Anda di halaman 1dari 10

PERDARAHAN PERVAGINAM KALA III

KELOMPOK 4
1. Intan nurcahya (2015301017)
2. Lutfiatun munawaroh (2015301018)
3. Mela susilawati (2015301019)
4. Mia fitriyani (2015301020)
5. Mia maulidina (2015301021)

Dosen Pengampu : Marlina Turnip, S,ST,Mkes


1. PENDARAHAN PERVAGINAM

A. Definisi Perdarahan Pervaginam

Perdarahan pasca melahirkan adalah perdarahan yang terjadi selama


beberapa minggu setelah melahirkan.Perdarahan ini bisa bersifat normal,
bisa juga tidak normal.Perdarahan pascamelahirkan yang abnormal
merupakan penyebab utama kematian ibu saat persalinan.Pada kondisi
normal, darah yang keluar dari vagina setelah melahirkan disebut dengan
lokia atau darah nifas.
2. PENYEBAB PERDARAHAN PERVAGINAM
Berdasarkan penyebabnya, perdarahan pascamelahirkan abnormal terbagi
menjadi dua jenis, yaitu perdarahan pascamelahirkan primer dan sekunder.

A. Perdarahan pascamelahirkan primer  


Perdarahan pascamelahirkan primer terjadi dalam 24 jam pertama usai
melahirkan. Umumnya, perdarahan ini disebabkan oleh otot rahim yang
lemas (atonia uteri), tapi bisa juga karena retensi plasenta, luka robek pada
rahim, leher rahim, atau vagina, serta gangguan pembekuan darah.

B. Perdarahan pascamelahirkan sekunder


Sedikit berbeda dengan perdarahan primer, perdarahan pascamelahirkan
sekunder terjadi setelah 24 jam hingga 6 minggu pascamelahirkan.
Umumnya, kondisi ini diakibatkan oleh infeksi pada rahim (endometritis),
yang merupakan penyebab kematian tersering pada ibu melahirkan.
beberapa faktor yang membuat wanita berisiko mengalami perdarahan
pascamelahirkan abnormal, yaitu:

a. Memiliki riwayat perdarahan pada kehamilan sebelumnya


b. Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
c. Berusia lebih dari 40 tahun saat melahirkan
d. Melahirkan anak kembar
e. Mengalami plasenta previa
f. Menderita preeklamsia
g. Mengalami anemia saat hamil
h. Menjalani persalinan dengan operasi caesar
i. Menjalani persalinan dengan induksi
j. Menjalani proses persalinan lebih dari 12 jam
k. Melahirkan bayi dengan berat badan di atas 4 kilogram
3. GEJALA PERDARAHAN PERVAGINAM

perdarahan pascamelahirkan yang normal ditandai dengan keluarnya


darah lokia berwarna merah terang yang dalam beberapa hari usai
melahirkan akan berubah menjadi merah muda dan cokelat. Umumnya,
perdarahan ini akan berhenti secara bertahap dalam waktu 3–6
minggu.Perdarahan pascamelahirkan disebut abnormal jika darah yang
keluar lebihi dari 500 mililiter pada wanita yang menjalani persalinan
normal atau lebih dari 1.000 ml pada wanita yang menjalani persalinan
dengan operasi caesar.
Wanita yang mengalami perdarahan abnormal juga dapat
merasakan beberapa gejala di bawah ini:

a. Pusing, seperti mau pingsan


b. Lemas
c. Jantung berdebar
d. Sesak napas
e.Berkeringat
f. Gelisah atau bingung
g. Demam
h. Nyeri perut
i. Darah berbau menyengat
j. Nyeri panggul
k. Nyeri saat buang air kecil
4. DIAGNOSIS PERDARAHAN PERVAGINAM

Bila dengan pemeriksaan fisik tidak cukup untuk menentukan penyebab perdarahan
pascamelahirkan, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang, seperti USG panggul, untuk
melihat sumber perdarahan.Pemeriksaan darah juga dapat dilakukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya gangguan pembekuan darah serta memperkirakan jumlah darah yang
hilang untuk kebutuhan transfusi darah.

1. Uterus tidak berkontraksi dan lembek - Perdarahan segera setelah anak lahir
(Perdarahan Pascapersalinan Primer atau P3) - Syok - Atonia Uteri
2. Perdarahan segera (P3) - Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir (P3) -
Uterus kontraksi baik - Plasenta lengkap - Pucat - Lemah - Menggigil - Robekan jalan lahir
3. Plasenta belum lahir setelah 30 menit - Perdarahan segera (P3) - Uterus kontraksi baik -
Tali pusat putus akibat traksi berlebihan - Inversio uteri akibat tarikan - Perdarahan
lanjutan - Retensio Plasenta
4. Plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah) tidak lengkap -
Perdarahan segera (P3) - Uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak berkurang -
Tertinggalnya sebagian plasenta

5. Uterus tidak teraba - Lumen vagina terisi massa - Tampak tali pusat (jika plasenta belum
lahir) - Perdarahan segera (P3) - Nyeri sedikit atau berat - Syok neurogenik - Pucat dan
limbung - Inversio uteri

6. Sub-involusi uterus - Nyeri tekan perut bawah - Perdarahan lebih dari 24 jam setelah
persalinan. Perdarahan sekunder atau P2S. - Perdarahan bervariasi (ringan atau berat,
terus - Anemia - Demam - Perdarahan terlambat - Endometritis atau sisa plasenta (terinfeksi
atau tidak) 16 menerus atau tidak teratur) dan berbau (jika disertai infeksi)

7. Perdarahan segera (P3) (Perdarahan intraabdominal dan atau vaginum) - Nyeri perut
berat - Syok - Nyeri tekan perut - Denyut nadi ibu cepat - Robekan dinding uterus (ruptura
uteri)
 
5. PENATALAKSANA PERDARAHAN PERVAGINAM
beberapa metode yang dapat dilakukan dokter untuk menangani perdarahan pascamelahirkan:
a. Memijat rahim
Jika perdarahan terjadi karena otot rahim lemas, dokter akan memijat rahim pasien untuk merangsang
kontraksi, sehingga perdarahan dapat berhenti. Dokter juga dapat memberikan obat oksitosin untuk
memicu kontraksi rahim. Pemberian oksitosin dapat dilakukan melalui dubur, infus, atau disuntikkan
langsung ke otot.

b. Menekan pembuluh darah dengan balon khusus


Jika perdarahan disebabkan oleh luka robekan, dokter dapat memasukkan kasa atau balon yang
kemudian dikembangkan di dalam rahim. Tujuannya agar pembuluh darah di tempat terjadinya
perdarahan tertekan, sehingga darah dapat berhenti keluar.

c. Mengeluarkan jaringan sisa plasenta dengan tindakan kuret


Untuk kasus perdarahan yang terjadi akibat jaringan plasenta yang masih tertinggal di dalam rahim
(retensi plasenta), dokter dapat melakukan tindakan kuret untuk mengeluarkan jaringan tersebut.

d. Meresepkan antibiotik
Pada kasus perdarahan pascamelahirkan akibat infeksi, penanganannya akan dilakukan dengan
pemberian antibiotik
THANKS!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai