Anda di halaman 1dari 30

Komplikasi pada masa nifas

Oleh
Maryuni, Am.Keb, SKM, MKM
Gangguan pada masa nifas
 Ada 4 masalah yang mungkin timbul pada
masa nifas:
1. Prdarahan post partum
2. Infeksi nifas
3. Tromboembolisme
4. Depresi post partum
I. Perdarahan masa nifas /post
partum
 Perdarahan post partum yaitu perdarahan
pervagina> 500 ml setelah bayi lahir
 Perdarahan post partum dibedakan menjadi
2 yaitu:
1. Perdarahan post partum primer
(PPPP)
2. Perdarahan post partum sekunder
(PPPS)
1. Perdarahan post partum primer

 PPPP adalah perdarahan > 500 cc yang


terjadi pada 24 jam pertama pp
 PPPP dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Perdarahan kala III (plac didalam ut)
b. Perdarahan PP sejati ( plac sdh lahir)
a. Perdarahan kala III (plac masih
dlm ut)
 Penanganan
– Uterus dirangsang dengan rabaan tangan
– Lakukan MAK III
– Pasang infus
– k/p plac manual
Etiologi
 Setelah persalinan normal setelah bayi lahir ibu
kehilangan darah antara 200-400cc  ut berkont
 terjadi pemendekan dan penyempitan pemb
darah ut dan retraksi jaringan plac mencegah
perd
 Perd terjadi Jika:
– Ut tdk berkont scr efektif
– Ada sisa plac  menghalangi retraksi tempat plac
– Laserasi traktus genetalis (biasanya vagina/ serviks,
Jarang karena ruptur uteri)
– Gangguan pembekuan darah stl abruptio plac (jarang
terjadi)
Etiologi (lanjutan)

Perd ppp lebih mungkin terjadi pada


Persalinan lama
Distnsi uterus yang berlebihan krn kehamilan multipel/
polihydramnion
HAP
Anastesi umum yang dalam
Pencegahan PPPP
 Beri oksitosin setelah melahirkan Sbg
propilaktis
 Lakukan MAK III
 Hindari pendorongan fundus (cristeler)
2. Perdarahan postpartum
sekunder ( PPPS)
 PPPS adalah perdarahan > 500 cc setelah 24 jam
post partum
 PenyebabEpitelisasi yang buruk pada bekas
impletasi plac 98050
– Jaringan plac atau bekuan darah yang tertahan di ut
– Jaringan plac atau bekuan darah tertahan di ut
 Tanda
– Ut masih besar dan nyeri tekan
– Serviks masih terbuka
Penaganan
 Penanganan
– Uterus dikontraksikan
– Beri ergometrin 0,5 mg IM K/P diulang
– k/p pasang infus
– Bilasa ada sisa jaringan  curetase
– k/p USG
– Beri antibiotika
II. Infeksi Masa Nifas (IMN)
 IMN dapat didefinisikan sebagai kenaikan
suhu tubuh pireksia nifas) sampai 38°C atau
lebih yang berlangsung selama 24 jam atau
kambuh kembali sejak akher hari I sampai
akher hari ke 10setelah melahirkan atau
abortus.
Bakteri utama penyebab infeksi
pada masa nifas
 Infeksi genetalia
1. Patogen potensial yang normal hidup di vagina
1. Streptococus anaerob (65-85%)
2. Gram negatif anaerob (5%)
3. Streptococus hemolitik (group A)(1%)

2. Bakteri yang masuk dari visera yang berdekatan


1. E coli (5-15%)
2. Cl. Walcii ( jarang)
3. Bakteri yang masuk dari organ jauh atau luar
1. Stabilococus (5-15%)
2. Streptococus haemoliticus(grup A) (3%)
4. Mycoplasma huminis (Jarang)
Bakteri (lanj)
 Bakteri non genetalia
1. Infeksi traktu urinarius
E coli
2. Infeksi payudara
Stafilococus terutama dari bayi
Infeksi Masa Nifas (lanjutan)
 Tempat tejadinya infeksi
– Kebanyakan IMN timbul pada traktus genitalis
berasal dari infeksi vagina atau serviks yang
menginfeksi ke tempat implantasi plac
– Infeksi dpt menyebar ke tuba fallopii dan pd
beberapa kasus menimbulkan peritonitis pelvik
– Keparahan infeksi tergantung dari virulensi agen
infeksi dan respon imun pasien
IMN (lanj)
 Diagnosis
– Setiap wanita yang mengalami pireksia pd masa
nifas harus diselidiki.
• Lakukan pemeriksaan payudara  apa ada mastitis
• Lakukan prmeriksaan abdomen uterus masih
besar ( fu masih tinggi tidak sesuai dg lamanya masa
nifas) dan nyeri tekan
• Periksa traktus genitalis bawah
• Periksa spesimen urin porsi tengah --> apakah ada
infeksi saluran kencing
Therapi IMN
 Pengobatan
– Beri anti biotika sepektrum luas dan metronidasol
selama 5 hari
– K/ penyebabnya pembendungan asi 
kosongkan mamae
III. Tromboemboli
 Emboli adalah bekuan darah atau sumbatan lain
(mis fragmen udara atau fragmen kalsium) yang
terbawa oleh darah dari satu pembuluh darah dan
tedesak ke pembuluh darah yang lebih kecil
sehingga menyumbat pembuluh darah
 Trombosis dapat terjadi pada kehamilan namun >
pada masa nifas
 Anga kejadian < 0,5 % dari jumlah persalinan
Proses trombotik
 Proses trombotik biasanya mulai dari vena
provunda tungkai bawah tetapi munngkin
sudah meluas ke vena femoral atau pelvik
sebelum terdeteksi, jika vena –vena tesebut
terkena dapat timbul emboli paru yang dapat
menimbulkan kematian. Angka kejadian
emboli paru adalah 1 dari 6000 kelahiran
Diagnosis trombosis vena
provunda (TVP)
 Tanda-tanda
1. Pireksia derajat rendah
2. Denyut nadi meningkat
3. Gelisah
4. Otot betis nyeri tekan
5. Untuk memastikan D/ lakukan pemeriksaan USG
yang dapat melihat vena tibialis dan dan
femoralis pada bidang longitudinal
Diagnosis emboli paru
 Pada penderita ditemukan
1. Mengeluh sakit saat bernafas (dipsnea)
2. Nyeri pleura
3. Dapat terjadi sianosis
4. Terlihat gerakan pleura (friction rub)
5. Lakukan scan paru
6. Pasien yng terkena emboli paru dapat
meninggal dalam 2-4 jam
Perawatan TVP dan
tromboemboli
 Pengobatan
1. Beri heparin 20000U intra vena dalam 500ml cairan
normal salindengan kecepatan 25 ml per jam (selama
5 hari)
2. Beri Warfarin selama 6-12 minggu bila terbukti TVP
dan 12-24 minggu bila terjadi trombosis paru
3. Pasien tetap tirah baring dengan tungkai ditingikan
sampai mendapatkan dosis heparin ang cukuppppp
4. Kemudian dapat berjalan dengan mempergunakan
kaos kaki elastis
Kosekwensi TVP dalam jangka
panjang
 Follow up jangka lama pada wanita yang
mendapat TVP setelah 10 tahun akan
menunjukkan:
1. Hanya 25% wanita tidak menunjukkan insufisiensi
vena profunda
2. 50% wanita menunjukkan pembengkakan pada
tungkai
3. 40% mengalami kram tungkai
4. 25% mengalai perubahan warna tungkai
5. 4% dengan ulkus tungkai
IV. Masalah Psikiatrik post partum

 Tiga kondisi psikiatrik pada wanita setelah


melahirka:
1. Murung pada hari ketiga
2. Depresi post partum
3. Psikosis post partum
1. Murung hari ketiga
 Angka kejadian 50-70%
 Tandadan gejala
– Emosi labil
– Mudah tersinggung
– Episode-episode menangis
– Merasa sengsara
 Tanda- tanda tersebut biasanya dimulai pada hari
ke 3 sampai ke 5 setelah melahirkan by dan
biasanya berlangsung kurang dari 1 mgg,tetapi
dapat menetap selama satu bulan
2. Depresi Post natal
 8-12% wanita mengalami depresi pada 3
bulan pertama setelah melahirkan
 2 kali dari jumla h diatas mengalami depresi
psikometrik
Gejala depresi post natal
 Wanita yang mengalami depresi post
partum menunjukkan gejala depresi umum
yaitu:
1. Kelelahan
2. Mudah tersinggung
3. Ansietas lebih sering dari pada pada wanita
depresi klinis
Wanita yang berisiko tinggi terjadi
depresi post partum
1. Yang memp riwayat episode depresif dlm kel atau riwayat
pribadi
2. Kurang pengalamanmenjadi orang tuaketika kanak-kanak
atu remaja
3. Yang memp kel tidak stabil atau kasar sewaktu kanak-
kanakatau remaja
4. Kurang mendapat dukungan yang positif dari
suami/pasangan selama atau stl hamil
5. Ditinggalkan teman dekat atau keluarga yang dpt
membantu merawat bayinya dari waktu ke waktu
6. Memp pengalaman ne dengan petugas prof kes selama
hamil
7. Prnah mengalami kehamilan berkomplikasi
Asuhan pada ibu yg mengalami
depresi PP
 Pada mulanya perlu memberi dukungan moril,
bukan obat-obatan
 Dr mendengarkan keluhan, membantu
mengatasi rasa cemas dan konflik mengenai
kemampuan menjadi OT
 Mengatur bantuan untuk merawat By ibu
cukup istirahat
 K/p beri obat psikotropika
 Beberapa pasien perlu perawatan di RS
3. Psikosis post partum
 1-3 per 1000 wanita mendapatkan psikosis pp
 Biasanya penyakit manik depresif
 Kadang-kadang skizofrenik
 Peny ini mulai scr mendadak antara hari ke 5-15
masa nifas
 Pada mukanya wanit bingung, cemas, gelisah dan
sedihDelusi bahwa by mati/cacad
 Halusinasi timbul dg cepat dan melankolisnya
menjadi lebih dalam
Asuhan pada ibu dengan psikosis
post partum
 Yang paling penting dirawat di RS u/ meyakinkan
bahwa by masih hidup dan tidak cacad
 Beri obat psikotropika

 15% wanita yang mengalami psikosis akan


mendapatkannya pd kehamilan brikutnya
 1 dari 3 wanita mengalami psikosis di luar masa
nifas

Anda mungkin juga menyukai