Anda di halaman 1dari 14

JOURNAL Emergency incisional hernia repair: a difficult problem waiting for a solution Pembimbing : dr. Machmud Surjanto, Sp.

Oleh : Arif Rahman D.M, S.Ked J 500 070 011

Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta 2012

LATAR BELAKANG

Hernia Insisional

Komplikasi dari operasi perut (20%)

Perbaikan darurat hernia insisional inkarserata terkait obstruksi usus

Dibutuhkan reseksi usus secara bersamaan


Oedem Inflamasi Kelemahan jaringan Rata2 ahli bedah Menimbulkan risiko tinggi komplikasi infeksi pasca operasi.

Bahan2 prosthetik permanen

Kontraindikasi

Karena memiliki risiko infeksi sebesar 10-35%

Perbaikan darurat hernia insisional inkarserata terkait obstruksi usus

Perbaikan primer hernia insisional Pemakaian dari prostesis

Memiliki tingkat kekambuhan tinggi


Menurunkan tingkat kekambuhan menjadi antara 3% dan 18% Penggunaan mesh

Berkisar antara 10% dan 50%

Akan tetapi juga meningkatkan risiko komplikasi lokal seperti infeksi luka Terlepas dari kemungkinan komplikasi luka,

Disesuaikan dengan Ukuran & sifat defek Pilihan tersering

Mesh yang dapat diserap yang tidak dapat diserap.

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai secara retrospektif morbiditas luka terkait penggunaan mesh prostetik permanen dalam perbaikan darurat hernia insisional inkarserata

terkait dengan obstruksi usus

METODE PENELITIAN

RETROSPEKTIF

60 pasien yang menjalani operasi darurat hernia insisional incaserata terkait obstruksi usus dengan menggunakan prosthetik mesh secara permanen

Pada 55 pasien

Pada 5 pasien

Luka ditutup setelah hernia repair

Luka dibiarkan terbuka untuk membentuk granulasi

HASIL PENELITIAN Factors Groups Wound closed Bowel resection n = 13 Age Mean (years SD) 52.4 15 No bowel resection n = 42 53.4 12.5 Wound left open Bowel resection n=2 59 5.7 No bowel resection n=3 54.3 9

Gender BMI DM Recurrent Hernia


Wound infection Recurrence

Male Female < 30 > 30 Yes


Yes

3 10 6 7 3
5 5.8 2.8 5 0

5 37 16 26 11
9 4 2.1 12 4

0 2 0 2 1
1 7 2.8 0 0

1 2 2 1 0
1 4.7 2.1 0 0

Hospital Stay Mean (days SD) Yes Yes

Waktu operasi rata-rata adalah 170 menit (SD 37) Hernia ukuran kecil (< 5cm) Pasien memiliki defek tunggal : 7 pasien defek ganda : 10 pasien Hernia ukuran sedang (5-10cm) Hernia ukuran besar (> 10cm) Pasien memiliki defek tunggal : 3 pasien defek ganda : 2 pasien

Pasien memiliki defek tunggal : 7 pasien defek ganda : 5 pasien

Data yang hilang

Ditemui pada 26 kasus

Waktu rata-rata tinggal di rumah sakit untuk semua pasien adalah 4,5 hari (SD 2,4 hari).
Kelompok pasien dengan kondisi luka

Terbuka lebih lama (rata-rata 5,6 2,4 hari)

Tertutup lebih cepat (rata-rata 4,4 2,3 hari).

Perbedaan lama tinggal rumah sakit antara kedua kelompok tidak signifikan (p value = 0,868). Setelah keluar dari rumah sakit Diberikan perawatan luka. Durasi rata-rata tindak lanjutnya adalah 3,8 bulan (kisaran 1-48 bulan).

Pasien dengan penutupan kulit primer

13 pasien dilakukan reseksi usus 2 pasien menjadi luka superfisial 1 pasien menjadi luka dalam 1 pasien menjadi selulitis

42 pasien tanpa reseksi usus 12 pasien terjadi komplikasi luka 3 pasien menjadi luka dalam 1 pasien mesh diambil

Pasien dengan luka superfisial dilakukan tindakan debridemen Pasien dengan luka dalam diobati secara lokal dengan langkah-langkah perawatan

8 pasien menjadi luka superfisial

Pasien dengan selulitis tidak dilakukan tindakan pembedahan Satu pasien di kelompok luka terbuka meninggal hari ke-5 pasca operasi karena sepsis

DISKUSI
Prinsip-prinsip kontaminasi perbaikan bedah hernia insisional dalam penyebab mengatasi daerah dan

dengan

menghindari

kontaminasi

merekonstruksi dinding perut. Operasi kolon diklasifikasikan sebagai kontaminasi dan infeksi (kelas 3-4) prosedur menurut klasifikasi Altemeier. Untuk alasan ini penggunaan mesh dalam prosedur yang mungkin berpotensi terkontaminasi sangat tidak dianjurkan. Penggunaan mesh kadang disesuaikan dengan ukuran dan sifat defek. Para penulis menganjurkan penggunaan non-absorbable mesh dalam operasi yang berpotensi terkontaminasi dan yang sudah terkontaminasi termasuk reseksi kolon, dengan hasil yang sama baiknya dengan yang diamati dalam prosedur bersih.

Secara keseluruhan tingkat infeksi dalam penelitian ini secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Mengingat tingkat infeksi tinggi, berbagai teknik untuk penempatan mesh, termasuk onlay, sublay (retromuscular atau extrafascial), atau underlay (intraperitoneal atau subfascial), telah ditelusuri Teknik Rives-Stoppa telah dianjurkan karena memiliki tingkat infeksi rendah, berkisar antara 2% dan 17%

Menggunakan mesh prolene di medan terkontaminasi dikaitkan dengan tingginya tingkat infeksi luka, namun pengangkatan mesh jarang dilakukan. Semua kecuali satu pasien diobati dengan debridement luka atau antibiotik. Bukti bahwa mesh prolene tahan terhadap infeksi juga ditanggung oleh studi tentang perbaikan hernia Lichenstein Mengingat karakteristik fisik mesh prolene, yaitu struktur mononfilament yang memungkinkan neutrofil dan makrofag untuk membasmi bakteri, mesh ditempatkan dalam posisi onlay dan membiarkan luka untuk bergabung dan bersatu dengan mesh.

KESIMPULAN
Sifat retrospektif dan ukuran sampel kecil dari penelitian ini membatasi kesimpulan yang dapat ditarik mengenai dasar pemikiran yang mana seharusnya prosedur diterapkan untuk setiap pasien. Dari hasil penelitian kami, kami mengkonfirmasi tingginya tingkat infeksi luka didalam mesh dalam perbaikan hernia insisional inkaserata dengan obstruksi usus. Tingkat infeksi bahkan lebih tinggi pada pasien yang menjalani operasi usus simultan. Hasil pada lima pasien tidak dapat digunakan untuk mendukung penggunaan teknik baru dengan meninggalkan mesh terbuka untuk kesembuhan sekunder. Namun, penelitian ini

menyoroti kebutuhan untuk studi prospektif di masa depan untuk mengevaluasi


hasil jangka panjang dan tingkat kekambuhan dari teknik ini.

CUKUP SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai