NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Mifta Aulia Larasati
13.21.0721
kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015
Email : mifta.la@students.amikom.ac.id1),
emhataufiqluthfi@amikom.ac.id2)
2. Landasan Teori
2.1 Tinjauan Pustaka
Sebagai tinjauan pustaka, yaitu beberapa
application builder sudah ada sebelumnya. Pertama
adalah Appy Pie, salah satu application builder paling
cepat yang digunakan di seluruh dunia. Platform dragand-drop membuatnya mudah untuk membangun
aplikasi mobile untuk semua platform utama seperti iOS,
Android, Windows Phone, dan BlackBerry. Apps Appy
Pie menawarkan pengguna bisnis satu set lengkap fitur
untuk dapat tetap terhubung dengan pelanggan. Appy Pie
juga menyediakan serangkaian alat manajemen aplikasi
untuk lebih mengukur kinerja aplikasi dan meningkatkan
interaksi pelanggan: analisis aplikasi, revisi real-time
dan update, custom coding, serta monetisasi aplikasi1
( Angeles, 2015).
Kedua yaitu AppMachine, application builder
yang efektif membuat aplikasi secara professional, baik
buatan user sendiri maupun dengan bantuan desainer.
Dengan AppMachine, bisnis yang dimiliki user dapat
dibuatkan aplikasi gratis dan hanya membayar untuk
servis ketika aplikasi siap untuk dipublish. AppMachine
menawarkan fitur standar maupun lanjutan. Fitur standar
termasuk kegiatan, foto, video, musik, media social,
informasi kontak, analisis, dan masih banyak lagi.
Sedang fitur lanjutan termasuk sebuah toko online,
custom coding, dan layanan web untuk memungkinkan
koneksi ke sumber data eksternal2 (Angeles, 2015).
Selanjutnya adalah Appery.io yang merupakan
application builder, drag-and-drop platform berbasis
cloud dengan alat pengembangan visual dan layanan
back-end yang terintegrasi. Ini berarti pembangunan
aplikasi sepenuhnya berjalan di cloud, sehingga tidak
ada yang perlu diinstall atau didownload, membuatnya
mudah untuk membangun dan meluncurkan aplikasi
milik user. Semua user walaupun tidak memiliki
ketrampilan pemrograman dapat membuat aplikasinya
sendiri, juga mencakup fitur lanjutan untuk
pengembang3(Angeles, 2015).
2.7.2
2.7.1 Java
Sejarah java berawal pada tahun 1991 ketika
perusahaan Sun Microsystem memulai Green Project,
yakni proyek penelitian untuk device intelligent
customer electronic. Bahasa tersebut haruslah bersifat
multiplatform, tidak tergantung kepada vendor yang
memanufactur chip tersebut 3.
Dalam penelitiannya, Project Green berhasil
membuat prototype semacam PDA (Personal Data
Assistance) yang dapat berkomunikasi antara satu
dengan yang lain dan diberi nama Star 7. Ide berawal
untuk mrmbuat sistem operasi bagi Star 7 berbasis C dan
C++. Setelah berjalan beberapa lama, James Gosling,
salah seorang anggota tim, merasa kurang puas dengan
beberapa karakteristik dari kedua bahasa tersebut
kemudian diberi nama Oak, di inspirasi ketika dia
melihat pohon di seberang kaca ruang kantornya.
Belakangan Oak beralih nama menjadi Java 4.
Weakness
(Kelemahan)
Opportunity
(Peluang)
Threats
(Ancaman)
Sistem Baru
User dapat
membuat
aplikasi
android
dengan mudah
dan tanpa
kemampuan
coding sama
sekali
Hanya dapat
digunakan
untuk aplikasi
tertentu, yaitu
website yang
dibuat ke
dalam versi
aplikasi
android
Ada peluang
besar bagi
application
builder ini
karena user
(pemilik
website) dapat
membuat ke
Aplikasi android
yang dibuat akan
tersisih oleh
aplikasi-aplikasi
baru yang serupa
dengan kualitas
lebih baik
dalam versi
aplikasi
android
dengan tanpa
kemampuan
coding sama
sekali dan
kemudian
dapat
mempublish
aplikasinya
kepada
pengguna
smartphone
yang
mayoritas
bersistem
operasi
android
Ada
application
builder sejenis
dengan fitur
manajemen
untuk
maintenance
aplikasi yang
dibuild
a.
b.
Nama
Tujuan
Deskripsi
Aktor
Skenario
Aksi Aktor
c.
User input
detail
aplikasi
Identifikasi
Build Aplikasi
Agar user dapat membuat
aplikasi android dari website
yang dimiliki
User melakukan input parameter
yang dibutuhkan
User
Reaksi Sistem
Membuild aplikasi berdasarkan
input dari user
4.
5.
Daftar Pustaka