Anda di halaman 1dari 38

Diskusi Kasus Eklampsia

IGD 02/06/2021 PUKUL 01.30 WIB


• ANAMNESIS
Os dating dengan keluhan keluar gumpalan darah dari vagina sejak jam
01.00 wib. Pusing, mual, muntah, pandangan kabur disangkal. Os ANC
di poli obgyn MHCP control terakhir tgl 25/5/2021 HPHT 10/10/2020 TP
17/7/2021, OS hamil anak ke-3

Th 2001/L/1800 Gram/PN/SpOG
Th 2011/L/BPM/2100 Gram/PN/Bidan
Th 2021 hamil ini

Riwayat asma (-), dm (-), alergi obat (-). Hipertensi dari kehamilan
trimester 1. minum obat nifedipine 3 x 10 mg
IGD 02/06/2021 PUKUL 01.30 WIB
• Pemeriksaan Fisik
Ku : tss Kes : cm TD : 180/100 mmHg
Hr : 110 x/menit RR : 26 x/menit SpO2 : 96%
GCS : 15 TFU : 26 cm DJJ : 140 x/menit HIS -
DJJ : 140 x/menit

• Assasement :
G3P2A0 H 33-34 minggu dengan eklampsi
Igd 02/06/2021 pukul 01.34
• Lapor dr Teguh SpOG
1. Rawat inap
2. RL MgSo4 40% 6 gram 28 tpm
3. MgSo4 40% 4 g iv
4. Asam traneksamat 3 x 500 mg iv
5. Ceftriakson 3 x 1 g iv
6. Asam folat 1 x 1
7. Nifedipin 3 x 10 mg
IGD 02/06/2021 pukul 01.45
• Pasien terlihat gelisah. Dilakukan pemasangan
O2 3 lpm, dilakukan pemberian MgSo4 40% 4
gram bokong kanan dan bokong kiri.
IGD 02/06/2021 pukul 01.50
• Pasien penurunan kesadaran, nadi teraba
palpasi, edukasi keluarga bahwa kondisi
pasien buruk.
IGD 02/06/2021 pukul 01.53-02.41

• Dokter melakukan RJP selama 3 menit 30:2


dan pemberian epinefrin 1 amp. Nadi tetap
tidak teraba. Lanjut RJP, Dilakukan intubasi
keluar cairan.

• Edukasi nadi tetap tidak teraba, pupil


midriasis, ekg flat. Pasien dinyatakan
meninggal pukul 02.42
PREEKLAMSIA,
IMPENDING dan
EKLAMSIA
Preeklams
ia
• Merupakan suatu sindroma spesifik kehamilan
dengan penurunan perfusi pada organ-organ
akibat vasospasme dan aktivasi endotel

• Paling sering terjadi selama trimester terakhir


kehamilan

• Merupakan penyulit kehamilan akut dan dapat


terjadi saat ante, intra dan post partum
Eklamsi
a
• Kelanjutan dari preeklamsia  kasus akut pada
pasien preeklamsia, yang disertai kejang
menyeluruh dan koma

• Dapat timbul saat ante, intra dan post partum

• Eklamsia post partum umumnya hanya erjadi


dalam waktu 24 jam pertama setelah persalinan
• Pada penderita preeklamsia yang akan kejang,
umumnya memberi gejala-gejala atau tanda
yang khas  gejala prodromal akan terjadi
kejang

• Preeklamsia yang disertai dengan tanda-tanda


prodromal ini disebut sebagai impending
eclampsia atau imminent eclampsia
Etiologi
the diseases of theory:
1. Peran Prostasiklin dan Tromboksan
Kerusakan endotel vaskuler

Penurunan produksi Prostasiklin (PGI2)  Normal = produksi

Aktivasi penggumpalan dan fibrinolisis

Diganti dengan trombin dan plasmin

Trombin mengkonsumsi antitrombin III

Deposit fibrin

Aktivasi trombosit

Pelepasan tromboksan (TxA2) dan serotin

Vasospasme dan Kerusakan endotel


2. Peran Faktor Imunologis
Terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi
pada kehamilan berikutnya o/k pada kehamilan pertama
pembentukan blocking antibodies terhadap antigen
plasenta tidak sempurna, yang makin sempurna pada
kehamilan berikutnya
3. Peran Faktor Genetik/Familial
Beberapa bukti yang menunjukkan peran faktor genetik
pada kejadian Preeklamsia-Eklamsia antara lain:
a)Preeklampsia hanya terjadi pada manusia.
b)Terdapatnya kecendrungan meningkatnya frekwensi
Preeklamsia-Eklamsia pada anak-anak dari ibu yang
menderita Preeklamsia-Eklamsia.
c) Kecendrungan meningkatnya frekwensi Preeklamsia-Eklamsia
pada anak dan cucu ibu hamil dengan riwayat Preeklamsia-
Eklamsia dan bukan pada ipar mereka.

4. Peran Renin-Angiotensin-Aldosteron System (RAAS)


Kegagalan migrasi trophoblas interstitial sel dan endotelial trofoblast ke dalam arterioli miometrium

Penyakit maternal: Faktor immunologis Faktor trofoblas berlebihan:


-Hipertensi Kebutuhan darah, nutrisi, dan O2 -Hamil ganda
-Kardiovaskular tidak terpenuhi setelah 20 minggu - Mola hidatidosa
- penyakit ginjal - Hamil + DM

Iskemia regio uteroplasenter


Patofisiologi
Terapi Hipertensi dlm kehamilan:
Medikamentosa menurut:
Perubahan terjadi:
-Bahan toksis
Bahan toksis
Sitokin
Hipertensi
-Vasokonstriktor - Aktivitas endotelium meningkat Lipid peroksid
- Pritchard - Perlu endotel Kreatinin naik dalam
- Zuspan atau Sibai
Terminasi kehamilan
hipertensi Permeabilitas Perlukaan endotel
Kehamilan
kapiler meningkat
Timbunan trombosit
Iskemia organ vital Perlekatan fibrin
Edema dan nekrosis Terjadi fibrinolisis
Perdarahan

Menimbulkan ggx fungsi


Trombositopenia
Khususnya darahnya:
Tromboksan A2 meningkat
-Hemokonsentrasi
-Hipovolumia
Hemolisis darah/eritrosis

Preeklamsia/Eklamsia HELLP Syndrome

Sembuh baik Terminasi kehamilan: Kematian maternal & perinatal:


ANC teratur -Impending eklamsia -Dekompensasio kordis
Persalinan berencana - Fetal distress - acute vascular accident
- solutio plasenta - kegagalan organ vital
- Kriteria Eden - Perdarahan
- Biofisik profil fetal buruk - IUGR - asfiksia
Klasifika
si
1. Preeklamsi ringan

2. Preeklamsi berat
1. Preeklamsia ringan
• Timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan
atau edema setelah umur kehamilan 20
minggu atau segera setelah kehamilan

• Dianggap “maladaption syndrome” akibat


vasospasme general dengan segala akibatnya
• Gejala klinis preeklamsi ringan:
– Kenaikan tekanan darah sistole antara 140-160
mmHg dan diastole 90-110 mmHg
– Proteinuria secara kuantitatif > o,3 gr/L dalam 24
jam
– Edema pretibial, dinding abdomen, lumbosakral,
wajah dan tangan
– Tidak disertai gangguan fungsi organ
• Pemeriksaan dan diagnosis untuk menunjang
atas kemungkinan ibu mengalami preeklamsia
ringan jika ditandai dengan
– Kehamilan > 20 minggu
– Kenaikan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih
dengan pemeriksaan 2 kali selang 6 jam dalam
keadaan istirahat
– Edema pretibial, dinding perut, lumbosakral, wajah
dan tangan
– Proteinuria > 0,3 gr/liter/24 jam, kualitatif +2
2. Preeklamsia berat
• Dapat terjadi kematian bila preeklamsia tak segera diatasi
dengan baik dan benar
• Dikatakan preeklamsia berat bila:
– Tekanan diastole > 160 mmHg atau diastole >110 mmHg
– Trombosit < 100.000/mm3
– Proteinuria (> 3 gr/liter/24 jam) atau positif 3 atau 4 pada pemeriksaan
kuantitatif, bisa disertai dengan:
• Oliguria (urine ≤ 400 mL/24 jam)
• Keluhan serebral, gangguan penglihatan
• Nyeri abdomen pada kuadran kanan atas atau daerah epigastrium
• Ggx. Fungsi hati dengan hiperbilirubinemia
• Edema pulmonum, sianosis
• Gangguan perkembangan intrauterine
• Microangiopathic hemolytic anemia, trombositopenia
• Haemolysis, elevated l iver and low platelet (HELLP)
3. Eklamsia
• Jika terjadi tanda-tanda preeklamsia yang
lebih berat dan disertai dengan adanya
kejang, maka dapat digolongkan ke dalam
eklamsia

• Klasifikasi untuk eklamsia yaitu gejala


preeklamsia berat ditambah dengan konvulsi
dan kesadaran turun sampai koma
Klasifikasi Ringan dan Berat Preeklamsia
Kelainan Ringan Berat
Tek. Darah diastole < 100 mmHg ≥ 110 mmHg
Proteinuria ≤ +1 Persisten +2/>
Nyeri kepala - +
Gangguan visus - +
Oliguria - +
Kejang (eklampsia) - +
Serum kreatinin - Meningkat
Trombositopenia - +
Kenaikan kadar enzim Minimal Nyata
hepar
IntraUterine Growth - Jelas
Retardation (IUGR)
Edema paru - +
• Klasifikasi untuk eklampsia  gejala
preeklamsia berat ditambah konvulsi dan
kesadaran menurun sampai koma
Manifestasi klinis Preeklamsia
1. Perubahan pada plasenta dan uterus
▫ Menurunnya aliran darah ke plasenta dapat
mengakibatkan solutio plasenta
▫ Pada hipertensi yang lama akan terjadi gangguan
pertumbuhan janin
▫ Pada hipertensi yang terjadi lebih pendek bisa
menimbulkan gawat janin sampai kematian janin,
dikarenakan kurang oksigenasi
▫ Kenaikan tonus uterus dan kepekaan tanpa perangsangan
sering didapatkan pada preeklamsia/eklamsia, sehingga
mudah terjadi partus premature
2. Perubahan pada Ginjal
– Disebabkan oleh karena aliran darah ke dalamginjal
menurun, sehingga filtrasi glomerulus berkurang
– Penurunan filtrasi akibat spasme arteriolus ginjal
menyebabkan filtrasi natrium menurun yang menyebabkan
retensi garam dan air
– Filtrasi glomerolus pada preeklamsia dapat menurun
sampai 50% dari normal  diuresis turun  bila lanjut :
oliguria sampai anuria
3. Perubahan Pada Retina
– Edema retina, spasme setempat atau menyeluruh pada
satu atau beberapa arteri
– Jarang terjadi perdarahan atau eksudat atau spasme
– Hipertensi menahun  Retinopati arteriosklerosis
– Preeklamsia berat  spasme arteri retina nyata
– Gangguan penglihatan secara tetap jarang ditemui
– Skotoma, diplopia, ambliopia dan ablatio  eklampsia
4. Perubahan pada paru-paru
– Merupakan penyebab utama kematian
– Komplikasi biasanya disebabkan oleh decompensatio cordis

5. Perubahan pada Otak


– Resistensi pembuluh darah dalam otak pada
hipertensi kehamilan lebih meninggi, terutama
pada preeklamsia
6. Metabolisme air dan Elektrolit
Pergeseran cairan dari ruang intravaskuler ke luar interstisial

Hematokrit naik, protein serum meningkat dan bertambahnya


edema  volume darah berkurang, viskositas darah meningkat,
waktu peredaran darah tepi lebih lama

Aliran darah di berbagai aliran tubuh mengurang

hipoksia

• Jumlah air dan natrium pada penderita preeklamsia


lebih banyak dari pada wanita hamil biasa
Faktor Resiko
1. penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada
sebelum hamil
2. Genetik, riwayat keluarga pernah preeklamsia/eklamsia
3. Kehamilan kembar
4. Nulipara dan multipara
5. Umur diatas 40 tahun
6. Diabetes mellitus
7. Obesitas
8. Hidrops fetalis
9. Mola hidatidosa
Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul antara lain :
Iskemia uteroplasenter : IUGR, IUFD, Persalinan
premature, Solusio plasenta
Sindroma HELLP
Spasme arteriolar :
◦ Perdarahan serebral ,Gagal jantung, ginjal, dan hati,
Ablasio retina, Thromboemboli, dll.
Penanganan tidak tepat
◦ Edema paru, ISK, Kelebihan cairan
◦ Komplikasi anestesi atau tindakan obstetrik
Penanganan
Preeklamsia
Tujuan dasar pelaksanaan:
1.Mencegah terjadinya preeklamsia berat dan
eklamsia
2.Terminasi kehamilan dengan trauma sekecil
mungkin bagi ibu dan janin
3.Melahirkan janin hidup
4.Pemulihan sempurna bagi kesehatan ibu
Penanganan
Preeklamsia

1. Preeklamsia ringan
a. Pengelolaan secara rawat jalan (ambulatoir)
• Tidak mutlak harus tirah baring
• Diet regular : tidak perlu diet khusus
• Vitamin prenatal
• Tidak perlu pembatasan konsumsi garam
• Tidak perlu pemberian diuretik, anti hipertensi dan
sedativum
b. Pengelolaan secara rawat inap
1. indikasi preeklamsi ringan dirawat inap
- hipertensi menetap > 2 minggu
- Proteinuria menetap > 2 minggu
- hasil tes laboratorium abnormal
- ada gejala atau tanda 1 atau lebih preeklamsia berat

2. pemeriksaan dan monitoring pada ibu


- pengukuran tekanan darah setiap 4 jam kecuali ibu tidur
- adanya edema pada wajah dan abdomen
- pengamatan dengan cermat gejala preeklamsia dengan impending
eclampsia (nyeri kepala frontal atau oksipital, ggx. Visus, nyeri kuadran
kanan atas, nyeri epigastrium)
Terapi medikamentosa:
Bila terdapat perbaikan gejala dan tanda-tanda
preeklamsia dan uk > 37 minggu, ibu masih
perlu diobservasi selama 2-3 hari kemudian
boleh dipulangkan
2. Preeklamsia Berat
a. Preeklamsia berat tanpa impending eclampsia
b. preeklamsia berat dengan impending eclampsia, dengan
gejala impending :
- nyeri kepala
- mata kabur
- mual dan muntah
- nyeri epigastrium
- nyeri kuadran atas abdomen
 Tujuan :
 Melahirkan bayi yang cukup bulan dan dapat hidup di
luar, di samping itu mencegah komplikasi yang dapat
terjadi pada ibu.
 Mencegah terjadinya kejang/eklampsia yang akan
memperburuk keadaan ibu hamil.
 Pada PEB obat yang dapat diberi untuk
memperbaiki keadaan ibu dan janinnya :
 Diet  protein dan kalori
 Tirah baring
 Magnesium sulfat
 Anti hipertensi
 Kortiko steroid: dexamethasone atau betamethasone
untuk pematangan paru
 Obat diuretik  bila ada indikasi edema, gagal jantung
kongestif dan edema paru
3. Eklamsia
Terapi:
1. Supportif  Airway, Breathing, Circulation (ABC)
2. Obat anti kejang
3. Perawatan Edema Paru
4. Terminasi kehamilan
5. Monitoring keadaan umum pasien
PROGNOSIS
• Kematian ibu jarang terjadi. Kematian janin
atau perinatal cukup tinggi, dan umumnya
menurun seiring bertambah maturnya janin.
Risiko rekurensi yaitu sekitar 5-70 %, pada PEB
dan sebelum uk 30 minggu. PER dan
kehamilan mendekati cukup bulan, risiko 5%
untuk rekurensi.

Anda mungkin juga menyukai