1 BAB I : PENDAHULUAN
Epilepsi Epilepsi
Kejang berulang akibat Gangguan neurologi
lepasnya muatan listrik terbanyak dan
neuron otak secara mempengaruhi banyak usia
berlebihan
Epilepsi Epilepsi
Dunia: 4-10 per 1000 penduduk Gangguan perilaku
Asia Tenggara: 9,97 per 1000 Gangguan mental
penduduk Gangguan fungsi kognitif
Indonesia: 8,2 per 1000 penduduk
Palembang: 120 per 12.000
kedatangan setiap bulan
LATAR BELAKANG
Dipengaruhi 3 faktor:
Gangguan dalam proses karakteristik
berpikir, persepsi, demografik
analisis, penyimpanan karakteristik klinis
dan transmisi informasi cognitive reserve
RUMUSAN
MASALAH
Bahan penyuluhan
Informasi
KEASLIAN
PENELITIAN
Nama Judul Desain Penelitian Hasil
Penelitian
Guy Cognitive effects of Deskriptif dengan Pasien epilepsi pada anak 10-20% mengalami penurunan
Vingerhoets seizure desain prospektif dan intelektual secara signifikan. Kemudian lima dari enam
Cross-sectional studi prospektif pada orang dewasa melaporkan bukti
penurunan kognisi ringan pada pasien dengan riwayat
epilepsi. Efek merugikan pada kemampuan kognitif,
khususnya memori, tampaknya lebih kuat daripada pada
ukuran kecerdasan.
Raymond J Gambaran Fungsi Deskriptif dengan Penyandang epilepsi yang menunjukkan penurunan
Sigar, Micke Kognitif pada desain potong lintang kognitif sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebesar
A.H.N. Pasien Epilepsi di 77,1%, usia 19-64 tahun sebesar 71,4%, tingkat
Kembuan, Poliklinik Saraf pendidikan terakhir SMA sebesar 51%, epilepsi
sekunder/simtomatik sebesar 54,1% dan gangguan
Corry N. RSUP Prof. Dr. fungsi kognitif ringan.
Mahama R.D. Kandou
Manado
KEASLIAN
PENELITIAN
Nama Judul Penelitian Desain Hasil
Penelitian
.
Kejang berulang akibat lepasnya
muatan listrik yang abnormal
8,2 per
1000
Asia 9,97 per penduduk
Tenggara 1000 Indonesia
penduduk
g
m ban
Pale
4-10 per
1000 160 orang
penduduk per 12.000
kedatangan
TEORI
Idiopatik
Etiologi Epilepsi
Simtomatik
TEORI
Parsial Sederhana
Parsial .
Parsial Kompleks
Tension
Jenis
Type
Kejang
Headache Tonik-klonik
Absence
Mioklonik
Generalisata Atonik
Klonik
Tonik
TEORI
Patofisiologi
Epilepsi
Penurunan kesadaran
Gangguan sensorik
Tanda
Epilepsi Gangguan motorik (kejang)
dan Gejala Gangguan otonom
Psikologis
TEORI
Anamnesis
Diagnosis Pemeriksaan fisik dan neuorologis
Epilepsi Pemeriksaan penunjang
TEORI
Terapi farmakologis
Tatalaksana Epilepsi
Terapi nonfarmakologis
TEORI
01 Fungsi Kognitif
02 Aspek-Aspek Kognitif
Orientasi
Bahasa
Atensi
Memori
Kontruksi, kalkulasi dan penalaran
TEORI
Bahasa
Emosi
Manifestasi Klinis Gangguan
Fungsi Kognitif
Visuospasial
Kognisi
Memori
Instrumen Penilaian Fungsi Kognitif dengan
Mini Mental State Examination (MMSE)
No. Nilai Nilai
Tes Maks.
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5
2 Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (rumah sakit), (lantai/kamar) 5
REGISTRASI
3 Sebutkan 3 buah nama benda ( jeruk, uang, mawar), tiap benda 1 detik, pasien disuruh 3
Nama pasien : Alasan diperiksa : mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar. Ulangi
sampai pasien dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan
ATENSI DAN KALKULASI
Umur : Pemeriksa : 4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. 5
Atau disuruh mengeja terbalik kata “ WAHYU” (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum
kesalahan; misalnya uyahw=2 nilai)
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
Pendidikan : Tanggal : 5 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas 3
Riwayat penyakit : Stroke (......), DM (......), BAHASA
Hipertensi (......), Jantung (......) 6 Pasien diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan ( pensil, arloji) 2
7 Pasien diminta mengulang rangkaian kata :” tanpa kalau dan atau tetapi ” 1
8 Pasien diminta melakukan perintah: “Ambil kertas ini dengan tangan kanan, lipatlah menjadi 3
dua dan letakkan di lantai”.
Penyakit lain : 9 1
Pasien diminta membaca dan melakukan perintah “Angkatlah tangan kiri anda”
10 Pasien diminta menulis sebuah kalimat (spontan) 1
OAE yang dikonsumsi: 11 Pasien diminta meniru gambar di bawah ini 1
Skor total 30
Instrumen Penilaian Fungsi Kognitif dengan
Mini Mental State Examination (MMSE)
Interpretasi:
Metode Skor Interpretasi
Ekstitasi - Pendidikan
Idiopatik:
berlebih - Etiologi
Genetik pada Dilakukan
glutamat Potensial pemeriksaan
Neurotransmitter Epilepsi Penurunan
aksi yang fungsi
berikatan dengan fungsi
abnormal kognitif
reseptor secara kognitif
dengan
Simtomatik: abnormal Inhibisi
MMSE
ekstrakranial berlebih Domain Kognitif yang
atau pada Terganggu:
Sampel :
• Sampel penelitian ini adalah
Waktu & seluruh penderita epilepsi di
Sampel
Tempat Poliklinik Saraf RSMP yang
Bulan Oktober-November 2020 Penelitian
Penelitian tercatat sebagai pasien pada
di Poliklinik Saraf RSMP
bulan Oktober-November 2020
yang memenuhi kriteria inklusi
dan ekslusi.
Besar Sampel :
Minimal 30 sampel
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian
• Etiologi Epilepsi
• Penderita epilepsi yang berusia dibawah 18
• Fungsi Kognitif
tahun
• Domain Kognitif yang
• Penderita epilepsi yang mengalami gangguan
Terganggu
fungsi kognitif karna efek samping
• Umur
pengobatan seperti obat Topiramat,
• Jenis Kelamin
Levetiracetam, Lamotrigin dan Asam Valporat
• Pendidikan
Kriteria Teknik
Inklusi Pengambilan Variabel
Kriteria Penelitian
Sampel
Eksklusi
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur
Etiologi suatu tanda atau gejala Melakukan Kuisioner Mini Nominal • Epilepsi idiopatik
Epilepsi sepintas yang disebabkan wawancara langsung Mental • Epilepsi simtomatik
oleh aktivitas neuronal di sesuai kuisioner Examination
otak yang bersifat (MMSE)
berlebihan atau abnormal.
Fungsi Proses berpikir dan Melakukan Kuisioner Mini Ordinal • Normal: 24-30
Kognitif mengamati wawancara langsung Mental • Gangguan fungsi
sesuai kuisioner Examination kognitif ringan: 18-23
• Gangguan fungsi
(MMSE) kognitif berat: 0-17
DEFINISI OPERASIONAL
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur
Usia Satuan waktu keberadaan Melakukan Kuisioner Mini Ordinal • 18-25 tahun (remaja)
manusia sejak lahir sampai wawancara Mental • 26-64 tahun (dewasa)
waktu penelitian dilakukan langsung sesuai Examination • >64 tahun (lansia)
kuisioner MMSE (MMSE)
Data Primer
Kuisioner Mini Mental Examination (MMSE)
Cara Pengumpulan Data
Langkah Kerja
1
2
Tentukan populasi dan
sampel yang akan
diteliti
3 4
Pengumoulan data dengan
Mencatat hasil observasi
memberikan kuisioner MMSE
yang ditemukan serta
untuk mengetahui fungsi
lakukan pengolahan dan
kognitif pasien epilepsi
analisis data
Cara Pengolahan Data
Tabulating Cleaning
Analisis data
Analisis univariat.
Alur Penelitian
Usia
Berdasarkan hasil, distribusi frekuensi usia terbanyak yaitu 26-64
tahun. Menurut penelitian Sarabjot dkk. (2018) dimana dari 100 pasien
yang diteliti sekitar 38% termasuk dalam kelompok usia dewasa 21-40
tahun. Selain itu, sesuai laporan WHO mengenai prevalensi epilepsi di
negara berkembang dimana didapatkan terbanyak pada usia dekade
dua sampai lima.
HASIL
Pere
Laki-laki 16 53,3 mpu Laki-
an; laki;
14; 16;
47% 53%
Perempuan 14 46,7
Laki-laki Perempuan
PEMBAHASAN
Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil, distribusi frekuensi jenis kelamin terbanyak yaitu laki-laki
dibandingkan perempuan. Menurut Yamada M (2015) dimana tidak ada
hubungan signifikan antara jenis kelamin dan fungsi kognitif pada penderita
epilepsi. Akan tetapi menurut penelitian Pinzon (2015) kebanyakan pasien
epilepsi dialami oleh laki-laki dibandingkan perempuan. Hal ini belum diketahui
pasti penyebabnya. Perbedaan ini diperkirakan disebabkan oleh hormon pada
wanita (estrogen dan progesteron) yang mempengaruhi ambang kejang sampai
batas tertentu.
HASIL
Etiologi Epilepsi
Berdasarkan hasil didapatkan etiologi epilepsi terbanyak yaitu epilepsi
simtomatik. Hal ini sesuai dengan penelitian Maryam dkk. (2016) yaitu epilepsi
simtomatik lebih banyak (84,3%) dibandingkan epilepsi idiopatik
(15,7%). Jumlah kasus awal epilepsi salah satunya banyak terjadi karena rentan
terhadap banyak paparan seperti trauma kepala dan lain-lain dimana hal ini
nantinya dapat mempengaruhi fungsi kognitif pasien (Nwani, 2016).
HASIL
Pendidikan
Berdasarkan hasil didapatkan bahwa tingkat pendidikan terbanyak yaitu tingkat
pendidikan terakhir SMA. Hal ini sejalan dengan penelitian Raymond J (2017)
dimana kebanyakan penderita epilepsi memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA.
Hal ini mungkin disebabkan karena tekanan tetangga dan teman yang
menstigmatisasi bahwa seseorang yang mengalami epilepsi tidak mampu untuk
melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi sehingga membuat penderita
epilepsi tidak mau melanjutkan sekolahnya lagi. Hal ini nantinya akan
mempengaruhi fungsi kognitif penderita epilepsi dalam proses berpikir lebih,
analisis serta pemecahan masalah.
HASIL
Gan
Fungsi Kognitif Frekuensi Persentase (%) ggu
Fungsi Kognitif
an
(n) FK
Ber
at; Nor
5; mal;
17% 11;
Normal 11 36,7 37%
Domain Kognitif yang Terganggu Frekuensi Persentase Domain Kognitif yang Terganggu
(n) (%)
Orientasi 0 0 4 1
4
Registrasi 0 0
Atensi dan Kalkulasi 1 3,3 5
Mengingat kembali 4 13,3
7
Bahasa 0 0
Memori, atensi dan kalkulasi 7 23,3
Memori, atensi dan 9 30 9
kalkulasi, bahasa Orientasi
Registrasi
Memori, atensi dan 5 16,6 Atensi dan Kalkulasi
kalkulasi, registrasi Mengingat Kembali
Bahasa
Memori, atensi dan 4 13,3 Memori, Atensi dan Kalkulasi
Memori, Atensi dan Kalkulasi, Bahasa
kalkulasi, orientasi, bahasa Memori, Atensi dan Kalkulasi, Registrasi
Memori, Atensi dan Kalkulasi, Orientasi, Bahasa
PEMBAHASAN
Domain Kognitif yang Terganggu
Berdasarkan hasil didapatkan bahwa domain kognitif yang terganggu paling
banyak pada domain mengingat kembali atau recall, atensi dan kalkulasi serta
bahasa. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Prita C (2019) yang
menyatakan bahwa gangguan fungsi kognitif memori atau recall paling banyak
lalu diikuti oleh atensi dan kalulasi dimana hal ini dipengaruhi oleh onset umum.
Bangkitan epilepsi menyebabkan otak mengalami masalah pada proses memori
dan atensi yang berhubungan dengan terganggunya sinaps yang telah terbentuk
oleh aktivitas listrik yang abnormal.
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
KESIMPULAN
• Bagi penderita epilepsi untuk tetap mengikuti pengobatan secara rutin, menjaga
pola hidup sehat dan tetap bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
• Bagi tenaga kesehatan agar dapat melakukan giat upaya pencegahan dan
pengendalian pada pasien dengan melakukan pemeriksaan fungsi kognitif
secara rutin setiap 6 bulan sekali dan berikan dukungan pada pasien agar
dapat berobat secara teratur sehingga pasien memiliki kualitas hidup yang
lebih baik
• Bagi peneliti lain, dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan waktu yang
lebih panjang dan variabel lebih banyak agar lebih banyak informasi dan
pengetahuan yang didapatkan
LAMPIRAN
Usia
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-Laki 16 53.3 53.3 53.3
Fungsi Kognitif
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 11 36.7 36.7 83.3
Gangguan FK Ringan 14 46.7 46.7 46.7
Gangguan FK Berat 5 16.7 16.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Pendidikan
S1 0 0 0 0
Registrasi 0 0 0 0
Bahasa 0 0 0 0
Memori,kalkulasi,bahasa 9 30 30 30
Gambar 1. Proses pemberian informed consent Gambar 2. Proses wawancara berdasarkan kuisioner MMSE
TERIMA KASIH