Anda di halaman 1dari 3

Rizka Putri Tamara

22018032
UAS Biokimia

1. Metabolism lemak dalam tubuh manusia.


 Metabolisme lemak proses dimana asam lemak dicerna kemudian dipecahkan untuk
menghasilkan energy atau disimpan dalam tubuh sebagi cadangan energy. Proses
metabolism lemak terjadi didalam usus dan dibantu enzim lipase yang terkandung
dalam usus. Ketika makanan masuk ke dalam usus, usus akan mengalami kontraksi
yang merangsang keluarnya hormone koleisitokinin. Hormone tersebut merangsang
kantong empedu berkontraksi dan menghasilkan cairan empedu. Cairan empedu
mengandung garam yang berfungsi untuk mengemulsi lemak menjadi butiran lemak
dengan ukuran yang lebih kecil (trigliserida). Ukuran butiran lemak yang lebih kecil
akan memudahkan hidrolisis lemak oleh lipas yang diproduksi pancreas. Lipase
pancreas akan menghidrolisis lemak teremulsi menjadi campuran asam lemak dan
monogliserida. Penegeluaran cairan pancreas dirancang oleh hormone sekretin yang
berperan meningkatkan jumlah elektrolit dan cairan pancreas, serta pankreoenzim yang
berperan untuk untuk merangsang pengeluaran enzim-enzim dalam cairan pancreas.
Absorbs pencernaan lemak sebagian besar (70%)terjadi di usus halus. Pada waktu asam
lemak dan monogliserida di absorbso melalui sel-sel mukosa pada dinding usus,
keduanya `diubah kembali menjadi lemak. Saat dibutuhkan timbunan lemak akan
diangkut menuju hati. Proses metabolism sebagian besar terjadi di dalam usus namun
juga dapat terad pada hati, sel-sel oto, dan sel-sel lemak untuk dipakai sebagai energy
cadangan.
2. Tempat penyimpanan lemak pada tubuh.
 Penyimpanan lemak didalam tubuh berada pada jaringan adiposa. Jaringan ini
berfungsi untuk menampung lemak-lemak yang masuk ke dalam tubuh. Jumlah sel
adipose tergantung dengan jumlah yang masuk, semakin banyak lemak masuk maka
semakin banyak sel adipose yang terbentuk untuk menampung lemak. Jaringan adipose
tersebar di dalam tubuh, seperti jaringan kulit, diantara otot-otot, disekitar ginjal dan
hati, dibelakang bola mata, dan di sekitar perut dan dada.
3. Jelaskan:
a. Uji pembentukan emulsi: emulsi merupakan salah satu campuran yang terdiri dari zat
yang tidak homogeny, seperti minyak dan air, penegmulsian adalah zat yang
menstabilkan emulsi yang biasanya berupa protein. Uji pembentukan emulsi dapat
dilakukan dengan melihat kelarutan campuran minyak yang dicampur dengan air
terlihat terbentuknya emulsi yang stabil dimana kedua zat tidak menyatu, lalu dapat
dilakukan uji minyak + air + Na2CO3+ larutan sabun mengalami emulsi tetapi tidak
stabil,karena tidak sabun bersifat basa sehingga dapat mengikat minyak.
b. Uji penyabunan minyak: Uji penyabunan minyak untuk mengetahui terjadin ya
hidrolisis pada minyak oleh alkali. lemak dan minyak dapat terhidrolisis menghasilkan
gliserol dengan penambahan basa kuat seperti NaOH atau KOH, melalui pemanasan
dan mengahsilkan gliserol dan sabun. Uji ini dapat dilakukan dengan cara minyak +
basa kuat dipanaskan + air diapanaskan sampai larut, hingga terbentu larutan warna
putih kekuningan dan terdapa busa pada permukaan, halini disebabkan karena
trigliserida dalam minyak bereaksi dengan basa kuat membentuk sabun. Proses
hidrolisis minyak oleh alkali disebut reaksi penyabunan atau saponofikasi.
c. Uji keasaman minyak: uji keasaman minyak dilakukan untuk mengetahui sifat asam
basa minya. Uji dilakukan dengan cara mencelupka kertas lakmus pada minyak sampel.
Pada umumnya sifat keasaman pada minyak netral. Apabila minyak mengalami
hidrolisis dan oksidasi mengahsilkan aldehida, keton, atau asam-asam lemak bebas
akan memiliki pH asam. Proses tersebut dapat dipercepat reaksinya oleh karena
pengaruh cahaya, kelembapan, pemanasan, mikroba, dan katalis logam tertentu seperti
FE, Ni, atau Mn.

d. Uji kolesterol: uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya kolesterol dalam minyak.
Uji dilakukan dengan menggunakan reaksi warna yaitu reaksi Lieberman burchad.
Dimana sampel minyak + larutan sabun+ larutan MgSO4+asam sulfat sebagai katalis.
Dengan interpretasi hasil apbila berwarna merah maka dalam minyak tidak terdapat
kolesterol, dan bila terbentuk warna hijau maka dalam mnyak mengandung kolesterol.
Warna hijau terbentuk merupakan hasil reaksi dari kolesterol pada minyak dengan
larutan sabun, dan ion Mg2+.

4. Fungsi enzim dan factor yang mempengaruhi aktivitas enzim.


 Fungsi enzim sebagai biokatalisator yang mengatur laju reaksi dalam proses kimia,
mempercepat metabolism dalam tubuh.
 Factor yang mempengaruhi aktivitas enzim:
a. Suhu: enzim bekerja pada suhu optimal, apabila suhu terlalu rendah enzim tidak
aktif, apabila suhu terlalu tinggi enzim mengalami denaturasi.
b. pH: setiap enzim memiliki pH optimalnya masing-masing, misalna pada enzim
pepsin, karena bekerjja di lambung yang memiliki suasan asam, pH optimal dari
enzim tersbut adalah 2, sedangkan pada enzim ptyalin memliki pH optimal 7,5-8
karena bekerja di mulut yang memiliki suasana basa.
c. Aktivatir dan inhibitor: activator adalah zat yang dapt mengaktifkan kerja enzim
seperti ion klorida yang dapat mengaktifkan enzim amylase. Inhibitor adalah zat
yang dapat menghambat kerja enzim .
d. Konsentrasi enzim dan substrat: semakin tinggi konsentrasi enzim semakin cepat
terjadinya reaksi dan konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
5. Perlu dilakukan uji indikan.
 Uji indikan perlu dilakukan untuk mengtahui proses pembusukan yang terjadi di usus,
bila terjadi peningkatan proses pembusukan di usus maka akan meningkatkan ekskresi
indikan dalam urin.
6. Proses terbentuknya indikan dalam urin.
 Dalam usus besar asam amino mengalami dekarboksilasi oleh enzim bakteri usus
menghasilkan amintoxic. Asam amino triptofan akan membentuk indol dan skatol.
Indol dan skatol diserap dari usus, selanjutunya di hati akan dioksidasi menjadi
indoksil. Indoksil akan berkombinasi dengan sulfat membentuk indikan , indian
disekresi di kedalam urin menadi indikan.
7. Mineral yang dibutuhkan tubuh.
 Mineral:
a. Makromineral: fosfor, kalsium, magnesium, natrium.
b. Mikromineral: yodium, mangan, selenium, kromonium.

Anda mungkin juga menyukai