Anda di halaman 1dari 58

KULIAH 1.

 Program Pembangunan Pertanian lima tahun menekankan pada dua


hal pokok, yaitu Program Peningkatan Ketahanan Pangan dan
Program Pengembangan Agribisnis

 Dalam penjabarannya kedua program tersebut perlu diimbangi oleh


pengembangan dan penganekaragaman jenis komoditas selain
pangan

 Hal ini didukung pula dengan adanya perkembangan perdagangan


global yang semakin kompleks yang ditandai oleh diratifikasikannya
beberapa kesepakatan internasional (seperti GATT dan WTO) serta
kesepakatan regional (seperti APEC, AFTA, MEE, NAFTA) yang
mempengaruhi paradigma pembangunan pertanian untuk
mengembangkan sektor lainnya termasuk di dalamnya sektor
hortikultura

1
ASPEK KHUSUS TANAMAN SEMUSIM
PENDAHULUAN :
PENGERTIAN TANAMAN SEMUSIM
PENGGOLONGAN TANAMAN SEMUSIM
SIFAT KHUSUS TANAMAN SEMUSIM
TAHAPAN BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM

FAKTOR PENENTU PERTUMBUHAN DAN HASIL


TANAMANSEMUSIM:
FAKTOR INTERNAL (GENETIS)
FAKTOR EKSTERNAL (LINGKUNGAN TEMP
TUMBUH)
TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM

2
TAHAPAN TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM:
PERSIAPAN BAHAN TANAM
PERSIAPAN LAHAN
PENANAMAN
PEMELIHARAAN
PEMANENAN
PASCA PANEN

BUDIDAYA ANEKA TANAMAN SEMUSIM:


HORTIKULTURA
TANAMAN PANGAN
PERKEBUNAN

3
BATASAN PENGERTIAN BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM

TANAMAN SEMUSIM: TANAMAN YANG DALAM MENYELESAIKAN


SATU SIKLUS HIDUPNYA, MEMERLUKAN WAKTU MAKSIMAL
SETAHUN

SATU SIKLUS HIDUP TANAMAN :


TANAM ---PERTUMBUHAN VEGETATIF --- PERTUMBUHAN
GENERATIF --- PENUAAN --- MATI

PENGGOLONGAN TANAMAN SEMUSIM


TANAMAN SEMUSIM HORTIKULTURA Contoh ; wortel, kentang, dll
TANAMAN SEMUSIM TANAMAN PANGAN Contoh; padi, ubi, dll
TANAMAN SEMUSIM PERKEBUNAN Contoh ; Tebu

4
SIFAT KHUSUS TANAMAN SEMUSIM, antara lain:
1. modal besar;
2. jenis/macam, meliputi: buah-buahan,
sayuran, dan tanaman hias;
3. dikonsumsi dalam keadaan segar;
4. bersifat mudah rusak (perishable);
5. memberi kepuasan dari segi estetika;
6. Hasilnya memakan tempat (bulky), dan lain-
lain.

5
BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM

INPUT  PROSES BUDIDAYA  OUTPUT  PGN


Sebagai Sistem
Ada : Struktur organisasi
Manajemen
Regulasi

INPUT: Bahan tanam


Saprotan
Fasilitas
Sumber daya manusia
PROSES : Teknologi
SDM
Relugasi

6
OUTPUT: Hasil
Kualitas
Kuantitas
Standard mutu

PENGGUNA: Konsumen
Pasar
Pabrik pengolah

7
SIFAT-SIFAT TANAMAN SEMUSIM YANG DIUNGGULKAN

No Tanaman Sifat Unggul


1. Cabe Kulit
buah tebal, halus
Hibrida Potensi hasil = 1-2 kg per tanaman
Sesuai untuk dataran rendah sampai dengan tinggi
Mulai panen umur  85 hari setelah tanaman
Tahan penyakit anthracnose buah

2. Tomat Tahan suhu udara panas


Hibrida Tetap berbuah walau di dataran rendah
Fisik tanam kuat, seragam
Tahan penyakit layu fusarium
Tipe pertumbuhan semi determinate
Mulai panen umur 60 hari

8
FAKTOR - FAKTOR YG MEMPENGARUHI PADA TANAMAN
SEMUSIM

1. FAKTOR DALAM PADA TANAMAN YANG DIKENDALIKAN OLEH GEN (DNA)


DISEBUT SEBAGAI FAKTOR KETURUNAN (GENETIK)
 genotype ; suatu varietas tanaman menentukan kemampuan
menghasilkan, adaptasi regional, ketahanan terhadap
hama/penyakit dan mutu.
 phenotype merupakan sifat atau perilaku dari kenampakan total
luar pada tanaman, dan biasanya diukur sebagai suatu hasil
secara kuantitatif.
Catatan :
Interaksi antara genotype dan lingkungan ( G x E ) dapat bersifat
positif atau negatif.
suatu varietas tanaman hortikultura sebelum disebarkan ke
petani hendaknya diadakan pengujian terlebih dahulu pada
daerah setempat.
9
2. LINGKUNGAN
A.   Radiasi Matahari.
a) Intensitas Cahaya.
adalah banyaknya energi yang diterima oleh suatu
tanaman per satuan luas dan per satuan waktu
(kal/cm2/hari).  ( Lamanya Penyinaran)

Besarnya intensitas cahaya  yang diterima oleh tanaman


tidak sama utuk setiap tempat dan waktu, karena tergantung :

a. Jarak antara matahari dan bumi, misalnya pada pagi dan sore hari
intensitasnya lebih rendah dari  pada siang hari karena jarak
matahari lebih jauh.

10
b.   Tergantung pada musim, misalnya pada musim hujan intensitasnya lebih
rendah karena radiasi matahari yang jatuh sebagian diserap awan, sedangkan
pada musim kemarau pada umumnya sedikit awan sehingga intensitasnya lebih
tinggi.
c.    Letak geografis, sebagai contoh daerah di lereng gunung sebelah utara/selatan
berbeda dengan lereng sebelah timur/barat.

Catatan :
1. Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman sejauh mana berhubungan erat dengan proses fotosintesis. 
2. Energi cahaya diperlukan untuk berlangsungnya penyatuan CO2 dan air
untuk membentuk karbohidrat.   
3. Semakin besar jumlah energi yang tersedia akan memperbesar jumlah hasil
fotosintesis sampai dengan optimum (maksimum).
4. Untuk menghasilkan berat kering yang maksimal, tanaman memerlukan
intensitas cahaya penuh. 

11
b) Kualitas Cahaya
 Cahaya matahari yang sampai pada tajuk atau
kanopi tanaman tidak semuanya dapat
dimanfaatkan, sebagian dari cahaya tersebut
diserap, sebagian ditransmisikan, atau bahkan
dipantulkan kembali. 
 Kualitas cahaya matahari ditentukan oleh proporsi
relatif panjang gelombangnya,
 kualitas cahaya tidak selalu konstan namun
bervariasi dari musim ke musim, lokasi geografis
serta perubahan komposisi udara di atmosfer.

12
c) Fotoperiodisitas
 Fotoperiodisitas atau panjang hari didefinisikan sebagai
panjang atau lamanya siang hari dihitung mulai dari
matahari terbit sampai terbenam ditambah lamanya keadaan
remang-remang (selang waktu sebelum matahari terbit atau
setelah matahari terbenam pada saat matahari berada pada
posisi 60 di bawah cakrawala).
 Panjang hari tidak terpengaruh oleh keadaan awan seperti
pada lama penyinaran yang bisa berkurang bila matahari
tertutup awan, sedang panjang hari tetap.
 Panjang hari berubah beraturan sepanjang tahun sesuai
dengan deklinasi matahari dan berbeda pada setiap tempat
menurut garis lintang.  Pada daerah equator panjang hari
sekitar 12 jam per harinya, semakin jauh dari equator
panjang hari dapat lebih atau kurang sesuai dengan
pergerakan matahari. 

13
 Semakin lama tanaman mendapatkan
pencahayaan matahari, semakin intensif proses
fotosintesis, sehingga hasil akan tinggi.
 Akan tetapi fenomena ini tidak sepenuhnya benar
karena beberapa tanaman memerlukan lama
penyinaran yang berbeda untuk mendorong fase
pembungaan. 
 Fotoperiodisitas tidak hanya berpengaruh
terhadap jumlah makanan yang dihasilkan oleh
suatu tanaman, tetapi juga menentukan waktu
pembungaan pada banyak tanaman. 

14
Berdasarkan respon tanaman terhadap panjang
hari (fotoperiodisme) maka tanaman dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok :

a) Golongan tanaman hari panjang (long day


plants),
b) Tanaman hari pendek (short day plants) dan
c). Tanaman hari netral (neutral day plants).

15
 Oleh karenanya tanaman hari pendek yang ditumbuhkan pada hari panjang
secara ekstrim akan tumbuh vegetatif, tidak mampu membentuk bunga dan
buah.  Sebaliknya apabila tanaman hari panjang ditumbuhkan pada hari pendek
akan menghasilkan sedikit karbohidrat dan protein sehingga pertumbuhan
vegetatifnya lemah dan tidak berbunga.

Respon tanaman terhadap panjang hari sering dihubungkan dengan


pembungaan, namun sebenarnya banyak aspek pertumbuhan tanaman yang
dipengaruhinya, antara lain :
(a) Inisiasi bunga,
(b) Produksi dan kesuburan putik dan tepungsari, misalnya pada jagung
dan kedelai,
(c) Pembentukan umbi pada tanaman kentang, bawang putih dan ubi-ubian
yang lain,
(d) Dormansi benih, terutama biji gulma dan perkecambahan biji pada
tanaman bunga, dan
(e) Pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, seperti pembentukan
anakan, percabangan dan pertumbuhan memanjang.

16
Contoh tanaman hari panjang, hari pendek dan hari
netral dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Kelompok Tnm hari pendek Tnm hari panjang Tnm hari netral

Sayuran kentang, ketela bayam, lobak, tomat, lombok,


rambat kacang- selada okra
kacangan
Buah strawberry - strawberry
Bunga chrysanthemum, China aster, Carnation,
Cosmos bouvardia, gardenia, dianthus, Violet
Stevia poinsetia delphinium cyclamon
Catatan ;
Pengetahuan tentang panjang hari ini sangant penting bila akan
mengadakan introduksi suatu varietas baru dari luar negeri, atau
pemilihan varietas yang cocok untuk suatu daerah, dan   bagi pemulia
tanaman dalam upaya mendapatklan varietas baru yang tahan terhadap
panjang hari (tanaman hari netral).

17
B. SUHU.
 Sumber panas di bumi adalah dari matahari yang suhunya pada
permukaannya diperkirakan sebesar 6.000oC, dan energi yang
dikeluarkan dari sinar matahari dipancarkan ke seluruh arah dengan
kekuatan yang konstan. 
 Jumlah panas yang diterima oleh bumi dan atmosfer hanya sekitar 4
per sepuluh juta dari total energi yang dipancarkan. 
 Sebagian energi sinar matahari berupa gelombang pendek.  Sinar
matahari yang mengenai atmosfer bumi sebanyak 10% adalah
gelombang sinar ultra violet, 40% gelombang sinar yang dapat
dilihat (visible), sedangkan sisanya 50% berupa gelombang sinar
infra merah.
 Energi yang dipancarkan oleh sinar matahari tidak langsung diterima
oleh permukaan bumi, tetapi beberapa di antaranya dipantulkan
atau dialihkan melalui beberapa media serapan. 

18
 Pada lapisan atmosfer yang menyerap gelombang sinar ultra violet
dan gas oksigen.  Dua jenis lapisan gas tersebut sangat
bergunaadalah laipsan ozon bagi tanaman, hewan dan manusia
karena melindungi kehidupan di bumi yang tidak kuat terhadap
penyinaran sinar ultra violet.

Pengertian suhu mencakup dua aspek, yaitu : derajat dan


insolasi. Insolasi menunjukkan energi panas dari matahari
dengan satuan gram/kalori/cm2/jam, mirip dengan pengertian
intensitas pada radiasi matahari.  Satu gram kalori adalah
sejumlah energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu
gram air sebesar 10C.

Jumlah insolasi atau suhu suatu daerah tergantung pada :

a). Letak lintang (Latitude) suatu daerah. 

19
 Di katulistiwa insolasi lebih besar dan sedikit bervariasi
dibandingkan dengan sub-tropis dan daerah sedang. 
 Dengan semakin bertambahnya latitude insolasi semakin kecil,
karena sudut jatuh radiasi matahri semakin besar atau jarak
antara matahari dan permukaan bumi semakin jauh. Akan
tetapi insolasi total untuk satu musim pertumbuhan tanaman
hampir sama karena panjang hari yang lebih lama; 

b) Altitude (tinggi tempat dari permukaan laut) :


semakin tinggi altitude insolasi semakin rendah, setiap naik
100 m suhu turun 0,60C ; 
c). Musim berpengaruh terhadap insolasi dalam kaitannya dengan
kelembaban udara dan keadaan awan; 
d). Angin juga sering berpengaruh terhadap insolasi, apalagi bila
angin tersebut membawa uap panas.

20
Catatan :
 Selain keragaman atar daerah, suhu juga bervariasi berdasarkan
waktu, baik suhu udara maupun suhu tanah (pagi-siang-sore).
 Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan tanaman dikenal sebagi suhu
kardinal yaitu meliputi suhu optimum (pada kondisi ini tanaman dapat
tumbuh baik), suhu minimum (pada suhu di bawahnya tanaman tidak
dapat tumbuh), serta suhu maksimum (pada suhu yang lebih tinggi
tanaman tidak dapat tumbuh).  Suhu kardinal untuk setiap jenis
tanaman memang bervariasi satu dengan lainnya.

Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan dan perkembangan


tanaman dibedakan sebagai berikut :
(1) Batas suhu yang membantu pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, dan
(2) Batas suhu yang tidak membantu pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.

21
 Ad. (1). Batas suhu yang membantu pertumbuhan dan
perkembangan tanaman diketahui sebagai batas suhu
optimum.  Pada batas ini semua proses dasar seperti :
fotosintesis, respirasi, penyerapan air, transpirasi,
pembelahan sel, perpanjangan sel dan perubahan fungsi sel
akan berlangsung baik dan tentu saja akan diperoleh
produksi tanaman yang tertinggi. Batas suhu optimum tidak
sama untuk semua tanaman, sebagai contoh : apel,
kentang, sugar-beet menghendaki suhu yang lebih rendah
dibandingkan : tanaman jeruk, ketela rambat atau gardenia.

Berdasarkan hal ini tanaman hortikultura dikelompokkan sebagai berikut :


a.    Tanaman yang menghendaki batas suhu optimum yang
rendah (tanaman musim dingin), yaitu tanaman yang tumbuh
baik pada suhu antara : 450 - 600F.
b.    Tanaman yang menghendaki batas suhu optimum yang tinggi
(tanaman musim panas), yaitu tanaman yang tumbuh baik
pada suhu antara : 600- 750F.

22
Dari type tanaman tersebut di atas maka dapat dilihat contoh-
contoh tanamannya pada tabel berikut :
Tabel : Klasifikasi tanaman hortikultura berdasarkan suhu yang
dikehendaki.

Tanaman musim dingin (Optimum suhu : 450-600F)


Tanaman Buah- Tanaman Bunga &
Tanaman Sayuran
buahan Hias
Apel, pear, cherry, Asparagus, spinach, Carnation, geranium,
plum, strawberry, lectuce, kobis, beet, petunia, zennia, pansy
grape, blackberry, wortel, arcis (pea),
raspberry kentang
 
Tanaman musim panas (Optimum suhu : 60 0- 750 F)
Peach, apricot, citrus, olive, Tomat, lombok, terong, Rose, poinsettia, gardenia,
fig, persimon, grape ketimun, semangka, waluh, euphorbia, amaryllis, orchid
cantaloupe, beans (kacang-
kacangan)
 

23
Ad (2).  Batassuhu yang tidak menguntungkan
dikelompokkan sebagai berikut :                      
a.   Suhu di atas optimum :
tanaman yang tumbuh pada kondisi ini pada akhir
pertumbuhannya biasanya menghasilkan produksi yang
rendah.  Hal ini disebabkan kurang adanya keseimbangan
antara besarnya fotosintesis yang dihasilkan dan
berkurangnya karbohidrat karena adanya respirasi. 
Bertambahnya suhu akan mempercepat kedua proses ini,
tetapi di atmosfer di atas batas optimum, proses respirasi
akan berlangsug lebih besar dari pada fotosintesis,
sehingga bertambah tingginya suhu tersebut akan
mengakibatkan berkurangnya produksi.
dan produksi rendah.

24
b. Suhu di bawah batas optimum :
tanaman yang tumbuh akan menghasilkan
pertumbuhan yang kurang baik dan
produksinya akan lebih rendah.  Hal ini
disebabkan pada suhu yang rendah
besarnya fotosintesis yang dihasilkan dan
protein yang dibentuk dalam keadaan
minimum, akibatnya pertumbuhan dan
perkembangan lambat
25
Kerusakan tanaman terhadap suhu ekstrim.
 Daerah beriklim sedang kerusakan tanaman akibat suhu rendah
sering terjadi, demikian pula di daerah gurun pasir kerusakan akibat
suhu tinggi.
 Ada beberapa terminologi untuk kerusakan tanaman sebagai akibat
suhu rendah, antara lain :
a.      Sufokasi (suffocation) : adalah lambatnya pertumbuhan
tanaman karena permukaan tanah tertutup lapisan salju, misalnya
kekurangan oksigen dalam tanah.
b.     Desikasi (desiccation) : disebut dengan istilah kekeringan
fisiologis, bukan karena tidak ada air dalam tanah melainkan
absorpsi air oleh akar terhambat karena berkurangnya
permeabilitas selaput akar atau karena naiknya viskositas air dalam
tanah dan bahkan membeku.

26
c.      Heaving :  adalah kerusakan tanaman karena hubungan
akar dan bagian atas tanaman terputus disebabkan adanya kristal
es pada permukaan tanah.
d.     Chilling :  adalah kerusakan akibat suhu rendah di atas
titik beku (± 40C). Gejalanya : garis-garis khlorosis pada daun.
e.      Freezing Injury :  adalah pembekuan dalam jaringan
tanaman yang berupa kristal es didalam atau di antara sel sehingga
tanaman rusak secara mekanis, akibatnya bagian tanaman atau
seluruh tanaman mati.

kerusakan tanaman akibat suhu tinggi antara lain : timbulnya kanker


batang, rusaknya protoplasma sehingga sel menjadi rusak dan
tanaman mati, dan respirasi meningkat secara cepat sehingga
cadangan makanan hasil fotosintesis cepat habis.

27
Masih dalam kaitannya dengan respon tanaman
terhadap suhu, proses pembungaan tanaman dapat
dipercepat dengan Chilling (yaitu suhu rendah ± 40C). 

Cara ini yang sering disebut dengan Vernalisasi, yang


keberhasilannya ditentukan oleh : 
a) Air yang cukup tersedia bagi benih untuk proses imbibisi tetapi
tidak boleh terlalu banyak yang dapat menyebabkan benih
berkecambah,
b). Adanya periode “pre-chilling” selama 10-24 jam pada suhu 15-
180C setelah pembasahan benih; 
c). Oksigen cukup tersedia , dan 
d).  Suhu chilling sebesar 1-60C selama ±  48 jam.

28
C.    T a n a h
Pokok-pokok dari faktor tanah meliputi :

1) Sejumlah air yang tersedia didalam tanah,


2) Jarak yang ditempuh pergerakan air yang tersedia,
3) Kecepatan pergerakan air yang tersedia
4) Oksigen yang tersedia didalam tanah.

29
1)  Air yang tersedia dalam tanah.
Air tanah terdapat pada pori-pori kapiler dan non kapiler dan
selaput pada permukaan butir-butir tanah.  Keadaan air tanah
dibedakan menjadi :

a)   Keadaan kapasitas menahan air maksimum, seluruh pori


baik pori mikro maupun makro terisi penuh air.

b)   Keadaan kapasitas lapang, bila air telah mencapai keadaan


maksimum selama beberapa waktu terjadi pergerakan air ke
bawah sampai akhirnya gerakan terhenti, keadaan demikian
disebut kapasitas lapang ( Field capasity). Disini pori makro
sebagian diisi udara, sedang pori mikro penuh dengan air.

30
c)    Keadaan titik layu, yaitu keadaan air tanah

sudah sangat berkurang, dimana ruang


pori makro dan mikro tidak berisi air, dan

d)   Keadaan air higroskopis, yaitu air sudah


habis sama sekali, kecuali pada
permukaan partikel-partikel tanah sebagai
air adsorbsi yang amat sulit dilepaskan.

31
Pada prinsipnya ada dua tipe air yang terdapat
dalam tanah, yakni : (1) air tersedia, dan
(2) air yang tidak tersedia.

Air tersedia kadang disebut air kapiler dan


dipegang oleh daya kapileritet, sedang
kapasitas lapang sama dengan jumlah air tak
tersedia dan air tersedia.
Air yang tidak tersedia disebut juga dengan air
higroskopis dan terikat secara mantap oleh
koloid tanah.
32
Tabel .  Ketersediaan air pada tanah yang berbeda.

Kapasitas Lapang Air tak Tersedia Air Tersedia (Kapiler)


Jenis Tanah (Top Soil)
(%) (Higroskopis)% %

Tanah berpasir (Sandy soil) 19,6 3,3 16,3

Tanah lempung berdebu (Silt loam) 31,3 10,1 21,2

Tanah berbatu bata hitam (black adobe) 47,6 12,9 34,7

33
2)   Jarak yang ditempuh oleh pergerakan air yang tersedia.
 Pada umumnya akar-akar sebagian besar tanaman yang
sistem perakarannya berkembang meluas menembus
sedalam 12-18 inch atau 30-40 cm ( 1 inch = 2,34 cm ) dari
permukaan air di bawah permukaan tanah.

 Di dalam daerah 12-18 inch ini ruangan antara partikel tanah


berisi air penuh (berlebih-lebihan) dan menderita
kekurangan oksigen untuk perkembangan akar.

Sehingga suatu permukaan air di bawah permukaan tanah


(water  table) yang dekat dengan permukaan tanah menjadi
pembatas penembusan akar.

34
 Hasil penelitian bahwa tinggi dari water table ( air
tersedia di tanah) benar-benar berpengaruh terhadap
pertumbuhan, vigor ( kekokohan/ketahanan ) dan
kemampuan berproduksi tanaman yang mempunyai
nilai ekonomis.

 Sebagai contoh, dengan faktor-faktor lain


menguntungkan, raspberry menghendaki permukaan
air tanah 18-36 inch ( 45-90 cm ) di bawah permukaan
tanah. Contoh ; daerah Jawa Timur : tomat, kobis,
selada, wortel, bit, bawang merah kurang dalam ;
singkong, pohon buah mangga, jambu mete dalam ;
jeruk, rambutan, salak kurang dalam.

35
3)   Besarnya pergerakan air yang tersedia.
  
Besarnya pergerakan air tanah yang dipergunakan tanaman
tergantung pada ;

(a) tipe tanah,


(b) suhu,
(c) konsentrasi larutan tanah &
d) Oksigen yang tersedia di tanah

36
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN

Pertumbuhan : Proses perubahan ukuran sel, bersifat tidak balik


Perkembangan : Proses perubahan struktur dan fungsi sel, diferensiasi
struktur dan fungsi sel
Pertumbuhan : Fungsi (Fotosintesis + Respirasi P = f (F+R)
Fotosintesis
Energi alam semesta   Energi kimia
-Es = Energi Surya Respirasi -Produk tanaman
-Air -Urgan Veg.
-Organ Gen
-Angin
-CO2, O2

Input Proses Output


Pertumbuhan = fungsi {↑F - ↑R}

Apabila F > R  ada pertumbuhan


F = R  tidak ada pertumbuhan /
stagnan
F < R  terjadi penghambatan
pertumbuhan

38
Output pada tanaman :
- Merupakan akumulasi fotosintesis yang ditentukan oleh imbangan
antara laju fotosintesis dan respirasi

- Reaksi fotosintesis :
6CO2 + 12 H2O Energi Cahaya C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
Khlorofil
Input Fotocintesis Output

Respirasi
- Pertumbuhan tanaman ditentukan oleh kinerja zat pengatur
tumbuhan
Alami  (Hormon Pertumbuhan)
- ZPT dihasilkan tanaman
Buatan  Tiruan, sintesis
Memacu
- ZPT Pertumbuhan
Buatan
- Sifat khas 2 PT:
- Pada konsentrasi sangat rendah, mampu berpengaruh nyata
terhdap proses fisiologi tanaman
- Konsentrasi (ppm)  sangat rendah

- Auksin
Mengatur perpanjangan sel
Akumulasi di pucuk tanaman
Mengatur plastisitas dinding sel
- Fototropisme:
- Proses pertumbuhan yang mengarah ke sumber cahaya
- Mekanisme?
- Cahaya menghambat sintesa auksin di sel yang terkena cahaya,
perpanjangan sel terhambat
- Bagian sel yang gelap  terpacu  sel lebih panjang 
pertumbuhan belok ke cahaya

PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF


Akar  Root
- Pertumbuhan vegetatif
Batang
Shoot
Daun
1. Pembelahan sel
- Penentu pertumbuhan vegetatif 2. Pemanjangan sel
3. Diferensiasi awal sel
 Pembentukan jaringan
Dinding sel  dari selulosa
Protoplasma  dari gula
Vakuola  membesar  menghisap air

- Perubahan volume sel  Perubahan luas permukaan sel 


akibatnya sel membelah
- Pertumbuhan vegetatif  merombak makanan cadangan 
respirasi

Bunga
- Pertumbuhan generatif Buah
Biji
KONSEP PERKECAMBAHAN BIJI

Germination Requirements
Perlu diketahui, sebagai :
1. Pedoman penanaman

2. Dasar penentuan perlakuan khusus  Pematahan/perpanjangan


dormansi
3. Pedoman pengendalian  pada biji gulma

Persyaratan lingkungan:

Air Persyaratan utama hampir semua biji

Kesesuaian Suhu Artinya: salah satu tidak terpenuhi,


perkecambahan biji terhambat
Oksigen
Cahaya
AIR :
- Terpenting – Penentu awal untuk memulai perkec Pemicu
- Tanpa air terjadi hambatan proses fisiologi Perkecambahan
- 70% berat protoplasma sel hidup, terdiri atas air
- Fungsi rinci:
1. Pelunak kulit biji  Imbibisi  Pengembangan Embrio + Endosperm
2. Meningkatkan suplai O2  respirasi T.  Embrio ↑ aktif
3. Mencairkan protoplasma  mengaktifkan kerja enzim 
mengaktifkan proses hidup :
a. Respirasi
b. Asimilasi
c. Pertumbuhan
4. Alat transpor larutan makanan cadangan dari Source  Sink
- Dalam perkembangan biji perlu proses rehidrasi (penambahan air ke
dalam sel biji)
- Tingkat rehidrasi tergantung aktivitas pertumbuhan poras embrio
selama perkecambahan  ditentukan oleh :
1. Spesies
2. Tingkat kemasakan biji
3. Pengeringan
- Secara umum : Untuk berkecambah perlu kadar air biji = 30-55%
Kadar air kritis biji untuk perkecambahan :
- Kadar air biji yang diperlukan untuk memulai perkecambahan
- Setiap biji bervariasi
Cara masuk air kedalam biji:
1. Disfungsi
2. Osmose
3. Imbibisi
Konsentrasi air tinggi

Konst air
rendah
Air masuk (a) (a > b)
Air keluar
Air riil yang terserap
(b) biji = a - b

Suhu
Ada 3 suhu kritis untuk perkecambahan biji (suhu (kardinal) :
1. Suhu Minimum: Suhu terendah yang menyebabkan kecepatan dan
persentase biji berkec. minimal
2. Suhu Optimum: Suhu yang menyebabkan kecepatan dan
prosentase berkec. maksimal
3. Suhu Maksimum: Suhu tertinggi yang menyebabkan kecepatan
dan persentase biji berkecambah minimal
Suhu sub optimal: Suhu diatas titik beku, tetapi di bawah suhu
minimum yang umumnya menghambat
perkecambahan

Kecepatan Perkec.

Sub optimal

Suhu
Titik
1 2 3
beku
Suhu berganti (Alternating Temperature)
- Biji tanaman pakan ternak
Berkecambah lebih baik, bila
- Paspalum mengalami suhu berganti,
- Festuca daripada suhu konstan
Dasar Teorinya:
4. Teori zat penghambat
Tinggi  Memacu pembentukan zat penghambat (ABA)
Pada suhu
Rendah  Menghambat pembentukan zat penghambat

B. Teori oksigen
Tinggi  Terjadi penghambatan suplai O2
Pada suhu (biji mengalami dehidrasi  volu,e biji mengecil
 kulit menebal, kaku, rigid  impermeabel
Rendah  terjadi peningkatan suplai O2
Kesimpulan :
Zat penghambat meningkat Perkec. Biji
Tinggi
Suplai O2 menurun terhambat
Pada suhu
Zat penghambat menurun
Rendah Perkec. Biji
Suplai O2 meningkat terpacu
PROSES PERKECAMBAHAN FISIOLOGIS
(PHYSIOLOGICAL PROCESS)

Dalam proses perkecambahan terjadi 6 tahapan proses fisiologis:


1. Penyerapan air (water absorption)
2. Pencernaan (digestion)
3. Pengangkutan zat makanan (food transfer)
4. Asimilasi (assimilation)
5. Pernapasan (respiration)
6. Pertumbuhan (growth)

1. Water Absorption
- Merupakan proses paling awal pada fase perkec.
- Proses penting, sangat menentukan terhadap keberlangsungan
proses-proses berikutnya
- Setelah proses “W.A” diikuti: pelunakan kulit biji dan pengembangan
biji (swelling of the seed)
- Proses “W.A” berlangsung melalui Imbibisi dan Osmose, O.k.i tidak
perlu energi
- Setelah air melewati kulit biji, akan diserap embrio dan endosperm,
terjadi ‘pembengkakan’, pendesakan kulit biji yang melunak,
akhirnya muncul ‘radicle’
Mekanisme Kerja Enzim:
- Setelah terjadi penyerapan air (rehydration), enzim ‘diaktivir’,
kemudian masuk ke dalam endosperm dan mencerna zat makanan
cadangan
- Senyawa hasil rombakan, larut dalam air dan ammpu berdiffusi, dan
ditranslokasikan dari daerah jaringan penyimpanan makanan
(source) ke daerah yang membutuhkan (sink)
3. Food Transfer
- Pada embrio, jaringan pengangkut (Conductive tissue) masih sangat
sederhana
- Oki pengangkutan dilakukan dengan cara diffusi atau osmose (dari
satu sel  ke sel) hidup lainnya, disebut “Streaming System”

4. Assimilation
- Adalah: proses pembentukan kembali (rebuilding process) senyawa-
senyawa sederhana menjadi kompleks
- Proses ini perlu energi (diperoleh dari respirasi)

5. Respiration
- Adalah : proses perombakan sebagian makanan cadangan (stored
food) menjadi senyawa sederhana
- Perlu supply oksigen yang cukup
- Disebut pula: Proses reduksi dan pelepasan energi (“Reducing and
Energy Relaasing Process”)
SISTEM PERTANAMAN
(CROPING SYSTEM)
Adalah : cara pengaturan dan pemilihan tanaman yang dibudidayakan
disebidang tanah tertentu dalam jangka waktu tertentu.

 Pertanaman berganda (Multiple Cropping) :


 Budidaya tanaman untuk mendapatkan > 1x panenan dari ≥ 1jenis
tanaman pada 1 bidang tanah selama kurun waktu tertentu.
 Beet (1982) :
Menanam > 1 jenis tanaman pada lahan yang sama dalam kurun
waktu 1 tahun
 Tumpang sari :
- pertanaman yang terdiri atas > 1 macam tanaman
- ditanam dilahan yang sama secara simultan
- diatur dalam satu / kumpulan baris secara berselang – seling.
- Perlu memperhatikan : interaksi antar tanaman

- Produktivitas 1 species tanaman tumpangsari < monokultur.


Tetapi Produksi total dalam 1 lahan > monokultur.

- Dipilih tanaman yang :


a. Berbeda famili
b. Berdeba problem hama
c. Kebutuhan unsur hara utama berbeda
d. Melengkapi secara fisiologis
Dalam tumpangsari :
• Kompetensi perakaran > kompetensi tajuk
• Kompetensi akar dan tajuk diukur melalui :

a. Keuntungan hasil tanaman


b. Kelengkapan kompetensi
c. Kemampuan kompetensi
d. Keragaman kompetensi
ISTILAH – ISTILAH TENTANG
PERUMUSAN HASIL AKHIR TANAMAN PERTANIAN

1. HASIL TANAMAN
Produk tanaman yang dipanen per satuan luas lahan
2. PRODUKSI TANAMAN
Produksi tanaman yang dipanen per satuan luas wilayah per satuan
waktu
3. HASIL EKONOMI TAN (Economic Yield)
Bagian tanaman yang dipanen yang memiliki nilai ekonomi.
4. HASIL LIMBAH TAH
Bagian tanaman yang dipanen tetapi tidak memiliki nilai ekonomi.
5. HASIL BIOLOGI TAN (Biological Yield)
Hasil total tanaman yang dipanen (Hasil ekonomi + Limbah) tanaman
6. INDEKS PANEN (HARVEST INDEX)
Nisbah dari hasil ekonomi terhadap hasil biologi
I.P = Hasil Ekonomi
Hasil Biologi
KAKAP
KAKAP
BESAR
BESAR
 K reatif
 B elajar terus
 A nalisis
 S ikap positip
 K ritis
 A ktif-disiplin
 A mbil keputusan
 R asional
 P ecahkan masalah

58

Anda mungkin juga menyukai