Labor Maternity
Labor Maternity
Asuhan Keperawatan
Persalinan Normal
By Edita Astuti Panjaitan
KEPERAWATAN MATERNITAS
Persalinan Normal
• Defenisi
Persalinan adala proses dimana bayi, plasenta, dan selapu
t ketuban keluar dari uterus ibu. Persalian dianggap normal
jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (se
telah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (JNPK-KR.
2018)
1. Persalinan normal
persalinan didalam air
Persalinan Spontan
2. Dengan bantuan
Persalinan bantuan vakum ( ekstrasi vakum )
persalinan bantuan forsep ( ekstrasi forsep )
Persalinan dengan operasi (sesar)
Proses Persalinan
Kala I
Primi => 12 jam (1 cm/ jam)
Multi => 8 jam (2 cm/ jam)
Kala I dibagi atas 2 fase
Fase Laten : Pembukaan 1- 3 cm
Fase Aktif : Pembukaan 4 – 10 cm
• Akselerasi => 4 jam
• Dilatasi maksimal => 4-9 jam
• Deselerasi => 9-10 jam
Kala II
dimulai dgn pembukaan lengkap dari serviks &
berakhir dengan lahirnya bayi
Kala III
Fase pelepasan uri
Kala IV : Dimulai dari saat lahirnya plasenta
sampai 2 jam pertama postpartum
Kala I
Terdiri dari 4 kala, yaitu :
• Kala I Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10
cm). Persalinan kala satu dibagi menjadi 2 fase yaitu :
Fase laten : Dimulai sejak awal kontraksi penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap. Pembukaan serviks 1-3 cm dan biasanya
berlangsung dibawah 8 jam.
Fase aktif : Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat
(kontraksi dianggap adekuat/ memadai jika terjadi tiga kali atau lebih
dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih.
Serviks membuka dari 4-10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau
lebih perjam dan terjadi penurunan bagian terbawah janin. Dapat
dibedakan menjadi tiga fase
Kala II
• Kala II
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10
cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal juga sebagai kala
pengeluaran.
tanda dan gejala kala II persalinan :
• Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi
• Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau
vaginanya.
• Perineum terlihat menonjol, Vulva-vagina dan sfingter ani membuka
• Peningkatan pengeluaran lender dan darah
Diagnosis kala dua persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil
pemeriksaan dalam yang menunjukkan :
• Pembukaan serviks telah lengkap
• Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina.
Kala III
• Tekanan darah
• Metabolisme
• Suhu
• Denyut Nadi (Frekuensi Jantung)
• Pernafasan
• Perubahan pada Ginjal
• Perubahan Pada Saluran Cerna
• Perubahan Hematologi
Perubahan Psikologis dan Perilaku
Maternal Selama Persalinan
• Kondisi psikologis bervariasi.
• persiapan dan bimbingan antisipasi yang ia terima selama
persiapan menghadapi persalinan
• dukungan dari pasangannya
• orang terdekat lain, keluarga, dan pemberi perawatan
• lingkungan dan
• apakah bayi yang dikandunganya merupakan bayi yang
diinginkan.
Apabila kehadiran bayi tidak diharapkan, bagaimanapun aspek
psikologis ibu akan mempengaruhi perjalanan persalinan.
Tindakan memberi dukungan dan kenyamanan merupakan
ungkapan kepedulian, kesabaran, sekaligus, mempertahankan
keberadaan orang lain menemani wanita tersebut (Varney, 2007).
Adaptasi Fisiologis Janin
Perubahan ini terjadi pada denyut jantung janin (DJJ), sirkulasi janin, gerakan pernafasan
dan perilaku lainnya.
a. Denyut jantung janin.
Rata-rata DJJ aterm adalah 140 x/menit. Kisaran normalnya 110-160x/menit. DJJ lebih
tinggi pada janin usia gestasi 20 mggu, dengan rata-rata sekitar 160 x/menit. Stress pada
uterofetoplasenta mengakibatkan pola DJJ yang khas.
b. Sirkulasi janin
Banyak faktor yang mempengaruhi sirkulasi janin, meliputi posisi ibu, kontraksi
uterus, tekanan darah, dan aliran darah tali pusat. Kontraksi uterus selama persalinan
cenderung menurunkan sirkulasi melalui arteriol spiralis dan perfusinya melalui ruang
antervilus
Adaptasi Fisiologi Ibu
a. Perubahan respirasi
Aktivitas fisik meningkat dengan konsumsi oksigen yang lebih banyak menggambarkan
frekuensi nafas meningkat. Hiperventilisasi dapat menyebabkan alkalosis respiratori
(peningkatan Ph), hipoksia, hipokapnia, (penurunan karbondioksida). Pada wanita yang
tidak diobati pada kala dua, konsumsi oksigen hamper dua kali lipat
b. Perubahan Ginjal
Selama persalinan berkemih spontan dapat sulit akibat berbagai alasan,
edema jaringan yang disebabkan oleh tekanan dari bagian yang
dipresentasikan, ketidaknyamanan, analgesia, dan rasa malu. Proteinuria
hingga + 1 merupakan penemuan normal krna dapat terjadi sebagai respon
terhadap pemecahan jaringan otot akibat kegiatan fisik selama persalinan.
e. Perubahan endokrin
Onset persalinan dapat dipicu oleh penurunan kadar progesterone dan peningkatan
esterogen dan prostagflandin, serta oksitosin. Metabolisme meningkat dan kadar
glukosa darah dapat menurun selama persalinan.
f. Perubahan Neurologis
Euforia menyebabkan peningkatan keseriusan, kemudian amnesia diantara kontraksi
selama kala dua, dan akhirnya bersemangat atau kelelelahan setelah melahirkan.
Endorphin endogen (zat seperti morfin dihasilkan secara alami oleh tubuh)
meningkatkan rasa ambang nyeri dan menimbulka sedasi. Anastesi fisiologis pada
jaringan perineum, disebabkan karena tekanan oleh bagian yang dipresentasikan,
menurunkan presepsi nyeri.
Adaptasi Psikologi
• Kala I Fase Laten
Pada awal persalinan , terkadang pasien belum cukup yakin bahwa
ia akan benar-benar melahirkan meskipun tanda persalinan sudah
cukup jelas. Pada tahap ini penting bagi orang terdekat dan bidan
untuk menyakinkan dan memberikan support mental terhadap
kemajuan dan perkembangan persalinan. Seiring dengan kemajuan
proses persalinan dan intesitas rasa sakit akibat his yang meningkat,
pasien akan mulai merasakan putus asa dan lelah.
Adaptasi Psikologi
• Kala I Fase Laten
Pada awal persalinan , terkadang pasien belum cukup yakin bahwa
ia akan benar-benar melahirkan meskipun tanda persalinan sudah
cukup jelas. Pada tahap ini penting bagi orang terdekat dan bidan
untuk menyakinkan dan memberikan support mental terhadap
kemajuan dan perkembangan persalinan. Seiring dengan kemajuan
proses persalinan dan intesitas rasa sakit akibat his yang meningkat,
pasien akan mulai merasakan putus asa dan lelah.
Adaptasi Fisiologi Kala I
• Selama fase laten, perilaku ibu: umumnya gembira,
waspada, banyak bicara atu diam, tenang atau cemas,
mengalami kram abdomen, nyeri punggung, pecah
ketuban, nyeri terkontrol, dan dapat berjalan.
• Selama fase aktif, Ibu umumnya mengalami
peningkatan ketidaknyamanan, berkeringat, mual,
muntah, gemetar paha dan kaki, tekanan kandung
kemih dan rektum, nyeri punggung, pucat sekitar
mulut, Ibu merasa lebih takut, kehilangan kontrol,
berfokus pada diri sendiri, lebih sensitif, terdapat
desakan untuk meneran/mengedan, tekanan pada
rektum.
Adaptasi Fisiologi Kala II
• Tekanan intratorakal meningkat selama kala II akibat
dorongan janin.
• Tahanan perifer meningkat selama kontraksi, tekanan
darah meningkat dan nadi menurun.
• Cardiac output meningkat selama persalinan.
• Diaforesis dan hiperventilasi selama persalinan
meningkatkan kehilangan cairan.
• Respirasi rate meningkat sehingga meningkatkan
penguapan volume cairan dan meningkatkan konsumsi
oksigen
• Hiperventilasi dapat menyebabkan peningkatan
kebutuhan oksigen.
Adaptasi Fisiologi Kala II
• Leukositosis terjadi selama persalinan.
• Plasma fibrinogen meningkat, waktu pembekuan darah
dan kadar glukosa darah meningkat.
• Motilitas dan absorpsi lambung menurun, waktu
pengosongan lambung memanjang.
• Dapat terjadi proteinuria karena kerusakan otot.
• Urin pekat.
• Nyeri punggung meningkat, persepsi nyeri meningkat.
• Saraf pada uterus dan serviks terangsang oleh kontraksi
uterus dan dilatasi serviks, saraf pada perineum
terangsang dan meregang pada kala II karena
Adaptasi Fisiologi Kala III
• Perubahan bentuk dan tinggi fundus uterus.
• Tali pusat memanjang.
• Semburan darah mendadak dan singkat.
Adaptasi Fisiologi Kala IV
• Pengkajian kala IV, dikaji selama 2 jam setelah plasenta
lahir. Pada satu jam pertama, ibu dimonitoring setiap 15
menit sekali, dan jam kedua ibu dimonitoring setiap 30
menit. Adapun yang dimonitoring adalah, tekanan
darah, nadi, kontraksi, kondisi vesika urinaria, jumlah
perdarahan per vagina, intake cairan.
Adaptasi Psikologi Kala I
1. Pasien merasakan antisipasi, gembira atau
ketakutan.
2. Selama fase aktif, klien tampak serius dan
fokus pada perkembangan persalinan, klien
minta obat atau melakukan teknik pernafasan.
3. Selama fase aktif, klien mungkin kehilangan
kontrol, tiduran di tempat tidur, mengerang,
atau menangis.
Adaptasi Psikologis Kala II
• Perubahan perilaku klien karena kontraksi dan terdorongnya
janin.
• Pasien merasa tenaganya habis.
• Panik/ terkejut dgn apa yg dirasakan pd daerah jalan lahirnya
• Membutuhkan pertolongan, frustasi, marah peru
dukungan suami saat mengedan
• Tdk mempedulikan apa saja dan siapa saja yg ada
dikamar bersalin
• Rasa lelah dan sulit mengikuti perintah
Adaptasi Psikologis Kala III dan IV
• Klien serius
• Lelah, pernafasan lambat dan relaksasi
• HIS tingkat sedang setiap 3-5 menit selama
20-40 detik
• Dilatasi servix : 4-7 cm
• Pengeluaran darah sedang
• Janin maju 1-2 cm dibawah spina ischiadicha
• Djj bervariasi
• Djj dapat dideteksi sedikit dibawah umbilicus
Adaptasi Kala II
d. Menentukan Presentasi
Untuk menentukan presentasi bayi (apakah presentasi kepala atau bokong)
pemeriksa dapat melakukan palpasi pada leopold III
A. Kala I
• Perubahan perfusi jaringan intrauterin, berhubungan dengan
peningkatan pertahanan intravaskuler sekunder terhadap mekanisme
kontraksi, posisi ibu selama proses persalinan dan stress yang berlebihan.
• Defisit volume cairan berhubungan dengan penurunan intake cairan
peroral, peningkatan metabolisme sekunder kontraksi yang sedang
berlangsung dan output cairan yang berlebihan.
• Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan
intensitas kontraksi, penurunan kepala ke rongga panggul, efacement
dan dilatasi serviks
• Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake nutrisi
selama proses persalinan tidak adekuat, mual dan muntah.
Diagnosa Keperawatan
. Kala II
Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kurangnya
informasi terhadap mekanisme proses pengeluaran bayi, perubahan
intensitas dan frekuensi kontraksi.
Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan intensitas
kontraksi uterus, penenakan syaraf pudendal sekunder penurunan
persentasi, mekanisme pengeluaran janin.
C. Kala III
Nyeri berhubungan dengan proses pengeluaran plasenta, luka
episiotomi
Resiko tinggi infeksi jalan lahir berhubungan dengan terputusnya
jaringan plasenta bed pada dinding endometrium, terputusnya
jaringan perineal sekunder episiotomi atau rupture, ketuban pecah dini
Diagnosa keperawatan
Kala IV
Resiko defisit volume dan elektrolit berhubungan
dengan terputusnya kontinuitas jaringan sekunder luka
rupture atau episiotomi perineal, tidak adekuatnya
kontraksi uterus sekunder dengan tertahannya urine
didalam vesika urinaria, retensi selaput amnion.
Perubahan pola eliminasi miksi beruhubungan dengan
permukaan daerah perineal, laserasi daerah sfingter
vesika urinaria eksternal sekunder tertahannya bagian
presentasi akibat kejadian partus lama.