1
ASPEK KHUSUS TANAMAN SEMUSIM
PENDAHULUAN :
PENGERTIAN TANAMAN SEMUSIM
PENGGOLONGAN TANAMAN SEMUSIM
SIFAT KHUSUS TANAMAN SEMUSIM
TAHAPAN BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM
2
TAHAPAN TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM:
PERSIAPAN BAHAN TANAM
PERSIAPAN LAHAN
PENANAMAN
PEMELIHARAAN
PEMANENAN
PASCA PANEN
3
BATASAN PENGERTIAN BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM
4
SIFAT KHUSUS TANAMAN SEMUSIM, antara lain:
1. modal besar;
2. jenis/macam, meliputi: buah-buahan,
sayuran, dan tanaman hias;
3. dikonsumsi dalam keadaan segar;
4. bersifat mudah rusak (perishable);
5. memberi kepuasan dari segi estetika;
6. Hasilnya memakan tempat (bulky), dan lain-
lain.
5
BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM
6
OUTPUT: Hasil
Kualitas
Kuantitas
Standard mutu
PENGGUNA: Konsumen
Pasar
Pabrik pengolah
7
SIFAT-SIFAT TANAMAN SEMUSIM YANG DIUNGGULKAN
8
FAKTOR - FAKTOR YG MEMPENGARUHI PADA TANAMAN
SEMUSIM
a. Jarak antara matahari dan bumi, misalnya pada pagi dan sore hari
intensitasnya lebih rendah dari pada siang hari karena jarak
matahari lebih jauh.
10
b. Tergantung pada musim, misalnya pada musim hujan intensitasnya lebih
rendah karena radiasi matahari yang jatuh sebagian diserap awan, sedangkan
pada musim kemarau pada umumnya sedikit awan sehingga intensitasnya lebih
tinggi.
c. Letak geografis, sebagai contoh daerah di lereng gunung sebelah utara/selatan
berbeda dengan lereng sebelah timur/barat.
Catatan :
1. Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman sejauh mana berhubungan erat dengan proses fotosintesis.
2. Energi cahaya diperlukan untuk berlangsungnya penyatuan CO2 dan air
untuk membentuk karbohidrat.
3. Semakin besar jumlah energi yang tersedia akan memperbesar jumlah hasil
fotosintesis sampai dengan optimum (maksimum).
4. Untuk menghasilkan berat kering yang maksimal, tanaman memerlukan
intensitas cahaya penuh.
11
b) Kualitas Cahaya
Cahaya matahari yang sampai pada tajuk atau
kanopi tanaman tidak semuanya dapat
dimanfaatkan, sebagian dari cahaya tersebut
diserap, sebagian ditransmisikan, atau bahkan
dipantulkan kembali.
Kualitas cahaya matahari ditentukan oleh proporsi
relatif panjang gelombangnya,
kualitas cahaya tidak selalu konstan namun
bervariasi dari musim ke musim, lokasi geografis
serta perubahan komposisi udara di atmosfer.
12
c) Fotoperiodisitas
Fotoperiodisitas atau panjang hari didefinisikan sebagai
panjang atau lamanya siang hari dihitung mulai dari
matahari terbit sampai terbenam ditambah lamanya keadaan
remang-remang (selang waktu sebelum matahari terbit atau
setelah matahari terbenam pada saat matahari berada pada
posisi 60 di bawah cakrawala).
Panjang hari tidak terpengaruh oleh keadaan awan seperti
pada lama penyinaran yang bisa berkurang bila matahari
tertutup awan, sedang panjang hari tetap.
Panjang hari berubah beraturan sepanjang tahun sesuai
dengan deklinasi matahari dan berbeda pada setiap tempat
menurut garis lintang. Pada daerah equator panjang hari
sekitar 12 jam per harinya, semakin jauh dari equator
panjang hari dapat lebih atau kurang sesuai dengan
pergerakan matahari.
13
Semakin lama tanaman mendapatkan
pencahayaan matahari, semakin intensif proses
fotosintesis, sehingga hasil akan tinggi.
Akan tetapi fenomena ini tidak sepenuhnya benar
karena beberapa tanaman memerlukan lama
penyinaran yang berbeda untuk mendorong fase
pembungaan.
Fotoperiodisitas tidak hanya berpengaruh
terhadap jumlah makanan yang dihasilkan oleh
suatu tanaman, tetapi juga menentukan waktu
pembungaan pada banyak tanaman.
14
Berdasarkan respon tanaman terhadap panjang
hari (fotoperiodisme) maka tanaman dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok :
15
Oleh karenanya tanaman hari pendek yang ditumbuhkan pada hari panjang
secara ekstrim akan tumbuh vegetatif, tidak mampu membentuk bunga dan
buah. Sebaliknya apabila tanaman hari panjang ditumbuhkan pada hari pendek
akan menghasilkan sedikit karbohidrat dan protein sehingga pertumbuhan
vegetatifnya lemah dan tidak berbunga.
16
Contoh tanaman hari panjang, hari pendek dan hari
netral dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Kelompok Tnm hari pendek Tnm hari panjang Tnm hari netral
17
B. SUHU.
Sumber panas di bumi adalah dari matahari yang suhunya pada
permukaannya diperkirakan sebesar 6.000oC, dan energi yang
dikeluarkan dari sinar matahari dipancarkan ke seluruh arah dengan
kekuatan yang konstan.
Jumlah panas yang diterima oleh bumi dan atmosfer hanya sekitar 4
per sepuluh juta dari total energi yang dipancarkan.
Sebagian energi sinar matahari berupa gelombang pendek. Sinar
matahari yang mengenai atmosfer bumi sebanyak 10% adalah
gelombang sinar ultra violet, 40% gelombang sinar yang dapat
dilihat (visible), sedangkan sisanya 50% berupa gelombang sinar
infra merah.
Energi yang dipancarkan oleh sinar matahari tidak langsung diterima
oleh permukaan bumi, tetapi beberapa di antaranya dipantulkan
atau dialihkan melalui beberapa media serapan.
18
Pada lapisan atmosfer yang menyerap gelombang sinar ultra violet
dan gas oksigen. Dua jenis lapisan gas tersebut sangat
bergunaadalah laipsan ozon bagi tanaman, hewan dan manusia
karena melindungi kehidupan di bumi yang tidak kuat terhadap
penyinaran sinar ultra violet.
19
Di katulistiwa insolasi lebih besar dan sedikit bervariasi
dibandingkan dengan sub-tropis dan daerah sedang.
Dengan semakin bertambahnya latitude insolasi semakin kecil,
karena sudut jatuh radiasi matahri semakin besar atau jarak
antara matahari dan permukaan bumi semakin jauh. Akan
tetapi insolasi total untuk satu musim pertumbuhan tanaman
hampir sama karena panjang hari yang lebih lama;
20
Catatan :
Selain keragaman atar daerah, suhu juga bervariasi berdasarkan
waktu, baik suhu udara maupun suhu tanah (pagi-siang-sore).
Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan tanaman dikenal sebagi suhu
kardinal yaitu meliputi suhu optimum (pada kondisi ini tanaman dapat
tumbuh baik), suhu minimum (pada suhu di bawahnya tanaman tidak
dapat tumbuh), serta suhu maksimum (pada suhu yang lebih tinggi
tanaman tidak dapat tumbuh). Suhu kardinal untuk setiap jenis
tanaman memang bervariasi satu dengan lainnya.
21
Ad. (1). Batas suhu yang membantu pertumbuhan dan
perkembangan tanaman diketahui sebagai batas suhu
optimum. Pada batas ini semua proses dasar seperti :
fotosintesis, respirasi, penyerapan air, transpirasi,
pembelahan sel, perpanjangan sel dan perubahan fungsi sel
akan berlangsung baik dan tentu saja akan diperoleh
produksi tanaman yang tertinggi. Batas suhu optimum tidak
sama untuk semua tanaman, sebagai contoh : apel,
kentang, sugar-beet menghendaki suhu yang lebih rendah
dibandingkan : tanaman jeruk, ketela rambat atau gardenia.
22
Dari type tanaman tersebut di atas maka dapat dilihat contoh-
contoh tanamannya pada tabel berikut :
Tabel : Klasifikasi tanaman hortikultura berdasarkan suhu yang
dikehendaki.
23
Ad (2). Batassuhu yang tidak menguntungkan
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Suhu di atas optimum :
tanaman yang tumbuh pada kondisi ini pada akhir
pertumbuhannya biasanya menghasilkan produksi yang
rendah. Hal ini disebabkan kurang adanya keseimbangan
antara besarnya fotosintesis yang dihasilkan dan
berkurangnya karbohidrat karena adanya respirasi.
Bertambahnya suhu akan mempercepat kedua proses ini,
tetapi di atmosfer di atas batas optimum, proses respirasi
akan berlangsug lebih besar dari pada fotosintesis,
sehingga bertambah tingginya suhu tersebut akan
mengakibatkan berkurangnya produksi.
dan produksi rendah.
24
b. Suhu di bawah batas optimum :
tanaman yang tumbuh akan menghasilkan
pertumbuhan yang kurang baik dan
produksinya akan lebih rendah. Hal ini
disebabkan pada suhu yang rendah
besarnya fotosintesis yang dihasilkan dan
protein yang dibentuk dalam keadaan
minimum, akibatnya pertumbuhan dan
perkembangan lambat
25
Kerusakan tanaman terhadap suhu ekstrim.
Daerah beriklim sedang kerusakan tanaman akibat suhu rendah
sering terjadi, demikian pula di daerah gurun pasir kerusakan akibat
suhu tinggi.
Ada beberapa terminologi untuk kerusakan tanaman sebagai akibat
suhu rendah, antara lain :
a. Sufokasi (suffocation) : adalah lambatnya pertumbuhan
tanaman karena permukaan tanah tertutup lapisan salju, misalnya
kekurangan oksigen dalam tanah.
b. Desikasi (desiccation) : disebut dengan istilah kekeringan
fisiologis, bukan karena tidak ada air dalam tanah melainkan
absorpsi air oleh akar terhambat karena berkurangnya
permeabilitas selaput akar atau karena naiknya viskositas air dalam
tanah dan bahkan membeku.
26
c. Heaving : adalah kerusakan tanaman karena hubungan
akar dan bagian atas tanaman terputus disebabkan adanya kristal
es pada permukaan tanah.
d. Chilling : adalah kerusakan akibat suhu rendah di atas
titik beku (± 40C). Gejalanya : garis-garis khlorosis pada daun.
e. Freezing Injury : adalah pembekuan dalam jaringan
tanaman yang berupa kristal es didalam atau di antara sel sehingga
tanaman rusak secara mekanis, akibatnya bagian tanaman atau
seluruh tanaman mati.
27
Masih dalam kaitannya dengan respon tanaman
terhadap suhu, proses pembungaan tanaman dapat
dipercepat dengan Chilling (yaitu suhu rendah ± 40C).
28
C. T a n a h
Pokok-pokok dari faktor tanah meliputi :
29
1) Air yang tersedia dalam tanah.
Air tanah terdapat pada pori-pori kapiler dan non kapiler dan
selaput pada permukaan butir-butir tanah. Keadaan air tanah
dibedakan menjadi :
30
c) Keadaan titik layu, yaitu keadaan air tanah
31
Pada prinsipnya ada dua tipe air yang terdapat
dalam tanah, yakni : (1) air tersedia, dan
(2) air yang tidak tersedia.
33
2) Jarak yang ditempuh oleh pergerakan air yang tersedia.
Pada umumnya akar-akar sebagian besar tanaman yang
sistem perakarannya berkembang meluas menembus
sedalam 12-18 inch atau 30-40 cm ( 1 inch = 2,34 cm ) dari
permukaan air di bawah permukaan tanah.
34
Hasil penelitian bahwa tinggi dari water table ( air
tersedia di tanah) benar-benar berpengaruh terhadap
pertumbuhan, vigor ( kekokohan/ketahanan ) dan
kemampuan berproduksi tanaman yang mempunyai
nilai ekonomis.
35
3) Besarnya pergerakan air yang tersedia.
Besarnya pergerakan air tanah yang dipergunakan tanaman
tergantung pada ;
36
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN
38
Output pada tanaman :
- Merupakan akumulasi fotosintesis yang ditentukan oleh imbangan
antara laju fotosintesis dan respirasi
- Reaksi fotosintesis :
6CO2 + 12 H2O Energi Cahaya C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
Khlorofil
Input Fotocintesis Output
Respirasi
- Pertumbuhan tanaman ditentukan oleh kinerja zat pengatur
tumbuhan
Alami (Hormon Pertumbuhan)
- ZPT dihasilkan tanaman
Buatan Tiruan, sintesis
Memacu
- ZPT Pertumbuhan
Buatan
- Sifat khas 2 PT:
- Pada konsentrasi sangat rendah, mampu berpengaruh nyata
terhdap proses fisiologi tanaman
- Konsentrasi (ppm) sangat rendah
- Auksin
Mengatur perpanjangan sel
Akumulasi di pucuk tanaman
Mengatur plastisitas dinding sel
- Fototropisme:
- Proses pertumbuhan yang mengarah ke sumber cahaya
- Mekanisme?
- Cahaya menghambat sintesa auksin di sel yang terkena cahaya,
perpanjangan sel terhambat
- Bagian sel yang gelap terpacu sel lebih panjang
pertumbuhan belok ke cahaya
Bunga
- Pertumbuhan generatif Buah
Biji
KONSEP PERKECAMBAHAN BIJI
Germination Requirements
Perlu diketahui, sebagai :
1. Pedoman penanaman
Persyaratan lingkungan:
Konst air
rendah
Air masuk (a) (a > b)
Air keluar
Air riil yang terserap
(b) biji = a - b
Suhu
Ada 3 suhu kritis untuk perkecambahan biji (suhu (kardinal) :
1. Suhu Minimum: Suhu terendah yang menyebabkan kecepatan dan
persentase biji berkec. minimal
2. Suhu Optimum: Suhu yang menyebabkan kecepatan dan
prosentase berkec. maksimal
3. Suhu Maksimum: Suhu tertinggi yang menyebabkan kecepatan
dan persentase biji berkecambah minimal
Suhu sub optimal: Suhu diatas titik beku, tetapi di bawah suhu
minimum yang umumnya menghambat
perkecambahan
Kecepatan Perkec.
Sub optimal
Suhu
Titik
1 2 3
beku
Suhu berganti (Alternating Temperature)
- Biji tanaman pakan ternak
Berkecambah lebih baik, bila
- Paspalum mengalami suhu berganti,
- Festuca daripada suhu konstan
Dasar Teorinya:
4. Teori zat penghambat
Tinggi Memacu pembentukan zat penghambat (ABA)
Pada suhu
Rendah Menghambat pembentukan zat penghambat
B. Teori oksigen
Tinggi Terjadi penghambatan suplai O2
Pada suhu (biji mengalami dehidrasi volu,e biji mengecil
kulit menebal, kaku, rigid impermeabel
Rendah terjadi peningkatan suplai O2
Kesimpulan :
Zat penghambat meningkat Perkec. Biji
Tinggi
Suplai O2 menurun terhambat
Pada suhu
Zat penghambat menurun
Rendah Perkec. Biji
Suplai O2 meningkat terpacu
PROSES PERKECAMBAHAN FISIOLOGIS
(PHYSIOLOGICAL PROCESS)
1. Water Absorption
- Merupakan proses paling awal pada fase perkec.
- Proses penting, sangat menentukan terhadap keberlangsungan
proses-proses berikutnya
- Setelah proses “W.A” diikuti: pelunakan kulit biji dan pengembangan
biji (swelling of the seed)
- Proses “W.A” berlangsung melalui Imbibisi dan Osmose, O.k.i tidak
perlu energi
- Setelah air melewati kulit biji, akan diserap embrio dan endosperm,
terjadi ‘pembengkakan’, pendesakan kulit biji yang melunak,
akhirnya muncul ‘radicle’
Mekanisme Kerja Enzim:
- Setelah terjadi penyerapan air (rehydration), enzim ‘diaktivir’,
kemudian masuk ke dalam endosperm dan mencerna zat makanan
cadangan
- Senyawa hasil rombakan, larut dalam air dan ammpu berdiffusi, dan
ditranslokasikan dari daerah jaringan penyimpanan makanan
(source) ke daerah yang membutuhkan (sink)
3. Food Transfer
- Pada embrio, jaringan pengangkut (Conductive tissue) masih sangat
sederhana
- Oki pengangkutan dilakukan dengan cara diffusi atau osmose (dari
satu sel ke sel) hidup lainnya, disebut “Streaming System”
4. Assimilation
- Adalah: proses pembentukan kembali (rebuilding process) senyawa-
senyawa sederhana menjadi kompleks
- Proses ini perlu energi (diperoleh dari respirasi)
5. Respiration
- Adalah : proses perombakan sebagian makanan cadangan (stored
food) menjadi senyawa sederhana
- Perlu supply oksigen yang cukup
- Disebut pula: Proses reduksi dan pelepasan energi (“Reducing and
Energy Relaasing Process”)
SISTEM PERTANAMAN
(CROPING SYSTEM)
Adalah : cara pengaturan dan pemilihan tanaman yang dibudidayakan
disebidang tanah tertentu dalam jangka waktu tertentu.
1. HASIL TANAMAN
Produk tanaman yang dipanen per satuan luas lahan
2. PRODUKSI TANAMAN
Produksi tanaman yang dipanen per satuan luas wilayah per satuan
waktu
3. HASIL EKONOMI TAN (Economic Yield)
Bagian tanaman yang dipanen yang memiliki nilai ekonomi.
4. HASIL LIMBAH TAH
Bagian tanaman yang dipanen tetapi tidak memiliki nilai ekonomi.
5. HASIL BIOLOGI TAN (Biological Yield)
Hasil total tanaman yang dipanen (Hasil ekonomi + Limbah) tanaman
6. INDEKS PANEN (HARVEST INDEX)
Nisbah dari hasil ekonomi terhadap hasil biologi
I.P = Hasil Ekonomi
Hasil Biologi
KAKAP
KAKAP
BESAR
BESAR
K reatif
B elajar terus
A nalisis
S ikap positip
K ritis
A ktif-disiplin
A mbil keputusan
R asional
P ecahkan masalah
58