Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No.

2, Juli 2021
ISSN 2614-4719

FAKTOR YANG MENINGKATKAN KEJADIAN POST-OPERATIVE


NAUSEA AND VOMITING (PONV) PADA PASIEN LAPARATOMI

Nurleli1, Ainal Mardhiah1, Nilawati2


1
Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Aceh, Indonesia
2
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, Indonesia
Korespondensi: nurleli@poltekkesaceh.ac.id

ABSTRACT

Post-operative Nausea and Vomiting (PONV) delay the patient's recovery period,
inhibit activity, and have an impact on increasing the cost of care. This study aims to
determine the factors associated with the incidence of post-operative nausea and
vomiting in post-laparotomy patients. The research design was a descriptive cross-
sectional study. Data collection was conducted from 18 June to 18 July 2019 on 30
respondents was selected by purposive sampling at the Meuraxa Hospital Banda Aceh.
Data were processed into univariate and bivariate analysis using the Chi-Square test.
The results showed a relationship between patient factors, anesthesia factors, and
surgical factors with the incidence of PONV in post-laparotomy patients (P-value <0.05).
The expected that health care providers in providing perioperative nursing care must
focus on the factors that influence to eliminate the possibility of PONV so that it can
improve patient comfort and speed up the recovery period.

Keywords: post-operative, nausea and vomiting, laparatomy

PENDAHULUAN Prevalensi kejadian PONV untuk


Post-Operative Nausea and Vomiting jenis operasi kanker payudara dan
(PONV) adalah mual dan muntah yang operasi abdomen lebih tinggi dari
terjadi dalam masa 24-48 jam setelah operasi lainnya (Öbrink et al., 2015).
pembedahan (Pierre & Whelan, 2013). Laparatomi mempunyai resiko terjadi
PONV merupakan salah satu keluhan mual dan muntah sampai 70%
yang paling sering terjadi paska (Chatterjee et al., 2011). Resiko kejadian
pembedahan, dengan insiden sebanyak mual dan muntah pada kasus digestif
30% kejadian dari 230 juta pada pasien sebesar 40-77% , sedangkan pada kasus
yang menjalani pembedahan dan ginekologi kejadian mual dan muntah
anestesi yang dilakukan setiap tahunnya mencapai 58% (Hewitt & Watts, 2009).
di dunia. Pada kelompok resiko tinggi, Berdasarkan penelitian Wijaya et al.,
angka kejadian bisa mencapai hingga (2014) mendapatkan kejadian PONV
lebih dari 69 juta orang (80%). pada pembedahan laparatomi dan
Disamping itu, sekitar 1% pasien bedah ginekologi sebesar 31,25% dan
rawat jalan harus dilakukan perawatan mastektomi sebesar 31,4%.
rawat inap karena PONV yang tidak Terjadinya PONV dapat terjadi
terkontrol (Chang & Wong, 2016). karena berbagai faktor risiko yang

58
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719

berhubungan dengan pasien, anestesi, ditangani dengan segera dapat


dan pembedahan. Faktor risiko pasien menyebabkan ketidakseimbangan
meliputi umur, jenis kelamin, status elektrolit, hipertensi vena, perdarahan,
merokok, motion sickness atau PONV ruptur esofageal, aspirasi, kerusakan
sebelumnya, riwayat migren, nilai status luka jahitan operasi, dan dalam keadaan
fisik ASA (American Society of lanjut dapat membuat pasien mengalami
Anesthesiologists) yang rendah (I-II), dehidrasi berat (Conway, 2009; Shaikh
dan obesitas. Faktor risiko anestesi et al., 2016).
berhubungan dengan penggunaan opioid Langkah awal dalam pencegahan
intra dan pasca bedah, jenis tindakan PONV adalah mengkaji dan mengurangi
anestesi dan durasi pemberian anastesi. faktor resiko. Perawat harus memahami
Sedangkan faktor risiko pembedahan dengan benar kondisi mual-muntah yang
meliputi lama pembedahan dan jenis dialami pasien dan bagaimana
pembedahan (Chatterjee et al., 2011; penanganannya untuk mencegah
Pierre & Whelan, 2013). komplikasi PONV. Perlu dilakukan
Hasil penelitian Sholihah et al., pencegahan dalam menurunkan
(2015) menunjukkan bahwa angka frekuensi mual dan muntah paska
kejadian PONV terbanyak terjadi pada operasi agar tidak terjadi komplikasi
kelompok usia 40-54 tahun, jenis yang dapat memperburuk kondisi
kelamin perempuan, jenis tindakan pasien. Informasi terkait permasalahan
anestesi umum, dan pasien yang tersebut diperlukan sebagai acuan dalam
melakukan tindakan bedah digestif. Pada memberikan pelayanan dalam
penelitian Al-Ghanem et al., (2019) meningkatkan kenyamanan dan
mendapatkan bahwa jenis kelamin kepuasan pasien bedah sehingga dapat
perempuan, penggunaan opioid paska mencegah komplikasi, serta
operasi, dan durasi anastesi lebih dari 60 mempercepat pemulihan dan masa
menit merupakan faktor risiko yang rawatan pasien.
penting. Penelitian ini bertujuan untuk
PONV merupakan pengalaman yang mengetahui faktor- faktor yang
tidak menyenangkan selama masa post- berhubungan dengan kejadian Post-
operasi yang dapat memperlambat masa Operative Nausea and Vomiting pada
pemulihan pasien, menghambat aktivitas pasien post laparatomi di RSUD
dan berdampak pada membesarnya Meuraxa Banda Aceh. Hasil dari
biaya perawatan yang harus dikeluarkan penelitian ini memberikan pemahaman
(Bruno et al., 2019). PONV bila tidak yang lebih baik bagi perawat dan

59
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719

profesional kesehatan lain berkaitan operasi laparatomi 24-48 jam, 2) pasien


dengan faktor resiko mual dan muntah dengan mual dan muntah, 3) kesadaran
paska operasi pada pasien laparatom compos mentis dan kooperatif, dan 4)
baik dari faktor pasien, faktor anastesi, bersedia menjadi responden.
dan faktor pembedahan. Mengenali dan Pengumpulan data dilaksanakan pada
memahami faktor resiko PONV tanggal 18 Juni s.d 18 Juli 2019, dengan
merupakan tindakan pencegahan dini menggunakan kuesioner yang terbagi
yang lebih baik dari pada pengobatan dalam 4 bagian, yaitu: Bagian I,
saat terjadi PONV. kuesioner faktor pasien yang terdiri dari
umur, jenis kelamin, pendidikan,
METODE pekerjaan, status merokok, dan motion
Desain penelitian deskriptif analitik sickness. Bagian II, kuesioner faktor
dengan pendekatan cross-sectional anastesi termasuk rute pemberian
untuk mengetahui faktor- faktor yang anestesi dan lamanya anestesi. Bagian
berhubungan dengan kejadian Post- III, kuesioner faktor pembedahan yang
Operative Nausea and Vomiting terdiri dari jenis dan lama pembedahan.
(PONV) pada pasien post laparatomi di Bagian IV, kuesioner Rhodes Index
RSUD Meuraxa Banda Aceh. Populasi Nausea Vomiting and Retching
dalam penelitian ini adalah seluruh (RINVR) untuk mengukur PONV.
pasien post-operasi laparatomi di Ruang RINVR terdiri dari delapan pertanyaan
Rawat Bedah RSUD Meuraxa Banda yang terdiri dari pertanyaan subjektif
Aceh. Penentuan sampel dilakukan dan objektif. Instrumen ini memiliki
dengan cara purposive sampling pada 30 nilai reliabilitas dan validitas dengan
responden. Menurut (Fraenkel et al., &URQEDFK¶ DOSKD sebesar 0,912- 0,968,
2012), jumlah sampel minimum yang 6SHDUPDQ¶V FRHILFLHQWV 0,692-1,000, P
dapat diterima untuk penelitian korelasi < 0,0001, dan Weighted kappa: 0,932-
tidak boleh kurang dari 30. Data yang 1,000 (Kim et al., 2007).
diperoleh dari sampel yang lebih kecil Data yang telah dikumpulkan
dari 30 dapat memberikan perkiraan selanjutnya dilakukan proses
tingkat hubungan yang tidak akurat. pengolahan data meliputi: editing,
Peneliti juga mempunyai asumsi bahwa coding, entry data, dan cleaning.
jumlah anggota sampel minimal sudah Analisis data univariat menggunakan
10 kali dari jumlah variabel yang diteliti teknik statistik deskriptif menggunakan
yaitu 3 variabel. Adapun kriteria inklusi frekuensi dan persentase. Cara untuk
dalam penelitian ini: 1) pasien post- mengukur hubungan faktor pasien,

60
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719

faktor anestesi, dan faktor pembedahan 1. Karakteristik Responden


dengan kejadian PONV pada pasien post Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Karakteristik Responden
operasi laparatomi dilakukan dengan
Variabel f %
metode statistik Chi-square test dengan Umur (tahun)
WLQJNDW NHPDNQDDQ . Masa Dewasa
17 57,0
(26-45 Tahun)
Penelitian dilakukan setelah Masa Lansia
13 43,0
(46-65 Tahun)
memperoleh ethical approval dari
Jenis Kelamin
Komite Etik Penelitian Kesehatan Laki-laki 12 40,0
Perempuan 18 60,0
Poltekkes Aceh dengan No: Tingkat Pendidikan
LB.02.03/6122/2019, dan mendapatkan SMP 5 16,7
SMA 13 43,3
persetujuan dari pasien dengan PT 12 40,0
Pekerjaan
menandatangani formulir Informed Pelajar/mahasiswa 6 20,0
Consent. PNS/TNI/POLRI 7 23,3
Swasta 7 23,3
Petani 2 6,7
IRT 8 26,7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dijelaskan dalam Berdasarkan hasil pengolahan data
empat bagian utama yang terdiri dari: karakteristik responden, diketahui
(1) karakteristik responden; (2) bahwa sebagian besar umur responden
hubungan faktor pasien dengan kejadian berada pada kelompok dewasa.
PONV pada pasien post-operasi Mayoritas responden adalah perempuan,
laparatomi; (3) hubungan faktor anastesi berpendidikan SMA, dan bekerja
dengan kejadian PONV pada pasien sebagai ibu rumah tangga.
post-operasi laparatomi; (4) hubungan
faktor pembedahan dengan kejadian 2. Hubungan Faktor Pasien Dengan
PONV pada pasien post-operasi Kejadian PONV
laparatomi.

Tabel 2. Analisis Faktor Pasien dengan Kejadian PONV


Kejadian PONV
Total
Faktor Pasien Berat Sedang p-value
f % f % f %
Umur
26-45 Tahun 11 64,7 6 35,3 17 100
1,000
46-65 Tahun 9 69,2 4 30,8 13 100
Jenis Kelamin
Laki-laki 3 33.3 6 66.7 9 100
0,030
Perempuan 17 81,0 4 19,0 21 100
Riwayat Merokok
Ada 4 33,4 8 66,6 12 100
0,004
Tidak 16 88,9 2 11,1 18 100

61
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719

Kejadian PONV
Total
Faktor Pasien Berat Sedang p-value
f % f % f %
Motion Sickness
Ada 18 81,8 4 18,2 22 100
0,007
Tidak 2 25,0 6 75,0 8 100

Berdasarkan Tabel diatas diketahui ketika terdapat 3-4 faktor risiko yaitu
bahwa mayoritas responden adalah jenis kelamin perempuan, tidak
perempuan, tidak mempunyai riwayat merokok, riwayat motion sickness,
merokok, namun memiliki motion penggunaan opioid pasca operasi, dan
sickness. Hasil penelitian menunjukkan riwayat PONV (Gan et al., 2014; Smith
ada hubungan jenis kelamin, riwayat et al., 2018). Penelitian ini mendapatkan
merokok dan motion sickness dengan hasil bahwa ada hubungan faktor pasien
kejadian PONV (p-value< 0,05), namun yang terdiri dari jenis kelamin, riwayat
tidak ada hubungan umur dengan merokok, dan motion sickness dengan
PONV. Semua responden yang memiliki kejadian PONV pada pasien post
riwayat merokok adalah laki-laki, laparatomi. Namun untuk variabel umur
sedangkan perempuan tidak ada yang menunjukkan nilai hubungan yang tidak
memiliki riwayat merokok. Responden signifikan.
yang tidak merokok lebih tinggi Mayoritas responden jenis kelamin
mengalami PONV berat (88,9%). perempuan yang tidak merokok
Sedangkan responden yang memiliki mengalami mual muntah berat sebesar
riwayat motion sickness lebih banyak 88,9%. Hasil yang serupa juga
mengalami kejadian mual muntah paska didapatkan oleh Al-Ghanem et al.,
operasi laparatomi 81,8%. (2019) dalam penelitiannya pada 2.398
Post-operative nausea and vomiting pasien dalam masa 24 jam paska
(PONV) didefinisikan sebagai mual dan operasi, bahwa jenis kelamin perempuan
atau muntah terjadi dalam waktu 24 jam merupakan salah satu prediktor yang
setelah operasi. Insiden muntah secara signifikan terjadinya PONV. Risiko
umum terjadi sekitar 30%, insiden mual pada wanita dewasa dua sampai tiga kali
sekitar 50% dan kejadian PONV dapat lebih besar dari pada pria dewasa.
mencapai 80%. Lebih dari 40 juta pasien Frekuensi yang tinggi pada perempuan
pertahun yang menjalani operasi di diakibatkan adanya pengaruh hormonal
Amerika Serikat dan sekitar 30% dari dari progesteron atau serum kadar
100.000.000 lebih pasien diseluruh gonadotropin, estrogen, serta sensitisasi
dunia mengalami PONV. Pasien Risiko chemoreseptor trigger zone (CTZ) dan
ini meningkat sampai dengan 61-79% pusat muntah. Faktor resiko terbesar

62
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719

terjadi pada minggu ketiga dan keempat mengurangi resiko PONV karena
siklus menstruasi dan hari keempat dan adanya efek perlindungan dari merokok
kelima menstruasi (Chatterjee et al., yang disebabkan oleh perubahan
2011; Sweis et al., 2013). fungsional dalam neuroreseptor dari
Penelitian ini mendapatkan bahwa paparan kronis nikotin (Apfel et al.,
responden yang memiliki riwayat 2012).
merokok lebih sedikit mengalami PONV Untuk data riwayat motion sickness
(40%) dari pada responden yang tidak didapatkan data bahwa responden yang
merokok (60%). Terdapat efek proteksi mempunyai riwayat motion sickness
rokok terhadap kejadian PONV karena mengalami PONV lebih banyak yaitu
terdapat induksi enzim CYP1A2 dan 73,3% dibandingkan dengan yang tidak
CYP2E1 oleh aromatik hidrokarbon mempunyai riwayat tersebut. Sesuai
polisiklik yang terdapat dalam asap dengan hasil review Sweis et al. (2013)
rokok. Bahan kimia yang terdapat rokok yaitu pasien dengan riwayat motion
tersebut menyebabkan peningkatan sickness, riwayat PONV, atau emesis
metabolisme beberapa obat yang yang diinduksi kemoterapi cenderung
digunakan dalam anestesi (Farhat et al., memiliki ambang batas yang lebih
2014). Menurut Islam dan Jain (2004), rendah untuk muntah dan dianggap
perokok dan bukan perokok memiliki termasuk kelompok risiko tinggi yaitu
daya tahan yang berbeda dalam memiliki peningkatan risiko tiga kali
menekan terjadinya mual dan muntah. lipat untuk terjadi PONV.
Rokok mengandung zat psikoaktif Disamping itu juga hasil penelitian
berupa nikotin yang mempengaruhi menunjukkan bahwa usia responden
sistem saraf dan otak. Perokok akan mayoritas adalah 26-45 tahun, dimana
mengalami toleran, yaitu penyesuaian pada usia ini menjadi lebih beresiko
badan terhadap kesan-kesan seperti mengalami mual muntah paska operasi.
mual, muntah, atau pusing yang Insiden mual muntah meningkat pada
dirasakan apabila mula-mula merokok. usia anak hingga remaja, konstan pada
Keadaan toleransi inilah yang usia dewasa, dan akan menurun pada
mendorong kesan ketagihan atau lansia. Kelompok usia yang lebih muda
ketergantungan pada nikotin. Hal yang (<50 tahun) sebagai faktor risiko yang
sama juga dinyatakan dalam sebuah lebih signifikan terhadap insiden PONV
systematic review bahwa seseorang dibandingkan dengan mereka yang
yang memiliki riwayat merokok lebih berusia diatas 50 tahun. Mekanisme
tahan terhadap mual muntah dan dapat yang mendasarinya mungkin karena

63
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719

berkurangnya refleks otonom dengan keterkaitan antara kejadian mual muntah


bertambahnya usia (Apfel et al., 2012; dengan usia.
Gan et al., 2014). Namun dalam 3. Hubungan Faktor Anestesi Dengan
penelitian ini tidak menunjukkan adanya Kejadian PONV

Tabel 3. Analisis Hubungan Faktor Anestesi dengan Kejadian PONV


Kejadian PONV
Total
Faktor anestesi Berat Sedang p-value
f % f % f %
Jenis Anastesi
Anastesi inhalasi 16 88,9 2 11,1 20 100
0,004
Anastesi intravena 4 33,9 8 66,7 10 100
Lamanya anastesi
1 - 2 Jam 0 0,0 9 100 9 100
0,000
2 - 3 Jam 20 95,2 1 4,8 21 100

Tabel 3 menunjukkan bahwa ada vena. Dalam penelitian ini tidak


hubungan jenis dan lamanya anastesi menjelaskan secara spesifik mengenai
dengan kejadian PONV (p-value=0,004 jenis obat anestesi yang digunakan,
dan 0,000). Responden dengan rute melainkan hanya membagi berdasarkan
pemberian anestesi melalui inhalasi jenis anestesi yang diberikan kepada
mengalami mual muntah berat yaitu pasien melalui dua cara, yaitu inhalasi
88,9%. Hampir seluruh responden dan intravena. Penelitian ini
dengan periode anastesi >2 jam mendapatkan lebih banyak responden
mengalami PONV berat (95,2%). mengalami kejadian PONV berat pada
Hasil penelitian didapatkan ada jenis anastesi umum secara inhalasi
hubungan faktor anestesi dengan (88,9%).
kejadian PONV pada pasien post Anestesi umum secara inhalasi
laparatomi yang terdiri dari jenis berhubungan erat dengan muntah pasca
anestesi (p-value 0,004) dan lamanya operasi dan penggunaan anestesi gas,
pemberian anestesi (p-value 0,000). nitrogen dioksida akan meningkatkan
Anestesi umum yang diberikan secara risiko mual muntah pascabedah.
inhalasi yaitu kelompok anestesi cair Nitrogen oksida ini langsung
volatile yaitu: halotan, enfluran, merangsang pusat muntah dan
isofluran yang di berikan melalui berinteraksi dengan reseptor opioid.
oksigen dan nitrogen oksida, dan Difusi nitrogen oksida juga
kelompok anestesia gas yaitu: oksida menyebabkan perubahan tekanan telinga
nitrat dan siklopropane. Anestesi umum tengah dan distensi saluran cerna, yang
yang diberikan secara intravena dengan dapat mengaktifkan sistem vestibular
cara menyuntikkan substansi kedalam dan meningkatkan pemasukan ke pusat

64
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719

muntah (Sweis et al., 2013; Yi et al., mereka yang menerima anestesi


2018). Sedangkan total intravenous regional.
anesthesia (TIVA) dengan propofol Untuk lamanya anestesi didapatkan
dapat menurunkan 30% kejadian mual hasil kejadian PONV berat pada
muntah pascabedah dibandingkan responden hampir seluruhnya terjadi
dengan penggunaan gas anestesi. Namun pada periode >2 jam yaitu sebesar
mekanisme kerjanya belum pasti, 95,2%. Kejadian PONV akibat
kemungkinan kerjanya sebagai pemberian obat anestesi inhalasi tetap
antagonis reseptor dopamine-2 (D2) di didasarkan atas lamanya pasien terpapar
area postrema. Sebagian besar juga obat-obat anestesi selama menjalani
berpendapat bahwa propofol memiliki operasi. Menurut Chatterjee et al. (2011)
sifat antiemetik (Fithrah, 2014; Pierre & pemanjangan durasi operasi selama 30
Whelan, 2013). menit kemungkinan dapat meningkatkan
Sholihah et al. (2015). dalam resiko PONV 60%. Sejalan dengan
penelitiannya juga mendapatkan angka penelitian Al-Ghanem et al. (2019) yang
kejadian PONV yang lebih tinggi pada dilakukan pada 2.398 pasien pasca
pasien dengan tindakan anestesi umum operasi didapatkan hasil bahwa jenis
(18,75%) dibandingkan anestesi regional kelamin perempuan yang mendapatkan
(8,33%). Sejalan dengan hasil penelitian anestesi lebih dari 60 menit merupakan
yang dilakukan oleh Lee et al., (2015) faktor risiko prediktif terjadinya untuk
pada 707 pasien rawat inap bedah mual dan muntah.
elektif, dimana pasien yang menerima
anestesi umum memiliki risiko PONV 4. Hubungan Faktor Pembedahan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan Dengan Kejadian PONV

Tabel 4. Analisis Hubungan Faktor Pembedahan Dengan Kejadian PONV (n=30)


Kejadian PONV
Total
Faktor Pembedahan Berat Sedang p-value
f % f % f %
Jenis Pembedahan
Digestif 15 71,4 6 28,6 21 100
0,025
Ginekologi 2 22,2 7 77,8 9 100
Lama Pembedahan
1 - 2 Jam 0 0,0 9 100 9 100
0,000
2 - 3 Jam 20 95,2 1 4,8 21 100

Berdasarkan Tabel 4 di atas pembedahan digestif mual muntah berat


menunjukkan bahwa ada hubungan jenis sebesar 71,4%. Sedangkan pada
dan lama pembedahan dengan kejadian pembedahan ginekologi mual muntah
PONV (p-value< 0,05). Pada berat terjadi sebesar 22,2%. Hampir

65
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719

seluruh responden dengan lama udara yang masuk kedalam perut selama
pembedahan 2-3 jam mengalami mual prosedur operasi, gas tersebut
muntah berat yaitu sebanyak 95,2%. menyebabkan tekanan pada nervus
Hasil penelitian juga menunjukkan vagus, selanjutnya nervus mengirim
adanya hubungan yang signifikan antara sinyal ke pusat muntah dimedulla
faktor pembedahan dengan kejadian oblongata (Sweis et al., 2013). Hasil
PONV pada pasien post laparatomi, penelitian Sholihah et al. (2015)
yaitu jenis pembedahan (p-value 0,025) menunjukkan dari 96 pasien general
dan lamanya pembedahan berlangsung anestesi. 26 pasien (27.08%) mengalami
(p-value 0,000). Tinsley & Barone PONV, 11 pasien (11.46%) dengan
(2012) menyatakan bahwa lamanya keluhan PONV pada kelompok usia 40-
pembedahan berhubungan kuat dengan 54 tahun, 18 pasien (18.75%)
kejadian PONV. Pembedahan selama mengalami PONV dengan jenis kelamin
151-180 menit akan meningkatkan perempuan, 18 pasien (18.75%) anestesi
resiko terjadinya PONV 46,2%, karena umum mengakibatkan PONV, dan 12
masa kerja obat anestesi yang pasien (12.50%) mengakibat PONV
mempunyai efek menekan mual muntah pada tindakan bedah digestif. Namun
semakin berkurang, kemudian semakin pengaruh jenis operasi tertentu dengan
banyak pula komplikasi dan manipulasi peningkatan insiden PONV masih
pembedahan dilakukan. Begitu juga menjadi kontroversi. Penelitian yang
menurut Collins (2011) menyatakan dilakukan Apfel et al. (2012)
bahwa lama prosedur pembedahan dapat mendapatkan bahwa hanya
meningkatkan resiko PONV karena kolesistektomi, prosedur laparoskopi,
pasien tidak dapat merubah posisi diri dan operasi ginekologi yang mencapai
akibat anestesi dan blokade signifikansi statistik sebagai prediktor
neuromuskular. Gerakan yang berkurang independen PONV, dan tidak ada jenis
dapat memperlambat aliran darah dan operasi yang mencapai signifikansi
menimbulkan sensasi pusing yang dapat statistik sebagai prediktor post-operative
merangsang disekuilibrium vestibular. vomiting (PV).
Ekuilibrium ini dapat menyebabkan
aktivasi CTZ lebih lanjut dengan saraf KESIMPULAN DAN SARAN
vestibular sehingga memicu PONV. Mual dan muntah pasca operasi
Post laparatomi mempunyai resiko (PONV) adalah pengalaman yang tidak
terjadinya mual dan muntah sampai menyenangkan dan ditakuti oleh pasien.
70%, yang disebabkan karena adanya Hal tersebut juga berkontribusi terhadap

66
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719

hasil yang merugikan dalam proses dalam meningkatkan mutu pelayanan


pemulihan pasca operasi. Kunci perioperatif harus melakukan pengkajian
manajemen perawatan pasien pasca lebih detail tentang faktor-faktor yang
operasi dalam mencegah terjadinya mempengaruhi PONV guna
PONV adalah mengidentifikasi pasien meningkatkan perawatan yang lebih
berisiko tinggi PONV dan baik dengan mempertahankan
mengembangkan metode sistematis kenyamanan pasien serta dapat
terhadap penilaian, intervensi, dan mempercepat proses penyembuhan.
evaluasi. Hasil penelitian tentang faktor-
faktor yang berhubungan dengan DAFTAR PUSTAKA
kejadian post-operative nausea and Al-Ghanem, S., Ahmad, M., Qudaisat,
I., Samarah, W., Al-Zaben, K., Abu
vomiting (PONV) pada pasien post
Halaweh, S., Ababneh, O., Abu
laparatomi di RSUD Meuraxa Banda Masaid, F., Qutishat, F., Altabari, Z.,
Obeidat, A., Alamoudi, Q., & Zoubi,
Aceh didapatkan hasil bahwa adanya
M. (2019). Predictors of nausea and
hubungan faktor pasien, faktor anastesi, vomiting risk factors and its relation
to anesthesia in a teaching hospital.
dan faktor pembedahan dengan kejadian
Trends in Medicine, 19(1), 1±5.
PONV pada pasien post laparatomi (p https://doi.org/10.15761/tim.1000171
Apfel, C. C., Heidrich, F. M., Jukar-
value <0,05).
Rao, S., Jalota, L., Hornuss, C.,
Pihak rumah sakit atau pusat Whelan, R. P., Zhang, K., &
Cakmakkaya, O. S. (2012).
pelayanan kesehatan dapat mengambil
Evidence-based analysis of risk
kebijakan dengan menetapkan standar factors for postoperative nausea and
vomiting. British Journal of
operasional prosedur tentang proses
Anaesthesia, 109(5), 742±753.
perawatan perioperatif dan pengkajian https://doi.org/10.1093/bja/aes276
Bruno, J. G., Gan, T., Professor, F., &
pasien terhadap faktor resiko PONV.
Rosenfeld, K. (2019). Introduction
Penting untuk mengidentifikasi pasien Clinical and Economic Impact of
Postoperative Nausea and Vomiting
berisiko tinggi PONV untuk mencegah
Faculty. 1±4.
terjadinya PONV secara proaktif pada Chang, C. C., & Wong, C. S. (2016).
Postoperative nausea and vomiting
pasien bedah karena tidak semua pasien
free for all: A solution from
memiliki profil risiko yang sama. propofol? Acta Anaesthesiologica
Taiwanica, 54(4), 106±107.
Insiden PONV bervariasi dengan faktor
https://doi.org/10.1016/j.aat.2016.12.
terkait pasien, sifat operasi yang 002
Chatterjee, S., Rudra, a., & Sengupta, S.
dilakukan, jenis anestesi yang
(2011). Current concepts in the
digunakan, lama operasi, dan management of postoperative nausea
and vomiting. Anesthesiology
manajemen perioperatif pasien. Perawat
Research and Practice, 2011.
sebagai salah satu profesional kesehatan https://doi.org/10.1155/2011/748031

67
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719

Collins, A. S. (2011). Postoperative https://doi.org/10.11124/jbisrir-2009-


nausea and vomiting in adults: 200
Implications for critical care. Critical Islam, S., & Jain, P. N. (2004).
Care Nurse, 31(6), 36±45. Postoperative Nausea and Vomiting
https://doi.org/10.4037/ccn2011470 in Children. Indian Journal of
Conway, B. (2009). Prevention and Anaesthesia, 48(4), 253±258.
Management of Postoperative Kim, T. H., Choi, B. M., Chin, J. H.,
Nausea and Vomiting in Adults. Lee, M. S., Kim, D. H., & Noh, G. J.
AORN Journal, 90(3), 391±394,396± (2007). The Reliability and Validity
400,403±413. of the Rhodes Index of Nausea,
https://doi.org/10.1016/j.aorn.2009.0 Vomiting and Retching in
6.026 Postoperative Nausea and Vomiting.
Farhat, K., Waheed, A., Pasha, A. K., Korean Journal of Anesthesiology,
Iqbal, J., & Mansoor, Q. (2014). 52(6), S59.
Effect of smoking on nausea, https://doi.org/10.4097/kjae.2007.52.
vomiting and pain in the post- 6.s59
operative period. Journal of Lee, Y. Z., Lee, R. Q., Thinn, K. K.,
Postgraduate Medical Institute, Poon, K. H., & Liu, E. H. C. (2015).
28(3), 277±281. How patients fare after anaesthesia
Fithrah, B. A. (2014). Penatalaksanaan for elective surgery: A survey of
Mual Muntah Pascabedah di Layanan postoperative nausea and vomiting,
Kesehatan Primer. Continuing pain and confusion. Singapore
Medical Education, 41(6), 407±411. Medical Journal, 56(1), 40±46.
http://103.13.36.125/index.php/CDK/ https://doi.org/10.11622/smedj.20150
article/view/1126 08
Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, Öbrink, E., Jildenstål, P., Oddby, E., &
H. H. (2012). How to Design and Jakobsson, J. G. (2015). Post-
Evaluate Research in Education (8th operative nausea and vomiting:
ed.). The McGraw-Hill Companies, Update on predicting the probability
Inc. and ways to minimize its occurrence,
Gan, T. J., Diemunsch, P., Habib, A. S., with focus on ambulatory surgery.
Kovac, A., Kranke, P., Meyer, T. a., International Journal of Surgery, 15,
Watcha, M., Chung, F., Angus, S., 100±106.
Apfel, C. C., Bergese, S. D., https://doi.org/10.1016/j.ijsu.2015.01
Candiotti, K. a., Chan, M. T., Davis, .024
P. J., Hooper, V. D., Lagoo- Pierre, S., & Whelan, R. (2013). Nausea
Deenadayalan, S., Myles, P., Nezat, and vomiting after surgery.
G., Philip, B. K., & Tramèr, M. R. Continuing Education in
(2014). Consensus guidelines for the Anaesthesia, Critical Care and Pain,
management of postoperative nausea 13(1), 28±32.
and vomiting. Anesthesia and https://doi.org/10.1093/bjaceaccp/mk
Analgesia, 118(1), 85±113. s046
https://doi.org/10.1213/ANE.000000 Shaikh, S., Nagarekha, D., Hegade, G.,
0000000002 & Marutheesh, M. (2016).
Hewitt, V., & Watts, R. (2009). The Postoperative nausea and vomiting:
effectiveness of non-invasive A simple yet complex problem.
complementary therapies in reducing Anesthesia: Essays and Researches,
postoperative nausea and vomiting 10(3), 388.
following abdominal laparoscopic https://doi.org/10.4103/0259-
surgery in women: a systematic 1162.179310
review. JBI Library of Systematic Sholihah, A., Sikumbang, K. M., &
Reviews, 7(19), 850±907. Husairi, A. (2015). Gambaran Angka
Kejadian Post Operative Nausea and

68
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No. 2, Juli 2021
ISSN 2614-4719

Vomiting (PONV) di RSUD Ulin


Banjarmasin Mei - Juli 2014. Berkala
Kedokteran Unlam, 11(1), 119±129.
Smith, H. S., Smith, E. J., & Smith, B.
R. (2018). Postoperative nausea and
vomiting. Anestezi Dergisi, 26(3),
120±126.
https://doi.org/10.5005/jp/books/123
34_70
Sweis, I., Yegiyants, S. S., & Cohen, M.
N. (2013). The management of
postoperative nausea and vomiting:
Current thoughts and protocols.
Aesthetic Plastic Surgery, 37(3),
625±633.
https://doi.org/10.1007/s00266-013-
0067-7
Tinsley, M. H., & Barone, C. P. (2012).
Preventing postoperative nausea and
vomiting: Refresh your knowledge of
how to recognize and respond to this
common complication. Plastic
Surgical Nursing, 32(3), 106±111.
https://doi.org/10.1097/01.ORN.0000
414183.73003.10
Wijaya, A. A., Fithrah, B. A., Marsaban,
A. H. M., & Hidayat, J. (2014).
Efektivitas Pemberian Cairan
Praoperatif Ringer Laktat 2
mL/kgBB/jam Puasa untuk
Mencegah Mual Muntah
Pascaoperasi. Jurnal Anestesi
Perioperatif, 2(3), 200±207.
https://doi.org/10.15851/jap.v2n3.33
2
Yi, M. S., Kang, H., Kim, M. K., Choi,
G. J., Park, Y. H., Baek, C. W., Jung,
Y. H., & Woo, Y. C. (2018).
Relationship between the incidence
and risk factors of postoperative
nausea and vomiting in patients with
intravenous patient-controlled
analgesia. Asian Journal of Surgery,
41(4), 301±306.
https://doi.org/10.1016/j.asjsur.2017.
01.005

69

Anda mungkin juga menyukai