Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KOTA PALU

RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU


Jln. Kangkung No. 1 Telp./Fax : (0451) 460570 Kode Pos 94226

LAPORAN ANALISIS HASIL SURVEILANS HAIs

KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

RSU ANUTAPURA PALU PERIODE JANUARI – MARET TAHUN 2016

1. PENDAHULUAN

Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang saat ini

makin berkembang seiring dengan perkembanagan ilmu pengetahuan dan

teknologi dilain pihak rumah sakit dihadapi tantangan yang makin besar.

Rumah sakit dituntut agar dapat memeberikan pelayanan kesehatan yang di

mutu, akuntabel dan transparan kepada masyarakat, kusus bagi jaminan

keselamatan pasien( patien safety).

Berdasarkan data Australia Commission On Safety& Quality In Healthcare,

2009, kejadian HAIs pertahun adalah 200.000 kejadian dengan 7.000 angka

kematian yang memakan biaya lebihdari 2 juta $ Australia, dimana 50% dari

kejadian tersebut dapat dicegah. Sedangkan data dari Umscheid et al. Infect

Control Hospital Epidemiology 2011: 32: 101-14. USA terdapat 1,7 juta

kejadian HAIs, dengan 99.000 angka kematian yang menghabiskan biaya

sekitar 10-25 juta U$, dimana sekitar 55%-70% dari kejadian tersebut dapat

dicegah.

Surveilans Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit

(PPIRS) didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang berlangsung terus-

menerus dan sistematis dalam pengumpulan, analisis, interpretasi data


kesehatan yang penting bagi perencanaan, penerapan, evaluasi praktek-

praktek pengendalian infeksi, dan mempublikasikan data tersebut pada saat

yang tepat, pada pihak-pihak yang membutuhkan.

Fokus surveilans di rumah sakit yaitu Healthcare Associated Infections (HAIs)

yaitu :

a. Plebitis infeksi, terkait pemasangan intravaskuler perifer (infus)

b. Infeksi Daerah Operasi (IDO)

c. Infeksi Saluran Kemih (ISK) terkait dengan pemasangan kateter urune

menetap

d. Ventilator-Associated Pneumonia (VAP) terkait dengan pemasangan

ventilasi mekanik

Kegatan surveilans terdiri dari :

a. Pengumpulan dan analisa data adalah rangkaian kegiatan mengumpulkan

dan mengidentifikasi informasi, mengelompokkan dan menganalisa

informasi terkait kebutuhan surveilans PPI yang dibutuhkan sesuai

surveilans tersebut

b. Sosialisasi hasil surveilans adalah proses menyebarluaskan hasil-hasil

surveilans yang dilakukan komite dan tim PPI melalui koordinasi dengan

managemen rumah sakit

c. Monitoring dan evaluasi hasil surveilans adalah proses memantau dan

mengevaluasi tindak lanjut hasil survei, sebagai dasar kebijakan dan

penanganan pasien. Tim PPI memantau pelaksanaan kebijakan direksi

dengan menggunakan checklist control.


2. PELAKSANAAN SURVEILANS DI RSU ANUTAPURA PALU

Surveilans di RSU Anutapura Palu dilakukan dengan cara pengumpulan data

terkait pasien HAIs yang dilakukan setiap hari oleh Infection Prevention

Control Link Nurse (IPCLN). Infektion Prevention Control Nurse (IPCN) secara

periodik mengumpulkan data yang dibuat oleh IPCLN kemudian diinput dalam

sistemik informasi rumah sakit.

Data surveilans yang diperoleh dibuat dalam bentuk laporan triwulan dan

dianalisis oleh IPCN dan Infection Prevention Control Doctor (IPCD). Data

yang diperoleh dilihat trent adakah peningkatan yang signifikan atau dengan

membandingkan dengan nilai standar yang diambil dari kepustakaan atau dari

rumah sakit benchmark. Standar surveilans HAIs di RSU Anutapura Palu

adalah sebagai berikut :

3. HASIL KEGIATAN DATA HASIL SURVEILANS

Hasil Surveilans HAIs RSU ANUTAPURA PALU


Januari – Maret 2016
Kategori HAIs Tahun 2016 Standar
Infeksi Daerah Operasi 0% <20%
(IDO)
Infeksi Saluran Kemih 0% <10%
(ISK)
Infeksi Aliran Darah 0% <7’4
Primer (IADP)
Ventilator Assosiated 0% < 14,7%
Pneumonia (VAP)
Plebitis 3,61% ( 92 kejadian) <5 %

4. ANALISA

a) Berdasarkan hasil survey kejadian IDO di TW I angka kejadian IDO

januari-maret tahun 2016 tidak ditemukan adanya IDO (0%) kejadian.


Diharapkan menejemen perawatan luka post op yang sesuai dengan

prosedur yang ditetapkan lebih ditingkatkan lagi.

Rekomendasi :

- Komitmen melakukan kepatuhan hand hygiene sebelum melakukan

prosedur aseptic

- Pemakaian APD sesuai indikasi

- Rawat luka dengan menerapkan prosedur aseptic

- Dilakukan monitoring dan evaluasi luka operasi secara konsisten

b) Berdasarkan hasil analisis surveilans insiden rate kejadian infeksi phlebitis

3,61% yang kemungkinan diakibatkan oleh:

- Pemilihan daerah insersi dan lama pemasangan alat masih ada yang

memanjang lebih dari 3 hari tidak diganti.

- Kurangnya monitoring dan evaluasi selama terpasang IV line.

- Tidak melakukan penggantian tranfusi set setelah dilakukan tranfusi

darah

- Pemberian obat dengan konsentrasi yang pekat.

- Penyuntikan multiple dengan menggunakan set infuse yang sama

- Melakukan spuling Infus saat ada sumbatan

- Tidak ada tersedia alcohol swab untuk melakukan desinfeksi

- Kurang mematuhi SPO pemasangan infuse

- Tidak memakai APD dan kuerang melakukan kepatuhan HH

Rekomendasi:

- Tingkat kepatuhan Hand Hygiene sebelum prosedur aseptic


- Penggantian infuse setiap 3 x 24 jam

- Lakukan penggantian transfuse set segera setelah sesuai transfusi

- Tinkatkan monitoring dan evaluasi pada pasien yang terpasang IV line

- Tingkatkan monitoring pemberian obat-obatan dengan konsentrasi

pekat.

- Pakai APD sesuai dengan indikasi

- Patuhi SPO pemasangan infus

c) Kejadian VAP disebabkan karena

Hasil survey memperlihatkan angka kejadian infeksi terkait dengan

pemasangan alat ventilatior tidak ditemukan (0%) kejadian.

Rekomendasi :

- Tingkatkan penerapan SOP pencegahan dan pengendalian infeksi

VAP

- Tingkat kepatuhan hand hygiene terutama moment sebelum

melakukan prosedur aseptic

- Penggunaan APD sesuai indikasi

- Tingkatkan pembersihan ruangan

- Suctioning menggunakan system tertutup (closed suction)

5) RENCANA TINDAK LANJUT (terlampir)

6) KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan:
1) HAIs yang terjadi di RSU Anutapura Palu akibat dari

inkonsistensi dalam pelaksanaan SOP pencegahan dan

pengendalian infeksi VAP, IDO, Phebitis, IADP dan ISK.

2) Monitoring dan evaluasi terhadap pasien yang terpasang alat

belum maksimal.

3) Hasil audit kepatuhan hand hygiene untuk moment ke 3

sebelum melakukan prosedur aseptic masih rendah sebesar

24,,67%

b. Saran :

1) Tingkatkan kepatuhan petugas terhadap penerapan SOP, PPI,

VAP, IDO, Phlebitis, IADP dan ISK

2) Tingkatkan monitor dan evaluasi terhadap pasien yang

terpasang alat

3) Tingkatkan kepatuhan Hand Hygiene terutama moment

sebelum melakukan prosedur aseptik

LAPORAN ANALISIS HASIL SURVEILANS HAIs

KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


RSU ANUTAPURA PALU PERIODE JANUARI – MARET TAHUN 2016

KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

RSU ANUTAPURA PALU

TAHUN 2016

Anda mungkin juga menyukai