2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
ABSTRACT
Post-operative Nausea and Vomiting (PONV) delay the patient's recovery period,
inhibit activity, and have an impact on increasing the cost of care. This study aims to
determine the factors associated with the incidence of post-operative nausea and
vomiting in post-laparotomy patients. The research design was a descriptive cross-
sectional study. Data collection was conducted from 18 June to 18 July 2019 on 30
respondents was selected by purposive sampling at the Meuraxa Hospital Banda Aceh.
Data were processed into univariate and bivariate analysis using the Chi-Square test.
The results showed a relationship between patient factors, anesthesia factors, and
surgical factors with the incidence of PONV in post-laparotomy patients (P-value <0.05).
The expected that health care providers in providing perioperative nursing care must
focus on the factors that influence to eliminate the possibility of PONV so that it can
improve patient comfort and speed up the recovery period.
58
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
59
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
60
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
61
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
Kejadian PONV
Total
Faktor Pasien Berat Sedang p-value
f % f % f %
Motion Sickness
Ada 18 81,8 4 18,2 22 100
0,007
Tidak 2 25,0 6 75,0 8 100
Berdasarkan Tabel diatas diketahui ketika terdapat 3-4 faktor risiko yaitu
bahwa mayoritas responden adalah jenis kelamin perempuan, tidak
perempuan, tidak mempunyai riwayat merokok, riwayat motion sickness,
merokok, namun memiliki motion penggunaan opioid pasca operasi, dan
sickness. Hasil penelitian menunjukkan riwayat PONV (Gan et al., 2014; Smith
ada hubungan jenis kelamin, riwayat et al., 2018). Penelitian ini mendapatkan
merokok dan motion sickness dengan hasil bahwa ada hubungan faktor pasien
kejadian PONV (p-value< 0,05), namun yang terdiri dari jenis kelamin, riwayat
tidak ada hubungan umur dengan merokok, dan motion sickness dengan
PONV. Semua responden yang memiliki kejadian PONV pada pasien post
riwayat merokok adalah laki-laki, laparatomi. Namun untuk variabel umur
sedangkan perempuan tidak ada yang menunjukkan nilai hubungan yang tidak
memiliki riwayat merokok. Responden signifikan.
yang tidak merokok lebih tinggi Mayoritas responden jenis kelamin
mengalami PONV berat (88,9%). perempuan yang tidak merokok
Sedangkan responden yang memiliki mengalami mual muntah berat sebesar
riwayat motion sickness lebih banyak 88,9%. Hasil yang serupa juga
mengalami kejadian mual muntah paska didapatkan oleh Al-Ghanem et al.,
operasi laparatomi 81,8%. (2019) dalam penelitiannya pada 2.398
Post-operative nausea and vomiting pasien dalam masa 24 jam paska
(PONV) didefinisikan sebagai mual dan operasi, bahwa jenis kelamin perempuan
atau muntah terjadi dalam waktu 24 jam merupakan salah satu prediktor yang
setelah operasi. Insiden muntah secara signifikan terjadinya PONV. Risiko
umum terjadi sekitar 30%, insiden mual pada wanita dewasa dua sampai tiga kali
sekitar 50% dan kejadian PONV dapat lebih besar dari pada pria dewasa.
mencapai 80%. Lebih dari 40 juta pasien Frekuensi yang tinggi pada perempuan
pertahun yang menjalani operasi di diakibatkan adanya pengaruh hormonal
Amerika Serikat dan sekitar 30% dari dari progesteron atau serum kadar
100.000.000 lebih pasien diseluruh gonadotropin, estrogen, serta sensitisasi
dunia mengalami PONV. Pasien Risiko chemoreseptor trigger zone (CTZ) dan
ini meningkat sampai dengan 61-79% pusat muntah. Faktor resiko terbesar
62
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
terjadi pada minggu ketiga dan keempat mengurangi resiko PONV karena
siklus menstruasi dan hari keempat dan adanya efek perlindungan dari merokok
kelima menstruasi (Chatterjee et al., yang disebabkan oleh perubahan
2011; Sweis et al., 2013). fungsional dalam neuroreseptor dari
Penelitian ini mendapatkan bahwa paparan kronis nikotin (Apfel et al.,
responden yang memiliki riwayat 2012).
merokok lebih sedikit mengalami PONV Untuk data riwayat motion sickness
(40%) dari pada responden yang tidak didapatkan data bahwa responden yang
merokok (60%). Terdapat efek proteksi mempunyai riwayat motion sickness
rokok terhadap kejadian PONV karena mengalami PONV lebih banyak yaitu
terdapat induksi enzim CYP1A2 dan 73,3% dibandingkan dengan yang tidak
CYP2E1 oleh aromatik hidrokarbon mempunyai riwayat tersebut. Sesuai
polisiklik yang terdapat dalam asap dengan hasil review Sweis et al. (2013)
rokok. Bahan kimia yang terdapat rokok yaitu pasien dengan riwayat motion
tersebut menyebabkan peningkatan sickness, riwayat PONV, atau emesis
metabolisme beberapa obat yang yang diinduksi kemoterapi cenderung
digunakan dalam anestesi (Farhat et al., memiliki ambang batas yang lebih
2014). Menurut Islam dan Jain (2004), rendah untuk muntah dan dianggap
perokok dan bukan perokok memiliki termasuk kelompok risiko tinggi yaitu
daya tahan yang berbeda dalam memiliki peningkatan risiko tiga kali
menekan terjadinya mual dan muntah. lipat untuk terjadi PONV.
Rokok mengandung zat psikoaktif Disamping itu juga hasil penelitian
berupa nikotin yang mempengaruhi menunjukkan bahwa usia responden
sistem saraf dan otak. Perokok akan mayoritas adalah 26-45 tahun, dimana
mengalami toleran, yaitu penyesuaian pada usia ini menjadi lebih beresiko
badan terhadap kesan-kesan seperti mengalami mual muntah paska operasi.
mual, muntah, atau pusing yang Insiden mual muntah meningkat pada
dirasakan apabila mula-mula merokok. usia anak hingga remaja, konstan pada
Keadaan toleransi inilah yang usia dewasa, dan akan menurun pada
mendorong kesan ketagihan atau lansia. Kelompok usia yang lebih muda
ketergantungan pada nikotin. Hal yang (<50 tahun) sebagai faktor risiko yang
sama juga dinyatakan dalam sebuah lebih signifikan terhadap insiden PONV
systematic review bahwa seseorang dibandingkan dengan mereka yang
yang memiliki riwayat merokok lebih berusia diatas 50 tahun. Mekanisme
tahan terhadap mual muntah dan dapat yang mendasarinya mungkin karena
63
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
64
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
65
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
seluruh responden dengan lama udara yang masuk kedalam perut selama
pembedahan 2-3 jam mengalami mual prosedur operasi, gas tersebut
muntah berat yaitu sebanyak 95,2%. menyebabkan tekanan pada nervus
Hasil penelitian juga menunjukkan vagus, selanjutnya nervus mengirim
adanya hubungan yang signifikan antara sinyal ke pusat muntah dimedulla
faktor pembedahan dengan kejadian oblongata (Sweis et al., 2013). Hasil
PONV pada pasien post laparatomi, penelitian Sholihah et al. (2015)
yaitu jenis pembedahan (p-value 0,025) menunjukkan dari 96 pasien general
dan lamanya pembedahan berlangsung anestesi. 26 pasien (27.08%) mengalami
(p-value 0,000). Tinsley & Barone PONV, 11 pasien (11.46%) dengan
(2012) menyatakan bahwa lamanya keluhan PONV pada kelompok usia 40-
pembedahan berhubungan kuat dengan 54 tahun, 18 pasien (18.75%)
kejadian PONV. Pembedahan selama mengalami PONV dengan jenis kelamin
151-180 menit akan meningkatkan perempuan, 18 pasien (18.75%) anestesi
resiko terjadinya PONV 46,2%, karena umum mengakibatkan PONV, dan 12
masa kerja obat anestesi yang pasien (12.50%) mengakibat PONV
mempunyai efek menekan mual muntah pada tindakan bedah digestif. Namun
semakin berkurang, kemudian semakin pengaruh jenis operasi tertentu dengan
banyak pula komplikasi dan manipulasi peningkatan insiden PONV masih
pembedahan dilakukan. Begitu juga menjadi kontroversi. Penelitian yang
menurut Collins (2011) menyatakan dilakukan Apfel et al. (2012)
bahwa lama prosedur pembedahan dapat mendapatkan bahwa hanya
meningkatkan resiko PONV karena kolesistektomi, prosedur laparoskopi,
pasien tidak dapat merubah posisi diri dan operasi ginekologi yang mencapai
akibat anestesi dan blokade signifikansi statistik sebagai prediktor
neuromuskular. Gerakan yang berkurang independen PONV, dan tidak ada jenis
dapat memperlambat aliran darah dan operasi yang mencapai signifikansi
menimbulkan sensasi pusing yang dapat statistik sebagai prediktor post-operative
merangsang disekuilibrium vestibular. vomiting (PV).
Ekuilibrium ini dapat menyebabkan
aktivasi CTZ lebih lanjut dengan saraf KESIMPULAN DAN SARAN
vestibular sehingga memicu PONV. Mual dan muntah pasca operasi
Post laparatomi mempunyai resiko (PONV) adalah pengalaman yang tidak
terjadinya mual dan muntah sampai menyenangkan dan ditakuti oleh pasien.
70%, yang disebabkan karena adanya Hal tersebut juga berkontribusi terhadap
66
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
67
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
68
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
69