Anda di halaman 1dari 31

Infeksi nosokomial

Nira herliani s. Kep., ners


Infeksi nosokomial

• Infeksi : ?
• Noso : penyakit
• Komea : rs
Kemampuan untuk mencegah transmisi infeksi
di Rumah Sakit dan upaya pencegahan infeksi
adalah tingkatan pertama dalam pemberian
pelayanan yang bermutu. Dalam pemberian
pelayanan yang bermutu, seorang petugas
kesehatan harus memiliki kemampuan untuk
mencegah infeksi dimana hal ini memiliki
keterkaitan yang tinggi dengan pekerjaan karena
mencakup setiap aspek penanganan pasien
(Soeroso, 2007).
 Infeksi nosokomial adalah semua kasus
infeksi yang terjadi sekurang-kurangnya
setelah 3 x 24 jam dirawat di rumah sakit
atau pada waktu masuk tidak didapatkan
tanda-tanda klinik dari infeksi tersebut.
Meskipun kultur tidak mendukung ke arah
infeksi nosokomial, tetap dicatat sebagai
infeksi nosokomial (Kurniadi, 1993)
• Cara penularan melalui tenaga perawat
ditempatkan sebagai penyebab yang paling
utama infeksi nosokomial.
• Penularan melalui tangan perawat dapat secara
langsung karena tangan yang kurang bersih
atau secara tidak langsung
• Dengan tindakan mencuci tangan secara benar
saja kejadian infeksi nosokomial dapat
mencapai 50% apalagi jika tdk mencuci tangan.
• Peralatan yang kurang steril, air yang
terkontaminasi kuman, cairan desinfektan yang
mengandung kuman, sering meningkatkan
risiko infeksi nosokomial (Utje, 1993).
• Infeksi nosokomial atau infeksi yang diperoleh dari
rumah sakit adalah infeksi yg tidak diderita pasien
saat masuk ke rumah sakit melainkan setelah ±
72 jam berada di tempat tersebut (Karen Adams &
Janet M. Corrigan, 2003).
• Contoh penyebab terjadinya infeksi nosokomial
adalah apabila dokter atau suster merawat
seorang pasien yang menderita infeksi karena
mikroorganisme patogen tertentu kemudian
mikroorganisme dapat ditularkan ketika terjadi
kontak (Steven Jonas, Raymond L. Goldsteen,
Karen Goldsteen, 2007).
• Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari
dalam tubuh penderita maupun luar tubuh.
Infeksi endogen disebabkan oleh
mikroorganisme yang semula memang sudah
ada didalam tubuh dan berpindah ke tempat
baru yang kita sebut dengan self infection
atau auto infection,
sementara infeksi eksogen (cross infection)
disebabkan oleh mikroorganisme yang
berasal dari rumah sakit dan dari satu pasien
ke pasien lainnya (Soeparman, 2001).
• Hal-hal yang berhubungan dengan infeksi
nosokomial
1. secara umum infeksi nosokomial adalah infeksi
yang didapatkan penderita selama dirawat
dirumah sakit.
2. Infeksi nosokomial sukar diatasi karena sebagai
penyebabnya adalah mikro organisme / bakteri
yang sudah resisten terhadap anti biotika
3. Bila terjadi infeksi nosokomial, maka akan terjadi
penderitaan yang berpanjangan serta
pemborosan waktu serta pengeluaran biaya
4. Infeksi nosokomial disamping berbahaya
bagi penderita, juga berbahaya bagi
lingkungan baik selama dirawat dirumah sakit
5. Dengan pengendalian infeksi nosokomial
akan menghembat biaya & waktu yg terbuang.
6. Dinegara yang sudah maju masalah ini
telah diangkat menjadi masalah nasional, shg
bila angka infeksi nosokomial disuatu rs tinggi,
maka izin operasionalnya dipertimbangkan u
dicabut oleh instansi yang berwenang
• Batasan-Batasan Infeksi Nosokomial
• Infeksi nosokomial disebut juga dengan
“Hospital acquired infection” apabila
memenuhi batasan / criteria sebagai berikut:
1. Apabila padawaktu dirawat di RS, tidak dijumpai
tanda-tanda klinik infeksi tersebut.
2. Pada waktu penderita mulai dirawat tidak
dalammasa inkubasi dari infeksi tersebut.
3. Tanda-tanda infeksi tersebut baru timbul sekurang-
kurangnya 3 x 24 jam sejak mulai dirawat.
4. Infeksi tersebut bukan merupakan sisa
(residual) dari infeksi sebelumnya.
5. Bila pada saat mulai dirawat di RS sudah
ada tanda-tanda infeksi, tetapiterbukti
bahwa infeksi didapat penderita pada waktu
perawatan sebelumnya dan belum pernah
dilaporkan sebagai indeksi nosokomial.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Terjadinya Infeksi Nosokomial
1.Faktor endogen (umur, seks, penyakit
penyerta, daya tahan tubuh dan
kondisikondisi local
2.Faktor eksogen (lama penderita
dirawat,kelompok yang merawat, alat medis,
serta lingkungan)
Untuk mudahnya bagaimana seorang pasien
mendapat infeksi nosokomial selama dirawat
di RS dapat diringkas sebagai berikut :
Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui dirinya sendiri
(auto infeksi)
Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui petugas yang
merwat di RS
Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui pasien-pasien
yang dirawat ditempat / ruangan yang samadi RS tersebut.
Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui keluarga
pasien yang bekunjung kerumah sakit tersebut.
     
 Pasien mendapat infeksi niosokomial melalui peralatan
yang dipakai dirumah sakit tersebut.
 Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui peralatan
makanan yang disediakan rumah sakit ataupun yang
didapatnya dari luar rumah sakit.
 faktor lingkungan tidak kalah penting sebagai factor
penunjang untuk terjadinya infeksi nosokomial, faktor
lingkungan tersebut adalah :
1. Air
2. Bahan yang harus di buang ( Disposial)
3. Udara
Penyebab Infeksi Nosokomial
1.Agen Infeksi
•Pasien akan terpapar berbagai macam
mikroorganisme selama ia rawat di rs. terjadinya
infeksi nosokomial. Kemungkinan terjadinya infeksi
tergantung pada:
•karakteristik mikroorganisme
•resistensi terhadap zat-zat antibiotika
•tingkat virulensi,
•dan banyaknya materi infeksius.
•Semua mikroorganisme termasuk bakteri, virus, jamur,
parasit dapat menyebabkan infeksi nosoko mial
2.         Bakteri
•Contohnya Escherichia coli paling banyak dijumpai sebagai penyebab
infeksi saluran kemih
3.         Virus
•infeksi nosokomial disebabkan oleh berbagai macam virus, termasuk
virus hepatitis B dan C dengan media penularan dari transfusi, dialisis,
suntikan dan endoskopi.. Hepatitis dan HIV ditularkan melalui pemakaian
jarum suntik, dan transfusi darah.
4.         Parasit dan jamur
•Banyak jamur dan parasit dapat timbul selama pemberian obat
antibiotika bakteri dan obat immunosupresan, contohnya infeksi dari
Candida albicans, Aspergillus spp, Cryptococcus neoformans,
Cryptosporidium.
5.         Faktor alat
•infeksi nosokomial tertama disebabkan infeksi dari kateter urin, infeksi
jarum infus, infeksi saluran nafas, infeksi kulit, infeksi dari luka operasi
dan septikemia. Pemakaian infus dan kateter urin
Proses  Penularan Infeksi Nosokomial
1.       Langsung : pasien dan personel yg merawat
atau menjaga pasien
2.       Tidak langsung
•obyek tidak bersemangat atau kondisi lemah
•lingkungan menjadi kontaminasi dan tidak
didesinfeksi atau sterilkan (Sebagai contoh perawatan
luka pasca operasi)
•penularan cara droplet infection di mana kuman dapat
mencapai ke udara (air borne)
•Penularan melalui vektor, yaitu penularan melalui
hewan atau serangga yang membawa kuman
Selain itu penularan infeksi nosokomial y :
1.         Penularan secara kontak
•Penularan ini dapat terjadi secara kontak
langsung, misalnya person to person pada
penularan infeksi virus hepatitis A secara fecal
oral. Kontak tidak langsung terjadi apabila
penularan membutuhkan objek perantara
(biasanya benda mati). Hal ini terjadi karena
benda mati tersebut telah terkontaminasi oleh
infeksi, misalnya kontaminasi peralatan medis
oleh mikroorganisme.
2.   Penularan melalui Common Vehicle
•Penularan ini melalui benda mati yang telah
terkontaminasi oleh kuman dan dapat
menyebabkan penyakit pada lebih dari satu
penjamu. Adapun jenis-jenis common
vehicleadalah darah/produk darah, cairan
intra vena, obat-obatan dan sebagainya.
3.   Penularan melalui udara dan inhalasi
•Penularan ini terjadi bila mikroorganisme
mempunyai ukuran yang sangat kecil
sehingga dapat mengenai penjamu dalam
jarak yang cukup jauh dan melalui saluran
pernafasan. Misalnya mikroorganisme yang
terdapat dalam sel-sel kulit yang terlepas 
(staphylococcus) dan tuberculosis.
4.  Penularan dengan perantara vektor
•Penularan ini dapat terjadi secara eksternal
maupun internal. Disebut penularan secara
eksternal bila hanya terjadi pemindahan
secara mekanis dari mikroorganisme yang
menempel pada tubuh vector misalnya
shigella dan  salmonella oleh lalat.
Tanda dan gejala Infeksi
1.Demam
2.bernapas cepat,
3.kebingungan mental,
4.tekanan darah rendah,
5.urine output menurun,
6.pasien dengan urinary tract infection mungkin ada rasa
sakit ketika kencing dan darah dalam air seni
7.sel darah putih tinggi\
8.radang paru-paru mungkin termasuk kesulitan bernapas
dan ketidakmampuan untuk batuk.
9.infeksi : pembengkakan, kemerahan, dan kesakitan pada
kulit atau luka di sekitar bedah atau luka
Dampak Infeksi Nosokomial
1.cacat fungsional, stress emosional & dpt
menyebabkan cacat yg permanen serta
kematian.
2.Dampak tertinggi pd negara berkembang
dengan prevalensi HIV/AIDS yang tinggi.
3.Meningkatkan biaya kesehatan
pengobatan dengan obat-obat mahal dan
penggunaan pelayanan lainnya
4.tuntutan hukum. 
Pencegahan Infeksi Nosokomial
•Pembersihan yg rutin penting u meyakinkan
bahwa rumah sakit sangat bersih dan benar-benar
bersih dari debu, minyak dan kotoran.
•Pengaturan udara yang baik sukar dilakukan di
banyak fasilitas kesehatan.
•RS harus membangun suatu fasilitas penyaring
air & menjaga kebersihan pemrosesan serta
filternya u mencegahan terjadinya pertumbuhan
bakteri.
•Sterilisasi air pd rs gdn prasarana yang terbatas
dapat menggunakan panas matahari.
• Toilet rumah sakit juga harus dijaga, Disinfektan
akan membunuh kuman dan mencegah penularan
antar pasien. Disinfeksi yang dipakai adalah:
1. Mempunyai kriteria membunuh kuman
2. Mempunyai efek sebagai deterge
3. Mempunyai efek terhadap banyak bakteri, dapat melarutkan
minyak dan protein.
4. Tidak sulit digunakan
5. Tidak mudah menguap
6. Bukan bahan yang mengandung zat yang berbahaya baik
untuk petugas maupun pasien
7. Tidak berbau, atau tidak berbau tak enak
 
Ruangan Isolasi
•Penyebaran dr infeksi nosokomial dpt dicegah dgn
membuat suatu pemisahan pasien. yg penularannya melalui
udara, contohnya tuberkulosis, dan SARS, yg
mengakibatkan kontaminasi berat. Penularan yang
melibatkan virus, contohnya DHF & HIV
•Pencegahan Infeksi nosokomial yaitu dengan:
1.Membatasi transmisi organisme dari/antar pasien dgn mencuci tangan &
penggunaan sarung tangan, tindakan septik&aseptik, sterilisasi dan
disinfektan.
2.Mengontrol resiko penularan dari lingkungan.
3.Melindungi pasien dengan penggunaan antibiotika adekuat, nutrisi yang
cukup, dan vaksinasi.
4.Membatasi resiko infeksi endogen dgn meminimalkan prosedur invasi
5.Pengawasan infeksi, identifikasi penyakit dan mengontrol penyebarannya.
Mengantisipasi bila terkena, melindungi selaput lendir
mata, hidung, dan mulut saat kontak dengan darah dan
cairan tubuh.
1.CUCI TANGAN
2.Baju Pelindun
3.Jangan melakukan prabilas kain yang tercemar di area
perawatan pasN
4.Peralatan PerawataN
5.Pembersihan Lingkungan
6.Instrumen TajaM
7.Resusitasi PasiEN
8.Penempatan Pasien
Program Pengendalian Infeksi
Nosokomial Di RS
Dalam mengendalikan infeksi nosokomial di rumah
sakit, ada tiga hal yang perlu ada dalam program
PI nosokomial di RS, antara lain:
1.Adanya Sistem Surveilan Yang Mantap
2. Adanya Peraturan Yang Jelas Dan Tegas Serta Dapat
Dilaksanakan, Dengan Tujuan Untuk Mengurangi Risiko
Terjadinya Infeks
3.Adanya Program Pendidikan Yang Terus Menerus Bagi
Semua Petugas Rumah Sakit Dengan Tujuan
Mengembalikan Sikap Mental Yang Benar Dalam Merawat
Penderita
Harus Diperhatikan Keluarga & Pengunjung dlm
Pengendalian Infeksi Nosokomial
1.Mengerti dan memahami peraturan dari
Rumah sakit
• Taatilah waktu berkunjung
• Jangan terlalu lama menjenguk cukup 15-20 menit
saja
• Penunggu pasien cukup 1 orang
• Jangan berkunjung jika anda sedang sakit
• Jangan membawa anak dibawah usia 12 tahun

•2.     
2.      Menjaga kebersihan diri
•lakukan cuci tangan sebelum dan setelah bertemu
pasien
•jangan menyentuh luka, perban, area tusukan
infuse, atau alat-alat lain yang digunakan untuk
merawata pasien
•bantulah pasien untuk menjaga kebersihan dirinya
3. Menjaga kebersihan lingkungan
Jangan menyimpan barang terlalu banyak di
ruangan pasien, Jangan tidur di bed pasien
Jangan merokok diarea RS
Contoh Infeksi Nosokomial
1.Infeksi Luka Operasi (ILO)
Terjadi dalam kurun waktu 30 hari paska operasi
dengan setidaknya terdapat salah satu tanda
•Keluar cairan purulen dari drain organ dala
•Didapat isolasi bakteri dari organ dalam
•Ditemukan abses 
•Dinyatakan infeksi oleh ahli bedah atau dokter.
•Pencegahan ILO harus dilakukan, karena jika tidak, akan
mengakibakan semakin lamanya rawat inap,
2.      Infeksi Saluran Kencing (ISK )

Anda mungkin juga menyukai