Anda di halaman 1dari 5

Nama : Moh.

Iqbal Khatami
NIM : P27820720073
Prodi : Profesi Ners Jenjang Sarjana Terapan
dosen : Hepta Nur Anugrahini, S.Kep., Ns., M.Kep
mata kuliah : Keperawatan Kritis

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT ICU


DALAM MELAKSANAKAN BUNDLE VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA
(VAPb)

HAIs muncul karena kurangnya pengawasan, kurang tepatnya pencegahan infeksi dan
kurang maksimalnya perawatan. Salah satu HAIs di RS adalah kejadian VAP. VAP
muncul karena
ketidakpatuhan
perawat
untuk
melaksanakan
VAPb,
ketidakpatuhan ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan sikap perawat ICU
tentang
VAPb
te
rsebut.
Melalui
observasi
terlihat
3
perawat
(60%)
cuci
tangan
sebelum tindakan, 5 perawat (80%) cuci tangan sesudah tindakan, 4 perawat (80%)
cuci tangan sebelum tindakan aseptic, 5 perawat (100%) cuci tangan setelah terpapar
cairan tubuh dan lingkungan p
asien, Oral Hygiene dilakukan di shift pagi dan jika
mulut kotor, pengaturan posisi kepala pasien sering bervariasi tidak
head up
30
-
45
0
.
Tujuan
penelitian
untuk
menganalisis
hubungan
antara
pengetahuan
dan
tingkat
kepatuhan perawat ICU dalam melaksanakan
VAPb. Penelitian ini adalah penelitian
deskriptif korelasi dengan pendekatan
cross sectional
. Sampel adalah perawat ICU di
RSAB Panam berjumlah 30 orang dengan teknik pengambilan sampling yakni
total
sampling
.
Alat
pengumpul
data
yang
digunakan
adalah
kuesioner
pengetahuan
perawat ICU tentang VAPb (r hitung valid=0.545
-
0.920 dan r hitung reliable=0.974)
dan
lembar
monitoring
observasi
kepatuhan
RSAB
Panam.
Uji
statistik
yang
digunakan adalah uji
chi square
. Hasil penelitian menunjukkan pengetahua
n perawat
ICU tentang VAPb adalah rendah (53.3%), perawat patuh menjalankan VAPb (60%)
dan
terdapat
hubungan
pengetahuan
dan
tingkat
kepatuhan
perawat
ICU
dalam
melaksanakan VAPb (
p value =
0,002) dan
Odd Ratio
(OR)= 28.6. Hasil penelitian
ini dapat menjad
i masukan bagi perawat dalam meningkatkan pengetahuan perawat
ICU
dalam mencegah VAP dengan mengaplikasikan VAPb.

Kemanjuran pendekatan bundel dalam mencegah kejadian ventilator associated


pneumonia (VAP)

Ventilator-associated pneumonia (VAP) adalah penyakit iatrogenik yang berpotensi dapat


dicegah yang dapat berkembang setelah ventilasi mekanis. Bundel untuk pencegahan VAP
terdiri dari berbagai langkah yang dapat bervariasi antar institusi, dan dapat mencakup: elevasi
kepala tempat tidur, perawatan mulut dengan klorheksidin, penyedotan subglottik, penilaian
harian untuk ekstubasi dan kebutuhan akan inhibitor pompa proton, penggunaan sistem hisap
tertutup, dan mempertahankan tekanan manset endotrakeal pada 25 cmH2O. Tujuan kami adalah
untuk menentukan kemanjuran bundel pencegahan VAP, yang terdiri dari langkah-langkah yang
disebutkan di atas, dengan mengevaluasi kejadian VAP sebelum (kelompok tanpa VAP-B) dan
setelah (kelompok VAP-B) pengenalan bundel. Kami secara retrospektif mengevaluasi data
untuk pasien yang berventilasi mekanis dengan tabung endotrakeal, pada periode antara 1
September dan 31 Desember 2014 (kelompok tanpa VAP-B, n = 55, 54,5% laki-laki, usia rata-
rata 67,8 ± 14,5 tahun) dan antara 1 Januari hingga 30 April 2015 (kelompok VAP-B, n =
74,62,1% laki-laki, usia rata-rata 64,8 ± 13,7 tahun. Tidak ada perbedaan yang signifikan secara
statistik antara kelompok no-VAP-B dan VAP-B dalam data demografis, kematian unit
perawatan intensif (ICU), kematian di rumah sakit, durasi perawatan ICU, dan durasi ventilasi
mekanis. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat VAP dan VAP awal (onset ≤7 hari
setelah intubasi) ditemukan antara kelompok no-VAP-B dan VAP-B (masing-masing 41,8%
versus 25,7%, p = 0,06 dan 10,9% versus 12,2%, p > 0,99). Namun, penurunan signifi-cant pada
akhir VAP (onset >8 hari setelah intubasi) ditemukan pada kelompok VAP-B dibandingkan
dengan kelompok no-VAP-B (13,5% versus 30,9%, p = 0,027). Secara keseluruhan, hasil kami
mendukung penggunaan bundel pencegahan VAP dalam praktik klinis.

Anda mungkin juga menyukai