Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIK KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN

MATERNAL DAN NEONATAL

RETENSIO PLASENTA
LATAR BELAKANG
 Persalinan normal yaitu suatu proses lahirnya bayi dengan Letak Belakang Kepala
(LBK) dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat, serta tidak melukai ibu
dan bayi, yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam (Marmi, 2014).

 Wenurut WHO, AKI yang dimiliki Indonesia diperkirakan sebanyak 289.000 perempuan
meninggal akibat komplikasi kehamilan dan kelahiran.

 sehingga bidan harus mengamati dengan ketat baik ibu maupun bayinya sepanjang
kelahiran. Fokus utamanya adalah mencegah terjadinya komplikasi, dimana hal
tersebut dapat menurunkan angka kematian ibu (Sumarah, 2019).
TUJUAN

UMUM KHUSUS

Melaksanakan pengkajian
Menjelaskan dan mengimplementasikan
asuhan kebidanan holistik pada
persalinan menggunakan pola pikir
manajemen kebidanan serta
mendokumentasikan hasil asuhannya.
Mengidentifikasi diagnosa/masalah
kebidanan berdasarkan data subyektif dan
data obyektif

Mengidentifikasi masalah potensial

Melakukan evaluasi untuk menangani


kasus Ny. H G3P2A0 UK.40 minggu
dengan Retensio Plasenta di RSUD Tais
Merencanakan tindakan yang akan
dilakukan dan Melaksanakan tindakan
KAJIAN KASUS
Tanggal : 31 Mei 2021
Jam : 01.15 WIB
Tempat : Ruang Anggrek RSUD Tais

Istri Suami
Nama : Ny. H Nama : Tn. E
Umur : 36 tahun Umur : 40 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani
Suku bangsa : Serawai Suku Bangsa : Serawai
Alamat : Selebar Alamat : Selebar
DATA SUBJEKTIF
Ny.H mengatakan:
1. Ia datang ke IGD RSUD Tais sekitar pkl. 23.30 7. Tidak memiliki riwayat penyakit diabetes,
WIB. hipertensi, IMS dan ia tidak pernah mengalami
2. Ia sudah merasakan kontraksi sejak pukul 19.00 kecelkaan seperti jatuh dari motor atau pun
WIB, Sudah ada pengeluaran lendir bercampur tergelincir yang menyebabkan cidera pada tulang
darah. punggung
3. HPHT:22-8-2020, TP : 29-5-2020 8. Keluarganya juga tidak memiliki riwayat penyakit
4. Ini merupakan kehamilan ketiga, ia juga tidak diabetes, hipertensi, IMS dan penyakit lainnya.
pernah keguguran 9. Ia makan 3x/hari. Dengan porsi nasi+lauk (ikan,
5. Ia melahirkan anak pertamanya pada tahun 2006 Telur)+sayuran
dimana ia lahir cukup bulan dan di tolong oleh 10. Minum ±5-8 gelas/hari
bidan, BB pada saat lahir yaitu 2.700gr dan PB 11. BAB 1 kali di pagi hari dan BAK ±5-8 kali/hari
49cm serta jenis kelamin laki-laki sedangkan anak 12. Ia tidak berolahraga akan tetapi ia melakukan
keduanya lahir tahun 2011 dimana ia lahir cukup aktvitas sehari-hari seperti menyapu, mencucui
bulan dan di tolong oleh bidan, BB pada saat lahir piring dan mencuci baju.
yaitu 3.500gr dan PB 53cm serta jenis kelamin 13. Suami dan keluarga merasa khawatir akan
perempuan. keadaannya saat ini, sehingga ia di bawa ke IGD
6. Ia menggunakan KB suntik 3 bulan untuk RSUD Tais.
menjanrangkan jarak kehamilan, akan tetapi ia 14. Segera setelah bayi lahir ia merasa sangat senang dan
berhenti menggunakan KB suntik 3 bulan pada lega bayinya sudah lahir dan ibu mengatakan
tahun 2019, dan mengganti dengan metode alami. perutnya masih terasa mules,lemas,serta masih nyeri
pada vagina setelah bayi lahir
DATA OBJEKTIF

Pemeriksaan Umum: Kesadaran :


Keadaan umum : baik
Composmentis

Tensi : 150/80 mmHg


Nadi : 85 x/mnt
Suhu : 36,7 oC
RR : 22 x/mnt
Pemeriksaan Fisik

TFU : Setinggi pusat


Plasenta : Belum lahir
Kontraksi : Kuat
Kandung kemih: Kosong
Perdarahan : 250 cc
ANALISIS

Ny. H usia 42 tahun tahun P3A0, keadaan umum ibu baik dan dengan inpartu
kala III.
PENATALAKSANAAN
No Implementasi Evaluasi
1.   Melakukan Manajemen aktif kala III Plasenta belum lahir dan dilakukan suntik oksitosin kedua dan
1. - Suntik oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral/luar. mengatur tetesan infus RL menjadi 30 tetes/menit dan plasenta
- Penegangan tali pusat terkendali (PTT) belum lahir dalam waktu 30 menit

2. Dokter melakukan tindakan manual plasenta yaitu : Plasenta lahir pada pukul 02.00 WIB dan tidak ada bagian yang
- Pasang sarung tangan DTT tertinggal
- Jepit tali pusat dengan koher dan tegangkan sejajar lantai
- Masukkan tangan secara obstetric dengan menelusuri bagian bawah
tali pusat akan tetapi tali pusat putus sehingga dokter memaukkan
tangan secara obstertik mengikuti jalan lahir.
- sementara itu tangan yang sebelah kiri menahan fundus uteri,
sekaligus untuk mencegah inversio uteri.
- Dengan bagian lateral jari-jari tangan mencari insersi pinggir
plasenta.
- Buka tangan obstetric menjadi seperti memberi salam, jari—jari
dirapatkan
- Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling
bawah.
- Gerakkan tangan kanan kekiri dan kanan sambil bergeser ke kranial
sehingga semua permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan.
- Pegang plasenta dan keluarkan tangan bersama plasenta.
- Pindahkan tangan luar ke suprasimpisis untuk menahan uterus saat
plasenta dikeluarkan.
- Eksplorasi untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih
melekat pada dinding uteri

4. Eksplorasi jalan lahir pada vagina dan perineum Perdarahan 250 cc dan ada laserasi derajat 2 (Hetting 4/5)
Pembahasan
 Pada proses persalinan Ny.H , ia mengalami komplikasi persalinan pada kala III, dimana ia mengalami retensio plasenta,
retensio plasenta terjadi pada kala III dimana plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit (Rukiyah, 2019)

 Retensio Plasenta merupakan salah satu penyebab perdarahan pada ibu bersalin. Dimana kejadian Retensio Plasenta pada
ibu bersalin dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia dan paritas (Tarigan & Fitri, 2020).

 Dari hasil pengkajian selama pemberian asuhan salah satu penyebeb terjadinya retensio plasenta pada Ny.H dikarenakan
faktort usia dan paritas.

 Dimana Ny.H telah melahirkan sebanyak 2 kali (multipara). Hal ini menjadi salah satu faktor penyebeb terjadinya
retensio plasenta pada Ny.H karena didukung oleh hasil penelitian Tarigan & Fitri (2020) menyatakan bahwa hasil
penelitian mayoritas responden yang mengalami retensio plasenta adalah paritas 2 ( dua ) dimana ada hubungan yang
positif antara paritas ibu bersalin dengan kejadian retensio plasenta, dimana paritas sangat mempengaruhi keadaan ibu,
semakin tinggi paritas ibu bersalin maka resiko untuk mengalami retensio plasenta semakin tinggi pula karena semakin
sering hamil dan melahirkan kesehatan alat reproduksi berkurang.

 Selain itu usia Ny.H juga sudah >35 tahun hal ini juga bisa menjadi salah satu faktor terjadinya retensio plasenta. Hal ini
didukung oleh hasil penelitian Juraida & Nurlindawati (2016) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara umur dengan kejadian retensio plasenta. Hasil penelitian Riyanto (2015) juga menyatakan bahwa Hasil penelitian
memperlihatkan terdapat hubungan bermakna antara usia dengan kejadianretensio plasenta pada ibu bersalin.

 Hal ini disebabkan karena pada umur >35tahun semakin tua umur ibu maka akan terjadi kemunduran yang progresif dari
endometrium sehingga untuk mencukupi kebutuhan nutrisi janin diperlukan pertumbuhan plasenta yang lebih luas ,
sedangkan retensio plasenta yang disebabkan karena usia <20 tahun terjadi karena organ reproduksi belum dapat
berfungsi dengan baik, miometrium tidak bisa berkontraksi dan retraksi dengan maksimal maka proses pelepasan plasenta
dari tempat implantasinya juga terganggu yang akhirnya menyebabkan retensio plasenta (Juraida & Nurlindawati, 2016).
Penatalaksanaan

Manual Plasenta

Misoprostol

Ceftriaxone
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai