Pembimbing:
dr. Asih Anggraeni, Sp.OG(K)
ANALISIS PICO
Population
1138 pasien wanita yang dirujuk ke klinik MHHAD pada periode 2007-2019.
Intervention
Tidak diberikan intervensi.
Penelitian ini menggunakan chart review untuk mengumpulkan data pasien dalam 11 tahun
terakhir yang membutuhkan intervensi pembedahan setelah berkunjung ke klinik MHHAD
dalam jangka waktu 1 tahun.
Data yang dikumpulkan : data demografis, riwayat medis, riwayat obstetri, karakteristik
persalinan, indikasi rujukan ke MHHAD, indikasi pembedahan, prosedur pembedahan, dan
manajemen preoperatif non pembedahan.
2
ANALISIS PICO
Comparison
Tidak terdapat kelompok pembanding.
Penelitian ini memberikan informasi terkait dengan tipe dan prevalensi dari prosedur
pembedahan yang dapat dilakukan oleh konsultan uroginekologi.
Outcome
Sebanyak 9,1% (n=103) pasien membutuhkan manajemen pembedahan.
⬢ Indikasi primer dan sekunder pembedahan = Inkontinensia anal pada 51,5% (n=53) pasien.
⬢ Intervensi pembedahan yang paling sering = anal sphincteroplasty (37,9%, n=39), revisi
laserasi perineal (33,0%, n=34), dan perbaikan fistula rectovaginal/fistulotomi (19,4%, n =
20).
⬢ Sebesar 61,5% (24/39) pasien sphincteroplasty sebelumnya mengalami laserasi perineal
derajat 4 3
ABSTRAK
⬢ Tujuan: Untuk mengetahui prevalensi dan jenis prosedur pembedahan yang dilakukan oleh wanita
pascapartum di klinik khusus dasar panggul pascapartum selama 11 tahun.
⬢ Metode: Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif pasien yang membutuhkan intervensi
bedah dalam periode 1 tahun setelah kunjungan awal mereka ke klinik Michigan Healthy Healing
After Delivery (MHHAD) di University of Michigan dari Juli 2007 sampai Januari 2019. Tinjauan
grafik digunakan untuk abstrak demografi, data kebidanan, indikasi kunjungan klinik nifas, indikasi
primer dan sekunder untuk pembedahan, dan prosedur yang dilakukan. Analisis deskriptif
digunakan untuk mendeskripsikan kohort.
4
ABSTRAK
⬢ Hasil: Dari 1138 pasien MHHAD baru yang terlihat selama masa penelitian, 9,1% (n = 103)
diantaranya menjalani manajemen bedah. Inkontinensia anal adalah indikasi primer atau sekunder
untuk operasi pada 51,5% (n = 53) wanita. Intervensi bedah yang paling umum adalah
sfingteroplasti anal (37,9%, n = 39), koreksi laserasi perineum (33,0%, n = 34), dan perbaikan
fistula rektovaginal / fistulotomi (19,4%, n = 20). Dari wanita yang menjalani sfingteroplasti,
61,5% (24/39) pernah mengalami laserasi perineum derajat empat sebelumnya.
⬢ Kesimpulan: Sfingteroplasti anal adalah intervensi bedah yang paling umum dilakukan oleh
wanita yang terlihat di klinik khusus dasar panggul pascapartum. Klinik khusus dasar panggul
pascapartum, seperti klinik MHHAD, menyediakan ahli dan sumber daya khusus yang diperlukan
untuk memastikan diagnosis dini dan pengobatan kondisi dasar panggul yang berkaitan dengan
persalinan sehingga meningkatkan kualitas hidup wanita dan mencegah potensi gejala seumur
hidup.
5
ABSTRAK
⬢ Kata kunci:
⬡ Komplikasi pascapartum
⬡ Sfingteroplasti anal
⬡ Klinik pascapartum
6
1 PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
⬢ Gangguan dasar panggul (GDP) umum terjadi, dan wanita di Amerika Serikat (AS) sebesar
20% memiliki risiko operasi seumur hidup untuk kondisi ini termasuk prolaps organ
panggul, inkontinensia urin, dan inkontinensi feses.
⬢ Klinik Michigan Healthy Healing after Delivery (MHHAD) adalah klinik dasar panggul
pascapartum pertama di AS. Tujuan dari klinik khusus ini adalah untuk memenuhi
kebutuhan dasar panggul yang unik bagi wanita hamil dan wanita nifas dengan, atau
berisiko tinggi, GPD.
⬢ Kriteria rujukan mencakup semua wanita dengan cedera sfingter anal obstetrical (yaitu,
laserasi derajat ketiga atau keempat) pada saat persalinan dan wanita yang menderita
masalah dasar panggul dalam 1 tahun setelah persalinan.
8
PENDAHULUAN
⬢ Kondisi umum yang ditangani dalam MHHAD termasuk
• Tindak lanjut rutin dari laserasi perineum kompleks dan / atau cedera sfingter anal obstetrikal
• Penyembuhan luka yang tertunda atau komplikasi lain yang terkait dengan laserasi obstetrik
• Inkontinensia atau retensi urin
• Inkontinensia anal
• Prolaps organ panggul
• Nyeri panggul
• Dispareunia / disfungsi seksual
9
PENDAHULUAN
⬢ Definisi 'laserasi perineum kompleks' termasuk laserasi derajat ketiga dan keempat dan
juga laserasi derajat rendah yang dianggap kompleks oleh dokter kandungan berdasarkan
luasnya (misalnya, laserasi vagina stellata, laserasi sulkus bilateral yang dalam, laserasi
klitoris atau uretra, dan laserasi serviks).
⬢ Sebuah studi sebelumnya oleh Brincat et al. melihat 4 tahun pertama klinik MHHAD dan
menemukan bahwa 8% wanita menjalani beberapa intervensi prosedural.
⬢ Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi dan jenis
prosedur pembedahan wanita postpartum yang terlihat di klinik MHHAD selama 11 tahun
yang dijalani dalam waktu 1 tahun sejak kunjungan awal.
10
METODE DAN
2 BAHAN
METODE DAN BAHAN
Tinjauan Grafik
• Menentukan indikasi untuk prosedur pembedahan
• Mengumpulkan data:
• Data Demografi
• Riwayat Kesehatan
• Riwayat Obstetri
• Data Bedah
Jenis Penelitian • Karakteristik Persalinan
Tinjauan Grafik • Indikasi Rujukan
Retrospektif Data Bedah
• Diagnosis Kunjungan
• prosedur yang dilakukan
• indikasi untuk operasi
• manajemen non-bedah pra operasi yang ditawarkan/dicoba
12
METODE DAN BAHAN
Populasi
Pasien wanita yang melalui intervensi Eksklusi
bedah dalam 1 tahun setelah kunjungan
pertama di klinik MHHAD di Universitas Intervensi bedah tidak berkaitan
Michigan dengan kunjungan pertama
(Juli 2007-Januari 2019)
14
3 HASIL
HASIL
⬢ Dari 1138 pasien baru, 9,1% (N = 103) menjalani intervensi bedah dalam kurun
waktu 1 tahun setelah kunjungan pertama.
Inkontinensia anal
Nyeri pelvis/dispareunia
Fistula rektovaginal
Gejala berkemih
Prolaps
lain lain
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Jumlah Pasien
*Pasien bisa memiliki lebih dari satu indikasi rujukan. 17
HASIL
⬢ Penatalaksanaan konservatif (terapi fisik dasar panggul, medikamentosa, pessarium)
diberikan pada 43,7% (n = 45) pasien sebelum intervensi bedah.
⬢ Indikasi primer atau sekunder untuk intervensi bedah = defek sfingter anal dan/atau
inkontinensia anal pada 51,5% (n = 53) pasien.
18
HASIL
⬢ Intervensi bedah:
⬡ Sfingteroplasti anal (37,9%, n = 39) dengan riwayat laserasi perineum derajat 4
didapatkan pada 61,5% (24/39) pasien.
⬡ Revisi laserasi perineum (33,0%, n = 34)
⬡ Perbaikan fistula rektovaginal / fistulotomi (19,4%, n = 20)
*Dari perbaikan fistula rektovaginal, 55% (n = 11/20) dilakukan bersamaan dengan sfingteroplasti
anal
19
Tabel Indikasi Primer dan Sekunder Untuk Operasi
35
30
25
20
Jumlah Pasien
15
10
0
Defek Sfingter Komplikasi Prolaps Fistula Inkontinensia Lain-lain*
Anal/Anal laserasi perineal Rektovaginal urine tipe stress
Inkontinensia
Sfingteroplasty
lain-lain*
Perbaikan prolaps
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Jumlah Pasien
4 DISKUSI
DISKUSI
⬢ Pada studi Retrospektif yang dilakukan pada tahun 2007-2019 terhadap pasien
yang berkunjung ke klinik khusus dasar panggul pasca partum di MHHAD:
⬡ 9% wanita menjalani prosedur bedah Sfingteroplasti anal
⬡ Prosedur yang paling umum dilakukan, diikuti oleh prosedur perbaikan
laserasi perineum dan perbaikan fistula rectovaginal.
23
Sfingteroplasti
⬢ Evaluasi khas untuk pasien yang menjalani prosedur Sfingteroplasti: \
⬡ Evaluasi klinis oleh Uroginekolog
⬡ Pemeriksaan anorectal
⬡ Ultrasonogradi endoanal (pada waktu tertentu)
24
Sfingteroplasti
⬢ Data nasional di AS menunjukan meningkatnya angka prosedur Sfingteroplasti anal
yang dilakukan oleh ginekolog secara signifikan dari tahun 2011-2015, mungkin
disebabkan karena semakin populernya klinik dasar panggul pascapartum
⬢ Meskipun tingkat cidera sfingter anal obstetri di AS telah menurun pada beberapa
dekade terakhir, 50% cidera sfingter anal masih terlewatkan pada saat persalinan
⬢ Tingkat Identifikasi pascapartum dan pengelolaan defek sfingter ani persisten penting
untuk :
⬡ Mengobati dan mencegah inkontinensia ani seumur hidup
⬡ Melakukan konseling mengenai masa kesuburan ibu
25
Keterbatasan Penelitian
⬢ Merupakan penelitian desktriptif sehingga tidak dapat menyajikan hasil mengenai faktor
risiko atau hasil kohort pada pasien yang menjalani intervensi bedah
⬢ Beberapa pasien mungkin telah menjalani intervensi bedah di institusi lain untuk
menangani gangguan dasar panggul
⬢ Dibutuhkan penelitian yang lebih kuat, yang melibatkan beberapa senter yang berfokus
pada hasil jangka menengah dan panjang dari pasien yang menjalani prosedur
pembedahan pascapartum untuk lebih memahami kerangka waktu pascapartum agar
wanita lebih mendapatkan maanfaat.
26
5 KESIMPULAN
KESIMPULAN
⬢ Hampir 1 dari 10 wanita yang berobat ke klinik khusus dasar panggul pasca melahirkan di
MHHAD menjalani intervensi bedah
⬢ Tingkat pembedahan sebesar 9% yang relatif stabil dibandingkan dengan studi MHHAD
sebelumnya oleh Brincat et al (8%), meskipun rujukan meningkat 7x lipat
⬢ Sebagian besar prosedur terkait dengan komplikasi laserasi obstetric dengan 40% prosedurnya
merupakan prosedur Sfingteroplasti anal
⬢ Klinik dasar panggul pascapartum menyediakan keahlian dan SDM khusus yang diperlukan
untuk memastikan diagnosis dini dan pengobatan dasar panggul yang berkaitan dengan
persalinan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan mencegah potensi gejala sisa
seumur hidup.
28
6 TELAAH KRITIS
DESKRIPSI UMUM
⬢ Desain : Desain penelitian ini yaitu studi deskriptif
⬢ Subjek : Penelitian ini dilakukan pada 1138 pasien wanita yang dirujuk ke
klinik Michigan Healthy Healing After Delivery (MMHAD) dalam
periode 2007-2019
⬢ Judul : Tepat, lugas, dan eksplisit
⬢ Penulis : Tertulis jelas
⬢ Abstrak : Jelas, singkat, dan merangkum isi penelitian
30
Level of Evidence.
4
Studi Deskriptif
ANALISIS V-I-A
Validity
Studi deskriptif yang menggunakan retrospective chart review untuk merangkum
pasien yang membutuhkan intervensi pembedahan setelah dirujuk ke klinik
MHHAD sejak Juli 2007 sampai Januari 2019. Studi ini telah mendapatkan
persetujuan dari institutional review board dari University of Michigan. Chart
review digunakan untuk menentukan bahwa indikasi prosedur pembedahan
berhubungan dengan rujukan pasien ke klinik MHHAD. Penulis juga mengulas
seluruh kasus pembedahan untuk menentukan apakah prosedur pembedahan
berhubungan dengan kunjungan ke klinik MHHAD. Pasien akan dieksklusikan
apabila pembedahan tidak berhubungan dengan kunjungan pasien ke klinik
MHHAD. Analisis dekriptif digunakan untuk mendeskripsikan intervensi
pembedahan kohor. 32
ANALISIS VIA
Importance
Studi deskriptif ini penting untuk menentukan prevalensi, indikasi, dan tipe dari
prosedur pembedahan yang dilakukan pada wanita pasca persalinan.
Applicability
Studi ini memberikan informasi terkait dengan tipe dan prevalensi dari prosedur
pembedahan yang dapat diekspektasikan untuk dilakukan oleh konsultan
uroginekologi.
33
Tabel Telaah Kritis
Tidak
No. Pertanyaan Ya Tidak
dijelaskan
1. Apakah terdapat kriteria inklusi yang jelas? √
2. Apakah kondisi saat dilakukan pengukuran telah memenuhi standar untuk seluruh pasien? √
3. Apakah metode yang valid digunakan untuk identifikasi dari kondisi seluruh pasien? √
4. Apakah penelitian ini memiliki inklusi konsekutif dari peserta penelitian? √
5. Apakah penelitian ini memiliki inklusi komplit dari peserta penelitian? √
6. Apakah demografi dari pasien dideskripsikan dengan jelas? √
7. Apakah terdapat pelaporan jelas dari informasi klinis pasien? √
8. Apakah hasil dilaporkan dengan jelas? √
9. Apakah informasi demografis klinik dilaporkan dengan jelas? √
10. Apakah analisis statistik yang digunakan sesuai? 34
√
Terima Kasih
35