Anda di halaman 1dari 26

JURNAL READING

Pembimbing : dr. Eko Setiawan, Sp.B


Khoirunnida / 30101607668
Identitas Jurnal
4. Publisher 3. Published

1. Title
2. Authors
Abstrak
TUJUAN :
Untuk mengetahui perbandingan efektifitas antara omentopexy dan omental
Plugging pada pengobatan perforasi duodenum.

METODE :
Penelitian : randomized comparative study
Teknik sampling : simpel random sampling
Waktu : periode Juli 2018 hingga Juni 2019
Sampel: pasien yang mengalami perforasi duodenum dan akan dilakukan
laparotomi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu grup A (OP) Omental Plugging
dan grup B (OX) Omentopexy.
Analisis data : IBM SPSS 22.
Abstrak
HASIL :
Dari 73 sample, Semua pasien adalah laki-laki. Komplikasi yang paling umum
adalah Infeksi luka, sepsis, dan komplikasi paru. Pada Omentopexy memiliki
angka komplikasi yang lebih tinggi di banding OP, namun tidak signifikan. Pasien
dengan Omentopexy (OX) memiliki rata-rata lama rawat inap pasca operasi lebih
lama dibanding (OP) Omental Plugging, secara statistik hal ini berbeda signifikan.

KESIMPULAN :
OP memiliki komplikasi pasca operasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan
Omentopeksi. Misalnya infeksi luka, reperforasi, komplikasi paru, sepsis dan
abses intraabdomen. Angka kematian OP lebih sedikit. Waktu operasi OP rata-rata
lebih tinggi karena teknik yang relatif lebih baru dan jarang digunakan.
Pendahuluan
• Perforasi duodenum adalah satu kondisi di mana
duodenum mengalami luka dan berlubang.

Ulkus Perforasi
Peritonitis
duodenum Duodenum

Treatment

Omental
Omentopexy
Plugging

?
Metode
Semua pasien rawat inap bedah umum di RS JNM

Inklusi :
• Semua pasien dengan diagnosis perforasi
duodenum
• Periode juli 2018 – juni 2019 Ekslusi :
Total n (80) • Sepsis
• Kegagalan sistem organ lain
• Riwayat operasi GI
n (73) • Tidak memberikan
Randomized 🡪 simple random persetujuan operasi (7)
sampling

OX (38) OP (35)

Analisis data
Teknik operasi
Omental Plugging
Ahli anestesi / asisten memasukkan NGT dan ahli bedah memandu
ujung dari NGT hingga keluar dari rongga perforasi

Ujung bebas omentum yang lebih besar dipasang ke ujung NGT


menggunakan jahitan chromic catgut

Kemudian ahli anestesi / asisten diminta untuk menarik NGT sampai


omentum menutup perforasi

Panjang omental plug sekitar 5-6 cm. Omentum kemudian dipasang ke


daerah perforasi dengan 5-6 jahitan dengan catgut kromik.
Teknik operasi
Omentopexy / Graham Patch
Perforasi dijahit menjadi satu lapis oleh tiga jahitan
lembert terputus dengan sepetak omentum bertangkai
untuk perkuat garis jahitan.
Operative technique :
Omentopexy / Graham Patch
omentopexy / Graham’s patch
Indikator Penilaian
• Rata-rata waktu operasi
• Adhesi Omentum
• Komplikasi paru
• Kematian pasca operasi dalam 30 hari
• Sepsis
• Abses intraabdominal
• Infeksi luka
• Mulai makan
• Durasi rawat inap
Hasil
Total sample 73 pasien dan semua adalah laki-laki.
Hasil
Parameters OX (n=38) OP (n=35) P value
Wound infection 8 (21.1%) 5 (14.3%) > 0.05
Reperforation 4 (10.5%) 2 (5.7%) > 0.05
Intraabdominal abscess 4 (10.5%) 3 (8.6%) > 0.05
Septicaemia 6 (15.8%) 4 (11.4%) > 0.05
Lung complication 5 (13.2%) 4 (11.4%) > 0.05
Mean operative time 62±5.56 99±9.12 <0.01
(in minute)
Oral feeding days 2.84±1.00 4.05±0.93 <0.01
Mean hospital stay 12.92±3.0 11.54±1.9 <0.05
Mortality 3 (7.89%) 1 (2.85%) >0.05
Pembahasan
• Dalam penelitian ini insiden tertinggi terlihat pada usia dekade
ke-5. hal ini selaras dengan penelitian lain.
• Semua pasien adalah laki-laki yang sangat berbeda dengan
penelitian lain dimana laki-laki dan perempuan rasionya antara
9: 1 sampai 7,5: 7.
• komplikasi pasca operasi yang paling umum antara lain
infeksi luka, abses intraabdomen, komplikasi paru , sepsis,
reperforasi. Infeksi luka (OX -21,1%, OP -14,3%), septikemia
(OX-15,8%, OP11,4%), dan komplikasi paru (OX-13,2%, OP-
11,4%). Hal ini selaras dengan penelitian Hastings dkk
bahwa komplikasi yang paling sering dilaporkan adalah
infeksi luka.
Pembahasan
• Hal yang meningkatkan resiko infeksi jahitan 🡪 enzim
autodigestive , pankreas dan asam empedu akan menambah
resiko kerusakan jahitan.
• Ada prosedur lain yang rumit yang telah dicoba pada
perforasi duodenum sebelumnya, masing-masing prosedur
tidak hanya memperpanjang waktu operasi, tetapi juga
membutuhkan tingkat keahlian bedah yang lebih tinggi
dan mungkin tidak tersedia dalam situasi darurat.
Pembahasan
• Semua data di atas secara statistik tidak berbeda signifikan
dan tidak ada bukti konklusif dapat ditarik dari penelitian ini
bahwa salah satu dari keduanya prosedur lebih baik dalam
mencegah komplikasi luka, abses intraabdomen, komplikasi
paru, sepsis atau reperforasi tetapi insiden komplikasi itu
lebih besar pada Omentopexy. Pengamatan serupa dilakukan
oleh Mukhopadhyay dkk.
Pembahasan
• perbedaan lama tinggal pasca operasi antara OX dan
OP secara statistik berbeda signifikan. Kelompok OX
lebih lama karena angka reperforasi lebih tinggi dan
ada insiden komplikasi pasca operasi yang lebih
besar.
• Waktu operasi rata-rata untuk kelompok OX adalah 62
menit sedangkan Waktu operasi rata-rata untuk OP
adalah 99 menit. Hal ini menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara kedua prosedur. Hal ini dikarenakan
prosedur OP merupakan prosedur baru dan jarang
dilakukan sehingga butuh waktu lebih lama. Hal ini
selaras dengan penelitian Mukhopadhyay et al.
Kesimpulan
Perforasi akibat ulkus duodenum adalah penyebab tersering
peritonitis. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kedua
prosedur antara OX dan OP dengan jumlah sampel 73 pasien.
Berdasarkan penelitian bahwa sebagian besar kasus perforasi
duodenum terlihat pada dekade ke-5 kehidupan. OP lebih sedikit
kejadian komplikasi pasca operasi dibandingkan dengan prosedur
OX misalnya infeksi luka, reperforasi, komplikasi paru-paru,
septikemia dan abses intraabdomen. OP dikaitkan dengan jumlah
kematian yang lebih sedikit, waktu operasi rata-rata yang lebih
tinggi karena relatif lebih baru dan teknik yang jarang digunakan.
Critical Appraisal
Judul dan pengarang
No. Kriteria Ya (+) atau Tidak (-)
1 Jumlah kata dalam judul < 12 - (14 kata)
kata
2 Deskripsi judul Ya, Menggambarkan isi utama
penelitian, tanpa singkatan
3 Daftar penulis sesuai aturan +
jurnal
4 Korespondensi penulis +
5 Tempat & waktu penelitian -
dalam judul
Abstrak
No. Kriteria Ya (+) atau Tidak
(-)
1 Abstrak satu paragraf +
2 Mencakup komponen IMRC +
3 Secara keseluruhan informatif +
4 Tanpa singkatan selain yang +
baku
5 Kurang dari 250 kata - (262)
Validitas Interna
No Kriteria Hasil

Apakah hasil dipengaruhi oleh


1 iya
bias?
Apakah hasil dipengaruhi oleh
2 Tidak
faktor peluang?
Apakah observasi dipengaruhi
3 oleh faktor Tidak
perancu?
Validitas eksterna
No Kriteria Hasil
.
Apakah hasil dapat diterapkan
1. Tidak
pada sampel terpilih?
Apakah hasil dapat diterapkan
2. Tidak
pada populasi terjangkau?
Apakah hasil dapat diterapkan
3. Tidak
pada populasi target?
Importancy
No. Kriteria Hasil
Apakah alokasi sampel pada penelitian ini
1. Iya
dilakukan secara acak?

Apakah pengamatan sampel dilakukan secara


2. Iya
cukup panjang dan lengkap?
Apakah semua sampel dalam kelompok yang
3. Iya diacak
diacak, dianalisis?
Apakah sampel dan peneliti tetap blind dalam
4. Iya
melakukan terapi?
5. Apakah kelompok terapi dan kontrol sama? Tidak
Applicability

Apakah hasil penelitian


mampu laksana untuk pasien Tidak

atau populasi yang dihadapi?


VIA
VALIDITY IMPORTANCY APPLICABILITY

Anda mungkin juga menyukai