Anda di halaman 1dari 26

Glikolisis karbohidrat

dan
Analisis Protein
Dwi Susanti
Mita Prayoga
Rizka Putri Tamara
Wuri Handayani
Glikolisis Respirasi
 Respirasi seluler:
Aerob
• Respirasi aerob
• Respirasi anaerob
 Dalam membrane sel terdapat cytosol, pada cytosol tersebar organel salah satunya mitokondria.
 Bahan utama respirasi aerob adalah glukosa, pada manusia dan hewan glukosa diangkut ke dalam aliran
darah dan memasuki cairan ekstra selule, dan glukosa akan memasuki cytosol melalui membrane sel.
 Ketika glukosa masuk ke dalam sel melalui proses respirasi aerob yaitu:
glikolisis: glukosa diubah menadi as. Piruvat (teradi di cytosol), dalam mitokondria diubah menadi asetil ko-
A, memasuki siklus kreb dan siklus akhir adalah transport electron dan kemiosmosis dan dihasilkan ATP.
Langakah dalam
glikolisis
1. Pengubahan glukosa menadi glukosa-6-fosfat, yang difosforilasi oleh enzim hexokinase.
2. Glukosa-6-fosfat diubah menjadi fruktosa-6-fosfat disebut proses isomerisasi yang dikatalisasi
oleh enzim fosfoglukoisomerase.
3. Perubahan fruktosa-6-fosfat menjadi fruktosa-1,6-bifosfat melalui proses fosforilasi, reaksi ini
dikatalisasi olesh enzim fosfofruktokinase.
4. Terjadi reaksi lisis, dimana fruktosa-1,6-bifosfat dipecah dengan bantuan enzim aldolase menjadi
dihidroksiaseton fosfat, dan giseraldehida-3-fosfat.
5. Giseraldehida-3fosfat diubah menjadi 1,3bifosfogliserat yang dikatalisasi oleh enzim
giseraldehida 3 fosfat dehidroginase, reaksi yang terjadi oksidasi fosforilasi
Metabolisme glikolisis
Glikolisis merupakan tahapan pertama metabolisme glukosa oleh sel,
dimana terjadi tahapan reaksi yang mengubah glukosa menjadi produk
akhir piruvat.
Tujuan utama proses ini adalah menghasilkan energi berupa ATP.
Proses ini dapat berjalan dalam kondisi aerob maupun anaerob.
 
Jenis transformasi kimia selama glikolisis, sbg berikut :
Terdapat dua fase di dalam glikolisis, sbg berikut :
1. Pemecahan kerangka karbon glukosa menghasilkan asam
1. fase persiapan
piruvat.
2. fase produksi energi dalam bentuk ATP.
2. Fosforilasi ADP menjadi ATP oleh senyawa fosfat berenergi
  tinggi yang dibentuk selama glikolisis.
  3. Pemindahan atom hidrogen atau elektron.
Tahap Reaksi Kimia Glikolisis, sbg berikut :
1. Reaksi pemindahan fosfat
2. Konversi aldosa ke ketosa
3. Reaksi pemindahan fosfat.
4. Pemecahan karbohidrat enam karbon menjadi 3
carbon.
5. Perubahan DHAP menjadi PGAL dengan bantuan enzim
triosa fosfat isomerase.
6. Fosforilasi gliseraldehida 3 fosfat menjadi 1,3-
bifosfogliserat
7. Defosforilasi 1,3-bifosfogliserat menjadi 3 fosfogliserat
8. Perubahan 3-fosfogliserat menjadi 2-fosfogliserat
9. Hidrolisis 2-fosfogliserat menjadi fosfoenolpruvat
10. Defosforilasi fosfoenolpiruvat mejadi piruvat
GLIKOLISIS DALAM
SEL RAGI
ALAT DAN BAHAN

● H2O2 ● Micropipet
● Larutan CaCO3 ● Tabung Y
● Aquadest ● Becker glass
● Tabung reaksi ● Gelas ukur
● Rak tabung reaksi
PROSEDUR

1. Masukkan 6 ml suspensi ragi + 3 ml larutan gula pada tabung kontrol (kontrol plus)
2. Tutup tabung kemudian tunggu 15 menit
3. Kenaikan sel ragi diukur menggunakan penggaris
4. Hasil : sel ragi mengalami kenaikan 5 cm
5. Masukkan CaCo3 sebanyak 3 ml dalam tabung reaksi yang berbeda
6. Masukkan selang untuk menghubungkan antara tabung yang berisi CaCo3 dengan
tabung kontrol
7. Tunggu selama 15 menit untuk melihat terjadinya perbedaan kenaikan larutan ragi,
endapan dan perubahan warna pada larutan CaCo3
8. Kenaikan larutan ragi pada tabung kontrol diukur menggunakan penggaris. Hasil
kenaikan ragi sebanyak 5 cm
9. Pada tabung CaCo3 yang diamati terdapat adanya sedikit endapan dan mengamali
perubahan warna menjadi putih keruh
PROSEDUR

● Lakukan percobaan sebanyak 3 kali dengan perlakuan yang berbeda


● Perlakuan 1 (kontrol min) : Memanaskan suspensi ragi sebelum
dicampur dengan larutan gula dan dihubungkan dengan CaCo3
● Perlakuan II (inhibitor HCl) : menambahkan 2 tetes HCl dalam suspensi
ragi
● Perlakuan ( inhibitor aseton) : menambahkan 2 tetes aseton dalam
suspensi ragi
● Lakukan hal yang sama seperti percobaan yang sebelumnya
● Amati kenaikan sel ragi pada tabung kontrol dan amati endapan serta
warna pada tabung CaCo3
PEMBAHASAN

● Glikolisis dalam sel ragi menggunakan ragi sebagai enzim dan larutan
gula sebagai substrat untuk menghasilkan etanol dan karbondioksida.
● Dari beberapa perlakuan yang dilakukan didapatkan perlakuan kontrol
plus yang menjadi glikolisis sempurna karena dalam kontrol plus
tersebut sel ragi dengan larutan gula menghasilkan kolom
karbondioksida yang tinggi. Sehingga dapat dikatakan glikolisis
sempurna.
● Pada kontrol min terjadi proses denaturasi yang menyebabkan kerja
enzim terhambat. Sehingga dikatakan glikolisis tidak sempurna
● Pada inhibitor HCl dan aseton terjadi glikolisis tidak sempurna karena
adanya zat pengganggu pada proses glikolisis.
Analisis Protein
Alat: Bahan:
• Tabung reaksi • Lar. Albumin
• Labu ukur • NaOH 3%
• Baker glass • Reagen biuret
• Pipet tetes • Aquades
• Batang pengaduk • Putih telur ayam
• Pipet ukur
• balp
Cara Kerja
Sampel putih telur:
1. 2gr putih telur
2. Tambahkan 3 – 5 tetes NaOH 3%
3. Tambahkan aquades (add 50mL)
Pembuatan larutan standar protein:

Blanko Sampel Std (Lar. Albumin 10mg/mL)

Inkubasi 30’
Baca pada
spektofotometer
Dengan panang
gelombang 540nm.
1mL aquades 1mL spl 0,2mL 0,4mL 0,6mL 0,8mL 1mL
+ aquades
+ 8mL R/ biuret + 4mL R/ biuret 0,8mL 0,6mL 0,4mL 0,2mL 0mL
+ 4mL R/ biuret
*semakin tinggi konsentrasi
protein, semakin pekat warna
yang dihasilkan
Sifat asam basa asam amino
Alat: Bahan:
• Magnetic stirrer • Lar. Asam amino 0,1M
• Buret • Lar NaOH 0,25M
• pH meter • Lar. HCl 1M
• Baker glass • Aquades
• Batang magnet • Lar. Buffer pH 4, 7, dan 10

Cara kerja:
1. Kalibrasi pH meter dengan larutan buffer 4, 7, dan 10
2. Titrasi asam amino
1) 20mL lar. Glycine 0,1M masukan kedalam baker glass, letakkan pada magnetic stirrer.
2) tambahkan lar. HCl 1M sampai pH 1,50.
3) tambahkan lar. NaOH 0,25M sampai pH 12
Uji kualitatif protein
• Uji biuret: untuk menguji ikatan peptide. Dilakukan
dengan penambahan KOH 5% (NaOH) dan CuSO4 ke
dalam sampel. Uji positif ditandai dengan terbentuknya
warna ungu.
• Uji xantoproteat: untuk menguji asam amino yang
memiliki gugus fenil. Dilakukan dengan penambahan
HNO3 dan NaOH pada sampel. Uji positif ditandai dengan
warna jingga.
• Uji millon: untuk menguji asam amino yang memiliki
gugus fenolik. Dilakukan dengan penambahan reagen
millon. Uji positif ditandai dengan warna merah setelah
dipanaskan.
• Uji belerang: untuk menguji asam amino yang memiliki
gugus belerang. Dilakukan dengan penambahan Pb asetat
kedalam sampel. Uji positif ditandai dengan adanya
endapan hitam.
• Uji ninhidrin: untuk menguji asam amino bebas didalam
sampel. Dilakukan dengan pereaksi ninhidrin. Hasil positif
ditandai dengan terbentuknya warna ungu.
UJI KUALITATIF PROTEIN
TUJUAN DAN METODE

 Tujuan : Untuk menentukan


kandungan protein dalam sampel
yang diperiksa
 Metode : Koagulasi
ALAT DAN BAHAN

 PEWARNA MAKANAN
 SUSU SAPI
 SUSU KEDELAI (MERAH, KUNING, HIJAU)
 LARUTAN GULA  CUTTON BUD
 SARI JERUK  SABUN PENCUCI PIRING
 PUTIH TELUR
 KECAP  CUKA
 GARAM
 MINYAK GORENG
PROSEDUR

● Siapkan 3 mangkok yang berisi sampel dan 3 pewarna makanan


dengan warna yang berbeda
● Teteskan pewarna makanan pada sampel masing-masing 1-2 tetes
setiap warna
● Masukkan cuka pada mangkok pertama
● Masukkan Sabung pencuci piring pada mangkok kedua
● Masukkan sejumput garam pada mangkok ketiga
● Amati perubahan yang terjadi
● Lakukan hal yang sama pada setiap sampel
HASIL PENGAMATAN

JENIS LARUTAN GARAM CUKA SABUN


SUSU SAPI + + -
SUSU KEDELAI + + -
SARI JERUK - - -
LARUTAN GULA - - -
PUTIH TELUR + + -
KECAP - - -
MINYAK - - -
PEMBAHASAN

● Dari hasil pengamatan didapatkan hasil susu sapi, susu kedelai dan putih telur
cenderung memiliki respon positif terhadap penambahan garam dan cuka, maka dari
dapat diketahui ketiga sampel tersebut mengandung protein
● Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul dan sifat yang
berbeda.
● Protein terbagi menjadi protein yang mudah larut dalam air dan tidak mudah larut
dalam air. Contoh larut dalam air adalah kuku dan rambut. Sedangkan yang tidak
mudah larut dalam air adalah putih telur.
● Menurut klasifikasinya protein dibedakan berdasarkan :
1. Susunan molekul
2. Kelarutan
3. Keberadaan senyawa lain dalam molekul
SUSUNAN MOLEKUL

PROTEIN FIBRILER PROTEIN GLOBULER


 Bentuk seperti fiber atau serat.  Berbentuk seperti bola
 Sukar larut  Mudah larut
 Contoh : kolagen pada tulang  Contoh : susu, telur, daging
rawan, keratin pada rambut,
fibrin pada darah
SUSUNAN

● Albumin : protein yang larut dalam air dan terkoagulasi pada pangan.
Contoh : albumin dalam telur, albumin dalam serum dan laktabumin
dalam susu
● Glutenin : protein yang tidak larut dalam pelarut netral tetapi larut
dalam larutan basa encer atau asam encer
● Globulin : protein yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan
garam encer dan terkoagulasi dalam panas dan mengendap bila
diberikan larutan garam dengan konsentrasi tinggi
Keberadaan senyawa lain dalam molekul

● Protein konjugasi : protein yang memiliki senyawa lain dalam proteinnya.


● Protein konjugasi berbedaannya terletak pada senyawa non protein yang
bergabung dengan senyawa proteinnya

1. Fosfoprotein : fosfat + protein


Contoh : casein susu dan ptialin pada kuning telur

2. Lipoprotein : Protein + lipid


Contoh : serum darah, kuning telur dan susu
Dalam percobaaan dilakukan 3 perlakuan yang berbeda pada masing-
masing sampel
1. Penambahan Garam
2. Penambahan Cuka
3. Penambahan Sabun
● PENAMBAHAN GARAM ORGANIK
Untuk mengetahui sifat garam yang mampu menghidrolisis dapat menimbulakn kompetisi antar protein dan
garam dalam mengikat pelarut organik
● PENAMBAHAN CUKA / ASAM ASETAT
Penambahan asam menyebabkan adanya pengendapan protein. Pengendapan protein oleh asam asetat terjadi
cukup cepat karena adanya panas. Dalam suasana asam, ion H+ akan bereaksi dengan gugus COO- membentuk
COOH sedangkan sisanya (asam) akan berikatan dengan gugus amino NH2 membentuk peptida dalam keadaan
isoelektris diberi asam akan menyebabkan bertambahnya gugus bermuatan yang membentuk afinitas terhadap
air dan kelarutan dalam air. Kelarutan protein akan meningkat jika diberi perlaukan asam yang berlebih, hal ini
terjadi karena ion positif pada asam yang menyebabkan protein yang semula bermuatan netral atau nol menjadi
bermuatan positif yang menyebabkan kelarutannya bertambah
● PENAMBAHAN SABUN / BASA
Penambahan basa digunakan untuk memecah tegangan air yang yang terjalin antara ikatan peptida
Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai