Anda di halaman 1dari 37

KELOMPOK 3

SKENARIO
▹ Anamnesis :
Seorang laki-laki umur 71 tahun masuk rumah sakit dengan
keluhan lumpuh kedua tungkai. Keadaan ini dialami sejak 3 hari
yang lalu setelah jatuh terduduk oleh karena terpeleset di lantai
rumah. Postur penderita sejak 5 tahun terakhir ini bungkuk ke
2
depan dan kalau berjalan agak pincang karena mengeluh kedua
lutut sering sakit dan bengkak. Beberapa hari terakhir ini sebelum
jatuh, penderita terdengar batuk-batuk tetapi tidak demam dan sulit
sekali mengeluarkan lendir. Nafsu makan juga sangat menurun
akhir-akhir ini. Riwayat penyakit selama ini sejak 17 tahun
menderita kencing manis dengan minum obat Glibenklamide 5 mg
secara teratur, penyakit tekanan darah tinggi tetapi berobat tidak
teratur dan rematik. Pasien juga pernah serangan stroke 5 tahun
lalu.
▹ Pemeriksaan fisik :
• TD : 170/90 mmHg N: 92 x/menit, P: 30 x/menit, S:
37,1o C.
• Pemeriksaan Auskultasi Paru : terdengar bunyi ronkhi
basah kasar di seluruh lapangan ke dua paru. Jantung
dalam batas normal, hepar & limpa tak teraba.
3
Kekuatan tungkai kanan tidak dapat digerakkan, tetapi
masih terasa bila dicubit. Kedua dorsum pedis terlihat
edema.
• BB : 40 kg & TB : 165 cm.
▹ Pemeriksaan penunjang :
• Hb 9,2 gr%
• Leukosit 14.900/mm3
• GDP 168 mg/dl
• GD2jamPP 274 mg/dl • kreatinin 1,3 mg/dL
• ureum 54 mg/dL • protein total 5,0 gr/dL
• albumin 2,4 gr/dL
• asam urat 8,6 mg/dL. 4
▹ Pemeriksaan toraks foto :
Terlihat perselubungan
homogen pada medial ke dua
paru.
1. 14 I + 1 F

Immobility
Instability
Incontinence
Impaction
Innation
Impotence
Immunodeficiency
Infection
Isolation
Impairment of mood and cognitive function
Iatrogenesis
Insomnia
Impairment of special sense
Impecunity
Frail

6
2. Prioritas Masalah
1. Osteroarthritis

Etiologi :
▹ Peningkatan usia ▹ Genetik
(jarang terjadi<40 ▹ Jenis kelamin
tahun) ▹ Riwayat radang sendi
▹ Jenis kelamin ▹ Gangguan 8
▹ Trauma neuromuskular
▹ Infeksi sendi ▹ Gangguan metabolik
▹ Trauma okupasional
Manifestasi Klinik
▹ Sendi kaku dan nyeri
▹ ROM ↓
▹ Pembengkakan/radang sendi 10

▹ Kelelahan+sakit sendi
▹ Sendi sulit digunakan
Tatalaksana
▹ Konservatif
▹ Intervensi bedah
11
2. Hipertensi
Etiologi : Gejala hipertensi
paling sering pada lansia:
aterosklerosis ▹ Nyeri sendi 12

▹ tangan berdebar
▹ mata kering
▹ penglihatan kabur
▹ kram pada tungkai
▹ nokturia
Klasifikasi

13
Patogenesis
Penurunan
Pembuluh kelenturan
darah kaku (compliance) arteri
penyebab banyak
14
pada lansia
Faktor Resiko
▹ Kegemukan
▹ konsumsi alcohol
▹ asupan garam tinggi 15

▹ Merokok
▹ obat-obatan nsaid
Tatalaksana
▹ Rekomendasi 1. target tekanan darah
pada populasi umum usia 60 tahun atau
lebih. Tekanan darah sistolik kurang dari 150 16
mmHg serta tekanan darah diastolik kurang
dari 90 mmHg. Rekomendasi A
3. Gagal Ginjal
Etiologi :
▹ Penipisan volume ▹ Gagal jantung
▹ Obstruksi saluran kemih ▹ Glomerulonefritis akut 17
akut atau nefritis usus
▹ Penggunaan diuretik, intestinal
ACE atau ARB ▹ Gagal hati
▹ Penggunaan NSAID, ▹ Keganasan (mis.,
agen kontras beryodium, Mieloma)
atau agen nefrotoksik
lainnya
Faktor Resiko
▹ Diabetes
▹ Hipertensi
▹ Usia> 55 tahun 18

▹ Riwayat keluarga dengan penyakit ginjal


▹ Obesitas atau sindrom metabolic
KLASIFIKAS 19
I
Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Laboratorium : 20

- GFR
- Urinalisis
- Rasio Albumin Kreatinin
Tatalaksana
• Blokade sistem renin angiotensin aldosteron baik dengan
angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI) atau
angiotensin receptor blocker (ARB)
• Kontrol tekanan darah (<140/90)
• Mengelola diabetes komorbiditas secara optimal dan mengatasi 21
faktor risiko kardiovaskular
• Hindari obat-obatan nefrotoksik
4. Hipoalbuminemia
Hipoalbuminemia adalah kondisi ketika kadar albumin dalam darah di
bawah normal. Kondisi ini biasanya terjadi pada seseorang dengan
penyakit yang berat atau sudah berlangsung lama (kronis). Salah satu
penyakit yang paling sering menyebabkan hipoalbuminemia adalah 22
penyakit peradangan.

Penyebab Hipoalbuminemia:
▹ peradangan dalam tubuh
▹ kurangnya asupan protein, kalori, dan vitamin, atau gangguan
penyerapan nutrisi, dapat mengakibatkan hipoalbuminemia
Gejala
▹ Pembengkakan akibat penumpukan cairan pada wajah atau
tungkai (edema).
▹ Hepatomegali dan splenomegali.
23
▹ Jaundice (sakit kuning).
Diagnosis
▹ Tes darah
▹ Pemeriksaan rasio albumin kreatinin
▹ USG atau ekokardiografi 24

▹ Biopsi

PENGOBATAN
▹  captopril atau candesartan
▹ kortikosteroid
5. Diabetes Mellitus
Defenisi Faktor resiko :
Diabetes Melitus (DM) ▹ genetik
merupakan kelainan ▹ pertambahan usia 25

metabolik dengan
▹ kurangnya aktifitas
etiologi multifactorial
fisik
▹ pola makan tidak
seimbang
Klasifikasi DM
▹ Tipe 1, ditandai dengan ▹ Tipe spesifik lainnya
kegagalan produksi Diabetes gestasional : bentuk
insulin yang parsial atau diabetes yang terjadi selama
total oleh sel-sel B kehamilan. 26
pankreas.
▹ Tipe 2, ditandai dengan
resistensi insulin ketika
hormon insulin
diproduksi dengan
jumlah yang tidak
memadai atau dengan
bentuk yang tidak efektif.
Terapi
Target terapi DM yang dianjurkan adalah
▹ HbA1c <7,0% untuk lansia dengan komorbiditas minimal
▹ <8, 0 % untuk lansia yang rentan, harapan hidup <5 tahun dan
27
lansia yang beresiko bila dilakukan kontrol gula darah intensif
risiko.
▹ Anjuran terapi DM yang digunakan saat ini adalah guidline
konsensus ADA-EASD untuk terapi DM tipe 2.
Edukasi
Terapi diet
▹ Olahraga : jenis olahraga lebih bersifat isotonik
daripada isometrik. 28

▹ Atasi gangguan depresi jika ada


6. Anemia
Etiologi :
▹ Inflamasi / penyakit kronik
Anemia penyakit kronik adalah anemia yang timbul setelah terjadinya
proses infeksi atau inflamasi kronik.

▹ Defisiensi nutrisi / kehilangan darah 29

Penyebabnya antara lain perdarahan gastrointestinal yang dipicu oleh


gastritis karena pemakaian obat-obatan anti inflamasi non steroid,
kanker colon, divertikel, dan angiodisplasia.

▹ Anemia yang tidak dapat dijelaskan (unexplained)


Proses menua akan berjalan searah dengan menurunnya kapasitas
fungsional, baik pada tingkat seluler maupun tingkat organ.
Faktor resiko
▹ Genetic dan sejarah keluarga
▹ Nutrisi
▹ Kondisi saluran pencernaan 30

▹ Penyakit kronis
▹ Zat kimia dan obat
▹ Factor lain seperti infeksi, penyakit autoimun
Klasifikasi
▹ Anemia makrositik-normokromik (MCV >95 fl) :
bentuk eritrosit yang besar dengan konsentrasi
haemoglobin yang normal
31
▹ Anemia mikrositik-hipokromik (MCV <80 fl; MCV <27
pg) : bentuk eritrosit yang kecil dengan konsentrasi
haemoglobin yang menurun

▹ Anemia normositik-normokromik (MCV 80-95 fl; MCH


27-34 pg) : penghancuran atau penurunan jumlah
eritrosit tanpa disertai dengan kelainan bentuk dan
konsentrasi haemoglobin
Manifestasi Klinik
▹ Lesu, lemah, letih, lelah, lalai (5 L)
▹ Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-
kunang 32

▹ Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir,


lidah, kulit, dan telapak tangan menjadi pucat.
Tatalaksana
▹ Untuk anemia def. besi, dosis biasa adalah
pengganti sulfat, 325 mg (65 mg besi elemental)
per hari, atau glukonat besi, 325 mg (38 mg besi 33
elemental) per hari.
▹ Terapi oral dosis tinggi (cyanocobalamin, 1-2
mg per hari) untuk mengobati kekurangan
vitamin B12 efektif dan ditoleransi dengan baik.
▹ Anemia berat : transfuse darah dan agen
erythropoiesis stimulating
Edukasi
▹ Perbaiki pola minum
▹ Meningkatkan asupan lauk (hewani)
▹ Meningkatkan asupan pauk (nabati) 34
7. Pneumonia
▹ Manifestasi spesifik ▹ Diagnosis
(batuk, sputum ▹ batuk, ronki dan
produktif, sesak napas, infiltrat 35

demam, ronki,
leukositosis , infiltrat)
▹ Tatalaksana
Terapi rawat jalan:
Ada Komorbid
-florokuinolon respirasi
-B lactam +macrolid

36
THANKS!
Any questions?
37
Sumber
▹ http://
www.med.umich.edu/1info/FHP/practiceguides/kidney/CKD.pdf
▹ Noor, Z. 2016. Gangguan muskuloskeletal. Jakarta: salemba
medika 38

▹ Hayyumahdania Reswan,dkk. Gambaran Glukosa Darah pada


Lansia di Panti Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin. Jurnal
Kesehatan Andalas. 2017;6(3)
▹ Azrimaidaliza. Asupan Zat Gizi dan Penyakit Diabetes Mellitus.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 6, No 1,2011.

Anda mungkin juga menyukai