Anda di halaman 1dari 40

Faringitis Akut dan

Kronis
Pembimbing:
dr. Renny Swasti, Sp.THT-KL
Oleh:
Atika Nuryati (30101607615)
Anatomi
Pharynx
3
Nasopharynx
(Epipharynx)
Batas :
Depan : Koana
Atas : Basis kranii
Belakang : Vertebra servikal
Bawah : palatum mole

Bangunan :
1. Ostium Pharyngeum tubae
2. Torus tubarius
3. Adenoid
4. Fossa rossenmuleri

5
Oropharynx
(Mesopharynx)

Batas :
Depan : Kavum Oris
Atas : Palatum Mole
Belakang : Vertebra servikal 2,3
Bawah : Epiglotis

Bangunan :
1. Tonsila palatina
2. Fosa supra tonsil
3. Tonsila lingualis

6
Laryngopharynx
(Hipopharynx)

Batas :
Depan : Laring
Atas : Orofaring (Tepi atas
epiglotis)
Belakang: Vertebra servikal
3,4,5,6
Bawah : Esofagus
Bangunan :
1. Laring (Depan)
2. Fosa (sinus) piriformis
3. Valekula

7
Otot – Otot Pharynx

8
9
Otot – Otot Pharynx

10
11
Vaskularisasi Pharynx

12
Innervasi Pharynx

13
Fisiologi Pharynx

14
Fisiologi Pharynx

Proses Menelan Proses Bicara

 Fase Oral (Volunter)


 Fase Faringeal (Involunter)
 Fase Esofageal (Involunter)

15
Proses Menelan
(Deglutisi)
16
Fase Oral (Volunter)

17
Fase Faringeal (Involunter)

18
Fase Esofageal
(involunter)

19
Proses Bicara

20
gerakan terpadu palatum mole mendekat
Saat bicara dan
dari otot-otot ke arah dinding
menelan
palatum dan faring belakang faring

m.Levator veli palatini menarik


palatum mole ke atas belakang
hampir mengenai dinding
posterior faring

Pengangkatan faring
(m.palatofaring &
m.salpingofaring) jarak yang tersisa diisi tonjolan
Passavant pada dinding
belakang faring yang terjadi
akibat 2 mekanisme
Kontraksi aktif m.konstriktor
faring superior
21
Pharyngitis

22
Pengertian
Faringitis Akut merupakan peradangan dinding
faring yang dapat disebabkan oleh virus (40-
60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma dan toksin.

Faringitis Kronik merupakan proses radang


kronik pada mukosa faring yang disebabkan oleh
rinitis kronik, sinusitis, iritasi kronik oleh rokok,
minuman alkohol, dan debu.

23
Faringitis

Akut Kronik Spesifik

 Virus
 Bakteri  Hiperplastik  Luetika
 Fungal  Atrofi  Tuberkulosis
 Gonorea

24
Faringitis Akut

25
Gejala dan Tanda
� -Rasa kering atau gatal pada tenggorokan
� -Malaise dan sakit kepala
� -Suara Parau
� -Demam
� -Batuk
� -Disfagia sebagai akibat dari nyeri
� -Nyeri telinga
� -Adenopati servikal dan nyeri tekan.

� -Dinding faring kemerahan dan menjadi kering, gambaran seperti kaca dan dilapisi
oleh sekresi mukus.
� -Eksudat pada faring menebal.
� -Jaringan limfoid tarnpak merah dan membengkak .
26
Faringitis Akut Viral Bakterial Fungal Gonorea
Etiologi Rinovirus Grup A Streptococus Beta Hemolitikus Candida N. Gonorrea
Virus influenza
Coxachievirus
Cytomegalovirus
Adenovirus
EBV
HIV-1

Gejala dan Demam, rinorea, mual, nyeri Nyeri kepala hebat, muntah, demam Nyeri tenggorok dan Pasien sebeumnya
Tanda tenggorok, sulit menelan. tinggi, nyeri tenggorok nyeri menelan kontak orogenital

Tonsil membesar, Faring dan tonsil Mukosa faring


Faring hiperemis dan edem, hiperemis, terdapat eksudat hiperemis dan Faring hiperemis,
tampak eksudat pada faring, dipermukaannya, bercak petechiae pada tampak plak putih di edem, kotor.
limfadenopati palatum dan faring, kelenjar limfe orofaring
anterior membesar, kenyal, dan nyeri
tekan

Terapi -Istirahat dan minum yang Antibiotik: Nystasin 100.000- Seftriakson 2 gr IV/IM,
cukup Penicilin G Banzatin 50.000 U/kgBB IM 400.000 2x/hari dosis tunggal.
-Kumur dengan air hangat dosis tunggal atau
Amoksisilin 50mg/kgBB 3x/hari selama
Dewasa: Metisoprinol 60-100 10 hari dan Dexametason 3x500 mg
mg/kgBB 4-6x/hari selama 6-10 hari atau Eritromisin 4x500
Anak <5 thn: Metisoprinol 50 mg/hari
mg/kgBB 4-6x/hari
Kortikosteroid:
Dexametason 8-16 mg IM , 1 kali. Pada
anak 0,08-0,3 mg/kgBB, IM, 1 kali
27
28
29
30
31
Faringitis
Kronis
32
Faringitis Kronik Hiperplastik Atrofi

Etiologi Iritasi kronik karena rokok, minuman Timbul akibat rinitis atrofi, karena udara
alkohol, dan debu tidak diatur suhu dan kelembabannya,
sehingga menimbulkan rangsangan dan
infeksi pada faring

Gejala dan tanda Tenggorok kering dan gatal kemudian Tenggorok kering dan tebal, mulut berbau
batuk berdahak
Mukosa faring ditutupi oleh lendir yang
Mukosa dinding posterior faring tidak rata kental, apabila diangkat tampak mukosa
dan bergranular, hiperplasi kelenjar limfa di kering.
bawah mukosa faring

Terapi Kaustik faring dengan zat kimia larutan Terapi rinitis atrofi dan diberikan obat
Nitras Argentin 25% atau dengan electro kumur.
cauter.

33
34
Faringitis
Spesifik
35
Faringitis Spesifik Luetika Tuberkulosis
Etiologi Treponema palidum Mycobacterium tuberculosis
Gejala dan tanda -Stadium primer: lidah , palatum mole, tonsil, dan Anoreksia, odinofagi, nyeri hebat di
dinding posterior faringberbentuk bercak keputihan. tenggorok, nyeri telinga (otalgia),
Timbul ulkus pada daerah faring yang tidak nyeri. pembesaran KGB leher
Pembesaran kelenjar mandibula dan tidak ada nyeri
tekan Granuloma perkejuan pada mukosa faring
dan laring. Multipel ulkus pada mukosa
-Stadium sekunder: eritem pada dinding faring yang dinding faring posterior, arkus faring
menjalar ke arah laring anterior, dinding lateral hipofaring, palatum
mole dan palatum durum. Pembesaran
-Stadium tersier: terdapat guma pada tonsil, palatum, KGB leher
dan dinding faring posterior.
Palatum mole jika sembuhterbentuk jaringan
parut gangguan fungsipalatum seara permanen

Dinding faring posteriormeluas ke vertebra servikal


Diagnosis Pemeriksaan serologik Pemeriksaan sputum BTA, Foto Thorax,
dan Biopsi jaringan
Terapi Penicilin dosis tinggi Terapi TB paru

36
Pemeriksaan
Penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkap

2. Pemeriksaan Mikroskopik dengan pewanaan gram

3. Pemeriksaan mikroskopik swab mukosa faring dengan

pewarnaan KOH
37
Konseling dan
Edukasi
1. Menjaga daya tahan tubuh dengan konsumsi makanan
yang bergizi dan olahraga teratur
2. Berhenti merokok
3. Menjaga kebersihan mulut dan tangan

38
39
THANK
YOU
40

Anda mungkin juga menyukai