Anda di halaman 1dari 60

PREVALENSI GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF PADA PENDERITA

EPILEPSI DI POLIKLINIK SARAF RUMAH SAKIT


MUHAMMADIYAH PALEMBANG (RSMP)

Ayu Permata Sari


702017067

Sabtu, 30 Januari 2021 Dosen Pembimbing I : dr. Irma Yanti, Sp.S


Fakultas Kedokteran Dosen Pembimbing II : dr. Rizki Dwiryanti
Universitas Muhammadiyah Palembang Dosen Penguji : dr. Yesi Astri, M.Kes, Sp.N
DAFTAR ISI

1 BAB I : PENDAHULUAN

2 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

3 BAB III : METODE PENELITIAN


BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN


BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Epilepsi Epilepsi
Kejang berulang akibat Gangguan neurologi
lepasnya muatan listrik terbanyak dan
neuron otak secara mempengaruhi banyak usia
berlebihan

Epilepsi Epilepsi
 Dunia: 4-10 per 1000 penduduk  Gangguan perilaku
 Asia Tenggara: 9,97 per 1000  Gangguan mental
penduduk  Gangguan fungsi kognitif
 Indonesia: 8,2 per 1000 penduduk
 Palembang: 120 per 12.000
kedatangan setiap bulan
LATAR BELAKANG

Gangguan Fungsi Gangguan Fungsi


Kognitif Kognitif pada
Penderita Epilepsi

Dipengaruhi 3 faktor:
Gangguan dalam proses  karakteristik
berpikir, persepsi, demografik
analisis, penyimpanan  karakteristik klinis
dan transmisi informasi  cognitive reserve
RUMUSAN
MASALAH

“ Bagaimana Prevalensi Gangguan Fungsi “


Kognitif pada Penderita Epilepsi
di Poliklinik Saraf Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang (RSMP)?
TUJUAN
PENELITIAN

TUJUAN • Mengetahui prevalensi gangguan fungsi kognitif pada penderita epilepsi


UMUM di Poliklinik Saraf RSMP

• Mengetahui distribusi frekuensi sebaran subyek berdasarkan karakteristik


demografi (usia dan jenis kelamin) di Poliklinik Saraf RSMP
• Mengetahui distribusi frekuensi sebaran subyek berdasarkan karakteristik
klinis (etiologi epilepsi) di Poliklinik Saraf RSMP
TUJUAN • Mengetahui distribusi frekuensi sebaran subyek cognitive reserve
KHUSUS (pendidikan) di Poliklinik Saraf RSMP
• Mengetahui distribusi frekuensi sebaran subyek berdasarkan fungsi
kognitif di Poliklinik Saraf RSMP
• Mengetahui distribusi frekuensi sebaran subyek berdasarkan domain
kognitif yang terganggu di Poliklinik Saraf RSMP
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis

Wawasan ilmu pengetahuan

Acuan maupun referensi


Manfaat Praktisi

Bahan penyuluhan

Informasi
KEASLIAN
PENELITIAN
Nama Judul Desain Penelitian Hasil
Penelitian

Guy Cognitive effects of Deskriptif dengan Pasien epilepsi pada anak 10-20% mengalami penurunan
Vingerhoets seizure desain prospektif dan intelektual secara signifikan. Kemudian lima dari enam
Cross-sectional studi prospektif pada orang dewasa melaporkan bukti
penurunan kognisi ringan pada pasien dengan riwayat
epilepsi. Efek merugikan pada kemampuan kognitif,
khususnya memori, tampaknya lebih kuat daripada pada
ukuran kecerdasan.

Raymond J Gambaran Fungsi Deskriptif dengan Penyandang epilepsi yang menunjukkan penurunan
Sigar, Micke Kognitif pada desain potong lintang kognitif sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebesar
A.H.N. Pasien Epilepsi di 77,1%, usia 19-64 tahun sebesar 71,4%, tingkat
Kembuan, Poliklinik Saraf pendidikan terakhir SMA sebesar 51%, epilepsi
sekunder/simtomatik sebesar 54,1% dan gangguan
Corry N. RSUP Prof. Dr. fungsi kognitif ringan.
Mahama R.D. Kandou
Manado
KEASLIAN
PENELITIAN
Nama Judul Penelitian Desain Hasil
Penelitian

Claire, S. Jacobs, C. Non-invasive Cognitive Cross-sectional


Penderita epilepsi sering menunjukkan
Rani A Enhancement in
Epilepsy penurunan fungsi kognitif diantaranya
yang paling sering yaitu pada memori,
perhatian, dan fungsi eksekutif.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
LANDASAN TEORI

.
 Kejang berulang akibat lepasnya
muatan listrik yang abnormal

Epilepsi  Gangguan fungsi motorik,


sensorik dan fungsi kognitif serta
emosional
LANDASAN TEORI
Dunia

8,2 per
1000
Asia 9,97 per penduduk
Tenggara 1000 Indonesia
penduduk

g
m ban
Pale
4-10 per
1000 160 orang
penduduk per 12.000
kedatangan
TEORI

 Idiopatik

Etiologi Epilepsi
 Simtomatik
TEORI

 Parsial Sederhana
Parsial .
 Parsial Kompleks

Tension
Jenis
Type
Kejang
Headache  Tonik-klonik
 Absence
 Mioklonik
Generalisata  Atonik
 Klonik
 Tonik
TEORI

Patofisiologi
Epilepsi

Sumber: Silbernagl L & Lang F, 2016


TEORI

 Penurunan kesadaran
 Gangguan sensorik
Tanda
Epilepsi  Gangguan motorik (kejang)
dan Gejala  Gangguan otonom
 Psikologis
TEORI

 Anamnesis
Diagnosis  Pemeriksaan fisik dan neuorologis
Epilepsi  Pemeriksaan penunjang
TEORI

 Terapi farmakologis
Tatalaksana Epilepsi
 Terapi nonfarmakologis
TEORI

01 Fungsi Kognitif

Fungsi kognitif adalah aktivitas secara sadar seperti berpikir, mengingat,


belajar, dan menggunakan bahasa.

02 Aspek-Aspek Kognitif

 Orientasi
 Bahasa
 Atensi
 Memori
 Kontruksi, kalkulasi dan penalaran
TEORI

 Bahasa

 Emosi
Manifestasi Klinis Gangguan
Fungsi Kognitif
 Visuospasial

 Kognisi

 Memori
Instrumen Penilaian Fungsi Kognitif dengan
Mini Mental State Examination (MMSE)
No.   Nilai Nilai
Tes Maks.
       
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5  
2 Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (rumah sakit), (lantai/kamar) 5  
  REGISTRASI    
3 Sebutkan 3 buah nama benda ( jeruk, uang, mawar), tiap benda 1 detik, pasien disuruh 3  
Nama pasien : Alasan diperiksa : mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar. Ulangi
sampai pasien dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan
  ATENSI DAN KALKULASI    
Umur : Pemeriksa : 4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. 5  
Atau disuruh mengeja terbalik kata “ WAHYU” (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum
kesalahan; misalnya uyahw=2 nilai)
  MENGINGAT KEMBALI (RECALL)    
Pendidikan : Tanggal : 5 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas 3  
Riwayat penyakit : Stroke (......), DM (......),   BAHASA    
Hipertensi (......), Jantung (......) 6 Pasien diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan ( pensil, arloji) 2  
7 Pasien diminta mengulang rangkaian kata :” tanpa kalau dan atau tetapi ” 1  
8 Pasien diminta melakukan perintah: “Ambil kertas ini dengan tangan kanan, lipatlah menjadi 3  
dua dan letakkan di lantai”.
Penyakit lain : 9 1  
Pasien diminta membaca dan melakukan perintah “Angkatlah tangan kiri anda”
10 Pasien diminta menulis sebuah kalimat (spontan) 1  
OAE yang dikonsumsi: 11 Pasien diminta meniru gambar di bawah ini 1  

  Skor total 30  
Instrumen Penilaian Fungsi Kognitif dengan
Mini Mental State Examination (MMSE)

Interpretasi:
Metode Skor Interpretasi

Penilaian <24 Abnormal


Cepat
Range <21 Increased odds of dementia
>25 Decreased odds of dementia
Pendidikan 21 Abnormal untuk tingkat pendidikan SMP ke bawah

<23 Abnormal untuk tingkat pendidikan SMA


<24 Abnormal untuk tingkat pendidikan tinggi
(D3,S1,S2,S3)
Tingkat 24-30 Tidak ada gangguan kognitif (normal)
Keparahan 18-23 Gangguan kognitif ringan
0-17 Gangguan kognitif berat
TEORI

Gangguan Fungsi Kognitif pada Penderita Epilepsi


Pada pasien epilepsi dengan gangguan kognitif dapat
menurunkan kualitas hidup dan menyebabkan
maladaptasi sosial pasien.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
munculnya gangguan kognitif pada penderita epilepsi
antara lain karakteristik demografi (usia dan jenis
kelamin), karakteristik klinis (etiologi epilepsi), cognitive
reserve (tingkat pendidikan).
KERANGKA TEORI
- Usia
- Jenis kelamin

Ekstitasi - Pendidikan
Idiopatik:
berlebih - Etiologi
Genetik pada Dilakukan
glutamat Potensial pemeriksaan
Neurotransmitter Epilepsi Penurunan
aksi yang fungsi
berikatan dengan   fungsi
abnormal kognitif
reseptor secara kognitif
dengan
Simtomatik: abnormal Inhibisi
MMSE
ekstrakranial berlebih Domain Kognitif yang
atau pada Terganggu:

intrakranial GABA - Orientasi - Memori


- Registrasi - Bahasa
- Atensi
dan Kalkulasi
- -
BAB III
METODE
PENELITIAN
METODE PENELITIAN
Populasi Target
• Seluruh penderita epilepsi di
RSMP
Penelitian kuantitatif yang bersifat Populasi Terjangkau
observasional deskriptif dengan • Seluruh penderita epilepsi di
pendekatan cross-sectional Jenis Populasi Poliklinik Saraf RSMP pada
Penelitian Penelitian bulan Oktober-November 2020

Sampel :
• Sampel penelitian ini adalah
Waktu & seluruh penderita epilepsi di
Sampel
Tempat Poliklinik Saraf RSMP yang
Bulan Oktober-November 2020 Penelitian
Penelitian tercatat sebagai pasien pada
di Poliklinik Saraf RSMP
bulan Oktober-November 2020
yang memenuhi kriteria inklusi
dan ekslusi.
Besar Sampel :
Minimal 30 sampel
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian
• Etiologi Epilepsi
• Penderita epilepsi yang berusia dibawah 18
• Fungsi Kognitif
tahun
• Domain Kognitif yang
• Penderita epilepsi yang mengalami gangguan
Terganggu
fungsi kognitif karna efek samping
• Umur
pengobatan seperti obat Topiramat,
• Jenis Kelamin
Levetiracetam, Lamotrigin dan Asam Valporat
• Pendidikan

Kriteria Teknik
Inklusi Pengambilan Variabel
Kriteria Penelitian
Sampel
Eksklusi

• Penderita epilepsi yang terdaftar di


Poliklinik Saraf RSMP pada bulan
Oktober-November 2020 Consecutive Sampling
• Dapat membaca dan menulis
DEFINISI OPERASIONAL

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur

Etiologi suatu tanda atau gejala Melakukan Kuisioner Mini Nominal • Epilepsi idiopatik
Epilepsi sepintas yang disebabkan wawancara langsung Mental • Epilepsi simtomatik
oleh aktivitas neuronal di sesuai kuisioner Examination
otak yang bersifat (MMSE)
berlebihan atau abnormal.

Fungsi Proses berpikir dan Melakukan Kuisioner Mini Ordinal • Normal: 24-30
Kognitif mengamati wawancara langsung Mental   • Gangguan fungsi
sesuai kuisioner Examination kognitif ringan: 18-23
• Gangguan fungsi
(MMSE) kognitif berat: 0-17
DEFINISI OPERASIONAL

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur

Domain Adanya gangguan dalam Melakukan Kuisioner Nominal • Orientasi


Kognitif aspek intelektual seperti wawancara • Registrasi
yang pengetahuan, pengertian dan langsung • Atensi dan Kalkulasi
Terganggu keterampilan berpikir sesuai dengan • Memori
kuisioner • Bahasa
MMSE

Jenis Sifat/klasifikasi organ Melihat data Rekam medik Nominal • Laki-laki


Kelamin kelamin rekam medik   • Perempuan
DEFINISI OPERASIONAL
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur

Usia Satuan waktu keberadaan Melakukan Kuisioner Mini Ordinal • 18-25 tahun (remaja)
manusia sejak lahir sampai wawancara Mental • 26-64 tahun (dewasa)
waktu penelitian dilakukan langsung sesuai Examination • >64 tahun (lansia)
kuisioner MMSE (MMSE)

Pendidikan Pembelajaran pengetahuan, Melakukan Kuisioner Mini Ordinal • SD


keterampilan, dan kebiasaan wawancara Mental • SMP
sekelompok orang yang langsung sesuai Examination • SMA
diturunkan dari satu generasi ke kuisioner MMSE (MMSE) • D3
generasi berikutnya melalui • S1
pengajaran, pelatihan atau
penelitian.
Cara Pengumpulan Data

Data Primer
Kuisioner Mini Mental Examination (MMSE)
Cara Pengumpulan Data

Alat dan Bahan


1. Kamera
2. Alat Tulis
3. Laptop
4. Kuisioner Mini Mental Examination (MMSE)
Pemilihan sampel dengan
kriteria inklusi dan eklusi Cara Pengumpulan Data

Langkah Kerja
1
2
Tentukan populasi dan
sampel yang akan
diteliti

3 4
Pengumoulan data dengan
Mencatat hasil observasi
memberikan kuisioner MMSE
yang ditemukan serta
untuk mengetahui fungsi
lakukan pengolahan dan
kognitif pasien epilepsi
analisis data
Cara Pengolahan Data

Editing Coding Processing

Tabulating Cleaning
Analisis data
Analisis univariat.
Alur Penelitian

Mengambil Pengolahan dan


sampel sesuai analisis data
Administrasi kriteria inklusi dan
berupa surat eklusi dengn
izin consecutive EE
melakukan sampling
penelitian D
C
Pembuatan
B
laporan hasil
A penelitian
Pengumpulan data
dengan data primer
berupa kuisioner
MMSE
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
HASIL

Usia Frekuensi Persentase Usia


>
64
(n) (%) Tah
un;
1; 18-
3% 25
18-25 12 40 Tah
un;
12;
26- 40
26-64 17 56,7 %
64
Tah
un;
> 64 1 3,3 17;
57
18-25 Tahun 26-64
% Tahun > 64 Tahun 4th Qtr
PEMBAHASAN

Usia
Berdasarkan hasil, distribusi frekuensi usia terbanyak yaitu 26-64
tahun. Menurut penelitian Sarabjot dkk. (2018) dimana dari 100 pasien
yang diteliti sekitar 38% termasuk dalam kelompok usia dewasa 21-40
tahun. Selain itu, sesuai laporan WHO mengenai prevalensi epilepsi di
negara berkembang dimana didapatkan terbanyak pada usia dekade
dua sampai lima.
HASIL

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


Jenis Kelamin
(n) (%)

Pere
Laki-laki 16 53,3 mpu Laki-
an; laki;
14; 16;
47% 53%
Perempuan 14 46,7

Laki-laki Perempuan
PEMBAHASAN
Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil, distribusi frekuensi jenis kelamin terbanyak yaitu laki-laki
dibandingkan perempuan. Menurut Yamada M (2015) dimana tidak ada
hubungan signifikan antara jenis kelamin dan fungsi kognitif pada penderita
epilepsi. Akan tetapi menurut penelitian Pinzon (2015) kebanyakan pasien
epilepsi dialami oleh laki-laki dibandingkan perempuan. Hal ini belum diketahui
pasti penyebabnya. Perbedaan ini diperkirakan disebabkan oleh hormon pada
wanita (estrogen dan progesteron) yang mempengaruhi ambang kejang sampai
batas tertentu.
HASIL

Etiologi Epilepsi Frekuensi Persentase


Etiologi Epilepsi
Epi
Epi lep
lep
(n) (%) si
si
si
idi mt
op o
ati m
k; ati
Epilepsi Idiopatik 14 46,7 14; k;
47 16;
% 53
Epilepsi Simtomatik 16 53,3 %
Epilepsi simtomatik Epilepsi idiopatik
PEMBAHASAN

Etiologi Epilepsi
Berdasarkan hasil didapatkan etiologi epilepsi terbanyak yaitu epilepsi
simtomatik. Hal ini sesuai dengan penelitian Maryam dkk. (2016) yaitu epilepsi
simtomatik lebih banyak (84,3%) dibandingkan epilepsi idiopatik
(15,7%). Jumlah kasus awal epilepsi salah satunya banyak terjadi karena rentan
terhadap banyak paparan seperti trauma kepala dan lain-lain dimana hal ini
nantinya dapat mempengaruhi fungsi kognitif pasien (Nwani, 2016).
HASIL

Pendidikan Frekuensi (n) Persentase


Pendidikan
(%) SD;
D3; 5;
SD 5 16,7 2; 17
7% %
SMP 5 16,7 SM
P;
5;
SMA 18 60 17
SM %
D3 2 6,7 A;
18;
S1 0 0 60
%
SD SMP SMA D3
PEMBAHASAN

Pendidikan
Berdasarkan hasil didapatkan bahwa tingkat pendidikan terbanyak yaitu tingkat
pendidikan terakhir SMA. Hal ini sejalan dengan penelitian Raymond J (2017)
dimana kebanyakan penderita epilepsi memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA.
Hal ini mungkin disebabkan karena tekanan tetangga dan teman yang
menstigmatisasi bahwa seseorang yang mengalami epilepsi tidak mampu untuk
melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi sehingga membuat penderita
epilepsi tidak mau melanjutkan sekolahnya lagi. Hal ini nantinya akan
mempengaruhi fungsi kognitif penderita epilepsi dalam proses berpikir lebih,
analisis serta pemecahan masalah.
HASIL

Gan
Fungsi Kognitif Frekuensi Persentase (%) ggu
Fungsi Kognitif
an
(n) FK
Ber
at; Nor
5; mal;
17% 11;
Normal 11 36,7 37%

Gangguan fungsi kognitif 14 46,7


ringan Gan
ggu
an
Gangguan fungsi kognitif 5 16,7 FK
Ring
berat an ;
Normal Gangguan
14; FK Ringan Gangguan FK Berat
47%
PEMBAHASAN
Fungsi Kognitif
Berdasarkan hasil didapatkan bahwa fungsi kognitif penderita epilepsi sesuai
skor total MMSE terbanyak yaitu gangguan fungsi kognitif ringan. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Raymond J (2017) yang menyatakan
bahwa fungsi kognitif pada penderita epilepsi dominan mengalami gangguan
fungsi kognitif ringan. Hal ini terjadi karena banyak faktor seperti penderita
epilepsi yang kontrol tidak teratur, minum obat tidak teratur, faktor stress dan
lain-lain. Akan tetapi, hal ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Raynold D (2015) yang menyatakan bahwa fungsi kognitif pada pasien epilepsi
di RSUD Sultan Syarif Mohamad Kota Pontianak kebanyakan fungsi kognitif
normal.
HASIL

Domain Kognitif yang Terganggu Frekuensi Persentase Domain Kognitif yang Terganggu
(n) (%)
Orientasi 0 0 4 1
4
Registrasi 0 0
Atensi dan Kalkulasi 1 3,3 5
Mengingat kembali 4 13,3
7
Bahasa 0 0
Memori, atensi dan kalkulasi 7 23,3
Memori, atensi dan 9 30 9
kalkulasi, bahasa Orientasi
Registrasi
Memori, atensi dan 5 16,6 Atensi dan Kalkulasi
kalkulasi, registrasi Mengingat Kembali
Bahasa
Memori, atensi dan 4 13,3 Memori, Atensi dan Kalkulasi
Memori, Atensi dan Kalkulasi, Bahasa
kalkulasi, orientasi, bahasa Memori, Atensi dan Kalkulasi, Registrasi
Memori, Atensi dan Kalkulasi, Orientasi, Bahasa
PEMBAHASAN
Domain Kognitif yang Terganggu
Berdasarkan hasil didapatkan bahwa domain kognitif yang terganggu paling
banyak pada domain mengingat kembali atau recall, atensi dan kalkulasi serta
bahasa. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Prita C (2019) yang
menyatakan bahwa gangguan fungsi kognitif memori atau recall paling banyak
lalu diikuti oleh atensi dan kalulasi dimana hal ini dipengaruhi oleh onset umum.
Bangkitan epilepsi menyebabkan otak mengalami masalah pada proses memori
dan atensi yang berhubungan dengan terganggunya sinaps yang telah terbentuk
oleh aktivitas listrik yang abnormal.
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
KESIMPULAN

• Prevalensi gangguan fungsi kognitif pada penderita epilepsi di Poliklinik Saraf


Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang periode Oktober-November 2020
sebesar 63,3%

• Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik demografi yaitu usia dan jenis


kelamin. Usia terbanyak yaitu 19-64 tahun kemudian untuk distribusi
berdasarkan jenis kelamin terbanyak yaitu laki-laki

• Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik klinis yaitu etiologi epilepsi


didapatkan terbanyak adalah epilepsi simtomatik
KESIMPULAN

• Distribusi frekuensi penderita epilepsi berdasarkan cognitive reserve yaitu


faktor pendidikan didapatkan terbanyak adalah pendidikan terakhir SMA

• Distribusi frekuensi berdasarkan fungsi kognitif sesuai total skor MMSE


didapatkan terbanyak pada kelompok gangguan fungsi kognitif ringan

• Distribusi frekuensi berdasarkan domain kognitif yang terganggu terbanyak


pada domain mengingat kembali atau recall, atensi dan kalkulasi serta bahasa
SARAN

• Bagi penderita epilepsi untuk tetap mengikuti pengobatan secara rutin, menjaga
pola hidup sehat dan tetap bersosialisasi dengan lingkungan sekitar

• Bagi tenaga kesehatan agar dapat melakukan giat upaya pencegahan dan
pengendalian pada pasien dengan melakukan pemeriksaan fungsi kognitif
secara rutin setiap 6 bulan sekali dan berikan dukungan pada pasien agar
dapat berobat secara teratur sehingga pasien memiliki kualitas hidup yang
lebih baik

• Bagi peneliti lain, dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan waktu yang
lebih panjang dan variabel lebih banyak agar lebih banyak informasi dan
pengetahuan yang didapatkan
LAMPIRAN
Usia

  Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 18-25 12 40.0 40.0 40.0
26-64 17 56.7 56.7 96.7
>64 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0  

Distribusi Data Pasien Berdasarkan Usia

Jenis Kelamin
Cumulative
  Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-Laki 16 53.3 53.3 53.3

Perempuan 14 46.7 46.7 100.0


Total 30 100.0 100.0  

Distribusi Data Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin


LAMPIRAN
Etiologi Epilepsi
Cumulative
  Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid E. Idiopatik 14 46.7 46.7 46.7
E.Simtomatik 16 53.3 53.3 100.0
Total 30 100.0 100.0  

Distribusi Data Pasien Berdasarkan Etiologi Epilepsi

Fungsi Kognitif
Cumulative
  Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 11 36.7 36.7 83.3
Gangguan FK Ringan 14 46.7 46.7 46.7
Gangguan FK Berat 5 16.7 16.7 100.0
Total 30 100.0 100.0  

Distribusi Data Pasien Berdasarkan Fungsi Kognitif


LAMPIRAN

Pendidikan

  Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid SD 5 16.7 16.7 16.7

SMP 5 16.7 16.7 33.3

SMA 18 60.0 60.0 93.3

D3 2 6.7 6.7 100.0

S1 0 0 0 0

Total 30 100.0 100.0  

Distribusi Data Pasien Berdasarkan Pendidikan


LAMPIRAN

Domain Kognitif yang Terganggu

  Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


  Orientasi 0 0 0 0

  Registrasi 0 0 0 0

Valid Kalkulasi 1 3.3 3.3 3.3

Bahasa 0 0 0 0

Memori 4 13.3 13.3 13.3


Memori, kalkulasi 7 23.3 23.3 23.3

Memori,kalkulasi,bahasa 9 30 30 30

Memori,kalkulasi,registrasi 5 16.6 16.6 16.6

Memori,kalkulasi,orientasi,ba 4 13.3 13.3 13.3


hasa

Total 30 100.0 100.0  

Distribusi Data Pasien Berdasarkan Domain Kognitif yang Terganggu


LAMPIRAN DOKUMENTASI

Gambar 1. Proses pemberian informed consent Gambar 2. Proses wawancara berdasarkan kuisioner MMSE
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai