Common Toxidromes
Dibagi menjadi:
• Anxiolytics: Benzodiazepines, barbiturates
• Empathogen–entactogens: MDMA (Ecstasy), MDA, 6-APB, AMP
• Stimulants ("uppers"): Amphetamine, caffeine, cocaine, nicotine
• Depressants ("downers”):
Ethanol, opioids, barbiturates, benzodiazepines
• Hallucinogens: Psilocybin, LSD, Salvia divinorum and nitrous oxide
1. Cyclic Antidepresan
Clinical Features :
central nervous system depression, ataxia, dizziness, seizures, orthostatic hypotension,
vomiting, and abdominal pain.
Clinical Features :headache, agitation, palpitations, chest pain, and tremor. Signs
include sinus tachycardia, hyperreflexia, diaphoresis, fasciculations, mydriasis,
hyperventilation, nystagmus, flushing, muscle rigidity, and hypertension. Signs
and symptoms often are delayed after ingestion and the delay can be up to 24
hours. Coma, seizures, bradycardia, hypotension, hypoxia, and hyperthermia may
develop. Death usually results from multiorgan failure.
Rosen’s emergency medicine: concepts and clinical practice, 9th Edition. Philadelphia:
AMFETAMIN
• Stimulan yang awalnya dibuat sebagai dekongestan dan
dietary aids
• Meningkatkan pengeluaran katekolamin dari terminal
saraf presinaptik dengan mengubah pH vesikel
presinaptik
• Pill, crushed, injeksi
• Efek stimulasi pada CNS identik dengan cocaine, tapi
tidak sama dengan frekuensi atau intensitasnya
• Tidak memblok kanal Na & hanya sedikit
mempengaruhi reuptake katekolamin pada presinaptik
Rosen’s emergency medicine: concepts and clinical practice, 9th Edition. Philadelphia:
OTHER STIMULANTS
• Methylenedioxymethamphetamine (MDMA, Ecstasy, XTC, Adam)
– Oral euforia (closeness to others) love drug
– Molly produk dengan konsentrasi tinggi
– Mencetuskan hiponatremi yang mengancam jiwa mengubah pengeluaran
vasopresin dari endogenous store intake cairan tinggi free water retention
• Metamphetamine (crank, crystal meth)
– Larut lemak, smokable. Komplikasi serupa dengan simpatomimetik lain.
Durasinya bisa lebih panjang delusi paranoid persisten selama 15 jam
• Ephedrine & Ephedra
– Chinese herbal, ma huang terkait stroke & kematian pada pengguna remaja
• Khat & Methcathinone
– Dari daun Catha edulis dikunyah untuk ekstrak cathinone & methcathinone
efek simpatomimetik
Rosen’s emergency medicine: concepts and clinical practice, 9th Edition. Philadelphia:
Tanda & Gejala
Rosen’s emergency medicine: concepts and clinical practice, 9th Edition. Philadelphia:
Diagnosis
• Melalui tanda & gejala klinis
• Urine drug sreening deteksi pada 72 jam
exposure (pada kokain). Untuk amfetamin
kurang spesifik dan hasil sering false-negative
dan false-positive
• Pemeriksaan lab: status asam/basa, fungsi ginjal
& CK untuk menilai rhabdomyolysis, CT scan
kepala (bila ada perubahan status mental,
seizure), ECG, Enzim kardiak (chest pain)
Rosen’s emergency medicine: concepts and clinical practice, 9th Edition. Philadelphia:
Elsevier, 2018.
Diagnosis banding
• Intoksikasi obat yang lain (antikolinergik, PCP,
serotonin syndrome)
• Sedative-hypnotic withdrawal
• Stroke
• Infeksi CNS
• Hipoglikemia
• Hiponatremia
• Thyrotoxicosis
Tintinalli’s emergency medicine manual. 8th Edition. USA: McGraw-Hill Education, 2018.
Tatalaksana
• Efek KV & CNS
– Lorazepam 2 mg IV, atau 0,1 mg/kg pada anak
– Diazepam 5 mg untuk agitasi, hipertensi, takikardia
• Seizure
– Benzodiazepine seperti di atas
– Status epileptikus: Phenobarbital 15 – 20mg/kg, propofol dengan
monitor EEG
• Iskemi kardiak/acute coronary syndrome
– Diltiazem 20 mg IV
• ”Body stuffers” activated charcoal & perawatan suportif
• “Body packers” asimtomatik activated charcoal & whole-bowel
irrigation dengan polyethylene glycol
• “Body packers” Simtomatik tatalaksana sama dengan toksisitas
akut & konsultasi bedah segera
Rosen’s emergency medicine: concepts and clinical practice, 9th Edition. Philadelphia:
Elsevier, 2018.
Hallucinogens
= berbagai xenobiotik yang menyebabkan perubahan
persepsi (halusinasi)
Mekanisme:
• Stimulasi serotonergic 5-HT2A receptor
• Hiperaktivasi dopamine D2 receptor
• Blokade glutamate N-methyl-d-aspartate (NMDA)
receptors
Rosen’s emergency medicine: concepts and clinical practice, 9th Edition. Philadelphia:
Tintinalli’s emergency medicine manual. 8th Edition. USA: McGraw-Hill Education, 2018.
Tintinalli’s emergency medicine manual. 8th Edition. USA: McGraw-Hill Education, 2018.
Intoksikasi Logam Berat
Merupakan logam-logam atau semi-logam yang mempunyai potensi sebagai
bahan toksik untuk manusia dan lingkungan.
Keracunan logam berat akumulasi di dalam tubuh yang melebihi batas aman,
sehingga mengakibatkan ggn lokal atau berbagai sistem organ tubuh
Perubahan aktivitas
enzimatik tubuh
Metal Fume Fever (MMF) : demam, nyeri kepala, Lelah, batuk, rasa logam
(terjadi 3-10 jam setelah paparan) zinc Oxide, Magnesium, Cobalt
Pemeriksaan lab rutin yang harus dikerjakan : darah lengkap, hapusan darah, tes faal
ginjal dan hati, urinalisis.
Spesifik :
1. Keracunan timah pemeriksaan urin (koproporfirin III meningkat), dianjurkan
sebagai screening test pada keracunan timah/ dengan kadar timah diatas 0,2
microgram/L
2. Keracunan arsen dapat ditemukan pada folikel rambut, biasanya juga diikuti
penumpukan arsen pada organ tubuh lain.
Dekontaminasi
Utk menghilangkan atau memperkecil racun yang masuk ke dalam tubuh
Apabila masih terdapat benda asing yang tertinggal di sal cerna irigasi sal
cerna dengan cairan elektrolit Polyethilene Glycol
Resusitasi
Sesuai prosedur ABC, bila perlu lakukan ventilasi mekanik, pemberian cairan dan
elektrolit, serta monitoring dan terapi yang sesuai bila tdpt disfungsi organ.
Dimercaprol/BAL
Dosis : 3-5mg/IM setiap 4 jam selama 2 hari, dilanjutkan tiap 6 jam selama 1
hari dan tiap 12 jam selama 10 hari
CaNa2EDTA
Dosis pada keracunan akut diberikan 1-2 ampul perhari, selama 5 hari, setelah
istirahat selama 7 hari, dimulai lagi dengan dosis yang sama. Pemberian
dilakukan dengan dilarutkan dalam 250 cc NaCL fisiologis/dextrose.
Succimer
Dosis org dewasa : 30mg/kgBB/hari, tidak boleh >> dari 1800mg/hari
Prognosis
Keterlambatan dan kegagalan identifikasi dapat menyebabkan suatu penyakit
dan kematian, ensefalopati merupakan penyebab terbanyak terjadinya kematian
pada keracunan akut maupun kronis
Rosen’s emergency medicine: concepts and clinical practice, 9th Edition. Philadelphia:
Tanda & Gejala Klinis
• Depresi CNS
• Depresi respiratori efek pada pusat
respiratori medula melalui supresi sensitivitas
hiperkapnia & overriding the hypoxic drive
• Miosis karena stimulasi resepetor μ di
nukleus Edinger-Westphal nervus
okulomotorius
Rosen’s emergency medicine: concepts and clinical practice, 9th Edition. Philadelphia:
Diagnosis Banding
Karakteristik toxidrome: hipopnea, stupor,
miosis
• Intoksikasi obat lain (clonidine, guanfacine,
valproic acid, gamma-hydroxybutyrate,
ethanol, sedative hypnotics, atypical
antipsychotics)
• Stroke pontine, stroke hemoragik
Rosen’s emergency medicine: concepts and clinical practice, 9th Edition. Philadelphia:
Diagnosis & Pemeriksaan Penunjang
Rosen’s emergency medicine: concepts and clinical practice, 9th Edition. Philadelphia:
Tatalaksana
• Stabilisasi & Suportif
– Airway, oksigenasi, ventilasi
– Acute lung injury bi-level positive airway pressure,
continuous positive airway pressure, mechanical
ventilation
• Antidotum
– Naloxone competitive opioid antagonist; bekerja
dengan sangat cepat (onset 2 menit, durasi 20 menit –
2 jam). Tidak efektif melalui oral IV, SC, IM, inhalasi,
endotrakeal. Dosis umumnya: 0,04 – 15 mg IV
Rosen’s emergency medicine: concepts and clinical practice, 9th Edition. Philadelphia:
Sedative Hypnotics
BARBITURAT
• Toksisitas: depresi aktivitas CNS dengan memperkuat aktivitas
gamma-aminobutyric acid (GABA), inhibitor sentral mayor
penurunan transmisi ganglia autonom, miokard, GI tract dan
hambat respon thd asetilkolin pada neuromuscular junction
• Gejala Klinis: drowsiness, slurred speech, ataxia, unsteady gait,
nistagmus, emosi labil, penurunan kognisi. Intoksikasi Berat
koma & respiratory arrest, hipotensi, HR meningkat/N.
• DD: intoksikasi ethanol, benzodiazepin, antiepilepsi
(carbamazpin, fenitoin, asam valproat); hipoglikamia, iskemia
serebral
Rosen’s emergency medicine: concepts and clinical practice, 9th Edition. Philadelphia:
Diagnostic Testing:
• Kadar dalam serum (>50 μg/mL koma; 80
μg/mL depresi napas fatal; N: 15 to 40
μg/mL)
• Tes urin positif kualitatif
• CXR deteksi edema pulmonar nonkardiogenik
• CT kepala pasien koma dengan trauma, focal
neurologic signs, papilledema
Rosen’s emergency medicine: concepts and clinical practice, 9th Edition. Philadelphia:
Elsevier, 2018.
Tatalaksana
• Tidak ada antidotum spesifik suportif
• Overdosis ringan – moderat oksigen, intubasi
• Careful fluid replacement maintain TD sistolik >90 mmHg dan
urine output adekuat
• Dopamine atau Norepinefrin bila bolus cairan gagal untuk
mengatasi hipotensi
• Activated charcoal 50 – 100 g PO (1 g/kg pada anak) pasien
sadar
• Hemodialisis pada keadaan tetap buruk meski telah
ditatalaksana, namun hanya efektif terhadap toksisitas fenobarbital
Rosen’s emergency medicine: concepts and clinical practice, 9th Edition. Philadelphia:
Elsevier, 2018.
BENZODIAZEPIN
• Gejala Klinis: somnolen, dizziness, slurred speech,
konfusio, ataxia, penurunan fungsi intelektual,
short-term anterograde amnesia (common)
• Diagnosis: gejala klinis. Pemeriksaan terbatas
tes toksikologi kadar serum tidak sebanding
dengan gejala klinis. Skrining urin kualitatif
• DD: cerebral vascular accident (CVA), perdarahan
intraserebal, hipoglikemia, hipotiroid
Rosen’s emergency medicine: concepts and clinical practice, 9th Edition. Philadelphia:
Elsevier, 2018.
Tatalaksana
• Umum stabilisasi airway,
breathing, circulation termasuk
pemasangan intubasi
endotrakeal
• Activated charcoal (1 g/kg in
children or 50 – 100 g in adults)
untuk adsorb benzodiazepin
• Antidotum flumazenil
(antagonis kompetitif non-
spesifik) reverse sedasi
akibat benzodiazepin setelah
anestesi dan overdosis
benzodiazepin.
– 0.2 mg IV dan dititrasi tiap menit
sampai dosis maksimum 3 mg
(0.01 – 0.02 mg/kg pada anak).
Rosen’s emergency medicine: concepts and clinical practice, 9th Edition. Philadelphia:
Elsevier, 2018.
Psychotic Break
• Definisi: serangan pertama psikosis yang
muncul secara tiba-tiba atau dapat didahului
o/ gejala “break from reality” namun tidak
disadari o/ orang di sekitarnya
– Organ lainnya
• toluene→ induced renal tubular acidosis, benzene → induced bone marrow toxicity
dan leukemia, methylene chloride → induced carbon monoxide poisoning, dan
chlorinated hydrocarbon → induced centrilobular hepatic necrosis dan gagal ginjal.
• Kerosene yang disuntikkan dengan sengaja secara IV dapat menyebabkan efek
nekrotik dan efek sistemik (renal atau hepatic toxicity, systemic inflammatory
response syndrome (SIRS), hemolysis, kejang, pulmonary injury, cardiovascular
toxicity, dan kematian)
• Huffing menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah setempat →
menyebabkan angioedema atau frostbite setempat.
– Pasien dengan agitasi, kejang, dan koma harus diobati dengan dosis
benzodiazepine yang cukup setelah jalan nafas telah diamankan.
Terapi Antidot
Disposition
• Sebagian besar pasien yang datang ke UGD setelah paparan organofosfat yang signifikan
harus dipantau.
• Pasien mungkin mengalami peningkatan toksisitas beberapa hari setelah respon yang
memuaskan terhadap pengobatan awal. Ini dapat terjadi karena berbagai alasan,
termasuk pelepasan organofosfat yang terus-menerus dari lipid store.
• Keracunan fenthion adalah perhatian khusus, karena gejala awal bisa ringan dan
berkembang menjadi keracunan yang mengancam jiwa dari waktu ke waktu.
• The intermediate syndrome (IMS) adalah kelumpuhan otot yang tertunda, termasuk otot-
otot pernafasan, yang dapat terjadi 24 hingga 96 jam setelah resolusi krisis kolinergik.
• Neuropati perifer tertunda dapat terjadi 7 sampai 21 hari setelah keracunan organofosfat
akut. Oleh karena itu, tindak lanjut pasien adalah penting setelah stabilisasi.
Tatalaksana
Heavy Metal Intoxication
Lead
ETIOLOGI TANDA & GEJALA
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
• Neuropati: CTS, GBS
• Kelainan Gastrointestinal: Gastroenteritis,
Nephrolithiasis, Appendicitis
• Gejala nuropsikiatri ringan pada anak bisa di
misdiagnosis sebagai ADHD & gangguan perilaku
lainnya
Rosen’s Emergency Medicine. 2017
Lead
TATALAKSANA rawat inap
Terapi Antidotum Anak: pertama berikan Dimercarpol atau
BAL (British Anti-Lewisite) 75 mg/m2
• BLL 5 - 19 μg/dL edukasi IM tiap 4 jam selama 5 hari. KI BAL
orangtua ttg gejala & sumber lead yaitu alergi peanut karena di diluted
• BLL 20 - 44 μg/dL, asimptomatik dalam peanut oil
evaluasi medis & lingkungan, encephalopathy: IV calcium
hentikan paparan disodium
ethylenediaminetetraacetic acid
• BLL 45 - 69 μg/dL, tanpa muntah (CaNa2EDTA) bersama dosis kedua
rawat jalan, berikan succimer oral BAL, acute lead encephalopathy
initial dose 10 mg/kg tiap 8 jam berikan CaNa2EDTA 1500
selama 5 hari, lalu 10 mg/kg tiap 12 mg/m2/hari (sekitar 50-75
jam selama 14 hari mg/kg/hari) IV selama 5 hari,
• BLL > 69 μg/dL, asimptomatik atau berikan hanya jika urine flow baik
simptomatik minimal, atau hemodialisia pada pasien gagal
encephalopathy ginjal
tanpa encephalopathy dosis
CaNa2EDTA 50 mg/kg/ hari atau
1000 mg/m2/hari selama 5 hari
Terapi Antidotum Dewasa:
• Sama dengan anak, tetapi dosis
Rosen’s Emergency Medicine. 2017
Arsenic
ETIOLOGI TANDA & GEJALA
Tintinalli’s
Emergency
Medicine Manual
2018
Rosen’s
Emergency
Arsenic
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
• Kadar serum arsenic normal ≤ 5 μg/L
• Urin 24 jam: jumlah arsenic < 50 μg/ hari,
• Acute arsenic poisoning:
jika > 100 μg/hari atau 50 μg/L terapi gastroenteritis atau
• Sebelum tes urin arsenic, pasien dilarang gastrointestinal bleeding
makan seafood (terutama shellfish) karena
mengandung arsenobetaine yg bisa • Hemorrhagic gastroenteritis
menyebabkan false positive dgn riwayat ingesti perlu
• Pada chronic arsenic poisoning atau dicuragai ingesti zat kaustik,
paparan yg sudah lama kadar arsenic
serum & urin bisa normal
logam berat & berat
• CBC: anemia, leukocytosis/ leukopenia, • Tanyakan paparan
erythrocyte basophilic stippling lingkungan & pekerjaan
• Fungsi ginjal: proteinuria, hematuria,
pyuria. ALT, AST & bilirubin bisa meningkat
untuk membedakan
• X-ray abdomen: radiopaque, namun diagnosis
sensitivitas terbatas karena diserap dgn
cepat diusus
Rosen’s Emergency Medicine. 2017
Arsenic
Tatalaksana suportif jika ada shock, • Paparan arsenic ditempat kerja
disaritmia & kejang perlu dihindari untuk mencegah
Terapi Antidotum Akut: absorbs lebih lanjut, periksa kadar
arsenic urin 24 jam setiap bulan
• Pasien simptomatik dgn riwayat
terpapar perlu ditangani • Chelation pada pasien dgn
secepatnya tanpa menunggu hasil paparan kronis tanpa kadar
lab arsenic serum & urin yg terdeteksi
tidak efektif
• BAL 3 mg/kg IM tiap 4 jam selama
48 jam, lalu 2x sehari selama 7-10 Tatalaksana Arsine Gas Poisoning:
hari • Exchange transfusion
• Succimer oral 10mg/kg tiap 8 jam • Continuous venovenous
selama 5 hari, diikuti 10mg/kg tiap hemodialysis
12 jam dapat diberikan, tetapi • Plasma exchange
efeknya terbatas karena
gastroenteritis berat yg disebabkan • Resusitasi cairan untuk membantu
arsenic poisoning perfusi ginjal setelah paparan
Terapi Antidotum Kronik:
• Pasien simptomatik dengan
Rosen’s Emergency Medicine.
peningkatan 2017urin
kadar arsenic
TANDA & GEJALA
Mercury
ETIOLOGI
Rosen’s
Emergency
Medicine.
2017
Tintinalli’s Emergency Medicine Manual
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Mercury • Hemorrhagic gastroenteritis dengan
riwayat ingesti perlu dicurigai karena
PEMERIKSAAN PENUNJANG
zat kaustik, logam berat & besi
• Urin 24 jam: kadar merkuri urin
• Respiratory distress dari inhalasi
normalnya < 20 μg/L, jika > 150 μg/L
elemental mercury dapat di
perlu diterapi
misdiagnosis pneumonia, asthma/
• Kadar merkuri plasma normalnya < influenza
10 μg/L , jika > 35 μg/L perlu
• Tanyakan riwayat paparan pekerjaan
diterapi
& lingkungan
• Komponen mercury organic perlu
diperiksa diplasma karena hanya
sedikit diekskresi lewat urin
• Konsumsi ikan yg terkontaminasi
mercury dari perairan yg tercemar
mercury akan meningkatkan kadar
mercury
• X-ray: Elemental (metallic) mercury
tampak radiopaque, bisa dilakukan
pada pasien yg melakukan injeksi/
ingesti elemental mercury
Management of Delirium in Older Adults. 2018. mid Essex Hospital Services: NHS trust.
Management of Delirium in Older Adults. 2018. mid Essex Hospital Services: NHS trust.
Sadock, Benjamin J. Kaplan & Sadock’s synopsis of psychiatry : behavioral sciences/clinical
psychiatry. 11th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2015.
https://consultqd.clevelandclinic.org/be-alert-to-delirium-in-pediatric-
patients/
• De-eskalasi empatik pd ps dg agitasi dan distres
• Menenangkan ps dg meminta keluarga atau teman mendampingi:
– Beritahu keluarga bahwa kondisi tsb hny sementara dan disebabkan kondisi organik
lain
– Minta keluarga u/ mendampingi dan memperhatikan kondisi ps
• Menciptakan suasana yg tenang dan stabil
• Monitor kondisi klinis ps
• Tatalaksana penyebab: koreksi elektrolit, penanganan infeksi, hentikan obat yg mgkn
memicu delirium, beri antidot jk curiga intoksikasi
• Obat:
– DOC: Haloperidol 0.5mg - 2 mg PO (tablet atau liquid) sampai 4x sehari atau 5 mg
injeksi IM
– Lorazepam 0.5 - 1mg PO atau pertimbangkan IM pd ps yg menolak secara PO