Anda di halaman 1dari 118

LENTUR BALOK SEGIEMPAT

TULANGAN TUNGGAL
KL-3102 STRUKTUR BETON BERTULANG

Semester I 2018/2019
Balok
2

 Balok adalah elemen struktur yang memikul beban


transversal dan reaksi utamanya berupa momen lentur.
Oleh karena itu balok juga dikenal sebagai elemen
lentur.

 Penulangan pada balok beton bertulang dapat berupa:


- single reinforced, dimana tulangan hanya diberikan pada
zona yang mengalami tarik
- double reinforced, dimana tulangan diberikan pada zona
yang mengalami tarik dan tekan.
Tujuan Desain dan Analisis
3

 Tujuan Desain:
Untuk menentukan ukuran atau dimensi dari
member/elemen dan menentukan jumlah
tulangan yang dibutuhkan.

 Tujuan Analisis:
Untuk memeriksa apakah sebuah penampang
tertentu memenuhi persyaratan desain.
Beberapa Definisi
4
5

 Tinggi Balok (D atau h):


adalah jarak dari ujung sisi atas ke ujung sisi
bawah dari balok.
 Tinggi Efektif (d):
adalah jarak dari ujung sisi atas balok ke pusat
dari tulangan tarik.
6

 Clear Cover:
Adalah jarak dari bagian bawah tulangan tarik ke
sisi bawah balok.

 End Cover:
End cover = 2x diameter tulangan longitudinal
atau 25mm (yang terbesar).
7

 Tulangan Tarik:
adalah tulangan longitudinal yang dipasang pada
sisi tarik balok. Notasi dari luas total tulangan
tarik adalah Ast.
 
 Tulangan Tekan:
adalah tulangan longitudinal yang dipasang pada
sisi tekan beton. Notasi dari luas total tulangan
tarik adalah Asc
Ketentuan SNI 2847-2013
8
Parameter Mutu Beton
9
Parameter Mutu Baja Tulangan
10

Sumber: Jack C McCormac, Design of Reinforced Concrete, Harper and Row


Tahapan Keruntuhan Balok Akibat
11
Lentur
 Balok mengalami 3 tahap sebelum runtuh:
 Sebelum retak (uncracked concrete stage)
 Setelah retak – tegangan elastis (concrete cracked-elastic stresses
stage),
 Kekuatan ultimate (ultimate strength stage)
Diagram Momen-Kurvatur
12
13
Uncracked Concrete Stage
14

 Nilai beban yang bekerja kecil


 Tegangan tarik yang terjadi akibat beban lebih
rendah dari modulus keruntuhan beton, fr
(kapasitas/kekuatan material beton pada saat
beton mulai retak).
 Penampang beton seluruhnya (baik pada zona
tarik maupun tekan) mampu menahan lentur.
Dalam hal ini baja belum bekerja.
 Tegangan yang terjadi dihitung dengan properti
penampang beton gross (luas baja kecil, kurang
lebih 2% dari luas penampang, jadi diabaikan)
Uncracked Concrete Stage
15

 Tegangan tarik beton yang terjadi lebih kecil dari kekuatan tarik beton
saat retak (fr). fr dihitung dengan persamaan berikut:
 fr = 0.7 fc’ (SI Unit)
 fr = 7.5 fc’ (US Unit)
 Dibatasi oleh kapasitas momen retak (cracking moment) Mcr
Mcr = fr Ig / yt
Contoh 1: Cracking Moment
16
Contoh 1: Cracking Moment
17
Contoh 1: Cracking Moment
18
Concrete Cracked – Elastic Stresses
Stage
19

 Pada stage ini, beban ditingkatkan dari stage sebelumnya sampai


melampaui kapasitas retak beton (modulus keruntuhan retak
beton).
 Retak terjadi pada bagian bawah balok (akibat momen positif).
Retak menjalar mendekati sumbu netral, dan terjadi pada daerah
sepanjang balok yang memiliki momen aktual akibat beban
melebihi nilai Mcr.
 Sebagian beton sudah retak, sehingga beton pada daerah tarik
tidak diperhitungkan. Dalam hal ini baja mulai bekerja.
 Tegangan yang terjadi masih bersifat elastis.
 Kondisi ini terus berlanjut sampai tegangan beton pada sisi tekan
terluar penampang mencapai 0.5 fc’ dan tegangan baja mencapai
f y.
 Kondisi ini terjadi pada saat balok menerima beban layan.
Concrete Cracked – Elastic Stresses
Stage
20

 Beton di bawah garis netral (NA)


tidak memikul gaya tarik, dan
sepenuhnya ditahan oleh baja
 NA ditentukan dengan prinsip
transformed area (n x Ac)
 Rasio modulus:
n = Es/Ec
Contoh 2: Bending Moment for
21
Cracked Concrete
22
Ultimate Strength Stage
23

 Beban mengalami peningkatan sampai tegangan tekan lebih dari


0.5 fc’.
 Retak akan terus merambat ke bagian tekan. Letak garis netral
berubah.
 Tegangan beton tidak lagi linier.
 Merupakan kondisi untuk menghitung kapasitas lentur nominal
(teoritis) dari sebuah penampang balok.
Asumsi:
 Tulangan tarik leleh sebelum
beton di daerah tekan hancur
 Diagram kurva tegangan beton
dapat didekati dengan bentuk segi
empat
25

Penyederhanaan kurva tegangan beton:


 US Unit

 SI Unit
Kekuatan Lentur Nominal (Mn)
26
Balok Tulangan Tunggal

 Gaya tarik pada tulangan T harus setimbang dengan gaya tekan pada beton C.
Karena dua gaya ini setimbang, maka kedua gaya akan membentuk momen
kopel.
 Kapasitas lentur penampang Mn dihitung dari besarnya momen kopel tersebut,
yaitu nilai gaya tarik tulangan T atau gaya tekan beton C dikalikan dengan
lengan kopel.
 Untuk menghitung lengan kopel dibutuhkan nilai tinggi blok tegangan tekan
beton simplifikasi ‘a’.
Tegangan Penampang Pada
27
Kondisi Ultimate
 Desain didasarkan pada analisis tegangan dan regangan penampang
pada kondisi ultimate.

27
εcu’=0,003 0,85 fc’

c a C

As

T
es > ey

εc’≈0.003 εc’≈0.003 0.85 fc’ b


f c’
a=β1c
c 0,
85
≈ a
fc’

Z=
C
Gaya tekan pada beton d -a/
2
Gaya tarik pada tulangan T
Asumsi Dalam Perhitungan
Kekuatan Lentur Penampang
29

1.Regangan dalam beton dan baja tulangan dianggap


berbanding lurus dengan jarak terhadap garis netral
(bentuk diagram regangan selalu linier)
2.Regangan maksimum beton pada serat tekan terluar εcu’ =
0.003
3.Kekuatan lentur penampang dihitung berdasarkan kondisi
ultimate. Pada kondisi ultimate, tegangan dan regangan
baja adalah: εs ≥ εy, fs = fy
4.Kekuatan tarik beton diabaikan
5.Baja tulangan dianggap terekat sempurna dengan beton
sehingga regangan baja sama dengan regangan beton.
Prosedur Analisis Kekuatan
Lentur Penampang
30

1. Hitung tinggi blok tegangan tekan ‘a’ dengan menerapkan


kesetimbangan gaya pada penampang.

Gaya tarik pada tulangan


Gaya tekan pada beton
Kesetimbangan gaya:

…(1)
31

2. Hitung kapasitas momen nominal Mn dengan menghitung momen


kopel antara C dan T.
…(2)

Substitusi Persamaan (1) ke Persamaan (2) diperoleh:

…(3)

Persamaan (3) adalah persamaan untuk menghitung kapasitas


lentur penampang segiempat dengan tulangan tunggal dimana
diketahui ukuran balok b, d, jumlah dan ukuran tulangan Ast, serta
mutu material fc’ dan fy.
Rasio Tulangan 
32

Rasio tulangan merupakan perbandingan antara luas


tulangan dengan luas penampang efektif balok,
sebagai berikut:

…(4)
Penurunan persamaan hubungan
antara Mn dengan rasio tulangan ()
33

Dari kesetimbangan gaya dan momen pada penampang, diperoleh:


…(5)

…(6)

Diketahui bahwa:

Sehingga: …(7)

Substitusi pers (7) ke pers (6) diperoleh:

…(8)
34

Substitusi pers (8) ke pers (5) diperoleh:

…(9)

Hubungan antara Mn dan 


Contoh 3: Nominal moment
35
36
Keruntuhan Balok Beton
37
Bertulang
1. Keruntuhan Tarik (Tension failure)
 tulangan leleh sebelum beton hancur
 balok bersifat under-reinforced
 Jika beban ditambah baja akan memanjang, lendutan
besar, retak pada beton tarik besar, memberi aba-aba,
keruntuhan daktail
2. Keruntuhan Tekan (Compression failure)
 beton hancur sebelum tulangan leleh
 balok bersifat over-reinforced
 Keruntuhan bersifat brittle
3. Keruntuhan Berimbang (Balanced failure)
 beton hancur dan tulangan leleh secara bersamaan
 balok bersifat balanced-reinforced
Keruntuhan Berimbang

38
Keruntuhan Tarik

39
Keruntuhan Tekan

40
41
Diagram Momen-Kurvatur

42
Rasio Tulangan Kondisi Balanced
43
b
Beton hancur dan tulangan leleh secara bersamaan

…(10)
Penurunan Balance Condition

From similar triangles at balance condition:


44

Use equation for a. Substitute into c=a/1

Equate expressions for c:


Image Sources: University of Michigan, Department of Architecture
Luas Tulangan Kondisi Balanced
45
Asb
Hubungan antara luas tulangan dan rasio tulangan adalah
sebagai berikut:

Untuk kondisi balanced,

Maka, luas tulangan agar dicapai kondisi balanced dihitung


dengan persamaan di bawah ini dengan rasio tulangan
dihitung pada Persamaan (10).
…(11)
Rasio Tulangan Maksimun
berdasarkan ACI 318 - 05
46

 Konsep desain tulangan lentur adalah


mencapai kondisi under reinforced.
 Untuk mencapai kondisi ini, rasio

tulangan maksimun diambil sebesar:

…(12)
Rasio Tulangan Maksimun
berdasarkan ACI 318 - 11
47

 Rasio tulangan maksimum berdasarkan ACI 318-11 ditentukan


dari kondisi regangan yang dicapai oleh penampang balok
adalah sebagai berikut:
• Regangan pada beton tekan terluar mencapai ultimate (0.003)
bersamaan dengan regangan pada baja tulangan sebesar 0.005.
ec =0.003

a
d- c

es =0.005 > ey
 Dari kesebangunan diagram regangan, diperoleh:
0.003 c
48

0.005 d  c
0.003d
c …(13)
0.008
 Dari kesetimbangan gaya tarik pada beton dan gaya tarik pada baja tulangan
(dari diagram tegangan):
T C
As  max f y  0.85 f c ' ab

a  max bdf y  0.85 f c ' ab


0.85 f c ' a 0.85 f c ' 1c …(14)
 max  
df y df y
 Substitusi Persamaan (13) ke Persamaan (14)
49 diperoleh:
0.85 f c ' 1 0.003d
 max 
df y 0.008

0.85 f c ' 1 0.003


 max  …(15)
f y 0.008

a
Luas Tulangan Minimum
50

 Ada satu jenis keruntuhan yang mungkin terjadi pada balok beton
bertulang sangat ringan dan berjumlah tulangan yang sedikit,
kapasitas momen lebih kecil dari momen retak shingga
penampang akan segera runtuh ketika terjadi retak.
 Diperlukan untuk mencegah balok runtuh mendadak
 Berdasarkan peraturan:

…(16)
Batasan Tulangan Lentur
51

 Jumlah/luas tulangan lentur dalam balok


dibatasi oleh ketentuan nilai maksimum
dan minimum.

…(17)
Kriteria Desain
52

 Kekuatan (Strength) – harus memiliki kekuatan


dalam memikul beban desain.
 Kemampulayanan (Serviceability) –
 Batasan lebar crack
 Batasan defleksi
Kriteria Kekuatan: Metode ASD vs
LRFD
53

Allowable Stress – WSD Ultimate Strength – (LRFD)


(ASD)
 Efek beban dihitung dengan kombinasi
pembebanan yang menerapkan faktor
 Tegangan dihitung dari beban
beban (g) yang tergantung pada jenis
layan
beban.
 Batas tegangan yang diizinkan
ditentukan dengan menerapkan
 Kekuatan direduksi dengan faktor reduksi
faktor keamanan pada kekuatan
kekuatan (f) yang tergantung pada tipe
material.
gaya.
Fcapacity
f actual  M u  M n
SF
Kriteria Kekuatan: LRFD
54

Mu <  Mn …(18)

 Mu = Momen ultimate, momen yang diperoleh dari kombinasi


pembebanan dengan menerapkan faktor beban.
 EFEK BEBAN, KEBUTUHAN, DIHITUNG DARI
ANALISIS
STRUKTUR

 Mn = Momen nominal, kekuatan lentur teoritis dari penampang.


 KAPASITAS, DIHITUNG DARI ANALISIS KEKUATAN
LENTUR
PENAMPANG

  = Faktor reduksi kekuatan untuk memperhitungkan penurunan


Kombinasi Pembebanan
55

Strukur harus dirancang sehingga setiap penampang


mempunyai kekuatan sama dengan kuat perlu yang dihitung
berdasarkan beban/gaya terfaktor.

Contoh Faktor Beban Berdasarkan SNI-03-2013


U = 1,4 D D = beban mati
U = 1,2 D + 1,6 L L = beban hidup
U = 1,2 D + L ± E , dll E = beban gempa
Kombinasi Beban SNI 2847-2013
56
Faktor Reduksi Kekuatan, 
berdasarkan API 318-11
57

 Faktor reduksi kekuatan diterapkan untuk memperhitungkan


ketidakpastian dari beberapa parameter yang mempengaruhi
kekuatan, seperti kekuatan material, ketidaktelitian persamaan
desain, pendekatan dalam analisis, kemungkinan variasi dalam
ukuran penampang beton dan tulangan, dll.
 ACI 318-11 Pasal 9.3 menentukan beberapa nilai  untuk beberapa

kondisi, diantaranya:
0.90 untuk balok dan pelat daktail (tension-controlled)
yang mengalami lentur.
0.75 untuk geser dan torsi pada balok
0.65 atau 0.75 untuk kolom
0.65 atau 0.75-0.90 untuk kolom yang memikul beban aksial kecil
 Perhitungan kapasitas lentur balok tulangan
58
tunggal, Mn, yang ditunjukkan pada
Persamaan (2) dan (3), diturunkan dari
kondisi ultimate dengan mengasumsikan
tulangan mencapai kondisi leleh. Dengan
demikian, perhitungan kapasitas lentur balok
hanya dihitung untuk kondisi tersebut yang
merupakan kondisi transisi atau tension-
controlled.
59

ANALISIS LENTUR PADA BALOK SEGIEMPAT


TULANGAN TUNGGAL
Cakupan Analisis
60

Jika diketahui ukuran balok, ukuran dan jumlah


tulangan, mutu material beton dan baja, serta efek beban
yang bekerja pada balok, maka beberapa cakupan dalam
analisis balok meliputi:
1. Menghitung kapasitas momen nominal dari
penampang balok.
2. Memeriksa tipe keruntuhan atau sifat penampang
balok melalui pemeriksaan tulangan.
3. Memeriksa apakah momen nominal penampang
balok dapat memikul momen ultimate yang bekerja
akibat beban luar.
Contoh Analisis Penampang Balok Segiempat
Tulangan Tunggal berdasarkan ACI 318-05
61

1. Lakukan analisis terhadap penampang balok berikut jika


diketahui kuat tekan beton sebesar 3000 psi dan tegangan
leleh baja adalah 60000 psi. Gunakan ACI 318-05 untuk
menentukan rasio tulangan maksimum.

h=18 in d=15.5 in
As=2.35 in2
62

A. Menghitung kapasitas momen nominal dari


penampang balok.
(i) Kesetimbangan gaya tarik pada tulangan dan gaya tekan
pada beton
Gaya tarik pada tulangan
Gaya tekan pada beton
Kesetimbangan gaya:

in
63

(ii) Kapasitas momen lentur nominal


Berdasarkan Persamaan (3), kapasitas momen lentur nominal
balok dapat dihitung dengan persamaan berikut:

maka:

in-lb
64

B. Memeriksa tipe keruntuhan atau sifat penampang


balok melalui pemeriksaan tulangan.
(i) Rasio tulangan penampang

(ii) Batas rasio tulangan minimum


65

dan tidak kurang dari:

jadi diambil:

(iii) Rasio tulangan kondisi balanced


Berdasarkan Persamaan (10), rasio tulangan kondisi balanced
dapat dihitung dengan persamaan berikut:
66

Dengan nilai Es = 29 x 106 Psi dan untuk fc’ = 3000 Psi diperoleh
nilai b1 =0.85, maka:

(iv) Batas rasio tulangan maksimum


Berdasarkan Persamaan (12), batas rasio tulangan maksimum
dapat dihitung dengan persamaan berikut:
67

(v) Kesimpulan sifat penampang atau jenis keruntuhan


Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh kondisi
bahwa:

maka penampang bersifat under-reinforced dan


keruntuhannya
bersifat keruntuhan tarik (daktail)
Contoh Perhitungan Mn yang tergantung pada
Kondisi Balok (berdasarkan ACI 318 -11)
68

2. Tentukan kapasitas momen tereduksi Mn dari balok dengan


penampang sbb. Mutu baja dan beton masing-masing fc’= 4000
psi dan fy = 60000 psi. Gambarkan diagram regangannya.

a
i. Pemeriksaan kondisi tulangan
69
 Rasio tulangan:
As 4.00
   0.0111
bd (15)(24)

 Batas rasio tulangan minimum:


3 f c ' 200
 min  
fy fy
3 4000 200
 min  
60000 60000
 min  0.00316  0.0033
 min  0.0033
 Batas rasio tulangan maksimum
70 0.85 f c ' 1 0.003
 max 
f y 0.008
0.85( 4000)(0.85)0.003
 max 
(60000)0.008
 max  0.0181

 Kesimpulan kondisi tulangan:


 min     max

Balok merupakan balok under-reinforced (tension-


controlled).
ii. Pemeriksaan kondisi regangan
71
 Perhitungan tinggi blok tekan beton.
As f y ( 4.00)(60000 )
a   4.71 in
0.85 f c ' b 0.85( 4000 )(15)

 Perhitungan lokasi garis netral


a 4.71
c   5.54 in
1 0.85
 Perhitungan regangan pada baja tulangan
s d c

72

0.003 c
24  5.54
s  (0.003)  0.01
5.54
 s  0.005 tension  controlled

a
iii. Perhitungan kapasitas lentur tereduksi
73  Penentuan nilai faktor reduksi kekuatan.
Karena regangan pada baja tulangan > 0.005, maka
balok berada dalam kondisi tension-controlled.
Dengan demikian,  = 0.90.
 Perhitungan kapasitas lentur nominal
 a
M n  As f y  d  
 2
 4.71 
M n  ( 4.00)(60000) 24  
 2 
A
M n  5194.8 in  k  432.9 ft  k
M n  0.90 432.9   389.6 ft  k
a
Contoh Perhitungan Mn yang tergantung pada
Kondisi Balok (berdasarkan ACI 318 -11)
74

3. Tentukan kapasitas momen tereduksi Mn dari balok


dengan penampang sbb. Mutu baja dan beton masing-
masing fc’= 4000 psi dan fy = 60000 psi.

a
i. Pemeriksaan kondisi tulangan
75
 Rasio tulangan:
As 3.00
   0.02
bd (10)(15)

 Batas rasio tulangan minimum:


3 f c ' 200
 min  
fy fy
3 4000 200
 min  
60000 60000
 min  0.00316  0.0033
 min  0.0033
 Batas rasio tulangan maksimum
0.85 f c ' 1 0.003
 max
76

f y 0.008
0.85( 4000)(0.85)0.003
 max 
(60000)0.008
 max  0.0181

 Kesimpulan kondisi tulangan:


 min  
   max

Balok bukan balok under-reinforced (tension-controlled) 


transisi atau over-reinforced? Dapat diketahui melalui
pemeriksaan regangan.
ii. Pemeriksaan kondisi regangan
77
 Perhitungan tinggi blok tekan beton.
As f y (3.00)(60000 )
a   5.29 in
0.85 f c ' b 0.85( 4000 )(10)

 Perhitungan lokasi garis netral


a 5.29
c   6.22 in
1 0.85
78  Perhitungan regangan pada baja tulangan

s d c

0.003 c
15  6.22
s  (0.003)  0.00423
6.22
0.004   s  0.005 transition zone

a
iii. Perhitungan kapasitas lentur tereduksi
79  Penentuan nilai faktor reduksi kekuatan.
Karena balok berada dalam kondisi transisi, maka
berdasarkan grafik hubungan antara es dengan , 
dihitung dengan persamaan:
 250 
  0.65    s  0.002  
 3 
 250 
  0.65   0.00423  0.002  
 3 
A   0.836

a
80
 Perhitungan kapasitas lentur nominal

 a
M n  As f y  d  
 2
 5.29 
M n  (3.00)(60000)15  
 2 
A M n  2223.9 in  k  185.3 ft  k
M n  0.836185.3  154.9 ft  k

a
Contoh Perhitungan Mn yang tergantung pada
Kondisi Balok (berdasarkan ACI 318 -11)s
81

4. Tentukan kapasitas momen tereduksi Mn dari balok


dengan penampang sbb. Mutu baja dan beton masing-
masing fc’= 4000 psi dan fy = 60000 psi.

a
i. Pemeriksaan kondisi tulangan
82
 Rasio tulangan:
As 4.68
   0.026
bd (12)(15)

 Batas rasio tulangan minimum:


3 f c ' 200
 min  
fy fy
3 4000 200
 min  
60000 60000
 min  0.00316  0.0033
 min  0.0033
 Batas rasio tulangan maksimum
0.85 f c ' 1 0.003
 max
83

f y 0.008
0.85( 4000)(0.85)0.003
 max 
(60000)0.008
 max  0.0181

 Kesimpulan kondisi tulangan:


 min  
   max

Balok bukan balok under-reinforced (tension-controlled) 


transisi atau over-reinforced? Dapat diketahui melalui
pemeriksaan regangan.
ii. Pemeriksaan kondisi regangan
84
 Perhitungan tinggi blok tekan beton.
As f y ( 4.68)(60000 )
a   6.88 in
0.85 f c ' b 0.85( 4000 )(12)

 Perhitungan lokasi garis netral


a 6.88
c   8.09 in
1 0.85
 Perhitungan regangan pada baja tulangan
85

s d c

0.003 c
15  8.09
s  (0.003)  0.0042356
8.09
 s  0.004 di bawah batas bawah

 Dengan demikian balok di atas tidak memenuhi kriteria


perhitungan kapasitas momen lentur penampang dengan
Persamaan (2) atau (3).
a
86

DESAIN LENTUR PADA BALOK SEGIEMPAT


TULANGAN TUNGGAL
Desain Balok dengan Tulangan
87
Lentur Tunggal
 Contoh balok dengan tulangan lentur :

tulangan lentur
Desain mencakup: penentuan dimensi penampang balok dan
penentuan jumlah dan ukuran tulangan agar memenuhi ketentuan
desain (berdasarkan kriteria ASD atau LRFD), memenuhi ketentuan
batasan jumlah tulangan, dan batasan serviceability (dibahas
terpisah).
Persamaan Untuk Proses Desain
Desain dengan Metode LRFD mensyaratkan kriteria kekuatan agar
memenuhi
88 persamaan berikut:

Mu <  M n

Untuk kondisi yang optimal, paling tidak diambil:

…(19) …(20)

dimana Mu = momen ultimate yang dihitung dari analisis struktur


terhadap efek beban.
Persamaan (9) menuliskan perhitungan kapasitas momen nominal
balok penampang balok segiempat tunggal.

Substitusi Pers (20) ke Pers (9) diperoleh:

…(21)
Jika diambil sebuah parameter Rn, dimana:
Mu
Rn 
bd 2

maka Pers (21) dapat diselesaikan untuk menentukan rasio tulangan


yang dibutuhkan, sbb:

0.85 f c '  2 Rn 
 1  1 
f y  0.85 f c '  …(22)

Persamaan (22) di atas digunakan untuk menghitung rasio


tulangan yang dibutuhkan untuk sebuah penampang balok yang
memikul momen ulimate Mu.
Proses Desain: Penentuan Tulangan Lentur
jika ukuran balok sudah ditentukan
91

ALTERNATIF 1:
Langkah-langkah:
1. Lakukan analisis struktur untuk mendapatkan momen ultimate yang
dibutuhkan Mu .
2. Pilih mutu material untuk beton dan baja (fc’ dan fy)
3. Dengan ukuran penampang balok yang diketahui (b, d) dan mutu
material yang dipilih (fc’ dan fy), hitung kebutuhan rasio tulangan 
dengan menggunakan persamaan (22).
4. Hitung luas tulangan yang dibutuhkan, As, dengan modifikasi
persamaan (4).
5. Pilih tulangan, hitung jumlah tulangan yang dibutuhkan, n.
6. Periksa apakah tulangan tersebut memenuhi kriteria berada diantara
batasan minimum dan maksimum. Hitunglah kapasitas Mn sesuai
dengan tulangan yang dipilih. Periksa apakah memenui Persamaan
(18)
Proses Desain: Penentuan Tulangan Lentur
jika ukuran balok sudah ditentukan
92

ALTERNATIF 2:
Langkah-langkah:
1. Lakukan analisis struktur untuk mendapatkan momen ultimate yang dibutuhkan
Mu .
2. Hitung batasan tulangan minimum min dan maksimum maks sesuai mutu material
yang dipilih.
3. Ambil rasio tulangan  yang memenuhi batasan tersebut, misal  = 0.5 maks
4. Dengan ukuran penampang balok yang diketahui (b, d), mutu material yang dipilih
(fc’ dan fy), serta rasio tulangan  yang diambil pada langkah 2 di atas, hitung
momen nominal penampang dengan menggunakan persamaan (9).
5. Periksa kriteria desain pada persamaan (18). Jika Mn/ masih lebih kecil dibanding
dengan Mu, perbesar nilai . Ulangi langkah 4 di atas.
6. Jika Mn/ jauh melebihi nilai Mu, lakukan optimasi dengan mengurangi nilai  dan
ulangi langkah 4 hingga kedua nilai tersebut tidak berbeda jauh dan memenuhi
kriteria desain.
7. Pilih tulangan, hitung jumlah tulangan yang dibutuhkan, n.
8. Periksa apakah tulangan tersebut memenuhi kriteria berada diantara batasan
93

…(9)

Hubungan antara Mn dan 


Kriteria Kekuatan: LRFD
94

Mu <  Mn …(18)

 Mu = Momen ultimate, momen yang diperoleh dari kombinasi


pembebanan dengan menerapkan faktor beban.
 EFEK BEBAN, KEBUTUHAN, DIHITUNG DARI
ANALISIS
STRUKTUR

 Mn = Momen nominal, kekuatan lentur teoritis dari penampang.


 KAPASITAS, DIHITUNG DARI ANALISIS KEKUATAN
LENTUR
PENAMPANG

  = Faktor reduksi kekuatan untuk memperhitungkan penurunan


Contoh: Desain jika ukuran balok
sudah ditentukan
95

1. Sebuah balok memikul beban yang menghasilkan momen lentur


maksimum terfaktor Mu sebesar 160 ft-k. Dimensi balok telah
dipilih dengan alasan pertimbangan sisi arsitektural, yakni: b= 16 in
dan h= 24 in. Tentukan tulangan lentur yang diperlukan.

Jawab:
(i) Penentuan tebal cover beton dan mutu material.
• Ambil tebal cover sebesar 3 in, maka:
d  h  cov er
A
d  24  3  21in
a
• Pemilihan mutu material
Ambil f c '  3000 psi
96 f y  60000 psi
A
(ii) Perhitungan rasio tulangan yang dibutuhkan
• Perhitungan Rn
Mu (12)(160000)
Rn    302.3 psi
bd 2
 0.9 (16)( 21 )
2

• Perhitungan 
0.85 f c '  2 Rn 
a   1 1
fy  0.85 f c ' 
0.85(3000)  2(302.3) 
  1 1
60000  0.85(3000) 
  0.0054
(iii) Penentuan tulangan
97 • Perhitungan luas tulangan total As
As  bd
As  (0.0054 )(16)(21)  1.81 in 2

• Pemilihan tulangan
Pilih tulangan #7 (0.60 in2)

• Perhitungan jumlah tulangan


As 1.81
n  3
A 0.60
98 (iii) Periksa kondisi tulangan apakah
memenuhi kriteria

Kemudian hitunglah Mn berdasarkan


tulangan yang dipilih dan apakah
memenuhi Persamaan (18). Lakukan
seperti contoh-contoh soal sebelumnya.
Proses Desain: Jika ukuran balok
belum ditentukan
99

Rule of Thumb terkait pengambilan ukuran balok


1. Perbandingan b dan d Balok
 Jika tidak ada kebutuhan arsitektural, penampang balok
ekonomis untuk balok pendek (dengan panjang bentang 20-25
ft):
d
 1 .5  2 . 0
b
 Untuk balok yang lebih panjang, dapat diambil perbandingan:

d
 3 .0  4 . 0
b
2. Nilai minimum dari h
 ACI 318 menetapkan nilai minimum dari h untuk
100 balok dan pelat 1 arah supaya lendutan tidak perlu
dihitung dan memenuhi kriteria serviceability.
3. Nilai minimum dari cover beton
 ACI 318 menetapkan nilai minimum dari cover yang
101 tergantung pada beberapa kondisi.
4. Jarak minimum antar tulangan
102
ACI 318 menetapkan jarak bersih
minimum antar tulangan yang sejajar tidak
boleh kurang dari 1 in atau diameter
nominal tulangan.
Jika tulangan harus diletakkan lebih dari 1
lapir, maka tulangan yang berada pada
lapisan atas harus diletakkan langsung di
atas tulangan lapisan bawah dengan jarak
antara lapisan tidak boleh lebih kecil dari
1 in.
Proses Desain: Jika ukuran balok
belum ditentukan
103

ALTERNATIF:

Langkah-langkah:
1. Ambil ukuran penampang dengan informasi dari rule of
thumbs di atas.
2. Lakukan analisis struktur untuk mendapatkan momen ultimate
yang dibutuhkan Mu . Jika beban mati yang diketahui belum
termasuk dengan berat sendiri, maka tambahkan berat sendiri
berdasarkan ukuran penampang yang diambil pada langkah 1.
3. Dengan ukuran penampang balok yang diketahui (b, d) dan
mutu material yang dipilih (fc’ dan fy), hitung kebutuhan rasio
tulangan  dengan menggunakan persamaan (22).
104

4. Hitung luas tulangan yang dibutuhkan, As, dengan modifikasi


persamaan (4).
5. Pilih tulangan, hitung jumlah tulangan yang dibutuhkan, n.
6. Periksa apakah tulangan tersebut memenuhi kriteria berada
diantara batasan minimum dan maksimum. Hitunglah
kapasitas Mn sesuai dengan tulangan yang dipilih. Periksa
apakah memenui Persamaan (18).
Contoh: Desain jika ukuran balok
belum ditentukan
105

2. Desainlah penampang segiempat dari


sebuah balok di atas dua tumpuan
sederhana dengan panjang bentang 22 ft
memikul beban mati 1 k/ft (belum termasuk
berat sendiri) dan beban hidup 2 k/ft.
Jawab:
(i) Penentuan mutu material.
Ambil c f '  4000 psi
f y  60000 psi
(ii) Estimasi ukuran balok dan berat sendiri
106
• Berdasarkan pertimbangan lendutan yang
memenuhi kriteria serviceability, ACI 318
merekomendasikan ukuran ketinggian
minimum penampang balok di atas dua
tumpuan sederhana adalah:
l
hmin 
16

• Berdasarkan lrekomendasi
22 di atas, ambil:
h   2.2 ft  26.4 in
10 10
a Ambil h  27 in
107
• Ambil cover beton sebesar 2.5 in,
maka: d  h  cov er
d  27  2.5  24.5 in

• Berdasarkan rule of thumb mengenai


perbandingan antara b dan d balok:
d
 2 .0
b
d 24.5
b   12.25 in
2 .0 2
Ambil b  14 in
108
• Perhitungan berat sendiri balok.
Dengan ukuran penampang yang
telah diambil pada langkah di atas,
dan diketahui density dari beton
bertulang adalah 150 lb/ft3, maka:
 14  27 
berat sendiri    150  394 lb / ft
 12  12 
berat sendiri  0.394 k / ft
109
(iii) Analisis struktur
• Dengan menambahkan berat sendiri
pada beban mati, maka beban merata
ultimate yang bekerja pada balok adalah:
qu  1.2q DL  1.6q LL
qu  1.21  0.394   1.6 2   4.873 k / ft

• Perhitungan momen ultimate:


qu l 2 ( 4.873)( 22 2 )
Mu    294.8 ft  k
a 8 8
(iv) Perhitungan rasio tulangan yang dibutuhkan
110

• Perhitungan Rn dengan mengasumsikan =0.90.

Mu (12)( 294800)
Rn    467.7 psi
bd 2
 0.9  (14)( 24.5 )
2

• Perhitungan 

0.85 f c '  2 Rn 
a   1 1
fy  0.85 f c ' 
0.85( 4000)  2( 467.7) 
  1 1
60000  0.85( 4000) 
  0.00842
(v) Penentuan tulangan
111 • Perhitungan luas tulangan total As
As  bd
As  (0.00842 )(14)(24.5)  2.89 in 2

• Pemilihan tulangan
Pilih tulangan #9 (1.00 in2)

• Perhitungan jumlah tulangan


As 2.89
n  3
A 1.00
(vi) Pemeriksaan kondisi tulangan berdasarkan
112 tulangan yang dipilih
 Rasio tulangan:
As 3.00
   0.00875
bd (14)(24.5)

 Batas rasio tulangan minimum:


3 f c ' 200
 min  
fy fy
3 4000 200
 min  
60000 60000
 min  0.00316  0.0033
 min  0.0033
 Batas rasio tulangan maksimum
113 0.85 f c ' 1 0.003
 max 
f y 0.008
0.85( 4000)(0.85)0.003
 max 
(60000)0.008
 max  0.0181

 Kesimpulan kondisi tulangan:


 min     max

Balok merupakan balok under-reinforced (tension-


controlled).
(vii) Pemeriksaan kondisi regangan
114
 Perhitungan tinggi blok tekan beton.
As f y (3.00)(60000 )
a   3.78 in
0.85 f c ' b 0.85( 4000 )(14)

 Perhitungan lokasi garis netral


a 3.78
c   4.45 in
1 0.85
115

 Perhitungan regangan pada baja tulangan

s d c

0.003 c
24.5  4.45
s  (0.003)  0.0137
4.45
 s  0.005 tension  controlled

a
(viii) Perhitungan kapasitas lentur tereduksi
116  Penentuan nilai faktor reduksi kekuatan.
Karena regangan pada baja tulangan > 0.005, maka
balok berada dalam kondisi tension-controlled.
Dengan demikian,  = 0.90.
 Perhitungan kapasitas lentur nominal
 a
M n  As f y  d  
 2
 3.78 
M n  0.90(3.00)(60000) 24.5  
 2 
A
M n  3662 in  k  305.2 ft  k
M n  M u OK
a
117

(ix) Gambar penampang balok


118

Thank you for your attention

Anda mungkin juga menyukai