Anda di halaman 1dari 22

TUGAS

Pembimbing:

Dr. dr. Meilani Kumala, MS., Sp.GK(K)

Disusun oleh:

Laetitia Ngamelubun 406202059

Thio Ceryle Eriady 406202062

Fernando Nathaniel 406202066

Stephanie Natasha Indrika 406202069

Cindy Irawan 406202072

Hoki Alexandro 406202074

KEPANITERAAN KLINIK ILMU GIZI


PERIODE 19 APRIL 2021 – 1 MEI 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
Kasus 1

Anak perempuan berusia 3 tahun 2 bulan BB 11 kg, TB 90cm. Ibunya mengeluh


putrinya sangat kurus dan sulit makan. Sejak 3 minggu yang lalu putrinya sering
mengeluh tidak bisa makan dan tidak mau makan karena mulutnya sakit.
Pemeriksaan didapatkan lidahnya merah dan mengalami luka dan pecah pecah kulit
di kedua sudut mulut luka. Putrinya selalu menangis bila diberi makan dan selalu
menutup mukanya bila berada diruang yang terkena cahaya. Ibunya juga mengalami
Berat badannya tidak bertambah sejak beberapa bulan yang lalu. Asupan makanan
sehari hari berupa:

- Sarapan :susu kental manis 3 sendolk makan diseduh air hangat sampai
200cc
- Selingan pagi :pisang rebus 1 potong ukuran 5 cm
- Makan siang :Bubur nasi 3 sendok makan dengan lauk ikan kembung disuir
sebanyak 1 sdm dan kecap manis dan abon sapi 1 sdm
- Selingan sore :biskuit roma kelapa 1 keping dihaluskan dengan susu kental
manis 2sdm ditambah air hingga 100 cc
- Makan malam :Bubur nasi 3 sendok makan dengan lauk tahu sebanyak 1
potong kecil 50 g, kecap manis dan abon sapi 1 sdm
Bahas:

1. Bagaimana status gizi dan adakah masalah gizi pada anak perempuan ini?
2. Uraikan faktor2 apa saja yang memungkin terjadinya status gizi seperti pada
anak perempuan ini dan bagaimana patogenesisnya?
3. Bagaimana mengatasi masalah gizi pada anak ini berikan uraianya dan
tahapannya sesuai apa yang saudara ketahui berdasarkan teori dari analisis
asupannya ?
4. Silakan dibuat anjuran menu menurut Saudara?
Kasus

Anak perempuan berusia 3 tahun 2 bulan BB 11 kg, TB 90cm.

Keluhan ibu :

 Putrinya sangat kurus dan sulit makan


 Selalu menangis bila diberi makan
 Selalu menutup mukanya bila berada diruang yang terkena cahaya

Sejak 3 minggu yang lalu putrinya sering mengeluh tidak bisa makan dan tidak mau
makan karena mulutnya sakit.

PF : lidahnya merah, luka dan pecah pecah kulit di kedua sudut mulut luka.

BB ibu juga tidak bertambah sejak beberapa bulan yang lalu

Asupan makanan sehari hari:

- Sarapan :
o Susu kental manis 3 sdm diseduh air hangat sampai 200cc
- Selingan pagi:
o Pisang rebus 1 potong ukuran 5 cm
- Makan siang:
o Bubur nasi 3 sdm
o Lauk ikan kembung disuir sebanyak 1 sdm
o kecap manis dan abon sapi 1 sdm
- Selingan sore:
o Biskuit roma kelapa 1 keping dihaluskan dengan susu kental manis
2sdm + 100 cc air
- Makan malam :
o Bubur nasi 3 sdm
o Lauk tahu sebanyak 1 potong kecil 50 g
o Kecap manis dan abon sapi 1 sdm
Pembahasan
TBs

TB Aktual

BBs
BBi
BB aktual
Dari kurva WHO didapatkan

 BB/ U : Z score dibawah -2 (BB Kurang)


 TB/ U : Z score diantara 0 dan -2 (Normal)
 BB/TB : Z score diantara -1 dan -2 (Normal)
 IMT/U : Z score diantara -1 dan -2 (Normal)

Dari Chart CDC didapatkan

 BB aktual = 11 kg, BBs = 14


 TB aktual = 90 cm, TBs = 95
 BB ideal = 13 kg
 BB/U = 11/14 x 100% = 78,6% (BB Kurang)
 TB/U = 90/95 x 100 % = 94,7 % (TB Normal)
 BB/TB = 11 / 13 x 100% = 84.61 % (Gizi Kurang)

Kesimpulan status gizi pasien

 WHO = Status gizi normal dengan BB kurang dan perawakan normal


 CDC = Status gizi kurang dengan BB kurang dan perawakan normal
 Masalah gizi pada pasien ini adalah berat badan kurang

Kebutuhan BMR
 Scofield 3-10 tahun perempuan = (16,97 x BB) + (161,8 x TB) + 371,2
o BMR = (16,97 x 11) + (161,8 x 90) + 371,2
= 186.67 + 145.62+ 371.2
= 703.49 kkal
Berdasarkan gejala dan intake gizinya, anak ini diduga menderita defisiensi vitamin
dan mineral
 Defisiensi vitamin B2
o Luka pada sudut mulut → stomatitis angularis
o Menutup mata → berkurangnya produksi airmata dan perubahan pada
epitel konjuntiva
o Photophobia
DD://
 Defisiensi vitamin A
 Defisiensi vitamin C
o Lukanya digusi
 Defisiensi Zinc
o Angular cheilitis

Penurunan Berat Badan


Defisiensi Vitamin B2
Vitamin B2 bereran penting pada berbagai macam reaksi biokimia contohnya, reaksi
reduksi-oksidasi (oksidatif pada mitokondria & electron transporters), Berperan
sebagai coenzyme pada Tricarboxylic acid (TCA) cycle dan betaoksidasi asam lemak
menjadi energi, sebagai antioksidan untuk fungsi system imun dan kulit, metabolisme
makronutrien (karbohidrat, lemak dan protein), serta membantu mengubah
tryptophan menjadi niacin (vitamin B6). Riboflavin sangat penting untuk
perkembangan normal, laktasi, aktivitas fisik, dan reproduksi.

Etiologi defisiensi yang paling umum adalah intake yang rendah serta gangguan
endokrin. Populasi yang berisiko mengalami kekurangan vitamin B2 adalah penderita
diare kronik, gangguan hari, pengguna alcohol, hemodialisis, ibu hamil, dan vegan.
Defisiensi riboflavin dapat mempengaruhi absorpsi dari zat besi dan menyebabkan
anemia sehingga dapat tejadi fatigue. Riboflavin juga berperan pada pembentukan sel
darah merah dan transport oksigen ke dalam sel.
Sumber vitamin B2 yang umum yaitu susu, telur, daging merah, ikan, sayur hijau,
hati sapi, sereal terfortifikasi.

Tanda dan gejala defisiensi vitamin B2 dapat bervariasi dan nonspesifik seperti sore
throat, hiperemia dan atau edema membran mucus faring, cheilitis, stomatitis,
glossitis, fotofobia, gangguan kulit (dermatitis seborrhoik), dan degenerasi saraf.

Angka kecukupan gizi

 Usia 0–5 bulan: 0,3 mg


 Usia 6–11 bulan: 0,4 mg
 Usia 1–3 tahun: 0,5 mg
 Usia 4–6 tahun: 0,6 mg
 Usia 7–9 tahun: 0,9 mg
 Laki-laki usia ≥10 tahun: 1,3 mg
 Perempuan usia 10–18 tahun: 1 mg
 Perempuan usia ≥19 tahun: 1,1 mg
 Ibu hamil: 1,4 mg
 Ibu menyusui: 1,6 mg

Penatalaksanaan
 Asupan nutrisi yang tinggi riboflavin
 Suplementasi riboflavin secara oral (bersama makanan untuk absorpsi lebih
baik) atau parenteral
o Adult : 6-30 mg/ hari PO divided dose

Sumber :
 Mahan L, Raymond J. Krause's food & the nutrition care process. 14th ed. St.
Louis, Missouri: Elsevier; 2017.
 https://www.uptodate.com/contents/overview-of-water-soluble vitamins?
search=vitamin
%20b2&source=search_result&selectedTitle=2~148&usage_type=default&displa
y_rank=1#H19
 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470460/
 https://reference.medscape.com/drug/riboflavin-vitamin-b2-344427

Defisiensi Vitamin A
Ketika kekurangan konsumsi vitamin A  cadangan vitamin A dilepaskan dari hati
untuk menjaga retinol serum pada tingkat normal. Jika asupan vitamin A tetap rendah
untuk waktu yang lama  cadangan vitamin A dihati menjadi habis  kadar serum
retinol menurun dan fungsi seluler terganggu  diferensiasi abnormal
(xerophthalmia)

Sumber :
 Vitamin A deficiency and its consequences [Internet]. World Health
Organization. World Health Organization; 2018 [cited 2021Apr22]. Available
from:
https://www.who.int/nutrition/publications/micronutrients/vitamin_a_deficiency/9
241544783/en/

Defisiensi Vitamin C
Vitamin C mempunyai fungsi yaitu: Mencegah efek kerusakan dari radikal bebas ,
Meregenerasi antioksidan lain dalam tubuh vitamin E atau alpha-tocopherol,
Biosintesis kolagen, L-karnitin, dan neurotransmiter tertentu, Meningkatkan
penyerapan zat besi nonheme. Defisiensi vitamin C dapat menimbulkan penyakit
skorbut (scurvy). penyakit skorbut ditandai dengan kelelahan atau lemas, kelemahan
jaringan ikat yang meluas, dan kerapuhan kapiler. Manifestasi defisiensi vitamin C
secara simptomatik muncul setelah 8 sampai 12 minggu asupan yang tidak adekuat
 iritabilitas dan anoreksia. Gejalanya adalah penyembuhan luka yang buruk,
pembengkakan gusi, pendarahan gusi, peteki mukokutan, ekimosis, hiperkeratosis,
perdarahan perifollicular (ekstremitas bawah)  kerapuhan kapiler tidak mampu
menahan tekanan hidrostatik yang bergantung pada gravitasi, gejala reumatologis 
hematrosis dan perdarahan subperiosteal (kerapuhan vaskular akibat gangguan
pembentukan kolagen), patologi tulang juga terjadi  fraktur pada tulang yang rapuh
akibat gangguan pembentukan tulang endokondral, gejala okuler  mata kering,
perdarahan subkonjungtiva, dan ikterus scleral, alopesia, trauma minimal 
perdarahan sendi

Patogenesis

Penyakit scurvy sebagai manifestasi klinis dari defisiensi vitamin C yang parah
disebabkan oleh peran asam askorbat dalam sintesis kolagen. Kolagen tipe IV adalah
penyusun utama dinding pembuluh darah, kulit, dan khususnya, zona membran dasar
yang memisahkan epidermis dari dermis. Vitamin C memungkinkan hidroksilasi dan
ikatan silang pro-kolagen yang dikatalisis oleh lisil hidroksilase. Kekurangan vitamin
C menurunkan transkripsi pro-kolagen. Selain itu, kekurangan asam askorbat
menyebabkan hipermetilasi DNA epigenetik dan menghambat transkripsi berbagai
jenis kolagen yang ditemukan di kulit, pembuluh darah, dan jaringan.

Terapi

- Konsumsi makanan dengan sumber vitamin c yang terdapat pada buah dan
sayur seperti: jeruk, tomat, kiwi, strawberry, papaya, brokoli, asparagus.
Dikonsumsi sesuai akg anak yaitu 40 mg per hari.
- Suplemen vitamin C:
 100-200 mg/hari untuk anak-anak

Sumber :

 Mahan L, Raymond J. Krause's food & the nutrition care process. 14th ed. St.
Louis, Missouri: Elsevier; 2017.
 Maxfield L, Crane J. Vitamin C deficiency (scurvy). In StatPearls [Internet].
StatPearls Publishing. 2019.
 A Catharine Ross, Benjamin Caballero, Robert J Cousins, Katherine L Tucker,
Thomas R Ziegler. Modern Nutrition in Health and Disease 11ed. Lipincott
Williams & Wilkins. 2014

Defisiensi Zinc
Zink merupakan kofaktor penting yang terlibat dalam regulasi ekspresi gen, sehingga
tanda dan gejala defisiensi zink yang berat bisa sangat bervariasi  Manifestasi
klinisnya dapat berupa gangguan pertumbuhan, gangguan fungsi kekebalan tubuh,
dan berbagai keluhan gastrointestinal maupun lesi kulit  Manifestasi kulit dapat
berupa angular cheilitis (yaitu, perleche).

Sumber :

 Dinulos JG, Zembowicz A. Case 32-2008: A 10-Year-Old Girl with Recurrent


Oral Lesions and Cutaneous Bullae. New England Journal of Medicine. 2008 Oct
16;359(16):1718-24.

Faktor yang dapat mempengaruhi keadaan gizi pasien

1. Faktor asupan makanan


a. Pola makan yang tidak seimbang sehingga kekurangan mikronutrien
2. Faktor keluarga
a. Pengetahuan ibu & keluarga mengenai komponen nutrisi pada
makanan
3. Faktor lingkungan
a. Edukasi puskesmas terkait gizi seimbang

Tatalaksana Berat Badan Kurang :


1. Assessment (penilaian)
 Anamnesis  asupan makan, pola makan, toleransi makan, perkembangan
oromotor, motoric halus dan kasar, perubahan BB, faktor sosial, budaya dan
agama serta kondisi klinis yang mempengaruhi asupan.
 Pemeriksaan fisik  keadaan umum dan tanda spesifik khusus defisiensi
mikronutrien.
 Pemeriksaan antropometri  dilakukan pengukuran BB dan TB.
2. Penentuan kebutuhan
 Kebutuhan kalori dapat ditentukan berdasarkan :
 Kondisi sakit kritis :
Kebutuhan energi = REE x faktor aktivitas x faktor stress
 Kondisi tidak sakit kritis
o Gizi baik/kurang
Berdasarkan perhitungan target BB ideal = BB ideal x RDA menurut
usia-tinggi
Pemberian kalori awal sebesar 50-75% dari target untuk menghindari
sindrom refeeding.
o Obesitas

Target pemberian kalori = BB ideal x RDA menurut usia tinggi.

Pemberian kalori dikurangi secara bertahap sampai mencapai target.

Disertai dengan peningkatan aktifitas fisik dan perubahan perilaku.

3. Penentuan cara pemberian


Pemberian nutrisi melalui oral / enteral  pilihan utama. Jalur parenteral
digunakan pada situasi tertentu saja.
4. Penentuan jenis makanan
Pemberian makan melalui oral bentuk makanan disesuaikan dengan usia dan
kemampuan oromotor anak.
0-6 bulan  ASI dan/formula
1-2 tahun  makanan keluarga + ASI dan/atau susu sapi segar
>2 tahun  makanan keluarga.
Jenis sediaan makanan untuk enteral disesuaikan dengan fungsi gastrointestinal :
- Polimerik  terbuat dari makronutrien intak untuk fungsi gastrointestinal
yang normal.
- Oligomerik (elemental)  terbuat dari glukosa polimer, protein terhidrolisat,
trigliserida rantai sedang (MCT, medium chain triglyceride)
- Modular  terbuat dari makronutrien tunggal
5. Pemantauan dan evaluasi
Pemantauan & evaluasi meliputi pemantauan terhadap akseptabilitas / penerimaan
makanan dan toleransi (reaksi simpang makanan).
Diperlukan pemantauan efektivitas berupa monitoring pertumbuhan. Pasien rawat
inap evaluasi dan monitoring dilakukan setiap hari. Pada pasien rawat jalan
evaluasi dilakukan sesuai kebutuhan.

 Rawat jalan: untuk balita usia 6-59 bulan dengan gizi buruk tanpa komplikasi.
Layanan ini dilakukan di fasilitas kesehatan primer/puskesmas.
 Rawat inap untuk:
o Bayi < 6 bulan dengan gizi buruk (dengan atau tanpa komplikasi);
o Balita gizi buruk usia 6-59 bulan dengan komplikasi dan/atau penyakit
penyerta yang diduga dapat menyebabkan gizi buruk, seperti TB dan HIV;
o Semua bayi berusia di atas 6 bulan dengan berat badan kurang dari 4 kg.

Sumber :
 Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Asuhan Nutrisi Pediatrik. Jakarta:
IDAI. 2011.
 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pencegahan dan Tatalaksana Gizi
Buruk pada Balita. Jakarta: 2019.

Kebutuhan BMR :
Scofield 3-10 tahun perempuan = (16,97 x BB) + (161,8 x TB) + 371,2
 BMR sekarang = (16,97 x 11) + (161,8 x 90) + 371,2
= 186.67 + 145.62+ 371.2
= 703.49 kkal

 BMR Ideal = (16,97 x 13) + (161,8 x 95) + 371,2


= 220.61 + 153.71 + 371.2
= 745.52 kkal
 BMR BB/U = (16,97 x 13) + (161,8 x 90) + 371,2
= 220.61 + 145.62 + 371.2
= 737.43 kkal

BMR x faktor pertumbuhan x faktor aktivitas x SDA


BMR sekarang : 703.49 x 1.3 = 914.53 kkal
BMR Ideal : 745.52 x 1.3 = 969.17 kkal
BMR BB/U : 737.43 x 1.3 = 958.65 kkal

Kebutuhan energi = 958.65 kkal


Protein : 15% x 958.65 = 143.78 kkal : 4 = 35.94 gram/hari.
Lemak : 35% x 958.65 = 335.52 kkal : 9 = 37.28 gram/hari.
Karbohidrat : 100 – (15% + 35%) = 50%
= 50% x 958.65 = 479.32 kkal : 4 = 119.83 gram/hari.
Makan Pagi = 20%
Energi = 20% x 958.65 = 191.73 kkal
Protein = 20% x 35,94 = 7,18g
Menu = Kentang tumbuk + telur ayam rebus + susu bubuk diencerkan dengan 200 cc
air

Jenis Vit. A Zinc


makana Bera Energi Protei Lema Karbohidra Vit.B (mcg (mcg
n URT t (g) (kkal) n (g) k (g) t (g) 2 ) Vit. C )
1 bh 12,7
Kentang kecil 75 63,75 0,5 0,075 14,325 0,08 0 5 0,22
Telur 1/2
ayam butir 25 39,5 3,2 2,875 0,175 0,095 67,5 0 0,39
susu
bubuk
(full 2
cream) sdm 20 102,6 4,92 6 7,24 0,21 94,2 1,2 0,82
161, 13,9
Total 120 205,85 8,62 8,95 21,74 0,385 7 5 1,43

Selingan pagi = 10%


Energi = 10% x 958.65 = 95,85 kkal
Protein = 10% x 35,94 = 3,59g
Menu = Klepon + buah pepaya
Energ
Jenis Berat i Protei Lemak Karbohidra Vit.B Vit. Vit. Zinc
makanan URT (g) (kkal) n (g) (g) t (g) 2 A C (mcg)
Klepon 3 bh 45 72 0,42 1,8 17,4 0 0 0,6 0
Pepaya 1/2 juring 50 26 0,25 0 6,2 0,03 55 39 0,15
39,
Total 95 98 0,67 1,8 23,6 0,03 55 6 0,15
Makan Siang = 35%
Energi = 35% x 958,65 = 335,52 kkal
Protein = 35% x 35,94 = 12.57 g
Menu = nasi tim ayam + tumis bayam + tempe goreng + buah alpukat
Jenis Ener Zinc
makana Bera gi Protei Lema Karbohidr Vit.B Vit. A Vit. (mcg
n URT t (g) (kkal) n (g) k (g) at (g) 2 (mcg) C )
Beras 1/2 ctg 50 174,5 3,4 0,35 39,45 0,04 0 0 0,25
Ayam 0,04
suwir 3 sdm 30 28,5 5,46 0,75 0 2 72,9 0 0,18
1/2 mgk
Bayam syr 50 22,5 1,75 0,25 3,25 0,05 913,5 30 0,2
1 ptg uk
kotak
Tempe korek 25 40 4,57 1 3,17 0,14 3,75 0 0,42
Minyak
kelapa 1 sdt 5 45 0,04 4,9 0 0 0 0 0
1/2 bh
Alpukat sdg 55 50,6 0,49 3,52 4,18   29,7 7,15 0,22
0,27 1019,8 37,1
Total 215 361,1 15,71 10,77 50,05 2 5 5 1,27

Selingan sore = 10%


Energi = 10% x 958,65 = 95,85 kkal
Protein = 10% x 35,94 = 3,59g
Menu = Bubur kacang hijau
Vit.
Jenis Energ A
makana Bera i Protei Lema Karbohidra Vit.B (mcg Vit Zinc
n URT t (g) (kkal) n (g) k (g) t (g) 2 ) .C (mcg)
Kacang
hijau 1,5 sdm 15 52,65 3,33 0,18 9,435 0,02 7,05 0,9 0,43
Santan
encer 2,5 sdm 25 32 0,5 0,5 1,9 0 0 0,5 0,1
Gula
pasir 1/4 sdm 2,5 4,6 0 0 1,15 0 0 0 0
Gula
aren 1/4 sdt 1,25 9,4 0 0 2,35 0 0 0 0,33
43,7
Total 5 98,65 3,83 0,68 14,835 0,02 7,05 1,4 0,86

Makan Malam = 25%


Energi = 25% x 958,65 = 239.66 kkal
Protein = 25% x 35,94 = 8,98 g
Menu = Nasi putih + ikan kembung goreng + tumis buncis
Vit.
Jenis Energ A Zinc
makana Bera i Protei Lema Karbohidra Vit.B (mcg Vit. (mcg
n URT t (g) (kkal) n (g) k (g) t (g) 2 ) C )
Beras 1/2 ctg 50 174,5 3,4 0,35 39,45 0,04 0 0 0,25
Ikan
kembun 1 ekor
g kcl 40 38,8 8,8 0,4 0 0,01 3,6 0 0,44
1/4 mgk 47,2 4,7 0,07
Buncis syr 25 10,5 0,35 0,05 1,9 0,1 5 5 5
Minyak
kelapa 1,5 sdt 6,5 58,5 0,065 6,37 0 0 0 0 0
121, 12,61 50,8 4,7 0,76
Total 5 282,3 5 7,17 41,35 0,15 5 5 5

Energi yang
  dibutuhkan Menu Selisih
Energi (kkal) 958,65 1045,9 87,25
Protein (g) 35,94 41,445 5,505
Lemak (g) 37,28 29,37 -7,91
151,57
Karbohidrat (g) 119,83 5 31,745
Vitamin B2
(mg) 0,5 0,857 0,357
1294,4
Vitamin A (mcg) 400 5 894,45
Vitamin C (mg) 40 96,85 56,85
Zinc (mcg) 3 4,475 1,475
Lema Karbohidra Minera Riboflavin Retinol Aksorbat
Berat Energi Protein Zinc
URT k t l (Vit.B2) (Vit.A) (Vit.C)
  g kkal g g g g mg mg mg mcg
Makan pagi Susu kental manis 3 sdm diseduh air hangat sampai 200 cc
Susu kental
3 sdm 30 102.9 2.46 3 16.5 0.54 0.129 45.9 0.3 0.3
manis
Selingan pagi Pisang rebus
Pisang kepok 1 ptg kecil
40 43.6 0.32 0.2 10.52 0.4 0 0 3.6 0.08
rebus 5 cm
Makan siang Bubur nasi kental 3 sdm, ikan kembung disuir, kecap manis, abon sapi
11.2
1 sdm 39.26 0.76 0.078 8.87 0.067 0.009 0 0 0.056
Beras 5
Ikan kembung 1 sdm 10 9.7 2.2 0.1 0 0.1 0.003 0.9 0 0.11
Kecap manis 1 sdm 10 8.1 0.27 0.05 1.9 1.48 0 0 0 0
Abon sapi 1 sdm 10 21.2 1.8 1.06 5.93 0.47 0 0 0 0
41.2
78.26 5.03 1.288 16.7 2.117 0.012 0.9 0 0.166
Total makan siang 5
Selingan sore Biskut roma kelapa dihaluskan dengan susu kental manis 2 sdm + 100 cc air
Biskuit roma
1 keping 5,7 24.06 0.37 0.92 3.51 0 0 0 0 0
kelapa
Susu kental
2 sdm 20 68.59 1.63 1.99 11 0.36 0.086 30.65 0.19 0.19
manis
Makan malam Bubur nasi 3 sdm, tahu, kecap manis, abon sapi
11.2
1 sdm 39.26 0.76 0.078 8.87 0.067 0.009 0 0 0.056
Beras 5
Tahu 1 ptg kecil 50 39.5 3.9 2.3 0.8 0.6 0.04 0 0 0.4
Kecap manis 1 sdm 10 8.1 0.27 0.05 1.9 1.48 0 0 0 0
Abon sapi 1 sdm 10 21.2 1.8 1.06 5.93 0.47 0 0 0 0
81.2
108.06 6.73 3.488 17.5 2.617 0.049 0 0 0.456
Total makan malam 5
192. 356.88 0.19
14.91 8.896 64.73 5.674 46.8 3.9 1.002
Total 5
AKG 1350 20 45 215 0.5 400 40 3
-
-993.12 -5.09 36.10 -150.27 -0.31 -353.2 -36.1 -1.998
Selisih 4

Anda mungkin juga menyukai