.
(Isselbacher, 2000)
C. Bagaimana patofisiologi benjolan terdapat pada sebelah
kiri ?
Infeksi Mtb  inhalasi droplet  bakteri mencapai alveolus 
basil m. Tb difagosit oleh makrofag  basil tb bertahan hidup
dan bermultifikasi dalam makrofag  terjadinya penyebaran
melalui limfogen  kel. Limfe regional hilus  inflamasi ke
limfe regional (limpadenitis)  benjolan. (Kumar, 2012)

D. Apa makna benjolan terasa nyeri ?


Ini menunjukan adanya infeksi yang menyebabkan inflamasi
pada organ di leher yaitu limfe yang menyebabkan terasangnya
ujung saraf sehingga adanya sensasi nyeri. (Crofron,2002)
E. Apa makna benjolan awalnya kecil dan makin lama makin besar hingga
sekarang ?
Pada kasus ini benjolan terjadi karena faktor :
Peningkatan jumlah limfosit makrofag karena reaksi imun
Infiltrasi kelenjar limfoid oleh sel radang saat sel limfoid itu sendiri yang
terinfeksi
Poliferasi in situ dari limfosit makrofag
Setelah terinfeksi dengan Mycobacterium Tuberculosis melalui inhalasi droplet
orang yang terinfeksi TBC, kelenjar limfe dibagian cavum oral dan orofaring
termasuk tonsil dan kelenjar getah bening di region leher otomatis menjadi
pertahanan utama bagi tubuh.
Reaksi imun meningkat dan terjadi reaksi radang yaitu saat aspek humoral
(antibody) dan aspek seluler pertahana tubuh meningkat. Poliferasi pertahanan
tubuh seluler terjadi di KGB.
Benjolan semakin besar karena hyperplasia folikel-folikel baru pada KGB diikuti
dengan germinal center yang makin aktif membelah untuk menghasilkan sel
limfosit T dan makrofag. Bakteri M.Tb ikut menginfiltrasi KGB hingga respon
radang bertambah kuat yang nantinya berujung pada nekrosis caseosa jaringan
limfoid di regio leher apabila respon imun masih belum cukup kuat untuk
melawan infeksi bakteri ini. (Isselbacher, 2000)
F. Apa makna keluhan ini sudah dirasakan sejak 6 bulan terakhir
?
ini menunjukan bahwa penyakit sudah bersifat kronis, M.tb
yang berkembang biak menimbulkan suatu radang yang disebut
afek/ focus primer dari Ghon. Kemudian M.tb menjalar melalui
saluran limfe dan terjadilah limfadenitis. (Crofron,2002)

G. Apa hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan ?


Hubungan usia : Usia 28 tahun merupakan usia produktif.
Dimana pada usia prosuktif terjadi penurunan sistem kekebalan
dalam tubuh sehingga apabila tubuh terpajan dengan kuman
atau bakteri maka tubuh akan mudah terinfeksi. Biasanya pada
limfadenitis tuberkulosis terjadi pada rentan usia 14-60 tahun.
Jenis Kelamin : Terjadinya limfadenitis tuberkulosis pada
perempuan lebih banyak daripada laki-laki dengan
perbandingan 2:1. (Kumar, 2012)
H. Apa makna benjolan berjumlah 3 buah ukuran sebesar
kelereng ?
Benjolan sebanyak 3 buah merupakan akibat dari
tuberkulosis dimana KGB akan bergerombol/ penempelan
dan bergerak bersamaan bila digerakan. Apabila ukuran
benjolan lebih dari 0,5 cm maka dikatakan abnormal.
Apabila terdapat nyeri tekan menandakan adanya
perdangan atau perdarahan. Konsistensi keras seperti batu
menandakan adanya keganasan sedangkan konsistensi
lunak mengarahkan kepada proses infeksi dan apabila
fluktuatif mengarah terjadinya ruptur. (Crofron,2002)
2A. Apa saja jenis-jenis batuk ?
Sputum banyak sekali dan purulen  terjadinya proses supuratif (eg.
Abses paru)
Sputum yang terbentuk perlahan dan terus meningkat  tanda bronchitis
/ bronkhioektasis
Sputum berwarna kekuning-kuningan  terjadi proses infeksi
Sputum berwarna hijau  terjadi proses penimbunan nanah.
Warna hijau ini dikarenakan adanya verdoperoksidase yang dihasilkan
oleh PMN dalam sputum.
Sputum merah muda dan berbusa  tanda edema paru akut
Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih  tanda bronchitis kronik
Sputum berbau busuk  tanda abses paru/bronkhioektasis
(Soedarmo, 2012)
 
B. Apa makna batuk berdahak berwarna kehijauan ?
Warna hijau ini dikarenakan adanya verdoperoksidase yang
dihasilkan oleh PMN dalam sputum. (Soedarmo, 2012)
 
C. Apa makna keluhan disertai demam pada sore hari ?
Pada sinar uv bakteri akan inaktif sedangkan pada sore atau
malam hari M.tb berproliferasi dengan baik pada
temperatur 22-23°C sehingga metabolisme M.tb akan
meningkat sehingga tubuh lebih tinggi. (Jawetz,2013)
D. Apa saja tipe-tipe demam ?
 
Demam septik
Pada demam ini, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari
dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari.
Demam hektik
Pada demam ini, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari
dan turun kembali ke tingkat yang normal pada pagi hari
Demam remiten
Pada demam ini, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu
normal
Demam intermiten
Pada demam ini, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu
hari.
Demam Kontinyu
Pada demam ini, terdapat variasi suhu sepanjang hari yang tidak berbeda lebih dari satu
derajat.
Demam Siklik
Pada demam ini, kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas
demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
(Soedarmo, 2012)
E. Adakah hubungan batuk dengan keluhan benjolan sebelah kiri ?
Jika terjadi reaktivasi atau reinfeksi basil TB pada orang yang sudah
memiliki imunitas seluler, hal ini disebut dengan post-primer. adanya
imunitas seluler akan membatasi penyebaran basil TB lebih cepat dari
pada TB primer disertai dengan pembentukan jaringan keju (kaseosa).
sama seperti pada TB primer, basil TB pada TB post primer dapat
menyebar terutama melalui aliran limfe menuju kelenjar limfe.

pada kasus ini ada hubungan, batuk diindikasikan adanya sesuatu yang
akan dikeluarkan dari saluran pernapasan, dimana dalam hal ini adalah
hasil dari pada nekrosis M.Tb. infeksi M.Tb ini yang semula berasal dari
paru mengalami penyebaran ke KGB sekitar sehingga timbullah benjolan
disebelah kiri indikasi adanya infeksi paru disebelah kiri. (Crofron,2002)
F. Bagaimana patofisiologi benjolan semakin lama semakin
membesar ?
Terinfeksi M.tb melalu droplet yang terinhalasi  kelenjar dibagian
cavum oral dan orofaring termasuk tonsil dan KGB  diregional leher
menjadi pertahan utama bagi tubuh  reaksi imun meningkat dan
terjadilah reaksi radang  proliferasi pertahan tubuh seluler terjadi
di KGB  menyebabkan adanya benjolan karena hiperplasia folikel-
folikel baru pada KGB  dan diikuti germinal center semakin aktif
membelah untuk menghasilkan limfosit sel T dan Makrofag, M. Tb
ikut menginfiltrasi KGB hingga respon inflamasi bertambah kuat 
menyebabkan KGB bertambah besar.
(Crofron,2002)
3A. Apa makna sudah berobat kedokter, batuk tidak sembuh , dan benjolan di leher semakin
membesar ?
Kemungkinan pengobatan yang dilakukan tidak efektif. dimana kemungkinan obat yang
diberikan tidak tepat. sehingga kuman masih tetap ada. mungkin dokter hanya mengobati
symptomnya saja seperti antipiretik, antibiotik, dan mukolitik. sedangkan kuratifnya tidak.

B. Apa kemungkinan obat yang diberikan dokter kepada Ny. Ayu ?


Antipiretik, antibiotik dan mukolitik :
Antipiretik:
Asam Mefenamat
Parasetamol
Ibuprofen
Indometasin
 
Antibiotik:
Inhibisi sintesis dinding sel ( Penisilin, Sefalosporin, Glikopeptida )
Inhibisi sintesis protein ( Aminoglikosida, Tetrasiklin, Kloramfenikol, Klindamisin )
Inhibisi sintesis asam nukleat ( Rifampisin, Sulfonamida. Trimetoprim )
Inhibisi sintesis membran sel ( Amfoterisin B, Triazol Imidazol )
Mukolitik:
Ambroksol
(Katzung,2002)
4A. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan fisik ?
Interpretasi
Keadaan umum :
kompos mentis  normal
Tanda Vital: TD 120/ 90 mmHg  normal
RR 22 x/ menit  normal
Tempt 37,9 ° C  Subfebris
Nadi 100 x/ menit, regular isi dan tegangan cukup  normal
Kepala : konjungtiva tidak anemis, skelra tidak ikterik  normal
Leher : teraba 3 buah benjolan, diameter 2 cm, konsistensi kenyal, bisa
digerakan tampak kemerahan,nyeri  abnormal ( adanya reaksi inflamasi)
Thorax: jantung : dalam batas normal  normal
Paru : Inspeksi: datar simetris  normal
Palpasi: steam fremitus kiri meningkat  abnoramal
Perkusi: sonor, paru kiri sedikit hipersonor abnormal
Auskultasi: ronki kering pada lapang paru kiri atas  abnormal
Abdomen : datar,lemas,timpani, hati tak teraba, lien tidak teraba  normal
Ekstremitas: teraba benjolan pada kelenjar limfe inguinal  abnormal
Mekanisme:
Tempt 37,9 ° C  Subfebris
Peningkatan suhu
Infeksi Mycobacterium Tuberculosis  mengeluarkan pirogen eksogen
 tubuh mengeluarkan pirogen endogen  merangsang otak untuk
melepaskan asam arakhidonat dan prostaglandin E2  peningkatan
suhu
Leher : teraba 3 buah benjolan, diameter 2 cm, konsistensi kenyal, bisa
digerakan tampak kemerahan,nyeri  abnormal ( adanya reaksi
inflamasi)
Terinfeksi M.tb melalu droplet yang terinhalasi  kelenjar dibagian
cavum oral dan orofaring termasuk tonsil dan KGB  diregional leher
menjadi pertahan utama bagi tubuh  reaksi imun meningkat dan
terjadilah reaksi radang  proliferasi pertahan tubuh seluler terjadi di
KGB  menyebabkan adanya benjolan karena hiperplasia folikel-folikel
baru pada KGB  dan diikuti germinal center semakin aktif membelah
untuk menghasilkan limfosit sel T dan Makrofag, M. Tb ikut
menginfiltrasi KGB hingga respon inflamasi bertambah kuat 
menyebabkan KGB bertambah besar.
Palpasi: steam fremitus kiri meningkat  abnoramal
paru terisi cairan dan sedikit udara  mengalami konsolidasi 
hantaran yang tidak baik getaran mengingkat pada paru kiri
 
Auskultasi: ronki kering pada lapang paru kiri atas  abnormal
M. Tb  dibawa ke KGB terdekat (T-helper)  diferensiasi menjadi
Th1 yang mengeluarkan IL-2  aktivasi sel T sitotoksik (reseptor IL-2)
 dikeluarkan sitotoksin untuk membunuh dormant  daerah sekitar
mengalami kerusakan  nekrosi pengkijuan  sebagian secret dari
pengkijuan berada di bronkiolus (saluran napas kecil atau sedang) 
(auskultasi)  terdengar ronkhi
 
Ekstremitas: teraba benjolan pada kelenjar limfe inguinal  abnormal
Terinfeksi M.tb melalu droplet yang terinhalasi  KGB  pertahan
utama bagi tubuh  reaksi imun meningkat dan terjadilah reaksi
radang  proliferasi pertahan tubuh seluler terjadi di KGB 
menyebabkan adanya benjolan karena hiperplasia folikel-folikel baru
pada KGB. (Crofron,2002)
B. Bagaimana cara pemeriksa benjolan dileher (kelenjar getah bening) ?
Langkah- langkah dalam pemeriksaan kelenjar getah bening leher:
Memperkenalkan diri dan inform consent terlebih dahulu kepada pasien
Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir
Tanyakan kepada pasien bagian mana yang dianggap sakit oleh pasien dan informasikan bahwa apabila pada
pemeriksaan nanti ada rasa sakit yang dirasakan pasien, maka pasien harus memberi tahu.
Posisikan pasien. Idealnya, pemeriksaan sebaiknya dilakukan dengan berdiri di belakang pasien. Dan pasien
diperiksa dalam posisi duduk.
Inspeksi
Kelenjar getah bening leher terletak di sepanjang bagian anterior dan posterior dari leher tepat di bagian bawah
dagu. Jika kelenjar getah bening cukup besar, dapat terlihat adanya pembengkakan di bawah kulit dan lebih
mudah lagi jika pembesarannya asimetris (akan lebih mudah untuk melihat adanya pembesaran kelenjar getah
bening jika hanya satu bagian saja yang membesar).
Hal-hal yang harus diperhatikan pada inspeksi:
Pembesaran kelenjar getah bening
Skar bekas operasi (cancer exision)
Massa yang jelas
 
Palpasi
Palpasi kelenjar getah bening harus menggunakan empat ujung-ujung jari karena ujung jari adalah bagian yang
paling sensitif. Palpasi dilakukan dengan membandingkan antara bagian kiri dan kanan secara simultan, dari
atas ke bawah dan dengan sedikit tekanan.
Palpasi kelenjar limfe submental dan submandibular yaitu pemeriksa berada dibelakang penderita kemudian
palpasi dilakukan dengan kepala penderita condong ke depan sehingga ujung-ujung jari-jari meraba di bawah
tepi mandibula. Kepala dapat dimiringkan dari satu sisi ke sisi yang lain sehingga palpasi dapat dilakukan pada
kelenjar yang superficial maupun yang profunda. Juga dapat dilakukan dengan palpasi bimanual.
5A. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari hasil laboratorium ?
Interpretasi :
Hb: 12,3 g/dl, normal
Pria : 14-18 g/dl
Wanita : 12-16 g/dl
Trombosit : 214000/, normal
Normalnya : 200.000-400.000/mm3
Leukosit : 13000/, leukositosis
normalnya 5.000-10.000/
LED : 40, meningkat
Pria : 0-15 mm/jam
Wanita : 0-20 mm/jam
GDS : 100 g/dl normal

Mekanisme :
Mtb  inhalasi droplet  bakteri mencapai alveolus  wbc dan protein plasam
meningkat dan infeksi mempercepat proses pengendapan rbc / inflamasi  LED
meningkat. Leukositosis terjadi selain dari wbc yang meningkat untuk fagosit Mtb
dialveolus, leukositosis juga bisa akibat inflamis pada limfe dimana berisikan sel
plasma, limfosit, monosit, histiosit. (Crofron,2002)
6. Gangguan apa saja yang mungkin terjadi?
Limfadenitis Tb
Limfadenopati
Limfoma

7. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus ?


Anamnesis :
batuk berdahak berwarna kehijauan
Demam pada sore hari

>>
Pemeriksaan fisik :
TD 120/90 mmHg, nadi 100x/menit, RR 22x/menit, suhu
37,9 º C
Leher : teraba 3 buah benjolan, diameter 2 cm, konsistensi
kenyal, bisa digerakan tampak kemerahan,nyeri
Paru:
Palpasi: steam fremitus kiri meningkat
Perkusi: sonor, paru kiri sedikit hipersonor
Auskultasi: ronki kering pada lapang paru kiri atas
Ekstremitas: teraba benjolan pada kelenjar limfe inguinal
  Pemeriksaan penunjang :
Laboratorium : Leukosit 13.000/mm3, LED:40
 
8.Gangguan apa yang paling mungkin terjadi?
Limfadenitis Tb
 
9.Tatalaksana
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengklasifikasikan
limfadenitis TB kedalam TB di luar paru dengan paduan obat 2RHZE/10RH.
British Thoracic Society Research Committee and Compbell (BTSRCC)
merekomendasikan pengobatan selama 9 bulan dalam regimen 2RHE/7RH.
Regimen pengobatan yang digunakan adalah:
Kategori 1 (2HRZE/4H3R3)
Tahap intensif terdiri dari HRZE diberikan setiap hari selama 2 bulan.
Kemudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri dari HR diberikan
tiga kali dalam seminggu selama 4bulan.
kategori 3 (2HRZ/4H3R3).Obat ini diberikan untuk:
Tahap intensif terdiri dari HRZ diberikan setiap hari selama 2 bulan
(2HRZ), diteruskan dengan tahap lanjutan terdiri dari HR selama 4 bulan
diberikan 3 kali seminggu. (Amin,2006)
10.Komplikasi
pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri,
sel darah putih akan mati. Sel darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah, yang mengisi
ronggatersebut.
Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan terdorong. Jaringan pada akhirnya
tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas.
1. Pembentukan abses
Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri. Jika bakteri
menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan hancur,
meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan
bses; hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu
abses pecah di dalam, maka infeksi bisa menyebar di dalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit,
tergantung kepada lokasi abses.
2. Selulitis (infeksi kulit)
Selulitis adalah suatu penyebaran infeksi bakteri ke dalam kulit dan jaringan di bawah kulit. Infeksi dapat
segera menyebar dan dapat masuk ke dalam pembuluh getah bening dan aliran darah. Jika hal ini terjadi,
infeksi bisa menyebar ke seluruh tubuh.
3. Sepsis (septikemia atau keracunan darah)
Sepsis adalah kondisi medis yang berpotensi berbahaya atau mengancam nyawa, yang ditemukan dalam
hubungan dengan infeksi yang diketahui atau dicurigai (biasanya namun tidak terbatas pada bakteri-
bakteri).
4. Fistula (terlihat dalam limfadenitis yang disebabkan oleh TBC)
Limfadenitis tuberkulosa ini ditandai oleh pembesaran kelenjar getah bening, padat / keras, multiple dan
dapat berkonglomerasi satu sama lain. Dapat pula sudah terjadi perkijuan seluruh kelenjar, sehingga
kelenjar itu melunak seperti abses tetapi tidak nyeri. Apabila abses ini pecah ke kulit, lukanya sulit sembuh
oleh karena keluar secara terus menerus sehingga seperti fistula. Fistula merupakan penyakit yang erat
hubungannya dengan immune system / daya tahan tubuh setiap individual. (Depkes RI. 2006).
11. Prognosis
Quo et Vitam : Dubia et Bonam
Quo et Fungsionam : Dubia et Bonam
 
12. KDU
4A
Dokter mampu membuat diagnosis klinik dan
melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara
mandiri dan tuntas.
 
13. pandangan islam 
 
Dari Abu Hurairah r.a. Nabi Muhammad SAW.
Bersabda : Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah,
kesusahan, kesedihan, penyakit, gangguan menumpuk
pada dirinya kecuali Allah SWT hapuskan akan dosa-
dosanya” (HR. Bukhari dan Muslim)
KESIMPULAN
Ny. Ayu usia 28 tahun, mengeluh benjolan dileher
kiri terasa nyeri, kemerahan, bisa digerakkan di
KGB dan inguinal kemungkinan limfadenitis
akibat M. Tb.
KERANGKA KONSEP
Infeksi M. Tb

TB Paru (primer) batuk berdahak berwarna kehijauan

Penyebaran sekunder
(Limfogen, hematogen, perkontinuitanum, brokogen)

Pembesaran kelenjar getah bening dileher dan inguinal

Nyeri, merah, dan bisa digerakkan

Tb kelenjar (limfadenitis Tb)

Anda mungkin juga menyukai