Anda di halaman 1dari 22

JOURNAL READING

Current Management of
Temporomandibular Joint (TMJ) Disease

Oleh:
Amirah Jinan
30101206842

Pembimbing:
dr. Adi Nolodewo, Sp.THT-KL

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
ABSTRAK
Gangguan sendi temporomandibular atau
Temporomandibular Joint Disease (TMD) adalah
kumpulan dari kondisi medis dan gigi yang mempengaruhi
sendi dan otot-otot mastikasi, serta komponen jaringan
yang berdekatan. Hal ini menyebabkan rasa sakit dan
mengubah fungsi mulut dan dapat menyebabkan kualitas
hidup yang buruk. Manajemen TMD sangatlah sederhana,
tetapi melibatkan pengambilan keputusan yang kompleks.
Artikel ini merangkum hasil pemeriksaan dan pengobatan
yang tersedia saat ini.
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah pemeriksaan
radiologi rekomendasi untuk penilaian jaringan lunak
sementara artroskopi temporomandibular joint
menggantikan perawatan invasif lain yang tersedia dalam
manajemen gejala dan diagnosis yang lebih akurat. Apabila
artroskopi gagal untuk mencapai penanganan yang
memuaskan, maka dapat dilakukan operasi terbuka atau
bahkan penggantian temporomandibular joint. Prosedur
terakhir ini diatur oleh pedoman NICE dan memberikan
hasil jangka pendek dan menengah yang baik sampai
dengan 20 tahun.
PENDAHULUAN
TMD sebagai "kumpulan kondisi medis dan
gigi yang mempengaruhi sendi dan otot-otot
pengunyahan, serta komponen jaringan yang
berdekatan“
(National Institutes of Health Technology Assessment Conference on
Managing Temporomandibular Disorders)
Artikel ini memberikan gambaran singkat dari
praktik saat ini dan perkembangan dalam
manajemen TMD.
METODE DIAGNOSIS
1. Palpasi Otot-otot Mastikasi
Studi telah membuktikan bahwa palpasi otot mastikasi
untuk mendiagnosis TMD kurang dapat diandalkan (kappa
indeks 0.47).
2. Radiografi Panoramik
Kurangnya korelasi antara radiografi panoramik dan
temuan klinis membuat pemeriksaan radiologi kurang
baik dalam manajemen TMD [5]. Akan tetapi, radiografi
panoramik berguna untuk menyingkirkan penyebab gigi
untuk rasa nyeri dan keterbatasan dalam membuka mulut.
3. Cone Beam Computed Tomography (CBCT)
adalah alat yang cocok untuk menguji TMJ
tanpa superimposisi dan distorsi untuk
menentukan morfologi tulang, ruang sendi
dan fungsi dinamis.CBCT memberikan resolusi
tinggi gambar multiplanar dan memancarkan
dosis radiasi yang secara signifikan lebih
rendah dibandingkan dengan CT.
4. CT Scan
CT sebagai alat pencitraan diagnostik untuk TMD
memiliki sensitivitas 75% dan spesifisitas 100%
untuk mendeteksi perubahan tulang.
Pada pasien dengan kontraindikasi Magnetic
Resonance Imaging (MRI), Multidetektor CT
(MDCT)merupakan pilihan yang cocok. MDCT telah
berhasil digunakan untuk meneliti dan
mengidentifikasi kekacauan diskus internal, arthritis
dan kondisi lain dari TMJ.
5. MRI
MRI tetap menjadi baku emas untuk dalam
menilai kelainan TMJ.
Perpindahan cakram, efusi sendi, kelainan
kondilus mandibula dan sumsum dapat dinilai
lebih baik dengan menggunakan MRI.
Manifestasi morfologi dari TMJ terbukti
berkorelasi dengan baik dengan gejala dan
menegaskan nilai MRI dalam diagnosis TMD.
MANAJEMEN KONSERVATIF
Manajemen TMD melibatkan penanganan
konservatif dan bedah. Sisanya, Splint oklusal,
kombinasi obat anti inflamasi non steroid
(OAINS) dapat digunakan untuk mengobati
sebagian besar pasien
–Semua jenis splints oklusal telah terbukti
mengurangi nyeri TMD tetapi hasilnya tidak
signifikan.
–Penggunaan obat untuk mengurangi gejala sakit
tidak menyembuhkan gangguan yang mendasarinya.
Latihan sebagai terapi tambahan dianggap efektif
dalam pengelolaan nyeri murni myofascial. Hal ini
terbukti pada pengalaman klinis dari percobaan.
–Nyeri pada TMJ menunjukkan keterlibatan sendi
dapat dikonfirmasi dengan menyuntikkan anestesi
lokal untuk mengurangi rasa sakit.
– Arthrosintesis pada ruang sendi bagian atas sangat
tidak invasif. TMJ yang memerah diberi tekanan
untuk mengurangi pelepasan mediator inflamasi,
mencegah terjadinya adesif dan meningkatkan
mobilitas sendi dan nyeri. Studi telah
mengkonfirmasi penurunan nyeri yang signifikan
dan pembukaan mulut pada 1 tahun follow-up
setelah arthrosintesis TMJ, prosedur invasif
minimal dengan risiko komplikasi yang relatif
rendah dan manfaat klinis yang signifikan.
– Pengobatan proliferasi juga dikenal prolotherapy
adalah terapi injeksi regeneratif yang telah
dipraktekkan sejak 1937. Studi telah
mengkonfirmasi peningkatan gejala nyeri dan
dislokasi berikut prolotherapy, terutama di pasien
yang telah melakukan pengobatan konservatif
dengan intraoral dan terapi fisik. Ini adalah bukti
yang lemah dan Inggris sedang melakukan
percobaan saat ini.
MANAJEMEN OPERASI
• Artroskopi
Artroskopi TMJ secara luas digunakan bersamaan dalam
diagnostik dan pengobatan terkait TMD. Ini adalah
prosedur berisiko rendah dengan manfaat yang signifikan
juga memberikan dukungan diagnostik jika diperlukan
untuk pengelolaan lanjut.
Ulasan Cochrane dari Artroskopi untuk gangguan TMJ
mengidentifikasi pengurangan rasa sakit setelah 6 bulan
tetapi dibandingkan dengan operasi terbuka yang lebih
efektif setelah 12 bulan. Tidak ada perbedaan tercatat
dalam fungsi mandibula.
• Operasi Sendi Terbuka
Eminektomi, discectomi dan condylar shave.
Condylar shave adalah pilihan yang cocok
untuk mengobati hiperplasia condylar dan
renovasi dari permukaan sendi untuk
kemajuan degeneratif dalam kekacauan
internal tetapi tidak ada hasil studi jangka
panjang .
TMJ Replacement
Di Inggris National Institute for Health and
Clinical Excellence (NICE) telah menerbitkan
pedoman penggantian total TMJ. Telah
tersedia bukti penelitian yang baik bahwa
penggantian total TMJ memiliki hasil yang baik
sehubungan dengan fungsi dan rasa sakit
dengan beberapa komplikasi.
KESIMPULAN
TMD adalah istilah umum yang meliputi berbagai tanda dan gejala.
Pemeriksaan klinis dan manajemen konservatif yang tepat harus
mendahului pemeriksaan penunjang lebih lanjut untuk tujuan rencana
pengobatan yang tepat untuk mencapai hasil keseluruhan yang baik .
Patologi TMJ lainnya harus dipertimbangkan dalam diagnosa banding.
MRI tetap menjadi pilihan utaman dalam pemeriksaan penunjang
sementara Artroskopi TMJ merupakan modalitas pengobatan yang lebih
invasif.
Operasi terbuka dan penggantian sendi harus disediakan untuk pasien
yang gagal dengan perawatan yang kurang agresif. Penggantian sendi
secara ketat diatur oleh pedoman NICE dan seharusnya hanya dilakukan
oleh ahli bedah terlatih di Inggris. Hasil keseluruhan penggantian TMJ
berhasil baik.
Critical Appraisal
Judul dan Pengarang
No Kriteria Ya (+) atau Tidak (-)
1. Jumlah kata dalam judul < 12 +
kata
2. Deskripsi judul Menggambarkan isi utama penelitian,
cukup menarik, terdapat singkatan, tidak
digarisbawahi, tidak diakhiri tanda titik,
tidak ditulis di antara tanda kutip.

3. Daftar penulis sesuai aturan +


jurnal
4. Korespondensi penulis -
5. Tempat dan waktu penelitian -
dalam judul
6. Subyek penelitian -
Abstrak
No Kriteria Ya (+) atau Tidak (-)

1. Abstrak 1 paragraf -

2. Secara keseluruhan informatif +

3. Tanpa singkatan selain yang baku +

4. Kurang dari 250 kata + (160 kata)

5. Tidak menuliskan kutipan pustaka +


Metode
No. Kriteria Ya (+) atau Tidak (-)
1. Jenis & rancangan penelitian -
2. Waktu dan tempat penelitian -
3. Populasi sumber dan jumlah sampel -
4. Teknik sampling -
5. Kriteria inklusi -
6. Kriteria eksklusi -
7. Perincian cara penelitian -
8. Uji statistik (p < 0,05) -
9. Program komputer -
10. Persetujuan subyektif -
Hasil
No. Kriteria Ya (+) atau Tidak (-)

1. Jumlah subyek -

2. Tabel karakteristik subyek -

3. Tabel hasil penelitian -

4. Komentar dan pendapat penulis tentang hasil +

Anda mungkin juga menyukai