Dosen Pembimbing : dr. Iskandar Zulkarnain Ansori, DTM & H, Sp. Park
Anggota :
Rachmi Arhyun Tama (702011023)
Putri Indah Sari (702012003)
Mutiara Oktarindri (702012013)
Siska Sarwana (702012030)
Yolanda (702012033)
Santa Mercylia (702012034)
Muhammad Alif Pakubuana (702012041)
Feizal Faturahman (702012049)
Siti Zalika (702012055)
Rani Julianti (702012062)
Faldi Pramayudha (702012063)
SKENARIO KASUS
Ny. Ayu, berusia 28 tahun dating berobat ke rumah sakit dengan keluhan
ada benjolan yang terasa nyeri di leher sebelah kiri. Benjolan tersebut
berjumlah 3 buah, berukuran ± sebesar kelereng. Keluhan ini telah dirasakan
sejak 6 bulan terakhir. Benjolan awalnya kecil dan makin lama makin besar
hingga seperti sekarang.
Ny. Ayu mengeluh batuk berdahak berwarna kehijauan, sering disertai
demam pada sore hari sejak 3 bulan yang lalu. Ia sudah berobat kedokter,
batuk tidak sembuh, benjolan di leher semakin besar.
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum: Compos mentis
Tanda vital: TD: 120/90 mmHg, RR: 22 x/menit, Temp: 37.90C, Nadi: 100
x/menit, regular, isi dan tegangan cukup.
Pemeriksaan Khusus
Kepala : konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik
Leher : teraba 3 buah benjolan, diameter 2 cm, konsistensi kenyal, bisa
digerakkan, tampak kemerahan, nyeri.
Thorax
Jantung: dalam batas normal
Paru-paru
Inspeksi : datar, simetris
Palpasi : stemfremitus kiri meningkat
Perkusi : sonor, paru kiri sedikit hipersonor
Auskultasi : ronki kering pada lapangan paru kiri atas
Abdomen : datar, lemas, timpani, hati tidak teraba, lien tidak teraba
Ekstremitas : teraba benjolan pada kelenjar limfe inguinal
Hasil laboratorium : darah rutin : hemoglobin 12,3 mg/dl, trombosit
214.000/ leukosit : 13.000/ LED : 40, kimia darah :GDS 100g/dl
KLARIFIKASI ISTILAH
Benjolan : bagian yang bengkak atau gumpalan yang bengkak
pada leher
Nyeri : pengalaman perasaan yang tidak mengenakkan atau
menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan pada jaringan
kulit
Batuk berdahak berwarna hijau : ekspulsi udara dari dalam paru
yang tiba-tiba mengeluarkan suara berisik disertai
mengeluarkan mukus
Demam pada sore hari: peningkatan temperatur tubuh di atas3
70C terutama pada sore hari karena energi basal metabolisme
Konsistensi kenyal : suatu keadaan pada saat palpasi dari
berbagai arah yang jaringannya terasa ada tahanan
Limfe inguinal : kelenjar bening yang terdapat di
paha
Hipersonor : suara yang lebih nyaring seperti kita
mengetuk ruang kosong pada saat perkusi
kemungkinan isi udara yang bertambah banyak
Stemfremitus : getaran yang terasa pada saat palpasi
Thorax
Ronki kering : bising terputus-putus yang terdiri
atas serangkaian bising pendek saat inhalasi
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Ny. Ayu, berusia 28 tahun dating berobat ke rumah sakit dengan
keluhan ada benjolan yang terasa nyeri di leher sebelah kiri.
Benjolan tersebut berjumlah 3 buah, berukuran ± sebesar kelereng.
Keluhan ini telah dirasakan sejak 6 bulan terakhir. Benjolan awalnya
kecil dan makin lama makin besar hingga seperti sekarang.
2. Ny. Ayu mengeluh batuk berdahak berwarna kehijauan, sering
disertai demam pada sore hari sejak 3 bulan yang lalu.
3. Ia sudah berobat kedokter, batuk tidak sembuh, benjolan di leher
semakin besar.
4. Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum: Compos mentis
Tanda vital: TD: 120/90 mmHg, RR: 22 x/menit, Temp: 37.90C, Nadi: 100
x/menit, regular, isi dan tegangan cukup.
Pemeriksaan Khusus
Kepala : konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik
Leher : teraba 3 buah benjolan, diameter 2 cm, konsistensi kenyal, bisa digerakkan,
tampak kemerahan, nyeri.
Thorax
Jantung : dalam batas normal
Paru-paru
Inspeksi : datar, simetris
Palpasi : stemfremitus kiri meningkat
Perkusi : sonor, paru kiri sedikit hipersonor
Auskultasi : ronki kering pada lapangan paru kiri atas
Abdomen : datar, lemas, timpani, hati tidak teraba, lien tidak teraba
Ekstremitas : teraba benjolan pada kelenjar limfe inguinal
5. Hasil laboratorium : darah rutin : hemoglobin 12,3 mg/dl, trombosit
214.000/ leukosit : 13.000/ LED : 40, kimia darah :GDS 100g/dl
ANALISIS MASALAH
1A. Organ apa saja yang terdapat pada leher ?
Leher ialah bangunan yang terdiri dari tulang belakang sum-sum
tulang punggung, laring dan trakea, faring dan esofagus, kelenjar
tiroid, pembuluh darah besar dan urat-saraf. Selanjutnya leher
mengandung otot-otot, lemak, dan banyak kelenjar getah bening.
Sebagai penghubung antara kepala dan badan, leher berisi
sejumlah struktur neurovaskular sangat penting dalam ruang
yang sangat terbatas. Sistem muskuloskeletal leher harus
melindungi leher, sementara juga memungkinkan mobilitas
maksimum kepala dan koordinasi pada proses ventilasi, menelan,
bicara.
Muskulus sternokleidomastoideus membagi leher
menjadi dua bagian besar, anterior dan lateral.
Masing- masing bagian terbagi lagi atas beberapa
segitiga. Pada bagian anterior, terdapat 4 buah regio
segitiga: Submandibular tiangle, submental triangle,
carotid triangle, dan muscular triangle.
SISTEM LIMFATIK
Sistem limfatik adalah komponen tambahan sistem sirkulasi. Sistem ini terdiri dari organ-organ yang
memproduksi dan menyimpan limfosit; suatu cairan yang bersirkulasi (limfe); yang merupakan derivat
cairan jaringan; dan pembuluh-pembuluh limfatik yang mengembalikan limfe ke sirkulasi.
Fungsi sistem limfatik adalah sebagai berikut :
Sistem limfatik mengembalikan kelebihan cairan jaringan yang keluar dari kapiler. Jika cairan tidak
dikeluarkan, maka cairan tersebut akan terkumpul dalam ruangan intertisial dan mengakibatkan edema.
Sistem limfatik juga mengembalikan protein plasma ke dalam sirkulasi. Setiap protein plasma yang
keluar dari kapiler menuju ruang antar jaringan diabsorbsi ke dalam pembuluh limfe. Jika
proteindibiarkan terakumulasi, maka tekanan osmotik cairan intertisial akan meningkat.
Pembuluh limfatik khusus mentranspor nutrien yang terabsorpsi, terutama lemak dari sistem
pencernaan ke dalam darah.
Sistem limfatik mengeluarkan zat-zat toksik dan debris selular dari jaringan setelah infeksi atau
kerusakan jaringan.
Sistem limfatik mengendalikan kualitas aliran cairan jaringan dengan cara menyaringnya melalui nodus-
nodus limfe sebelum mengembalikannya ke sirkulasi.
Pembuluh limfe berasal dari kantong tertutup mikroskopik yang disebut kapiler limfatik. Kapiler
limfatik berukuran lebih besar dan lebih tidak beraturan dibandingkan kapiler darah, tetapi struktur
dasarnya sama. Kapiler limfe berbentuk seperti tasbih karena mempunyai banyak katup sepanjang
perjalanannya. Pembuluh limfe aferen adalah pembuluh limfe yang membawa limfe masuk ke kelenjar
limfe dan pembuluh limfe eferen adalah pembuluh limfe yang membawa limfe keluar dari kelenjar limfe.
Pembuluh limfe khusus di vili usus halus yang berfungsi untuk mengabsorpsi lemak disebut lacteal vili.
Saluran Limfe
Terdapat dua saluran limfe utama, duktus torakikus dan duktus
limfatikus dextra. Duktus torakikus atau duktus limfatikus
sinitra, mengumpulkan cairan limfe dari tubuh bagian tungkai
bawah (kanan kiri), abdomen (kanan kiri), dada kiri, kepala kiri,
lengan kiri, kemudian masuk ke sirkulasi darah lewat vena
subclavia sinistra.
Duktus limfatikus dextra ialah saluran yang jauh lebih kecil dan
mengumpulkan limfe dari kepala kanan, leher kanan, lengan
kanan dan dada sebelah kanan, dan menuangkan isinya ke dalam
vena subklavia dextra yang berada di sebelah bawah kanan leher.
Jika terjadi infeksi, kelenjar limfe dapat meradang ( kelenjar limfe
bengkak, merah dan sakit ), proses ini biasa disebut limfadenitis.
Limfadenitis menunjukkan adanya infeksi pada pembuluh limfe
(jaringan) di atasnya.
KELENJAR GETAH BENING LEHER
Ada sekitar 300 KGB di daerah kepala dan leher, gambaran lokasi
terdapatnya KGB pada daerah kepala dan leher adalah sebagai
berikut:
American Head and Neck Society and the AAO-HNS, membagi kelenjar limfe
(getah bening) menjadi 6 regio, level I – VI.
Level IA : Submental
Level IB : Submandibular
Level II : Upper Jugular
Terletak di sepanjang vena jugularis bagian atas, tepatnya dimulai dari dasar
tengkorak sampai inferior os hyoid
Level III : Middle Jugular
Terletak dari os hyoid sampai kartilago krikoid
Level IV : Lower Jugular
Terletak dari kartilago krikoid sampai batas atas klavikula
Level V : Posterior Triangel Group (spinal accessory and supraclavicular
nodes)
Terletak di antara muskulus sternokleidomastoideus dan muskulus trapezius.
Level VA dan VB dipisahkan oleh perpanjangan garis kartilago krikoid.
Lever VI : Anterior Compartment Group (pretracheal, paratracheal, precricoid)
Dari os hyoid sampai ke regio suprasternal. (Sloane, 2004).
B. Apa saja kemungkinan penyebab keluhan benjolan di leher terasa nyeri pada kasus ?
1. Kelainan kongenital
Adalah kelainan yang dibawa sejaklahir, benjolannya dapat berupa benjolan yang
timbul sejak lahir atau timbul pada usia kanak bahkan terkadang muncul usia dewasa.
Kelainan kongenital yang seringterjadi di daerah leher antara lain adalahhygroma colli ,
kista branchial, kista ductus thyroglosus,
2. Infeksi
Infeksi pada daerah leher dapat berupa infeksi akut atau infeksi menahun. infeksi akut
disertai adanya gejala panas badan, rasa sakit dan gejala panas dan adanya warna
kemerahan benjolan tersebut. Infeksi kronis Yang paling sering ditemukan adalah
penyakit TBC kelenjar : Benjolan, ukuran beberapa milimeter sampai beberapa
centimeter dan paling sering terletak di samping leher kiri atau kanan.
3. Neoplasma, adalah penyakit pertumbuhan sel, ada yang jinak dan ganas
4.Trauma
Trauma di daerah leher bisa terjadi akibat benturan benda tumpul sehingga terjadi
bekuan darah atau hematom dan membentuk benjolan seperti tumor
5. Kelainan lainnya
disebabkan misalnya oleh kelainan pembuluh darah di daerah leher. kelainan di leher
yaitu pada kelenjar yang kekurangan yodium di tubuh terutama terjadi di daerah
endemis gondok.
(Isselbacher, 2000)
C. Bagaimana patofisiologi benjolan terdapat pada sebelah
kiri ?
Infeksi Mtb inhalasi droplet bakteri mencapai alveolus
basil m. Tb difagosit oleh makrofag basil tb bertahan hidup
dan bermultifikasi dalam makrofag terjadinya penyebaran
melalui limfogen kel. Limfe regional hilus inflamasi ke
limfe regional (limpadenitis) benjolan. (Kumar, 2012)
pada kasus ini ada hubungan, batuk diindikasikan adanya sesuatu yang
akan dikeluarkan dari saluran pernapasan, dimana dalam hal ini adalah
hasil dari pada nekrosis M.Tb. infeksi M.Tb ini yang semula berasal dari
paru mengalami penyebaran ke KGB sekitar sehingga timbullah benjolan
disebelah kiri indikasi adanya infeksi paru disebelah kiri. (Crofron,2002)
F. Bagaimana patofisiologi benjolan semakin lama semakin
membesar ?
Terinfeksi M.tb melalu droplet yang terinhalasi kelenjar dibagian
cavum oral dan orofaring termasuk tonsil dan KGB diregional leher
menjadi pertahan utama bagi tubuh reaksi imun meningkat dan
terjadilah reaksi radang proliferasi pertahan tubuh seluler terjadi
di KGB menyebabkan adanya benjolan karena hiperplasia folikel-
folikel baru pada KGB dan diikuti germinal center semakin aktif
membelah untuk menghasilkan limfosit sel T dan Makrofag, M. Tb
ikut menginfiltrasi KGB hingga respon inflamasi bertambah kuat
menyebabkan KGB bertambah besar.
(Crofron,2002)
3A. Apa makna sudah berobat kedokter, batuk tidak sembuh , dan benjolan di leher semakin
membesar ?
Kemungkinan pengobatan yang dilakukan tidak efektif. dimana kemungkinan obat yang
diberikan tidak tepat. sehingga kuman masih tetap ada. mungkin dokter hanya mengobati
symptomnya saja seperti antipiretik, antibiotik, dan mukolitik. sedangkan kuratifnya tidak.
Mekanisme :
Mtb inhalasi droplet bakteri mencapai alveolus wbc dan protein plasam
meningkat dan infeksi mempercepat proses pengendapan rbc / inflamasi LED
meningkat. Leukositosis terjadi selain dari wbc yang meningkat untuk fagosit Mtb
dialveolus, leukositosis juga bisa akibat inflamis pada limfe dimana berisikan sel
plasma, limfosit, monosit, histiosit. (Crofron,2002)
6. Gangguan apa saja yang mungkin terjadi?
Limfadenitis Tb
Limfadenopati
Limfoma
>>
Pemeriksaan fisik :
TD 120/90 mmHg, nadi 100x/menit, RR 22x/menit, suhu
37,9 º C
Leher : teraba 3 buah benjolan, diameter 2 cm, konsistensi
kenyal, bisa digerakan tampak kemerahan,nyeri
Paru:
Palpasi: steam fremitus kiri meningkat
Perkusi: sonor, paru kiri sedikit hipersonor
Auskultasi: ronki kering pada lapang paru kiri atas
Ekstremitas: teraba benjolan pada kelenjar limfe inguinal
Pemeriksaan penunjang :
Laboratorium : Leukosit 13.000/mm3, LED:40
8.Gangguan apa yang paling mungkin terjadi?
Limfadenitis Tb
9.Tatalaksana
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengklasifikasikan
limfadenitis TB kedalam TB di luar paru dengan paduan obat 2RHZE/10RH.
British Thoracic Society Research Committee and Compbell (BTSRCC)
merekomendasikan pengobatan selama 9 bulan dalam regimen 2RHE/7RH.
Regimen pengobatan yang digunakan adalah:
Kategori 1 (2HRZE/4H3R3)
Tahap intensif terdiri dari HRZE diberikan setiap hari selama 2 bulan.
Kemudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri dari HR diberikan
tiga kali dalam seminggu selama 4bulan.
kategori 3 (2HRZ/4H3R3).Obat ini diberikan untuk:
Tahap intensif terdiri dari HRZ diberikan setiap hari selama 2 bulan
(2HRZ), diteruskan dengan tahap lanjutan terdiri dari HR selama 4 bulan
diberikan 3 kali seminggu. (Amin,2006)
10.Komplikasi
pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri,
sel darah putih akan mati. Sel darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah, yang mengisi
ronggatersebut.
Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan terdorong. Jaringan pada akhirnya
tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas.
1. Pembentukan abses
Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri. Jika bakteri
menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan hancur,
meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan
bses; hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu
abses pecah di dalam, maka infeksi bisa menyebar di dalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit,
tergantung kepada lokasi abses.
2. Selulitis (infeksi kulit)
Selulitis adalah suatu penyebaran infeksi bakteri ke dalam kulit dan jaringan di bawah kulit. Infeksi dapat
segera menyebar dan dapat masuk ke dalam pembuluh getah bening dan aliran darah. Jika hal ini terjadi,
infeksi bisa menyebar ke seluruh tubuh.
3. Sepsis (septikemia atau keracunan darah)
Sepsis adalah kondisi medis yang berpotensi berbahaya atau mengancam nyawa, yang ditemukan dalam
hubungan dengan infeksi yang diketahui atau dicurigai (biasanya namun tidak terbatas pada bakteri-
bakteri).
4. Fistula (terlihat dalam limfadenitis yang disebabkan oleh TBC)
Limfadenitis tuberkulosa ini ditandai oleh pembesaran kelenjar getah bening, padat / keras, multiple dan
dapat berkonglomerasi satu sama lain. Dapat pula sudah terjadi perkijuan seluruh kelenjar, sehingga
kelenjar itu melunak seperti abses tetapi tidak nyeri. Apabila abses ini pecah ke kulit, lukanya sulit sembuh
oleh karena keluar secara terus menerus sehingga seperti fistula. Fistula merupakan penyakit yang erat
hubungannya dengan immune system / daya tahan tubuh setiap individual. (Depkes RI. 2006).
11. Prognosis
Quo et Vitam : Dubia et Bonam
Quo et Fungsionam : Dubia et Bonam
12. KDU
4A
Dokter mampu membuat diagnosis klinik dan
melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara
mandiri dan tuntas.
13. pandangan islam
Dari Abu Hurairah r.a. Nabi Muhammad SAW.
Bersabda : Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah,
kesusahan, kesedihan, penyakit, gangguan menumpuk
pada dirinya kecuali Allah SWT hapuskan akan dosa-
dosanya” (HR. Bukhari dan Muslim)
KESIMPULAN
Ny. Ayu usia 28 tahun, mengeluh benjolan dileher
kiri terasa nyeri, kemerahan, bisa digerakkan di
KGB dan inguinal kemungkinan limfadenitis
akibat M. Tb.
KERANGKA KONSEP
Infeksi M. Tb
Penyebaran sekunder
(Limfogen, hematogen, perkontinuitanum, brokogen)