Anda di halaman 1dari 33

SOCIAL ENGINEERING

Pengertian

Definisi Social enginering

Seni dan ilmu memaksa orang untuk memenuhi harapan anda (Bernz ),
1.

Suatu pemanfaatan trik-trik psikologis hacker luar pada seorang user legitimate dari sebuah sistem komputer
2.

(Palumbo)

Mendapatkan informasi yang diperlukan (misalnya sebuah password) dari seseorang daripada merusak sebuah
3.

sistem (Berg).

Suatu teknik memperoleh data/informasi rahasia dengan cara mengeksploitasi kelemahan manusia (Richardus
4.

Eko Indrajit)
Kelemahan manusia (Richardus Eko Indrajit)

Rasa Takut – jika seorang pegawai atau karyawan dimintai data atau informasi dari atasannya, polisi, atau
penegak hukum yang lain, biasanya yang bersangkutan akan langsung memberikan tanpa merasa sungkan;
Rasa Percaya – jika seorang individu dimintai data atau informasi dari teman baik, rekan sejawat, sanak
saudara, atau sekretaris, biasanya yang bersangkutan akan langsung memberikannya tanpa harus merasa
curiga; dan
Rasa Ingin Menolong – jika seseorang dimintai data atau informasi dari orang yang sedang tertimpa musibah,
dalam kesedihan yang mendalam, menjadi korban bencana, atau berada dalam duka, biasanya yang
bersangkutan akan langsung memberikan data atau informasi yang diinginkan tanpa bertanya lebih dahulu.
Tujuan

Tujuan dasar social engineering sama seperti umumnya hacking: mendapatkan akses tidak resmi pada sistem
atau informasi untuk melakukan penipuan, intrusi jaringan, mata-mata industrial, pencurian identitas, atau secara
sederhana untuk mengganggu sistem atau jaringan.

Target-target tipikal termasuk perusahaan telepon dan jasa-jasa pemberian jawaban, perusahaan dan lembaga
keuangan dengan nama besar, badan-badan militer dan pemerintah dan rumah sakit.
Mengapa organisasi / sebuah perusahaan berkemungkinan besar diserang
dengan social engineering?
My data is my assets
Alasan mengapa organisasi / perusahaan
berkemungkinan besar diserang dengan social
engineering, karena akan lebih mudah dalam
melakukan social engineering untuk
mendapatkan akses daripada menggunakan
teknik-teknik hacking yang lazim digunakan.
Serangan Social Engineering

Serangan social engineering menempati dua tingkatan, yaitu :


1.Tingkatan Fisik
2.Psikologis.
Serangan Social Engineering

1. Tingkatan Fisik
Pada lingkungan fisik yang rawan terhadap serangan-serangan
social engineering, tempat kerja, telepon, tempat sampah dan
on-line (internet).
Serangan Social Engineering

2. Tingkatan Psikologis
Social engineering dari sudut pandang psikologis, menekankan
bagaimana caranya menciptakan lingkungan psikologis yang
sempurna untuk suatu serangan.
Metode-metode dasar persuasi termasuk : berkedok sebagai orang
lain, mengambil hati/ menjilat, mencari kesesusaian, penunjukan
tanggung jawab, atau sekadar keramah-tamahan.
Serangan Social Engineering

Terlepas dari metode yang digunakan, tujuan utamanya adalah


untuk meyakinkan orang yang memegang informasi bahwa sang
social engineer adalah seseorang yang dapat dipercaya dengan
informasi berharga tersebut.
Kunci lainnya adalah untuk tidak bertanya terlalu banyak pada
satu saat, namun bertanya sedikit demi sedikit untuk menjaga
suasana keramah-tamahan.
Kategori Social Engineering

1. Human based social engineering


Yaitu melibatkan interaksi antara manusia yang satu dengan yang
lainnya (pelaku social engineering berhubungan langsung atau
berinteraksi dengan korbannya)
1. Computer based social engineering
Bergantung pada komputer/software yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi atau data yang diperlukan
Human Based Social Engineering

1. Impersonation (Pemalsuan)
2. Important User (Menyamar sebagai orang penting)
3. Third Party Authorization (Pemalsuan Otorisasi)
4. Technical Support (Menyamar menjadi bagian Technical
Support)
5. In Person (Mendatangi langsung ke tempat korban)
Impersonation (Pemalsuan)

Dengan berpura-pura menjadi karyawan, hacker bisa mengakses lokasi-lokasi


yang hanya diperuntukan untuk karyawan dan mendapatkan banyak keuntungan
darinya.
Contoh: Seseorang menyamar sebagai salah seorang karyawan dari suatu
perusahaan, petugas kebersihan, kurir pengantar barang, dan sebagainya
Important User (Menyamar sebagai orang
penting)
Contoh: Seseorang menyamar sebagai seorang yang memiliki
kedudukan tinggi di perusahaan dan kemudian berusaha untuk
mengintimidasi karyawan atau bawahannya
Third Party Authorization (Pemalsuan Otorisasi)

Hacker bisa berpura-pura menjadi orang yang diberikan tanggung


jawab atau kuasa untuk melakukan sesuatu
Contoh : Seseorang berusaha meyakinkan target untuk
memberikan informasi yang diperlukan dengan mengatakan bahwa
ia telah diberi otorisasi oleh seseorang untuk menanyakan hal
tersebut yang biasanya adalah seseorang yang lebih tinggi
jabatannya.
Technical Support (Menyamar menjadi bagian
Technical Support)
Contoh :
Seseorang menyamar
sebagai salah satu dari tim IT
dan berusaha mengumpulkan
informasi dari korbannya.
In Person (Mendatangi langsung ke tempat
korban)
Contoh: menyamar sebagai petugas kebersihan dan mencari atau
mengumpulkan data/informasi dari tempat sampah yang ada di
tempat korban atau berusaha melihat sekeliling pada saat user
sedang mengetikkan password di komputernya (shoulder surfing)
Teknik Lain Human Based Social Engineering

1. Pengintaian

2. Shoulder Surfing (pengintaian di ATM, komputer, dll)

3. Dumpster Diving (mencari informasi di bak sampah)

4. Tailgating (Membuntuti)

5. PiggyBacking (Menyelinap)
Pengintaian
Cara ini digunakan untuk pengguna yang
berada ditempat umum atau bisa juga
pengguna menggunakan komputer dari
tempat yang bisa dilihat dari suatu lokasi.
Shoulder Surfing

Melihat orang memasukan pin


komputer, pin ATM, mengisi form,
menekan nomor telp, dsb dengan
berada disekitar korban
Dumpster Diving

mencari informasi melalui


sampah/file yang
dibuang/didelete.
Tailgating (Membuntuti)
Contoh:
Keamanan apartemen memang ketat
dan pengunjung harus menggunakan
kartu akses untuk membuka pintu.
Biasanya pengunjung ini akan
mengikuti penghuni sebenarnya dari
belakang. Ketika pintu lobby terbuka,
mereka langsung masuk mengikuti
penghuni
PiggyBacking
Pada metode ini, pelaku meminta bantuan
kepada orang-orang yang memiliki akses
masuk dengan berpura-pura lupa membawa
kartu aksesnya. Untuk meyakinkan
korbannya, pelaku bisa mengajaknya untuk
ngobrol-ngobrol sebentar dengan topik
seputar lingkungan yang akan dimasukinya.
Cara ini akan menghindari kecurigaan dari
korban.
Computer Based Social Engineering

1. Instant Chat Messenger

2. Pop-up Windows

3. Surat Berantai (Chain Letter) dan Hoaxes

4. Email SPAM

5. Phishing
Instant Chat Messenger
Melalui media ini, pelaku bisa berinteraksi
dan menjalin pertemanan dengan calon
korbannya. Pertemanan yang walaupun
dilakukan secara virtual, mempunyai efek
yang sama dengan pertemanan pada
dunia nyata. Setelah mendapat
kepercayaan dari korbannya, pelaku bisa
melakukan serangan secara halus kepada
korbannya
Pop-up Windows
pelaku Social Engineering yang
memanfaatkan pop-up windows ini untuk
mengelabuhi pengguna.
Contoh:
Saat membuka website tiba-tiba muncul
pop-up peringatan bahwa terdeteksi virus
di komputer yang digunakan. Korban
diminta mengklik link atau telp no yang
sudah disiapkan oleh pelaku.
Surat Berantai (Chain Letter) dan Hoaxes
Chain letter atau surat berantai biasanya menawarkan hadiah atau barang gratis asalkan korbannya
bersedia mengirimkan email yang sama keteman-temannya, dan tentunya hadiah yang dijanjikannya ini
palsu.
Terkadang, surat berantai juga disertai dengan ancaman bagi yang tidak memforward email tersebut
seperti kecelakaan yang mengerikan, musibah, bankrut, bahkan meninggal dunia yang biasanya
membawa nama agama untuk mempengaruhi psikologis manusia
Email SPAM
Murahnya email menjadi salah
satu sebab pengiriman email
SPAM begitu merajalela.
Phishing
Phishing adalah teknik menipu untuk mendapatkan informasi pribadi milik korban. Biasanya
pelaku mengirimkan email yang seolah-olah dari perusahaan atau badan resmi. Misalnya dari Bank,
Toko online atau Badan pemerintah dan lainnya. Email tersebut memiliki tampilan dan tulisan yang
sama persis dengan apabila perusahaan resmi yang mengirimkan.
Email palsu ini biasanya berisi formulir data-data pribadi yang harus diisi korban. Data-data
pribadi bisa berupa password email, nomor pin ATM atau data-data vital lainnya. Data-data tersebut
kemudian bisa dipergunakan untuk kepentingan pribadi pelaku, dan biasanya merugikan korban. Untuk
mengintimidasi korban, biasanya dalam email dicantumkan ancaman berupa pembekuan akun rekening
bank, penghentian layanan, atau ancaman lainnya apabila formulir data pribadi tidak diisi.
Solusi Menghindari Resiko

1. Selalu hati-hati dan mawas diri dalam melakukan interaksi di dunia nyata maupun didunia
maya mengingat informasi merupakan aset sangat berharga.
2. Organisasi atau perusahaan mengeluarkan sebuah buku saku berisi panduan mengamankan
informasi yang mudah dimengerti dan diterapkan oleh pegawainya, untuk mengurangi
insiden-insiden yang tidak diinginkan
3. Belajar dari buku, seminar, televisi, internet, maupun pengalaman orang lain agar terhindar
dari berbagai penipuan dengan menggunakan modus social engineering
4. Pelatihan dan sosialisasi dari perusahaan ke karyawan dan unit-unit terkait
mengenaipentingnya mengelola keamanan informasi melalui berbagai cara dan kiat
5. Memasukkan unsur-unsur keamanan informasi dalam standar prosedur operasional sehari-
hari – misalnya “clear table and monitor policy” - untuk memastikan semuapegawai
melaksanakannya
Solusi Menghindari Resiko (pencegahan)

1. Melakukan analisa kerawanan sistem keamanan informasi yang ada di perusahaannya (baca:
vulnerability analysis)
2. Mencoba melakukan uji coba ketangguhan keamanan dengan cara melakukan “penetration test”
3. Mengembangkan kebijakan, peraturan, prosedur, proses, mekanisme, dan standar yang harus
dipatuhi seluruh pemangku kepentingan dalam wilayah organisasi
4. Menjalin kerjasama dengan pihak ketiga seperti vendor, ahli keamanan informasi, institusi
penanganan insiden, dan lain sebagainya untuk menyelenggarakan berbagai program dan
aktivitas bersama yang mempromosikan kebiasaan perduli pada keamanan informasi
5. Membuat standar klasifikasi aset informasi berdasarkan tingkat kerahasiaan dannilainya
6. Melakukan audit secara berkala dan berkesinambungan terhadap infrastruktur dansuprastruktur
perusahaan dalam menjalankan keamanan inforamsi; dan lain sebagainya
Daftar Pustaka

Buku pelatihan CEH


http://en.wikipedia.org/wiki/Social_engineering_%28security%29
http://rhatavarium.blogspot.com/2012/04/social-engineering.html
Seluk Beluk Teknik Social Engineering - Prof. Richardus Eko Indrajit
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai