Anda di halaman 1dari 18

Characteristics and Surgical Intervention of Ovarian Torsion in

Pregnant Compared with Non Pregnant Women


Wei-Fang Wu, MD,
Zhen-Hong Wang, MD,
Ying-Ling Xiu, MD, Xi Xie, MD
Mian Pan, MD
2
PICO
• 33 wanita hamil dan 72 wanita tidak
Population hamil dengan torsi kista ovarium

Intervention • Tidak ada

Comparator • Torsi ovarium pada wanita tidak hamil

• Presentasi klinis torsi ovarium serupa wanita


hamil dan tidak hamil pada trimester berbeda.
Outcome • Pasien hamil mengalami torsi kista yang lebih
banyak jika dibandingkan pasien tidak hamil.
1
Va l i d i t y

1. Apakah pasien diambil pada periode tertentu penyakitnya (biasanya pada fase
awal)
• Ya. Pasein yang dipilih yaitu pasien yang terbukti secara operatif mengalami
torsio ovarium
2. Apakah follow-up pasien dilakukan cukup lama dan lengkap?
• Pada penelitian ini pasien tidak dilakukan follow up secara langsung hanya
diamati selama periode penelitian
3. Apakah kriteria outcome diterapkan secara tersamar? (blinded)?
• Ya
4. Bila dilakukan analisis sub-grup apakah disesuaikan dengan factor prognosis?
• Tidak
5. Apakah dilakukan validasi pada kelompok pasien yang lain?
• Ya
1
Importance

1. Bagaimana kecenderungan outcome pasien dengan berjalannya waktu?


• Presentasi klinis dari kista ovarium cukup serupa antara wanita hamil dan
tidak hamil, dan pada trimester berbeda.
• Pasien hamil mengalami torsi kista yang lebih banyak jika dibandingkan
pasien tidak hamil
• Ukuran tumor jauh lebih kecil pada trimester ketiga kehamilan dibandingkan
dengan dua trimester lainnya.
1
Applicability

1. Apakah pasien yang diteliti mirip dengan pasien kita?


• Ya
2. Apakah evidence tentang prognosis ini mempunyai dampak yang berarti dalam
keputusan kita untuk menawarkan atau memberikan informasi pada pasien?
• Ya. Expert opinion ini dapat dijadikan panduan di berbagai pusat untuk
membandingkan karakteristik antar kelompok wanita dengan torsi ovarium.
Critical Appraisal

6
7
Pendahuluan
• Torsi ovarium merupakan rotasi parsial atau komplit dan tuba falopi termasuk suplai
vaskuler.
• Kesalahan diagnosis dari torsi ovarium dapat menyebabkan nekrosis ovarium,
infertilitas berkelanjutan dan aborsi spontan, maka setelah terdiagnosis, tindakan
operasi dini tidak dapat ditunda.

TUJUAN PENELITIAN
Untuk melakukan investigasi dan membandingkan karakteristik klinis, tindakan operatif, dan hasil
patologis dari wanita dengan torsi ovarium antara wanita hamil dan tidak hamil.
8
Metode

DESAIN STUDI : Studi retrospektif

LOKASI STUDI : Rumah Sakit Fujian Provincial Maternity and


Children’s

PERIODE STUDI : Januari 2012 to Juni 2018


9
Metode
• Semua pasien yang didiagnosa dengan torsi ovarium atau dengan catatan operasi
dengan kode ICD-9-CM kode 620.5.
• Tipe operasi : laparotomi dan laparoskopi, dengan prosedur detorsi tunggal, atau
detorsi dengan kistektomi atau adneksektomi.
• Data diambil melalui rekam medis elektronik pasien termasuk karakteristik klinis,
prosedur operatif dan hasil patologis.
• Analisa data menggunakan SPSS versi 23 (IBM, New York).
• Uji t test dan Mann–Whitney U test diaplikasikan untuk variabel kontinu dengan
atau tanpa distribusi normal diantara kedua grup.
• P values <0.05 dianggap signifikan secara statistik
• Persetujuan komite etik tidak diperlukan.
10
Hasil

HASIL

Torsi ovarium terjadi paling sering pada trimester pertama


(15/3 45.4%), namun dapat pula terjadi pada trimester
kedua dan ketiga (27.3% pada kedua grup). Tidak ada
perbedaan usia, riwayat operasi, gejala klinis, waktu gejala,
onset hingga datang ke IGD, waktu datang hingga operasi,
sisi yang terdampak, jumlah torsi dan tipe operasi pada
ketiga grup
11
Hasil

11
12
Hasil

12
13
Hasil
14
Diskusi

Perbandingan torsi ovarium antara wanita hamil dan tidak hamil telah dideskripsikan
pada beberapa studi.

Dari beberapa studi mereka menyimpulkan bahwa rekurensi torsi ovarium terjadi lebih
sering pada wanita hamil.

Peneliti juga membandingkan perbedaan torsi ovarium pada wanita hamil dan tidak
hamil, dan hasil penelitian peneliti sepakat dengan penelitian yang sebelumnya telah
dipublikasi. Namun, peneliti juga membandingkan perbedaan antara 3 trimester.
15
Diskusi
Hasil yang diperoleh pada studi ini adalah rekurensi torsi ovarium terjadi lebih banyak
pada wanita hamil dengan presentasi klinis serupa antara wanita hamil dan tidak
hamil. Umumnya, terjadi pada wanita usia reproduktif dengan rata-rata usia 26 tahun
pada studi ini.

Nyeri perut merupakan presentasi klinis yang paling sering dan lebih sering terjadi torsi
pada ovarium kanan dibandingkan kiri.

trimester pertama terbanyak (45.4%)  hipermobilitas tumor ovarium berkurang


dengan perbesaran uterus
Ukuran kista ovarium lebih besar pada pasien tidak hamil dibandingkan pada pasien 
saat hamil mobilitas kista yang lebih besar menjadi lebih terbatas, efek hormonal
selama kehamilan berperan pada lemahnya ligament pelvis.
Kista kanan lebih sering mengalami torsi hypermobility of the cecum and ileum on
the right side compared with the proximity of the relatively fixed sigmoid colon are was
proposed mechanism for this tendency
16
Diskusi

KELEBIHAN
• Membandingkan insidensi dan presentasi klinis kasus torsi ovarium pada Wanita
tidak hamil, dan hamil di ketiga trimester.

KEKURANGAN/BATASAN
• Desain retrospektif dan jumlah pasien yang sedikit.
• Hanya berkonsentrasi pada pasien yang terbukti mengalami torsi ovarium.
• Studi prospektif sulit dilakukan karena insidensi torsi ovarium rendah.
17
Kesimpulan
Nyeri perut merupakan presentasi klinis yang paling sering
terjadi pada kasus torsi ovarium. Presentasi klinis dari torsi
ovarium cukup serupa antara kelompok wanita hamil
dengan trimester berapapun. Pasien hamil memiliki jumlah
torsi yang lebih tinggi jika dibandingkan pasien tidak hamil.
Pada trimester ketiga kehamilan menunjukkan ukuran
tumor yang lebih kecil dibandingkan pada tumor pertama
dan kedua. Selama tindakan operatif konservatif lebih
banyak terjadi pada trimester ketiga dibandingkan pada
kedua trimester lainnya.
18

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai